Gambar 2.5 Marsilea crenata sumber: www.biopix.es
2.3 Reproduksi Tumbuhan Paku
Reproduksi pada tumbuhan paku secara aseksual dengan cara sporofit menghasilkan spora yang mungkin homosporous, spora diproduksi di sporangia.
sporangia yang terdapat di sporophyl atau di aksial daun Nanik, 2009. Spora yang dihasilkan tumbuhan paku berbeda-beda, baik bentuk maupun sifatnya. Ada
tumbuhan paku yang menghasilkan spora yang sifatnya sama, dikenal dengan paku homospor dan yang lain sifatnya berbeda, dikenal dengan paku heterospor
atau paku peralihan. Paku homospor menghasilkan spora berjenis kelamin dua karena spora ini menghasilkan prothalium yang mengandung antheridium dan
arkegonium dalam satu tubuh gametofit itu. Pembentukan organ pembiakan pada tumbuhan paku ini tampak dipengaruhi oleh sistem polaritas, dimana arkegonium
selalu dibentuk pada bagian apikal, sedangkan antheridium dibentuk pada bagian basalnya dari gametofit itu. Berbeda dengan tumbuhan paku heterospor, bentuk
dan sifat spora yang dihasilkan adalah berbeda.
Paku Heterospora menghasilkan dua macam spora, yaitu mikrospora yang berbentuk kecil dan berjenis kelamin jantan, karena akan menghasilkan
prothalium jantan, dan makrosporamegaspore dengan bentuk lebih besar dan berjenis kelamin betina. Jadi pada paku heterospora sudah ada pembentukan
gametofit khusus yang akan menghasilkan organ kelamin yang berbeda antara jenis jantan dan betinanya. Perbedaan lainnya yang menonjol adalah pada
umumnya sporangium paku homospor dibentuk pada sorussori, sedangkan paku heterospor sporangiumnya ada pada strobilusnya yang letaknya pada bagian
terminal percabangan. Adapun sori dibentuk dibagian daun-daunnya, terutama pada permukaan bawahnya.
Bila sporangium kering, annulus membuka dan terlemparlah spora-spora keluar. Spora jatuh pada tempat yang lembab, akan tumbuh menjadi prothalium.
Selanjutnya Prothalium akan tumbuh menghasilkan antheridium dan arkegonium. Dari perkawinan antara spermatozoid dan ovum menghasilkan zygote. Zygote
tumbuh menjadi tumbuhan paku Sporophyte Nanik, 2009.
2.4 Siklus Hidup Tumbuhan Paku Pteridophyta