Analisis Pengelolaan Dana Wakaf Uang di

Jurnal Wakaf dan Ekonomi Islam Volume 10 No. 2 Edisi Desember 2017

SUSUNAN DEWAN REDAKSI JURNAL AL-AWQAF BWI Pelindung

Slamet Riyanto

Penanggung Jawab

Prof. Dr. Zilal Hamzah, Ph.D Prof. Dr. H. Syibli Sarjaya, MLM.

Mitra Bestari

Prof. Dr. Uswatun Hasanah, MA Prof. Dr. Fathurrahman Djamil Mustafa Edwin Nasution, Ph.D

Prof. Dr. Abdul Ghafar Ismail Dr. Muhammad Luti Dr. Muhammad Aktaruzzaman Khan Prof. Dr. Nurul Alam

Pemimpin Redaksi

Dr. Amelia Fauzia

Anggota Redaksi

Dr. Asep Saepudin Jahar Arif Zamhari, Ph.D

Staf Redaksi

Nani Al-Muin, MA

Alamat Redaksi

Divisi Penelitian dan Pengembangan Badan Wakaf Indonesia Gedung Bayt Al-Quran Lt. 2, Jalan Pintu Utama TMII, Jakarta Timur 13560

Telp. +6221-87799232, +6221-87799311. Fax. +6221-87799383. E-mail: jurnal@bwi.or.id, bwi@bwi.or.id Al-Awqaf jurnal wakaf dan ekonomi Islam diterbitkan Badan Wakaf Indonesia. Terbit dua kali setahun.

Redaksi menerima tulisan tentang wakaf dan ekonomi Islam dalam bentuk artikel ilmiah, hasil penelitian, maupun resensi buku. Tulisan harus disertai dengan abstrak singkat dalam bahasa Indonesia, Arab dan Inggris: kata kunci dalam bahasa Indonesia, Arab dan Inggris, dan biodata singkat penulis dalam bentuk esai. Panjang tulisan 10-20 halaman A4, 1,5 spasi, dikirimkan dalam bentuk softcopy dengan format rtf, doc, atau docx maupun dalam bentuk hardcopy. Tulisan dapat dikirim melalui email jurnal@bwi.or.id atau diantarkan langsung ke alamat redaksi.

ISSN 2085-0824

Daftar isi hal. iii

Pengantar Redaksi hal. v

Aam S. Rusydiana & Abrista Devi Analisis Pengelolaan Dana Wakaf Uang di Indonesia: Pendekatan Metode Analytic Network Process (ANP)

hal. 115 - 133 Helza Novalita

Pemanfaatan Dana Tabungan Haji Untuk Pengembangan Wakaf Produktif (Studi Perbandingan Pembangunan Commercial Building Diatas Tanah Wakaf – Gedung Imara Wakaf di Kuala Lumpur)

hal. 134 - 141 Onny Medaline

Kajian Teori Kesejahteraan Sosial Dalam Pelaksanaan Wakaf Atas Tanah hal. 142 - 153

Diana Mutia Habibaty

Kompetensi Nazhir Pada Wakaf Produktif Ditinjau dari Undang-Undang No 41 Tahun 2004 Tentang Wakaf

hal. 154 - 161 Bellah Putri Afandy

Analisis Hak Kekayaan Intelektual Sebagai Objek Wakaf dalam Upaya Meningkatkan

Perekonomian di Indonesia hal. 162 - 183

Zarwin Sabar, Muhammad Zilal Hamzah, Yuswar Zainul Basri Analisis Dampak Maqashid Syariah Terhadap Indeks Pembangunan Manusia

di Pulau Sumatera hal. 184 - 200

Nun Harrieti

Penerapan Prinsip Syariah Pada Pembiayaan Ijarah Muntahiya Bittamlik dengan Janji (Wa’d) Hibah pada Perbankan Syariah

hal. 201 - 213

Alhamdulillah tiada henti kami panjatkan kepada Allah SWT. Berkat rahmat dan hidayah- Nya jurnal al awqaf BWI dengan tema wakaf dan ekonomi Islam berhasil diselesaikan dengan baik. tahun 2017 merupakan masa awal perubahan penerbitan jurnal al awqaf transformasi ini dari periode sebelumnya yang terbit edisi Januari dan Juli namun saat ini menjadi Juli dan Desember. Perubahan ini secara administrasi telah sampai diusulkan kepada LIPI selaku penerbit ISSN. Pada tahun yang sama jurnal al awqaf pun saat ini sudah menggunakan system media elektronik berupa online jurnal system (OJS) semantara Nomor ISSN Online sedang dalam proses pengajuan. Selanjutnya pada kesempatan ini Tim Redaksi menerbitkan Jurnal al awqaf Volume 10 Nomor 2 edisi Desember 2017 dengan tema Wakaf dan Ekonomi Islam. Berikut susunan artikel yang kami kumpulkan dari beberapa penulis.

Pertama: Aam Rusdiyana sebagai seorang peneliti dan akademisi yang kreatif Aam mengkaji dan menganalisis pengelolaan wakaf di Indonesia melalui metode Analytic Metode Process (ANP) Penelitian ini mencoba untuk mengidentiikasi faktor-faktor yang dominan menjadi hambatan dalam pengelolaan dana wakaf di Indonesia, dengan pendekatan metode Analytic Network Process (ANP), berikut prioritas solusi yang dapat ditawarkan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa permasalahan yang muncul dalam pengelolaan dana wakaf di Indonesia terdiri dari 4 aspek penting yaitu: aspek sumber daya manusia (SDM), aspek kepercayaan, aspek sistem, dan aspek syariah. Tulisan ini dapat menjadi rekomendasi dan bahan evaluasi bagi para pegiat wakaf di Indonesia. Kedua, Helza Novalita

melakukan penelitian dan pengkajian pengelolaan wakaf komersial building diatas tanah wakaf. penelitian ini di laksanakan di Malaysia. Helza menjelaskan bahwa pemanfaatan dana tabung haji untuk pengelolaan wakaf produktif melalui pembangunan commercial building di atas tanah wakaf. melalui dana haji. Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH) berdasarkan Pasal 22 UU PKH, BPKH memiliki kewenangan untuk menempatkan dan menginvestasikan keuangan Haji sesuai dengan prinsip syariah, kehati-hatian, keamanan, dan nilai manfaat, serta melakukan kerjasama dengan lembaga lain dalam rangka pengelolaan Keuangan Haji. Sebagai contoh yang di Malaysia adalah Gedung Imara Wakaf di Kuala Lumpur. Pembangunan gedung Imara Wakaf ini MAIWP bekerja sama dengan Tabung Haji, Gedung Imara Wakaf ini didirikan di atas tanah wakaf, dimana MAIWP berkedudukan sebagai Nazhir, melakukan kerjasama dengan Yayasan Tabung Haji sebagai Penyedia pembiayaan.

