Penelitian Terdahulu Kajian Pustaka

8

1.5 Kajian Pustaka

1.5.1 Penelitian Terdahulu

Dalam penelitian ini, penulis pertama-tama mempelajari penelitian-penelitian yang sudah ada, guna menghindari terjadinya kesamaan dari segi penulisan atau dari sisi penglihatan sebuah fenomena. Penelitian pertama adalah penelitian yang diangkat oleh Angga Aditama dkk , sebagai mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Gadjah Mada, 2012. 18 Penelitian ini berjudul Konflik di Semenanjung Korea dan Pengaruhnya Terhadap Keamanan Internasional. Penelitian ini menjelaskan tentang konflik yang terjadi di Semenanjung Korea antara Korea Utara dan Korea Selatan memiliki dampak yang buruk bagi stabilitas keamanan baik di segi domestik maupun di dunia internasional. Konflik tersebut mempengaruhi keamanan internasional karena dalam konflik tersebut terdapat beberapa aktor yang berperan bukan hanya Korea Selatan dan Korea Utara namun Amerika Serikat sebagai pendukung Korea Selatan dan USSR-Cina sebagai pendukung Korea Utara, dimana kedua belah negara pendukung merupakan negara besar dan memiliki kepentingan tertentu terhadap masing-masing pihak. Hasil dari penelitian ini bahwa konflik Semenanjung Korea memiliki pengaruh yang cukup masif dan 18 Angga Aditama P., dkk, Universitas Gadjah Mada, 2012, Konflik di Semenanjung Korea dan Pengaruhnya Terhadap Keamanan Internasional dalam http:rachmat.staff.ugm.ac.idkuliahPOLINTKelompok5.pdf diakses pada 30 Maret 2014 pukul 21.23 WIB 9 esensial terhadap dinamika keamanan internasional. Hal ini dibuktikan dengan semakin runcingnya konflik yang melibatkan Korea Selatan dengan Korea Utara, sejak perang Semenanjung Korea tahun 1950- 1953 hingga yang termutakhir ketika insiden penembakan artileri di Pulau Yeonpyeong sebagai simbol perbatasan kedua negara. Ketika usaha perdamaian yang belum menemukan titik terang, konflik kemudian kembali diperuncing dengan pengembangan proyek nuklir oleh Korea Utara yang kemudian diperkirakan menjadi perlombaan senjata antara Korea Selatan yang disokong oleh AS dengan Korea Utara yang ditengarai didukung oleh China. Penelitian kedua yang penulis pelajari adalah penelitian yang diangkat oleh saudara Hadza Min Fadhli R. Penelitian ini berjudul Peluang Indonesia dalam Resolusi Konflik di Semenanjung Korea. 19 Penelitian ini menjelaskan tentang awal mula terjadinya perang Korea secara garis besar dan upaya-upaya apa saja yang seharusnya dilakukan untuk menyelesaikan konflik di Semenanjung Korea ini. Hasil dari penelitian ini adalah dalam upaya mewujudkan Indonesia sebagai aktor yang dapat menyelesaikan kemelut di Semenanjung Korea, pemerintah Indonesia perlu mengobservasi permasalahan Korea secara komprehensif. Kemudian, setelah melakukan observasi dan menginventarisasi masalah, pemerintah Indonesia perlu menggerakkan 19 Hadza Min Fadhli R., Peluang Indonesia dalam Resolusi Konflik di Semenanjung Korea, dalam http:www.academia.edu6067825Peluang_Indonesia_dalam_Resolusi_Konflik_di_Se menanjung_Korea diakses pada 28 Maret 2014 pukul 21.34 WIB 10 elemen-elemen yang berada di legislatif dan eksekutif untuk menyusun sebuah taktik diplomasi yang total dan komprehensif. Meskipun taktik tersebut akan menempuh waktu yang panjang, secara perlahan pihak- pihak yang berseteru akan menemukan kesepakatan untuk menciptakan Semenanjung Korea yang aman dan stabil. Penelitian ketiga yang penulis pelajari adalah penelitian yang diangkat oleh saudara Airin Aisyah. Penelitian ini berjudul Diplomasi Konflik Semenanjung Korea. 