Ekstraksi Minyak Kelapa Sawit

Antioksidan merupakan komponen kimia yang memiliki sistem kerja mengubah komponen radikal menjadi netral. Ada 2 tipe antioksidan yaitu : Antioksidan primer pemecah rantai oksidasi atau pencegah reaksi oksidasi. Antioksidan primer bekerja dengan memecah rantai oksidasi dari peroksil sehingga tidak bereaksi lebih lanjut dengan lemak tak jenuh dan membuatnya menjasi lebih stabil. Antioksidan primer dibagi menjadi 2 jenis, yaitu : Antioksidan alami, terdiri dari tokoferol, lesitin, gosipol, sesamol, polifenol, dan asam askorbat dan Antioksidan sintetik, terdiri dari BHA butylated hydroxyanisole, BHT butylated hydroxytoluene, NDGA nordihidroquacetic acid, PG propylgallat. Antikoksidan sekunder bekerja dengan menghambat atau mengurangi laju auotoksidasi lemak dengan beberapa cara, yaitu mengikat ion logam, mengusir oksigen bebas dalam bahan, memecah hydrogen peroksida menjadi produk nonradikal Winarno, 2002. Senyawa antioksidan terkuat yang terdapat dalam kulit manggis adalah senyawa xanthone. Senyawa xanton dapat digolongkan sebagai senyawa polar. Senyawa ini termasuk golongan fenol atau polyphenolic dan memiliki rumus molekul C 13 H 8 O 2 . Dalam penamaan menurut IUPAC, senyawa ini diberi nama 9H-xanthen-9-one. Gambar 2.2 menunjukkan struktur senyawa xanthone. Gambar 2.2 Struktur senyawa xanton Poerwanto et al., 2009

2.3 Ekstraksi

Ekstraksi adalah teknik pemisahan suatu senyawa berdasarkan perbedaan distribusi zat terlarut diantara dua pelarut yang saling bercampur. Pada umumnya zat terlarut yang diekstrak bersifat tidak larut atau larut sedikit dalam suatu pelarut tetapi mudah larut dengan pelarut lain Harborne, 1996. Proses pemisahan senyawa dalam simplisia, menggunakan pelarut tertentu sesuai dengan sifat senyawa yang akan dipisahkan. Ekstraksi dapat dilakukan dengan bermacam-macam metode, tergantung dari tujuan ekstraksi, jenis pelarut yang digunakan dan senyawa yang diinginkan. Metode ekstraksi yang paling sederhana adalah maserasi Pratiwi, 2009. Maserasi adalah perendaman bahan alam yang dikeringkan simplisia dalam suatu pelarut. Metode ini dapat menghasilkan ekstrak dalam jumlah banyak, serta terhindar dari perubahan kimia senyawa-senyawa tertentu karena pemanasan.

2.4 Minyak Kelapa Sawit

Dalam minyak goreng kelapa sawit terdapat kandungan asam lemak jenuh saturated fatty acids, dalam bentuk asam palmitat sebanyak 40-46 . Selain itu terdapat asam lemak tak jenuh dalam bentuk ikatan tunggal maupun majemuk.asam lemak tak jenuh tunggal mono unsaturated fatty acids MUFA yang terkandung dalam minyak goreng ditemukana dalam bentuk asam oleat sebanyak 39-45 dan asam lemak tak jenuh majemuk poly-unsaturated fatty acids PUFA dapat ditemukan dalam bentuk asam linoleat sebanyak 7-11 . Kandungan lengkap asam lemak yang terkandung dalam minyak goreng kelapa sawit dapat dilihat pada Tabel 2.2. Tabel 2.2 Kandungan asam lemak dalam minyak kelapa sawit Jenis asam lemak Rumus molekul Kadar Asm miristat CH 3 CH 2 12 COOH 1,1 – 2,5 Asam palmitat CH 3 CH 2 14 COOH 40,0 – 46,0 Asam stearat CH 3 CH 2 16 COOH 3,6 – 4,7 Asam oleat CH 3 CH 2 7 CH=CH-CH 2 7 COOH 39,0 – 45,0 Asam linolaet CH 3 CH 2 4 CH=CH-CH 2 -CH=CHCH 2 6 COOH 7,0- 11,0 Sumber : Hariyadi,2008 Jenis minyak yang umumnya dipakai untuk menggoreng adalah minyak nabati seperti minyak sawit, minyak kacang tanah, minyak wijen dan sebagainya. Minyak kelapa sawit merupakan jenis minyak yang banyak digunakan oleh masyarakat Indonesia, baik dalam skala rumah tangga maupun industri. Dalam menggoreng, minyak berfungsi sebagai medium penghantar panas, menambah rasa gurih, menambah nilai gizi dan kalori pada bahan makanan Ketaren, 1986. Minyak goreng merupakan minyak yang diperoleh dengan cara memurnikan minyak nabati. Menurut Oramahi 2008, hampir semua minyak murni mengadung tidak kurang 98 trigliserida dan 2 komponen non trigliserida. Hampir semua zat warna minyak dapat dihilangkan melalui proses pemurnian dan pemucatan. Berikut ini standar mutu minyak goreng dapat dilihat pada Tabel 2.3. Minyak goreng yang baik mempunyai sifat tahan panas, stabil pada cahaya matahari, tidak merusak flavor hasil gorengan, sedikit gum, menghasilkan tekstur dan rasa yang bagus, asapnya sedikit setelah digunakan berulang – ulang, serta menghasilkan warna keemasan pada produk Wijana et al., 2005. Tabel 2.3 Standart baku mutu minyak goreng SNI 1-3741-1995 Kriteria Jumlah Bau dan rasa Normal Warna Muda jernih Kadar air Max 0.3 Berat jenis 0.900 glt Asam lemak bebas Max 0.3 Bilangan peroksida Max 12 megkg Bilangan iod 45- 46 Bilangan penyabunan 196-206 Indeks bias 1.448-1.450 Campuran logam Max 0.1 mgkg kecuali seng Bilangan Iod 7,5 – 10,5 g I 2 100 g Bilangan Peroksida Maksimal 5 meqKg Massa Jenis 0,917 – 0,099 gcm 3 Sumber : Kurniasari 2005 Herlina 1995