Ketiga, Bellah Afandy dengan judul Analisis Hak Kekayaan Intelektual Sebagai Objek Wakaf dalam Upaya Meningkatkan Perekonomian di Indonesia. Pengelolaan wakaf dengan obyek HKI dapat mengurangi jumlah pengangguran karena membutuhkan pekerja untuk menjalankan produksinya dan berperan dalam penyediaan barang publik. Bellah menambahkan jika Wakif HKI memberikan royalti atau keuntungan dari kepemilikan HKI kepada Nazhir. Kemudian Nazhir mengelola dana tersebut untuk dijadikan aset produktif dengan cara investasi, baik investasi di sektor riil maupun di sektor inansial. Keempat, sebagai penulis keempat dalam jurnal edisi kali ini Oni Medaline mencoba melakukan kajian

Pengantar Redaksi

tentang Kesejahteraan Social dalam Wakaf Tanah. Indeks Pembangunan Manusia (IPM). Model Sebagaimana diketahui bahwa praktek wakaf yang digunakan dalam penelitian ini adalah saat ini belum terserap dengan baik, yaitu pada regresi data panelyang memungkinkan kita untuk pengembangan wakaf tanah menjadi produktif hal melihat dampak Maqashid Syariah yang diajukan ini terjadi karena paradigm di masyarakat bahwa oleh Imam Al-Ghazali (Hifdzu Nafs, Hifdzu wakaf adalah ix asset, yang peruntukkanya Din, Hifdzu `Aql, Hifdzu Maal, Hifdzu Nashl) selalu untuk ibadah dan untuk social keagamaan. terhadap IPM. Penelitian ini dilakukan terhadap Di antara faktor penyebabnya adalah Keadaan seluruh provinsi di Pulau Sumatera dengan kelalaian atau ketidakmampuan nazhir dalam menggunakan variabel yang dapat diobservasi mengelola dan mengembangkan harta benda dan representatif untuk mendeskripsikan wakaf, tetapi juga karena sikap masyarakat yang Maqashid Syariah. terakhir tulisan Nun Hariati kurang perduli atau belum memahami status harta menulis tentang Penerapan Prinsip Syariah Pada benda wakaf yang seharusnya dilindungi demi Pembiayaan Ijarah Muntahiya Bittamlik Dengan untuk kesejahteraan sosial sesuai dengan tujuan, Janji (Wa’d) Hibah Pada Perbankan Syariah. fungsi, dan peruntukan wakaf. Kelima, studi yang Mekanisme pembiayaan ijarah dengan janji

dilakukan oleh Diana Mutia Habibaty terkait (Wa’d) hibah dalam kaitannya dengan prinsip kompetensi nazhir wakaf produktif ditinjau dari syariah dilaksanakan dengan menggunakan dua Undang-undang nomor 41 tahun 2004 tentang akad yang terpisah antara akad pembiayaan ijarah wakaf. rekomendasi yang diusulkan bahwa para dan akad hibah, serta perhitungan harga sewa nazhir di Indonesia perlu mendapatkan pendidikan ditentukan tanpa memperhitungkan nilai residu yang maksimal agar bisa melaksanakan tugasnya barang. Perlindungan hukum bagi nasabah dalam dengan baik dan benar sebagai pengelola pembiayaan ijarah dengan janji (Wa’d) hibah wakaf. diantaranya adanya pendidikan Formal; apabila janji hibah diputuskan sepihak dalam pendidikan non formal; pendidikan informal; kaitannya dengan ketentuan Undang-Undang pembinaan mental.

Perbankan Syariah dilakukan dengan mengajukan

Tulisan keenam dan ketujuh merupakan kajian pengaduan nasabah, dan bila tidak berhasil dapat tentang ekonomi syariah, Zarwin Sobar dan teman- mengajukan gugatan secara litigasi atau melalui teman menulis tentang analisis dampak maqashid Lembaga Alternatif Penyelesaian Sengketa. syariah terhadap indeks pembangunan manusia di pulau sumatera. Penelitian ini bertujuan untuk menguji dampak dari Maqashid Syariah terhadap

Selamat membaca !

Analisis Pengelolaan Dana Wakaf Uang Di Indonesia: Pendekatan Metode Analytic Network Process (Anp)

Oleh :

Aam S. Rusydiana& Abrista Devi

(Dosen dan peneliti pada Sekolah Tinggi Ekonomi Islam (STEI)

Tazkia, Indonesia. Dosen Universitas Ibn Khaldun (UIK) Bogor Email: tasik_pisan@yahoo.com

Abstrak

Wakaf merupakan salah satu hukum Islam yang menyangkut kehidupan masyarakat sebagai ibadah ijtima’iyyah yang berfungsi untuk kepentingan masyarakat dalam rangka pengabdian kepada Allah SWT. Dalam prakteknya perwakafan di Indonesia saat ini menghadapi persoalan yang cukup rumit, karena umumnya merupakan wakaf non produktif. Berbicara tentang wakaf tunai, institusi wakaf tidak hanya sebagai ritualitas keagamaan tetapi bisa menyentuh aspek kemanusiaan dengan memberdayakan potensinya untuk kesejahteraan publik semaksimal mungkin.

Penelitian ini mencoba untuk mengidentiikasi faktor-faktor yang dominan menjadi hambatan dalam pengelolaan dana wakaf tunai di Indonesia, dengan pendekatan metode Analytic Network Process (ANP), berikut prioritas solusi yang dapat ditawarkan.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa permasalahan yang muncul dalam pengelolaan dana

Volume 10 No. 2 Edisi Desember 2017 Hal 115 -133

wakaf tunai di Indonesia terdiri dari 4 aspek penting yaitu: aspek sumber daya manusia (SDM), aspek kepercayaan, aspek sistem, dan aspek syariah. Penguraian aspek masalah secara keseluruhan menghasilkan urutan prioritas: 1) masalah kepercayaan (dimana prioritas nomor satu masalah sub kriteria kepercayaan adalah lemahnya kepercayaan donator), 2) masalah syariah (yaitu tidak terpenuhinya akad wakaf, 3) masalah sumber daya manusia (yaitu penyelewengan dana wakaf), dan 4) masalah sistem (yaitu lemahnya sistem tata kelola). Adapun strategi yang dapat dibangun untuk mengembangkan wakaf tunai berdasarkan urutannya terdiri dari: 1) komputerisasi manajemen pengelolaan dana wakaf tunai, 2) pembentukan lembaga pendidikan wakaf, 3) peningkatan kualitas pengelola dana wakaf, dan 4) transparansi dan akuntabilitas.

Keywords: Cash Waqf, Management, ANP

I. PENDAHULUAN

Dalam prakteknya perwakafan di Indonesia saat ini menghadapi persoalan yang

1.1. Latar Belakang Masalah

cukup rumit, karena umumnya merupakan Dalam konteks perundangan di Indonesia,

wakaf non produktif dan biaya operasionalnya wakaf dimaknai secara spesiik dengan terkesan membebani masyarakat. Kenyataan ini menemukan titik temu dari berbagai pendapat

menggambarkan kondisi perwakafan yang apabila ulama iqh klasik. Hal ini dapat terlihat dari meminjam istilah Mundzir Qahf, merupakan rumusan pengertian wakaf dalam undang-undang

wakaf langsung, bukan wakaf produktif. Artinya nomor 41 tahun 2004 tentang wakaf. Wakaf

wakaf yang memberikan pelayanan langsung diartikan sebagai perbuatan hukum waqif untuk

kepada masyarakat, bukan wakaf yang disediakan memisahkan dan/atau menyerahkan sebagian

untuk kepentingan produksi.

harta benda miliknya untuk dimanfaatkan selamanya atau untuk jangka waktu tertentu

Berbicara tentang wakaf tunai, institusi sesuai dengan kepentingannya guna keperluan wakaf tidak hanya sebagai ritualitas keagamaan

ibadah dan kesejahteraan umum menurut syariah. tetapi bisa menyentuh aspek kemanusiaan dengan memberdayakan potensinya untuk kesejahteraan

Wakaf merupakan salah satu hukum publik semaksimal mungkin. Dengan demikian

Islam yang menyangkut kehidupan masyarakat penulis tertarik dalam mengkaji tentang wakaf

sebagai ibadah ijtima’iyyah yang berfungsi untuk

tunai.

kepentingan masyarakat dalam rangka pengabdian Walaupun pada dasarnya semua

kepada Allah SWT (Fathurrohman, 2012). Selain masalah wakaf perlu diselesaikan, menyusun

itu, agama Islam memiliki persiapan institusional prioritas masalah tetap penting untuk dilakukan

untuk memperoleh dana agar masyarakat yang karena adanya keterbatasan sumberdaya, baik

miskin dapat berdiri sendiri. Untuk mencapai sumberdaya dana, maupun sumberdaya waktu

tujuan ini, salah satunya dapat melalui wakaf yang dimiliki oleh institusi atau lembaga wakaf.

disamping melalui pembayaran wajib zakat dan Menyusun prioritas masalah juga akan membantu

kontribusi pembayaran sukarela yang lainnya. pengelola wakaf atau nazhir dalam menyusun

Jadi wakaf ini jika dikembangkan dan dikelola rencana strategis dan menyusun prioritas agenda

secara produktif dapat berperan sebagai salah

kerjanya.

satu alternatif bagi penanggulangan kemiskinan.

