Dasar Hukum Wakaf Uang

Wakaf uang adalah wakaf yang dilakukan seseorang sekelompok, sekelompok orang, dan lembaga atau badan hukum dalam bentuk uang tunai. 33

3. Dasar Hukum Wakaf Uang

Secara umum dasar hukum wakaf uang adalah bagian dari dasar hukum wakaf yang bersumber dari Al-Qur’an dan Hadist :

a. Al-Qur’an

Dalil yang menjadi dasar disyariatkannya ibadah wakaf bersumber dari: 1 Ayat Al-Quran, antara lain: ﺤ ا 22 : 77 “Hai orarang-orang yang beriman, rukulah kamu, sujudlah kamu, sembahlah Tuhanmu dan perbuatlah kebajikan, supaya kamu mendapat kemenangan”Qs . Al-Haji22:77 Dan diayat lain dikatakan : 33 Sumuran Harahap, Nasaruddin Umar, Pedoman Pengelolaan Wakaf Tunai, Jakrta: 2006, h.1 ☺ ⌧ لا ناﺮ 3 : 92 “Kamu sekali-kali tidak sampai kepada kebajikan yang sempurna, sebelum kamu menafkahkan sebahagian harta yang kamu cintai. Dan apa saja yang kamu nafkahkan Maka Sesungguhnya Allah mengetahuinya.”Qs.Ali-Imran3:92 Kemudian dikuatkan dengan ayat berikut, sebagai landasan hukum wakaf uang : ☺⌧ ☺ ةﺮ ا 2 : 261 “Perumpamaan nafkah yang dikeluarkan oleh orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah, adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh butir, pada tiap-tiap butir seratus biji. Allah melipat gandakan ganjaran bagi siapa yang dia kehendaki. dan Allah Maha luas karunia-Nya lagi Maha Mengetahui”.QS. Al-Baqarah2261. Dalam ayat tersebut Allah SWT menyerukan kepada manusia untuk berbuat kebajikan yaitu mewakafkan harta miliknya yang didasarkan pada hati yang ikhlas semata-mata karena Allah, dan kasih sayang antara sesama. 34

b. Al-Hadist

34 Sumuran Harahap dan Nasaruddin Umar, Panduan Pemberdayaan Tanah Wakaf Produktif Strategis Di Indonesi , Jakarta: Direktorat Pemberdayaan Wakaf Dan Direktorat Jendral Masyarakat Islam.2006,cet ke-2, h.17-18 Selain dari ayat-ayat yang mendorong manusia berbuat baik untuk kebaikan orang lain dengan membelanjakan menyedekahkan hartanya tersebut diatas, menurut Hadist Nabi yang diriwayatkan oleh Muslim berasal dari Abu Hurairah : ْ أ ه ﻰ ﺮ ْﺮ ة ر ﺿ ﷲا ْ أ ْن ا ﷲا ﻰ ْ و : إذ ا تﺎ ْا أ د م ْا ﻄ أ ْ ﺛ ث ﺪ ﺔ ﺎ ر ﺔ أ ْو ْ ْ أ ْو و ﺪ ﺎ ﺢ ْﺪ ْﻮ اور Artinya: “Dari Abu Hurairah r.a., sesungguhnya Nabi SAW bersabda: “Apabila seseorang manusia telah meninggal, putuslah semua amalnya kecuali tiga perkara yakni sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat dan anak yang sholeh yang mendo’akan kedua orang tuanya.” H.R. Muslim 35 Adapun hadist yang lain menyebutkan : ْ ﻰ ﷲا ْ ﺪا , ﷲا ﻰ ْﺎ ْا ﻰ ﺔ ﺔ ﺎ ا اور Artinya : “Barang siapa yang membangun masjid karena Allah, maka akan membangun tempat tinggal baginya di surga” HR. Ibnu Majah 36 Kemudian dikuatkan dengan hadist berikut : ا ن ﷲا ﺎ ﻰ ْ ا لﺎ ا آ ﺎ نﺎ ﺎﺧ ﺎ , و ْا ﻐ ﻰ و ْﻬ ﺔ ﺎ ﻰ ا ئﺎ ا اور Artinya : “ Sesungguhnya Allah tidak menerima perbuatan seseorang tanpa dilandasi dengan keikhlasan ” HR. Imam Nasaai dari Abi Mamah 37 35 Imam Abu Al-Husaini Muslim Bin Al-Hajjaj Al-Qusyairi Al-Naisaburi, Sahih Muslim, Beirut Dar Al-Fikri,1988, Cet Ke-1.h.75 36 As-Syahid Ahmad Al-Hasyim Baek, Mukhatarul Ahaist Annabawiyyah, Darul Ikhya Al- maktab Al-Arabiyah. Cet ke-6 1948. Hal.166 37 Ibid, h.39 Dari ayat-ayat Al-Qur’an dan Hadits Nabi Saw diatas maka dapat dijalankan legalitas hukum dalam wakaf uang, yang sesuai dengan peraturan-peraturan yang ada dan dapat mengacu pada Undang-Undang Nomor 41 Tahun 2004 Tentang Wakaf dan diperkuat dengan Fatwa Majelis Ulama Indonesia Tanggal 11 Mei Tahun 2002.

4. Rukun Dan Syarat Wakaf Uang