2.5 Kerusakan Minyak Goreng

Dokumen yang terkait

Pengaruh Pemberian Ekstrak Etanol Kulit Manggis (Garcinia mangostana L) terhadap Perubahan Kadar Enzim AST, ALT serta Perubahan Makroskopik dan Histopatologi Hati Mencit Jantan (Mus musculus L) strain DDW setelah diberi Monosodium Glutamate (MSG) diban

1 68 118

Pengaruh Penambahan Ekstrak Kulit Manggis (Garcinia X Mangostana L.) Terhadap Nilai Spf Krim Tabir Surya Kombinasi Avobenson Dan Oktil Metoksisinamat

4 100 106

Daya Hambat Ekstrak Etanol Kulit Buah Manggis (Garcinia mangostana L.) Terhadap Bakteri Enterococcus faecalis Sebagai Alternatif Bahan Medikamen Saluran Akar (In Vitro)

3 289 97

Daya Antibakteri Ekstrak Kulit Buah Manggis (Garcinia Mangostana Linn.) pada bakteri Streptococcus mutans sebagai Bahan Alternatif Medikamen Saluran Akar dengan Metode Dilusi In Vitro

6 111 48

Pengaruh Ekstrak Kulit Manggis (Garcinia mangostana L.) terhadap Gambaran Histopatologis Lambung Tikus (Rattus norvegicus L.) Jantan yang Dipapari Kebisingan

2 103 56

Pengaruh Ekstrak Kulit Manggis (Garcinia mangostana L.) terhadap Hitung Leukosit dan diferensiasi Leukosit Tikus (Rattus noevegicus L.) Jantan Setelah Dipapari Kebisingan

0 58 58

Daya Antibakteri Ekstrak Kulit Buah Manggis (Garcinia mangostana L) terhadap Fusobacterium nucleatum sebagai Bahan Alternatif Medikamen Saluran Akar secara in Vitro

8 89 59

Efek Antibakteri Ekstrak Etanol Kulit Buah Manggis (Garcinia mangostana L) terhadap Enterococcus faecalis sebagai Bahan Medikamen Saluran Akar (Secara In Vitro)

2 96 63

Pengaruh Pemberian Ekstrak Etanol Kulit Buah Manggis (Garcinia Mangostana.L) Terhadap Perubahan Makroskopis, Mikroskopis dan Tampilan Immunohistokimia Antioksidan Copper Zinc Superoxide Dismutase (Cu Zn SOD) Pada Ginjal Mencit Jantan (Mus Musculus.L) Stra

3 48 107

Pengaruh Ekstrak Kulit Manggis (Garcinia mangostana L.) Terhadap Fungsi Hati, Jumlah Eritrosit dan Kadar Hemoglobin Tikus (Rattus norvegicus) yang Dipapari dengan Karbon Tetraklorida (CCl4)

3 53 59