Analisis Pengelolaan Dana Wakaf Uang di Indonesia... - Aam S. Rusydiana & Abrista Devi

Berdasarkan latar belakang yang Fanani (2011) menjelaskan, Az- dijelaskan di atas maka perumusan masalah Zuhri memfatwakan bahwa, masyarakat adalah sebagai berikut :

dianjurkan untuk mewakafkan dinar dan dirham untuk pembangunan sarana dakwah,

1. Apa saja prioritas permasalahan pengelolaan sosial dan pendidikan umat Islam pada saat itu.

dana wakaf tunai di Indonesia berdasarkan Dibolehkannya wakaf uang dikemukakan oleh

bingkai metode ANP? sebagian besar madhzab Hanai dan juga sebagian

2. Bagaimana solusi dan strategi yang dapat ulama madzhab Syai’i. diberikan atas permasalahan tersebut berdasarkan skala prioritas?

Menurut As’ad (2006), di kalangan Ulama klasik, wakaf uang menjadi persoalan khilaiyyah (perbedaan pendapat). Hal tersebut bermulaketika

II. LANDASAN TEORI

tradisi yang lazim bahwa masyarakat mewakafkan

2.1. Wakaf Uang menurut Hukum Islam

hartanya yang hanya berkisar pada harta tetap ( ixed asset). Berdasarkan tradisi tersebut, maka

Menurut Muhammad (1997), orang yang sebagian Ulama merasa aneh saat mendengar

pertama kali mengenalkan wakaf uang dalam fatwa yang dikeluarkan oleh sahabat Abu Hanifah

sejarah Islam adalah Imam Az-Zufar pada abad yang bernama Muhammad Abdullah Al-Anshaari

ke 8 Masehi, salah satu ulama kalangan Madhzab yang menyatakan bolehnya berwakaf dalam

Hanaiyyah. Beliau menyatakan bahwa, wakaf bentuk uang kontan, seperti dinar atau driham, atau

uang harus dinvestasikan melalui mudharabah dalam bentuk komoditi yang ditimbang. Hal yang

dan keuntungannya dialokasikan untuk al-a’maal membuat mereka merasa aneh adalah, berubahnya

alkhairiyyah (bantuan sosial). Hal tersebut fungsi utama dari uang tersebut sebagai alat tukar

dinyatakan serupa oleh Imam Bukhari dan Ibnu menjadi alat sewa wakaf. Al-Anshari menjawab:

Syihaab Azzuhri. Imam Bukhari menyebutkan “Kita investasikan dana tersebutdengan cara

bahwa Ibnu Syihaab Az-Zuhri membolehkan mudharabah, dan keuntungannya disedekahkan.

wakaf dinar dan dirham, dengan menjadikan Kita jual makanan tersebut, harganya kita putar

dinar dan dirham tersebut sebagai modal usaha, dengan usaha mudharabah lalu hasilnya kita

yang kemudian keuntungannya disalurkan untuk

sedekahkan”.

wakaf. Ulama haniyyah berpendapat, bahwa Wakaf uang ini merupakan permasalahan

wakaf uang tergantung pada tradisi setempat. yang didiskusikan di kalangan Ulama Fikih. Imam

Misalnya, jika di suatu tempat terdapat tradisi Nawawi dari kalangan Syai’iyyah mengatakan : atau kebiasaan berwakaf dengan uang, maka “Dan berbeda pendapat para sahabat kita tentang

wakaf uang di tempat tersebut sah, namun tidak wakaf dengan uang (dinar atau dirham). Orang

sah di tempat lain. Walaupun demikian, fatwa yang boleh mempersewakan dinar atau dirham, Ulama Haniyyah tentang bolehnya berwakaf

boleh juga berwakaf dengannya, dan yang tidak uang terungkap dalam fatwa yang dikeluarkan

boleh mempersewakannya, tidak membolehkan oleh Al-Anshari, salah satu murid Sahabat Abu perwakafannya”. ( Al-Majmu’, 1980) Hanifah, dimana beliau berfatwa bolehnya

Volume 10 No. 2 Edisi Desember 2017 Hal 115 -133

berwakaf dengan barang-barang komoditi yang Tsaur dari kalangan Syai’iyyah meriwayatkan ditimbang atau ditakar (As’ad, 2006).

dari Imam Syai’i bahwa wakaf uang adalah boleh (jaiz).

Fanani (2011) menjelaskan, bahwa alasan ulama yang tidak membolehkan wakaf

Menurut Cizakca (2008), sejarah uang antara lain adalah, pertama, uang sebagai membuktikan bahwa wakaf uang telah populer alat tukar yang habis zatnya sekali pakai. Uang pada zaman bani Mamluk dan Turki Utsmani. hanya bisa dimanfaatkan dengan membelanjakan Di awal perkembangan Islam pun, wakaf uang sehingga bendanya lenyap. Sedangkan inti ajaran telah dibenarkan oleh para Ulama. Namun, wakaf adalah pada kesinambungan hasil dari wakaf uang baru berpengaruh secara signiikan modal yang tetap, tidak habis sekali pakai. Oleh pada abad ke-16 Masehi yaitu pada zaman karena itu, syarat harta benda wakaf adalah harta Turki Utsmani. Al-arnaut (2000) menjelaskan, yang bersifat kekal dan tahan lama, tidak habis pembanguan kota Istambul, tak lepas dari wakaf sekali pakai. Kedua, uang dinar dan dirham uang yang berkembang pesat sehingga menjadi merupakan alat tukar yang digunakan untuk pusat perdagangan. Hal tersebut dapat dibuktikan memudahkan transaksi jual beli, bukan untuk dengan dokumen sejarah yang ditemukan pada ditarik manfaatnya dan mempersewakan zatnya. Tahun 1464 Masehi, yang seratus tahun kemudian

Namun para ulama yang melarang wakaf menjadi kebiasaan masyarakat Istambul. uang mendapatkan bantahan dari ulama yang

Menurut Cizakca (2008), M.A. Manan membolehkannya diantaranya, Imam Malik, mengangkat kembali konsep wakaf uang melalui Imam Ahmad bin Hambal, dan Ibnu Syihab Social Investment Bank Limited (SIBL) di Az-Zuhri (dari kalangan Syai’iyyah). Wahbah Bangladesh yang dikemas dalam mekanisme Az-Zuhaily menyebutkan bahwa, Hanaiyyah instrumen Cash Wakaf Ceriicate. Ia telah membolehkan wakaf uang karena substansi uang memberikan solusi alternatif dalam mengatasi yang dapat dijadikan sebagai modal usaha tersebut krisis kesejahteraan umat Islam. Dibanding dapat bertahan lama dan banyak manfaatnya untuk dengan wakaf harta yang tak bergerak, wakaf kemaslahatan umat, yaitu dengan menjadikannya uang mempunyai peluang yang lebih besar untuk modal usaha dengan sistem mudharabah.

dilakukan modernisasi.

Wadjdy dan Mursyid (2007) menyatakan, Wakaf uang adalah wakaf dalam bentuk bahwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) dalam uang yang kemudian dikelola secara produktif memfatwakan tentang bolehnya berwakaf oleh nazhir, dan hasilnya dimanfaatkan untuk uang, mempertimbangkan pendapat-pendapat wakaf. Artinya, seorang yang ingin berwakaf para ulama besar seperti : Imam Az-Zuhri yang uang hendaknya berinvestasi yang kemudian hasil membolehkan wakaf uang dengan menjadikan keuntungannya di wakafkan untuk mauquf alaih. uang sebagai modal usaha kemudian hasilnya Di Indonesia, BMM, Tabung Wakaf Indonesia, disalurkan kepada mauquf alaih. Mutaqaddimiin dan PKPU telah berupaya menjadi nazhir wakaf Ulama Madzhab hanai (ulama klasik dari uang, namun masih terdapat keragaman konsep Hanaiyyah) membolehkan wakaf sebagai dan aplikasinya (Fanani, 2011). pengecualian atas dasar Istihsan bil ‘urf. Abu

Analisis Pengelolaan Dana Wakaf Uang di Indonesia... - Aam S. Rusydiana & Abrista Devi

2.2. Konsep Pengelolaan

pakar, dapat disimpulkan bahwa pada dasarnya Seperti diketahui, ilmu kelola-mengelola manajemen merupakan kerjasama dengan orang-

(manajemen) berkembang terus hingga saat ini. orang untuk menentukan, menginterpretasi Ilmu manajemen memberikan pemahaman kepada dan mencapai tujuan-tujuan organisasi dengan kita tentang pendekatan ataupun tata cara penting pelaksanaan fungsi-fungsi perencanaan dalam meneliti, menganalisis dan memecahkan (planning), pengorganisasian (organizing), masalah-masalah yang berkaitan dengan hal pengarahan (actuating), dan pengawasan pengelolaan terhadap sesuatu (Dalimunthe, (controlling). 2007).

Menurut Dalimunthe (2007), mempelajari

IImu manajemen merupakan salah satu dan memahami teori manajemen menjadi penting disiplin ilmu sosial. Pada tahun 1886 Frederick dan urgen. Ada beberapa alasan untuk mengetahui W. Taylor melakukan suatu percobaan time and dan mempelajari perkembangan ilmu manajemen, motion study dengan teorinya ban berjalan. Dari yaitu: sini lahirlah konsep teori eisiensi dan efektivitas.

1. Membentuk pandangan kita mengenai Kemudian Taylor menulis buku berjudul The

organisasi. Mempelajari teori manajemen Principle of Scientiic Management (1911) yang

juga memberi petunjuk kepada kita di mana merupakan awal dari lahirnya manajemen sebagai

kita mendapatkan beberapa ide mengenai ilmu. Selanjutnya ilmu manajemen merupakan

organisasi dan manusia di dalamnya. kumpulan disiplin ilmu sosial yang mempelajari

2. Membuat kita sadar mengenai lingkungan dan melihat manajemen sebagai fenomena

usaha. Mempelajari berbagai teori manajemen dari masyarakat modem. Di mana fenomena

berdasarkan perkembangannya, kita dapat masyarakat modem itu merupakan gejala sosial

memahami bahwa setiap teori adalah karena yang membawa perubahan terhadap organisasi.

berdasarkan lingkungannya yaitu ekonomi,

Pada kenyataannya rnanajemen sosial, politik dan pengaruh teknologi yang sulit dedifenisikan karena tidak ada defenisi

dirasakan pada waktu dan tempat terjadinya manajemen yang diterima secara universal.

peristiwa tertentu. Pengetahuan ini membantu Mary Parker Follet mendefenisikan manajemen

setiap orang untuk memahami apa sebabnya sebagai seni dalam menyelesaikan pekerjaan

teori tertentu cocok terhadap keadaan yang melalui orang lain. Defenisi ini mengandung

berbeda.

arti bahwa para manajer untuk mencapai tujuan

3. Mengarahkan terhadap keputusan organisasi melalui pengaturan orang lain untuk

manajemen. Mempelajari evolusi melaksanakan berbagai tugas yang mungkin

manajemen membantu memahami proses dilakukan. Manajemen memang bisa berarti

dasar sehingga dapat memilih suatu tindakan seperti itu, tetapi bisa juga mempunyai pengertian

yang efektif. Pada hakekatnya suatu teori lebih dari pada itu. Sehingga dalam kenyataannya

merupakan asumsi-asumsi yang koheren/ tidak ada defenisi yang digunakan secara

logis, untuk menjelaskan beberapa fakta konsisten.

yang diobservasi. Teori yang absah, dapat Berdasarkan deinisi yang disampaikan

memprediksi apa yang akan terjadi pada

Volume 10 No. 2 Edisi Desember 2017 Hal 115 -133

situasi tertentu. Dengan adanya pengetahuan ini, kita bisa menerapkan teori manajemen yang berbeda terhadap situasi yang berbeda.

4. Merupakan sumber ide baru. Mempelajari perkembangan teori manajemen me- mungkinkan kita pada suatu kesempatan mengambil pandangan yang berbeda dari situasi sehari-hari.

2.3. Penelitian Terkait Permasalahan dan Solusi Wakaf Tunai

Penelitian tentang masalah dan solusi wakaf telah dilakukan oleh beberapa penulis sebelumnya diantaranya, Suhadi (1995) dalam disertasinya dengan judul “Pengembangan Tanah Wakaf dalam Rangka Pelaksanaan Undang-Undang pokok Agraria di Kabupaten Bantul Yogyakarta”. Disertasi ini kemudian diterbitkan menjadi sebuah buku yang berjudul “Pengembangan Tanah Wakaf dalam Rangka Pelaksanaan UUPA”. Dalam disertasi ini Imam Suhadi mengemukakan bahwa penggunaan tanah wakaf adalah untuk membantu kepentingan atau kesejahteraan umum sebagai ibadah (pengabdian) kepada Allah SWT dan penggunaan ini perlu dinyatakan dalam bentuk ikrar wakaf. Selanjutnya waqif dihimbau untuk terus membantu dan mengawasi pemeliharaan dan penggunaan tanah wakaf. Menurut hasil penelitiannya, tanah wakaf di Indonesia belum berfungsi dengan baik untuk membantu kepentingan umum. Oleh karena itu, agar pengelolan tanah wakaf lebih efektif, sebaiknya nazhir yang mengelolanya berbadan hukum.

Sementara itu, Hasanah (1997) dengan disertasinya yang berjudul “Peranan Wakaf dalam Mewujudkan Kesejahteraan Sosial (Studi Kasus

Pengelolaan Wakaf di Jakarta Selatan)” membahas bahwa wakaf merupakan salah satu lembaga Islam yang dapat digunakan untuk menyalurkan sebagian harta seseorang bagi kepentingan sosial. Selanjutnya wakaf dibahas menurut ajaran Islam dan cara-cara pengelolaannya serta diadakan studi banding dengan beberapa lembaga di Indoensia yang sudah lebih mapan pengelolan wakafnya, seperti Yayasan Pemeliharaan dan Perluasan Pondok Modern Darussalam Gontor, Badan Wakaf Universitas Islam Indonesia, Yayasan badan Wakaf Sultan Agung, Majelis Wakaf dan keharta bendaan PP Muhammadiyah, serta wakaf yang ada di lingkungan Nahdhatul Ulama. Selanjutnya untuk memperluas wawasan pengelolaan wakaf, diadakan juga studi banding dengan beberapa negara muslim seperti, Mesir, Saudi Arabia, Yordania, dan Srilangka. Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa pengelolaan wakaf di lokasi penelitian baru pada tahap mengarah untuk mewujudkan kesejahteraan umat dan belum mampu untuk mewujudkannnya secara nyata.

Selanjutnya Fathurrohman (2012) dalam disertasinya yang berjudul “Wakaf dan Penanggulangan Kemiskinan (Studi Kasus Pengelolaan Wakaf di Kabupaten Bandung Jawa Barat) menjelaskan bahwa masih banyak masalah-masalah yang dihadapi dalam pengelolaan tanah-tanah wakaf secara produktif di Kabupaten Bandung, diantaranya sebagian besar tanah-tanah wakaf digunakan untuk sarana ibadah dan sebagian lagi letaknya tidak strategis. Disamping itu, pengetahuan dan pemahaman nazhir terhadap peraturan perwakafan masih kurang. Dengan kondisi seperti ini, tanah-tanah wakaf agak sulit untuk dikelola secara produktif sesuai dengan ketentuan hukum Islam maupun ketentuan ketentuan hukum Islam maupun ketentuan peraturan perundang-undangan yang

Analisis Pengelolaan Dana Wakaf Uang di Indonesia... - Aam S. Rusydiana & Abrista Devi

berlaku karena para nazhir kurang profesional

3.2. Populasi dan Sampel

dan kesulitan dana untuk biaya pengelolaannya. Pemilihan responden pada penelitian Padahal, harta benda wakaf jika dikelola dan dilakukan dengan mempertimbangkan

dikembangkan secara produktif, maka dapat pemahaman responden terhadap permasalahan diperuntukkan sebagai salah satu alternatif untuk wakaf tunai di Indonesia. Jumlah responden membantu menanggulangi kemiskinan.

dalam penelitian ini terdiri dari lima orang pakar Sementara itu, Shalih (2007) dalam dan praktisi dengan pertimbangan berkompeten. disertasinya yang berjudul Peran Wakaf dalam Syarat responden yang valid dalam ANP Maqashid Syari’ah menjelaskan bahwa dalam adalah bahwa mereka adalah orang-orang yang wakaf terdapat peran yang sangat penting untuk menguasai atau ahli di bidangnya. Oleh karena menjaga lima pilar maqashid syari’ah, yaitu untuk itu, responden yang dipilih dalam survey ini memelihara agama (hifzhuddiin) maka wakaf adalah para pakar/peneliti ekonomi Islam dan berperan dalam membersihkan hati seorang waqif praktisi yang berkecimpung dalam dunia wakaf dalam rangka beribadah kepada Allah semata dan wakaf tunai. bukan beribadah kepada harta. Sehingga ia

3.3 Metodologi

terhindar dari sifat kikir dan tamak dan terpupuk Penelitian ini merupakan penelitian

dalam dirinya sifat kebersamaan dan kasih sayang analisis kualitatif-kuantitatif dimana bertujuan

yang dapat mengantarkan kepada hifzhunnafs untuk menangkap suatu nilai atau pandangan

(memelihara jiwa), hifzhunnasab (memelihara yang diwakili para pakar dan praktisi syariah

keturunan), hifzhul maal (memelihara harta), dan tentang masalah wakaf tunai di Indonesia. Alat

hifzhul ‘aql (memelihara akal) dengan mendirikan analisis yang digunakan adalah metode ANP dan

yayasan atau lembaga pendidikan yang dengannya diolah dengan menggunakan software “Super

dapat menyebarluaskan dan mengembangkan

Decision”.

ilmu pengetahuan sehingga dapat melahirkan generasi muslim yang kompeten dalam segala

3.3.1 Gambaran Umum Metode ANP

bidang baik ilmu syar’i maupun ilmu science dan Analytic Network Process (ANP) juga ilmu-ilmu lainnya.

merupakan teori matematis yang mampu menganalisa pengaruh dengan pendekatan asumsi-asumsi untuk menyelasaikan bentuk

III. METODOLOGI PENELITIAN

permasalahan. Metode ini digunakan dalam

3.1. Jenis dan Sumber Data

bentuk penyelesaian dengan pertimbangan Dalam penelitian ini, data yang digunakan atas penyesuaian kompleksitas masalah secara

merupakan data primer yang didapat dari hasil penguraian sintesis disertai adanya skala prioritas wawancara (indepth interview) dengan dengan yang menghasilkan pengaruh prioritas terbesar. pakar dan praktisi, yang memiliki pemahaman ANP juga mampu menjelaskan model faktor- tentang permasalahan yang dibahas. Dilanjutkan faktor dependence serta feedback nya secara dengan pengisian kuesioner pada pertemuan sistematik. Pengambilan keputusan dalam aplikasi kedua dengan responden.

ANP yaitu dengan melakukan pertimbangan dan validasi atas pengalaman empirical.

Volume 10 No. 2 Edisi Desember 2017 Hal 115 -133

3.3.2 Landasan ANP

3. Prioritas; yaitu pembobotan secara absolut ANP memiliki empat aksioma yang

dengan menggunakan skala interval [0.1] dan menjadi landasan teori, antara lain 1 :

sebagai ukuran dominasi relatif.

1. Resiprokal; aksioma ini menyatakan bahwa

4. Dependence condition; diasumsikan bahwa jika PC (EA,EB) adalah nilai pembandingan

susunan dapat dikomposisikan ke dalam pasangan dari elemen A dan B, dilihat dari

komponen-komponen yang membentuk elemen induknya C, yang menunjukkan

bagian berupa cluster.

berapa kali lebih banyak elemen A memiliki apa yang dimiliki elemen B, maka PC

3.3.3 Tahapan Penelitian

(EB,EA) = 1/ Pc (EA,EB). Misalkan, jika A Tahapan pada metode ANP antara lain:

lima kali lebih besar dari B, maka B besarnya 1/5 dari besar A.

1. Konstruksi Model

2. Homogenitas; menyatakan bahwa elemen- Konstruksi model ANP disusun

elemen yang dibandingkan dalam struktur berdasarkan literature review secara teori maupun kerangka ANP sebaiknya tidak memiliki empiris dan memberikan pertanyaan pada pakar perbedaan terlalu besar, yang dapat dan praktisi wakaf tunai serta melalui indepth menyebabkan lebih besarnya kesalahan dalam interview untuk mengkaji informasi secara lebih menentukan penilaian elemen pendukung dalam untuk memperoleh permasalahan yang yang mempengaruhi keputusan.

sebenarnya.

Tabel 3.1 Deinisi Skala Penilaian dan

2. Kuantiikasi Model

Skala Numerik

Tahap kuantiikasi model menggunakan

Deinition

Intensity of

pertanyaan dalam kuesioner ANP berupa pairwise

Importance

comparison (pembandingan pasangan) antar

Equal Importance

elemen dalam cluster untuk mengetahui mana

Weak

2 diantara keduanya yang lebih besar pengaruhnya

Moderate importance

3 (lebih dominan) dan seberapa besar perbedaannya

Moderate plus

4 melalui skala numerik 1-9. Data hasil penilaian

Strong importance

5 kemudian dikumpulkan dan diinput melalui

Strong Plus

6 software super decision untuk diproses sehingga

Very strong or demonstrated

7 importance menghasilkan output berbentuk prioritas dan supermatriks. Hasil dari setiap responden akan

Very,very strong

diinput pada jaringan ANP tersendiri 2 .

Extreme importance

Sumber : Saaty, 2006

1 Saaty, Thomas L and Vargas, Louis G. 2006, Decision Making with the Analitic Network Process. Economic, Political, Social and Technological Applications with Beneits, Opportunities, Costs and Risks. Springer. RWS Publication, Pittsburgh.

2 Ascarya, 2011,”The Persistence of Low Proit and Loss Sharing Financing in Islamic Banking: The Case of Indonesia”review of Indonesian economic and business studies vol.1 LIPI economic research center.

Analisis Pengelolaan Dana Wakaf Uang di Indonesia... - Aam S. Rusydiana & Abrista Devi

Sumber: (Ascarya, 2010)

Gambar 3.1 Tahapan Penelitian

IV. ANALISIS DAN PEMBAHASAN

dana wakaf; dan 4) Personal interest

4.1 Dekomposisi

dalam pengelolaan dana.

4.1.1 Identiikasi Masalah b. Masalah Kepercayaan (Trust)

1) Produk wakaf tunai tidak menjadi Permasalahan dalam hal pengembangan

prioritas; 2) Lemahnya kepercayaan wakaf tunai di Indonesia dapat dibagi menjadi 4

donator; 3) Dominasi oleh yayasan aspek yang terdiri dari aspek sumber daya manusia

individu; 4) Penerima wakaf yang (SDM), aspek kepercayaan, aspek sistem, dan

kurang amanah

aspek syariah. Cluster-cluster secara keseluruhan dikelompokkan menjadi cluster masalah, solusi

c. Masalah Sistem (System) dan strategi. Adapun sub kriteria dari masalah-

1) Lemahnya UU perwakafan; 2) masalah dalam hal pengembangan wakaf tunai di

Lemahnya sistem informasi wakaf; Indonesia diantaranya adalah:

3) Kurangnya database wakaf yang

a. Masalah Sumber Daya Manusia (SDM) valid; 4) Lemahnya sistem tata kelola (Human)

d. Masalah Syariah (Sharia)

1) Lemahnya kualitas kerja pengelola

1) Tidak ada pengawas syariah; 2) dana; 2) Kurangnya wawasan tentang

Perdebatan akad wakaf tunai; 3) wakaf; 3) Adanya penyelewengan atas

Tidak terpenuhinya akad wakaf; 4)

Volume 10 No. 2 Edisi Desember 2017 Hal 115 -133

Penamaan dana tabarru’ menjadi dana

1) Perlunya DPS untuk lembaga wakaf; wakaf.

2) Persamaan persepsi antar cedekia;

3) Pemahaman akaf wakaf tunai Berdasarkan hasil wawancara kepada

pada para donator; 4) Nama tabarru’ beberapa para pakar dan studi literature, maka

menjadi dana hibah diperoleh uraian solusi dari permasalahan-

permasalahan diatas. Solusi dari permasalahan Hasil penelitian ini juga mengemukakan tersebut diantaranya adalah:

beberapa strategi yang dapat dilakukan untuk

a. Solusi Sumber Daya Manusia (SDM) mengembangkan wakaf tunai di Indonesia. Berdasarkan hasil wawancara kepada beberapa

1) Pengadaan training untuk SDM; para pakar dan studi literature, maka diperoleh

2) Kesempatan beastudi untuk uraian strategi diantaranya adalah:

SDM pengelola; 3) Pembuatan

1) Transparansi dan akuntabilitas pada sistem monitoring keuangan; 4)

setiap tahap pelaksanaan Pemberlakuan reward dan punishment

untuk SDM

2) Manajemen wakaf tunai yang lebih computerized

b. Solusi Kepercayaan

1) Sosialisasi pentingnya wakaf tunai;

3) Peningkatan kualitas pengelola yang

2) Edukasi wakaf tunai kepada lebih comprehensive masyarakat; 3) Syarat wakaf total

4) Pembentukan lembaga pendidikan atas donasi; 4) Seleksi kepada calon

wakaf

penerima dana

c. Solusi Sistem

4.1.2 Jaringan ANP

1) Support regulasi/UU perwakafan; 2)

identiikasi masalah, Pembuatan sistem informasi wakaf; 3) solusi dan strategi pengembangan wakaf tunai

Berdasarkan

Sistem database wakaf yang valid; 4) di Indonesia yang telah dikemukakan di atas, Aplikasi Good Corporate Governance selanjutnya terbentuklah jaringan struktur ANP

d. Solusi Syariah

seperti berikut ini:

Analisis Pengelolaan Dana Wakaf Uang di Indonesia... - Aam S. Rusydiana & Abrista Devi

Mengurai Masalah Pengembangan Wakaf di Indonesia

Kualitas kerja

Tidak ada DPS Wawasan

Tidak prioritas

UU wakaf

perdebatan penyelewengan

Tidak percaya

Sistem informasi

Yayasan individu

database

Akad tdk trpnuhi

Personal interest

Tidak amanah

Tata kelola

pembentuknDPS beastudi

sosialisasi

Support UU wakaf

Prsmaanpersepsi Sstem mnitoring

edukasi

Pembuatan SIW

Syarat wakaf

Validasidatabase

Pmhaman akad

Reward/punish

selektif

Aplikasi GCG

Tabarru’-hibah

STRATEGI

Transparansi dan akuntabilitas

Peningkatan kualitas

Computerisasi manajemen wkf Membentuk lembg.pend.wakaf

Gambar 4.1. Model Jaringan ANP

4.2. Hasil Sintesis

masalah sistem (18.14%) menempati urutan Hasil yang diperoleh memperlihatkan terakhir. Hasil perolehan rater agreement untuk

secara statistik konsensus dari para pakar dan cluster masalah menunjukkan nilai W=0.053, praktisi terkait masalah, solusi dan strategi yang berarti 5% responden sepakat bahwa dalam rangka pengembangan wakaf tunai di masalah prioritas pengembangan wakaf tunai di Indonesia. Pada gambar 4.2 di bawah ini, untuk Indonesia adalah masalah kepercayaan. hasil prioritas masalah menunjukkan bahwa

Tidak sejalan dengan cluster masalah, masalah kepercayaan menjadi masalah prioritas solusi yang menjadi prioritas dalam pengembangan dalam hal terkendalanya pengembangan wakaf wakaf tunai di Indonesia adalah aspek syariah tunai di Indonesia yaitu sebesar 29.54%. Masalah sebesar 30.07%, selanjutnya diikuti oleh sistem selanjutnya diikuti oleh masalah syariah (27.92%), (25.11%), aspek sumber daya manusia (23.56%), masalah sumber daya manusia (24.37%), dan dan yang menempati urutan terakhir adalah aspek

Volume 10 No. 2 Edisi Desember 2017 Hal 115 -133

kepercayaan (21.24%). Hasil perolehan rater di Indonesia adalah pada aspek syariah. Hasil agreement untuk cluster solusi menunjukkan nilai prioritas cluster masalah dan cluster solusi dapat W=0.102, yang berarti 10.2% responden sepakat dilihat pada gambar dibawah ini: bahwa solusi prioritas pengembangan wakaf tunai

Gambar 4.2. Hasil Sintesis Masalah dan Solusi Pengembangan Wakaf Tunai di Indonesia

Berdasarkan hasil sintesis dari pendapat menunjukkan bahwa, untuk mengatasi masalah para ahli diatas menunjukkan bahwa masalah yang ini, maka solusi yang paling utama adalah paling banyak dihadapi dalam pengembangan dengan membenahi aspek shariahnya. Artinya, wakaf tunai di Indonesia adalah masalah jika wakaf tunai tidak lagi menjadi perdebatan kepercayaan. Hal ini menunjukkan bahwa donatur dikalangan para ulama, dan para regulator telah wakaf masih belum sepenuhnya percaya kepada menetapkan keabsahan akad wakaf tunai serta pengelola wakaf dalam hal menafkahkan hartanya mengaturnya dalam bentuk regulasi yang baik secara tunai. Beberapa penyebab rendahnya (Undang-Undang), maka kepercayaan donatur kepercayaan donatur kepada pengelola wakaf pun akan muncul untuk mewakafkan hartanya diantaranya dapat disebabkan oleh rendahnya dalam bentuk tunai. kualitas kerja pengelola wakaf, masih adanya

Oleh sebab itulah, perbedaan hasil kasus-kasus korupsi dan penyelewengan dana

prioritas antara masalah dan solusi pada wakaf, masalah kurangnya edukasi wakaf tunai

hakikatnya sejalan bahwa masalah kepercayaan kepada donatur serta masih terjadinya perdebatan

donatur perlu diatasi dengan membuat suatu kehalalan aspek shariah dari akad wakaf tunai itu

regulasi atau Undang-Undang yang mengatur sendiri dan sebagainya. Hasil penelitian ini juga

Analisis Pengelolaan Dana Wakaf Uang di Indonesia... - Aam S. Rusydiana & Abrista Devi

tentang perwakafan, khususnya pada aspek Untuk uraian lebih jelas, pada gambar berikut syariahnya. Sehingga donatur merasa aman akan ditunjukkan bagaimana hasil sintesis dari bahwa dana wakaf tersalurkan dengan jelas aspek masing-masing cluster sub kriteria. kehalalannya, serta dikelola dengan amanah.

Gambar 4.3. Hasil Sintesis Sub Kriteria Masalah Pengembangan Wakaf Tunai di Indonesia

Volume 10 No. 2 Edisi Desember 2017 Hal 115 -133

Pada gambar diatas menunjukkan bahwa, Masalah prioritas pada aspek sumber masalah prioritas pada aspek kepercayaan adalah daya manusia adalah penyelewengan dana lemahnya kepercayaan donatur sebesar 42.21%, wakaf sebesar 35.86%, diikuti oleh lemahnya diikuti oleh pendanaan dana wakaf tunai kurang kualitas kerja pengelola dana 24.21%, kurangnya menjadi prioritas 29%, dominasi yayasan individu wawasan tentang wakaf 20.32%, dan yang 17.76%, dan yang menempati urutan prioritas menempati urutan prioritas terakhir adalah terakhir adalah pengelola dana wakaf yang personal interest 19.59%. Hasil perolehan rater kurang amanah 11.01%. Hasil perolehan rater agreement untuk sub cluster masalah sumber agreement untuk sub cluster masalah kepercayaan daya manusia menunjukkan nilai W=0.0846, menunjukkan nilai W=0.510, yang berarti 51% yang berarti 8.46% responden sepakat bahwa responden sepakat bahwa pada sub kriteria pada sub kriteria masalah aspek sumber daya masalah aspek kepercayaan pengembangan wakaf manusia pengembangan wakaf tunai di Indonesia tunai di Indonesia berdasarkan urutannya adalah berdasarkan urutannya adalah penyelewengan lemahnya kepercayaan donatur, diikuti oleh dana wakaf, diikuti oleh database lemahnya wakaf tunai kurang prioritas, dominasi yayasan kualitas kerja pengelola dana, kurangnya wawasan individu, dan pengelola kurang amanah.

tentang wakaf, dan personal interest. Masalah prioritas pada aspek sistem

Masalah prioritas pada aspek syariah adalah lemahnya sistem tata kelola sebesar adalah tidak terpenuhinya akad wakaf sebesar 32.27%, diikuti oleh database wakaf yang 33.69%, diikuti oleh penanaman dana tabarru’ kurang valid 31.58%, lemahnya UU wakaf 25.34%, tidak ada pengawas syariah 24.14%, dan 22.52%, dan yang menempati urutan prioritas yang menempati urutan prioritas terakhir adalah terakhir adalah lemahnya sistem informasi perdebatan akad 16.80%. Hasil perolehan rater 13.61%. Hasil perolehan rater agreement untuk agreement untuk sub cluster masalah sumber daya sub cluster masalah sistem menunjukkan nilai manusia menunjukkan nilai W=0.1428, yang W=0.1183, yang berarti 11.83% responden berarti 14.28% responden sepakat bahwa pada sepakat bahwa pada sub kriteria masalah aspek sub kriteria masalah aspek syariah pengembangan sistem pengembangan wakaf tunai di Indonesia wakaf tunai di Indonesia berdasarkan urutannya berdasarkan urutannya adalah lemahnya sistem adalah tidak terpenuhinya akad wakaf, diikuti tata kelola, diikuti oleh database wakaf yang oleh database penanaman dana tabarru’, tidak kurang valid, lemahnya UU wakaf, dan lemahnya ada pengawas syariah, dan perdebatan akad. Pada sistem informasi.

gambar berikut ini juga akan diurai hasil sintesis solusi pengembangan wakaf tunai di Indonesia.

Analisis Pengelolaan Dana Wakaf Uang di Indonesia... - Aam S. Rusydiana & Abrista Devi

Gambar 4.4. Hasil Sintesis Sub Kriteria Solusi Pengembangan Wakaf Tunai di Indonesia

Volume 10 No. 2 Edisi Desember 2017 Hal 115 -133

Pada gambar diatas menunjukkan bahwa, diikuti oleh membuat sistem monitoring keuangan solusi prioritas pada aspek kepercayaan adalah 26.62%, penerapan reward dan punishment sosialisasi sebesar 33.97%, diikuti oleh seleksi 19.98%, dan yang menempati urutan prioritas calon penerima dana wakaf 27.26%, edukasi terakhir adalah beastudi 19.94%. Hasil perolehan 21.99%, dan yang menempati urutan prioritas rater agreement untuk sub cluster solusi sumber terakhir adalah syarat wakaf total atas donasi daya manusia menunjukkan nilai W=0.1102, 16.76%. Hasil perolehan rater agreement untuk yang berarti 11.02% responden sepakat bahwa sub cluster solusi kepercayaan menunjukkan pada sub kriteria solusi aspek sumber daya nilai W=0.2069, yang berarti 20.69% responden manusia pengembangan wakaf tunai di Indonesia sepakat bahwa pada sub kriteria solusi aspek berdasarkan urutannya adalah mengadakan kepercayaan pengembangan wakaf tunai training tentang wakaf dan pengelolaan dana di Indonesia berdasarkan urutannya adalah wakaf, diikuti oleh database membuat sistem sosialisasi, diikuti oleh seleksi calon penerima monitoring keuangan, penerapan reward dan dana wakaf, edukasi, dan syarat wakaf total atas punishment, dan beastudi. donasi.

Solusi prioritas pada aspek syariah Solusi prioritas pada aspek sistem adalah adalah pergantian nama tabarru’ menjadi dana support regulasi/UU wakaf sebesar 44.06%, hibah sebesar 33.55%, diikuti oleh pemahaman diikuti oleh pembuatan sistem informasi wakaf akad 32.48%, persamaan persepsi 21.01%, dan 24.78%, validasi sistem database 20.11%, dan yang menempati urutan prioritas terakhir adalah yang menempati urutan prioritas terakhir adalah perlunya keberadaan DPS (Dewan Pengawas aplikasi good corporate governance 11.03%. Syariah) untuk lembaga wakaf 12.95%. Hasil Hasil perolehan rater agreement untuk sub cluster perolehan rater agreement untuk sub cluster solusi sistem menunjukkan nilai W=0.804, yang masalah sumber daya manusia menunjukkan berarti 80.4% responden sepakat bahwa pada nilai W=0.3795, yang berarti 37.95% responden sub kriteria solusi aspek sistem pengembangan sepakat bahwa pada sub kriteria solusi aspek wakaf tunai di Indonesia berdasarkan urutannya syariah pengembangan wakaf tunai di Indonesia adalah support regulasi/UU wakaf, diikuti oleh berdasarkan urutannya adalah pergantian pembuatan sistem informasi wakaf, validasi nama tabarru’ menjadi dana hibah, diikuti oleh sistem database, dan aplikasi good corporate pemahaman akad, persamaan persepsi, dan governance.

perlunya keberadaan DPS (Dewan Pengawas Solusi prioritas pada aspek sumber daya Syariah) untuk lembaga wakaf. Pada gambar

manusia adalah mengadakan training tentang berikut ini juga akan diurai hasil sintesis strategi wakaf dan pengelolaan dana wakaf 33.45%, pengembangan wakaf tunai di Indonesia.

Analisis Pengelolaan Dana Wakaf Uang di Indonesia... - Aam S. Rusydiana & Abrista Devi

Gambar 4.4. Hasil Sintesis Strategi Pengembangan Wakaf Tunai di Indonesia

Berdasarkan gambar diatas menunjukkan aspek masalah secara keseluruhan menghasilkan bahwa, strategi paling prioritas dalam urutan prioritas: 1) masalah kepercayaan (dimana pengembangan wakaf tunai di Indonesia adalah prioritas nomor satu masalah sub kriteria komputerisasi manajemen pengelolaan dana kepercayaan adalah lemahnya kepercayaan wakaf sebesar 29.35%, diikuti oleh pembentukan donator), 2) masalah syariah (yaitu tidak lembaga pendidikan wakaf 28.77%, peningkatan terpenuhinya akad wakaf, 3) masalah sumber kualitas pengelola dana wakaf 24.32%, dan daya manusia (yaitu penyelewengan dana yang menempati urutan prioritas terakhir adalah wakaf), dan 4) masalah sistem (yaitu lemahnya transparansi dan akuntabilitas 17.54%. Hasil sistem tata kelola). perolehan rater agreement untuk sub cluster solusi

Sedangkan prioritas solusi yang kepercayaan menunjukkan nilai W=0.1346, yang

dianggap mampu menyelesaikan permasalahan berarti 13.46% responden sepakat bahwa pada

pengembangan wakaf tunai terdiri dari: 1) solusi strategi pengembangan wakaf tunai di Indonesia

syariah (yaitu pergantian nama tabarru’ menjadi berdasarkan urutannya adalah komputerisasi

dana hibah, 2) solusi sistem (yaitu support manajemen pengelolaan dana wakaf, diikuti

regulasi/UU perwakafan), 3) solusi sumber daya oleh pembentukan lembaga pendidikan wakaf,

manusia (yaitu mengadakan training/pelatihan peningkatan kualitas pengelola dana wakaf, dan

tentang wakaf), dan 4) solusi kepercayaan (yaitu transparansi dan akuntabilitas.

sosialisasi)

Strategi yang dapat dibangun untuk

V. PENUTUP

mengembangkan wakaf tunai berdasarkan

1.1. Kesimpulan

urutannya terdiri dari: 1) komputerisasi manajemen pengelolaan dana wakaf, 2)

Hasil penelitan menunjukkan bahwa pembentukan lembaga pendidikan wakaf, 3)

permasalahan yang muncul dalam pengembangan peningkatan kualitas pengelola dana wakaf, dan

wakaf tunai di Indonesia terdiri dari 4 aspek

4) transparansi dan akuntabilitas. penting yaitu: kepercayaan, sumber daya

manusia, sistem dan aspek syariah. Penguraian

Volume 10 No. 2 Edisi Desember 2017 Hal 115 -133

Abu Zahrah, 2003, dalam Direktorat Jenderal Sementara itu, beberapa saran dan

1.2. Rekomendasi

Bimas Islam dan Penyelengaraan Haji rekomendasi yang dapat diberikan penulis antara

Panduan Pemberdayaan Tanah Wakaf lain:

Produktif Strategi Di Indonesia. Proyek Peningkatan Zakat dan Wakaf, Depag-RI.

1. Diharapkan adanya komitmen bersama dari pembuat kebijakan dalam menunjang Adijani AI-Alabij, 1989. Perwakafan Tanah dan mendorong upaya pengembangan

di Indonesia Dalam Teori dan Praktek, lembaga wakaf khususnya terkait tentang

Rajawali, Jakarta.

wakaf tunai. Ahmad Azhar Basyir, 1987. Hukum Islam tentang Wakaf, Ijarah Syirkah, P’T. Alma’arif,

2. Melalui penelitian ini, diharapkan dapat

Bandung.

memperluas kajian penelitian akademik terkait tentang wakaf. Prioritisasi masalah Ascarya, 2011,”The Persistence of Low Proit dan solusi dalam pengembangan wakaf

and Loss Sharing Financing in Islamic tunai ini hendaknya dapat memberi

Banking: The Case of Indonesia”review of masukan tepat kepada seluruh pihak

Indonesian economic and business studies terkait, masalah apa yang seharusnya

vol.1 LIPI economic research center. lebih dahulu diselesaikan dan solusi mana

Ascarya dan Yumanita, Diana, 2010,”Determinan yang paling tepat.

dan Persistensi Margin Perbankan

3. Penelitian selanjutnya dengan pendekatan Konvensional dan Syariah di Indonesia” yang sama (ANP) disarankan agar dapat

working paper series No.WP/10/04. Pusat menambah jumlah responden dari pihak-

Pendidikan dan Studi Kebanksentralan pihak terkait yang dipandang paham akan

Bank Indonesia.

masalah perwakafan di Indonesia. Ascarya, 2005, “Analytic Network Process

(ANP) Pendekatan Baru Studi Kualitatif”. Makalah disampaikan pada Seminar Intern Program Magister Akuntansi

DAFTAR PUSTAKA

Fakultas Ekonomi di Universitas Trisakti, Jakarta

Abdul Ghofur Anshori, Hukum dan praktik Direktorat Pengembangan Zakat dan Wakaf Perwakafan di Indonesia, Yogyakarta:

Direktorat Jenderal Bimbingan Pilar Media, 2006.

Masyarakat Islam dan Penyelenggaraan Abdurrahman, Masalah Perwakafan Tanah Milik

Haji,

dan Kedudukan Tanah Wakaf di Negara Farid Wadjdy dan Mursyid, Wakaf dan Kita, Bandung: Citra Aditya, 1994.

Kesejahteraan Umat (Filantropi islam Abu Su’ud Muhammad, Risalah Fi Jawazi Waqf

yang hampir terlupakan), Yogyakarta: Al Nuqud, Beirut : Dar Ibn Hazn, 1997.

Pustaka Pelajar, 2007,

Analisis Pengelolaan Dana Wakaf Uang di Indonesia... - Aam S. Rusydiana & Abrista Devi

Manulang, M, Dasar-dasar Manajemen, jakarta: Prime Minister’s Departement, Religius Ghalia Indonesia, 1996.

Afairs Division (Islamic Centre), Kuala Lumpur.

Muhammad Daud Ali, Sistem Ekonomi Islam, Zakat dan Wakaf, Jakarta: UI Press, 1998, Suparman Usman, 1999. Hukum Perwakafan di

Mundzir Qahaf, Manajemen Wakaf Produktif, Indonesia, Darul Ulum Press, Jakarta. Jakarta: Khalifa, 2000,

Suroso dan Nico Ngatni, 1984. Tinjauan Yuridis Tentang Perwakafan Tanah Hak Milik,

Saaty, Thomas L and Vargas, Louis G. 2006,

Liberty, Yogyakarta.

Decision Making with the Analitic Network Process. Economic, Political, Tim Penulis, 2006. Wakaf, Tuhan Dan Agenda Social and Technological Applications

Kemanusiaan, Studi tentang Wakaf dalam with Beneits, Opportunities, Costs