20 Penelitian ini menjelaskan bahwa dalam kasus Semenanjung Korea, diplomasi berperan penting dalam proses perdamaian dan sebagai penentu masa depan hubungan bilateral antara kedua Negara. Konflik Semenanjung Korea diawali dengan klaim kedua belah pihak atas kedaulatan diseluruh wilayah semenanjung Korea setelah kemerdekaan yang kemudian berujung kepada perng pada tahun 1950. Perang tersebut berlangsung selama tiga tahun dan diakhiri dengan pembagian semenanjung Korea, namun tidak sepenuhnya berakhir kerena perang berhenti akibat gencatan senjata dan kedua negara tidak pernah secara resmi menandatangani persetujuan perdamaian. Konflik berlanjut ketika Korea Utara melakukan poliferasi nuklir di kawasan semenanjung Korea yang mengancam stabilitas regional dan negara-negara yang berkepentingn di kawasan Asia Timur.Berbagai diplomasi dilakukan dalam kerangka six party talks yang merupakan upaya untuk menghentikan poliferasi nuklir Korea 20 Airin Aisyah, Loc.Cit 11 Utara melalui negosiasi secara damai. Hasil dari penelitian ini menjelaskan bahwa solusi yang tepat dalam proses penyelesaian konflik ini adalah dengan kembali menyelenggarakan six party talks kerena merupakan salah satu opsi negosiasi secara damai. Efektivitas perlu ditingkatkan seperti peningkatan kepercayaan antar negara anggota agar tidak ada kecurangan yang terjadi dalam kesepakatan ini. Selain itu, AS dan negara-negara lainnya harus menjamin keamanan nasional Korea Utara sehingga Korea Utara tidak merasa terancam dan merasa tidak perlu lagi melakukan poliferasi nuklir selain untuk tujuan perdamaian. Dalam penelitian-penelitian terdahulu di atas, terdapat perbedaan serta persamaan dengan penelitian yang dilakukan oleh penulis. Persamaan antara penelitian penulis dengan penelitian terdahulu yang tercantum di atas adalah penelitian penulis dan penelitian terdahulu yang tercantum mengangkat tema yang sama yakni tentang konflik yang terjadi antara Korea Utara dan Korea Selatan di Semenanjung Korea. Perbedaan penelitian penulis dengan penelitian terdahulu yang tercantum adalah penelitian terdahulu pertama menjelaskan tentang konflik yang terjadi antara Korea Utara dan Korea Selatan yang dapat memberikan dampak ancaman bagi kawasan domestik maupun kawasan internasional. Penelitian terdahulu kedua menjelaskan tentang peluang bagi Indonesia dan upaya apa yang harus dilakukan oleh Indonesia dalam menyelesaikan konflik di Semenanjung Korea. Penelitian terdahulu 12 ketiga menjelaskan upaya penyelesaian konflik di Semenanjung Korea adalah dengan menyelenggarakan kembali six party talks yang di dalamnya berisi berbagai diplomasi yang di diskusikan demi menyelesaikan konflik di Semenanjung Korea ini. Dari penjelasan tersebut sudah jelas bahwa penelitian yang dilakukan peneliti berbeda dengan penelitian-penelitian terdahulu yang telah tercantum. Penelitian ini membahas atau mengkaji tentang motivasi dibalik langkah Indonesia dalam perannya untuk menjadi mediator konflik yang terjadi antara Korea Utara dan Korea Selatan. Tabel di bawah akan menjelaskan beberapa penelitian terdahulu : Judul dan Penulis Teori dan Konsep Hasil Penelitian “Konflik di Semenanjung Korea dan Pengaruhnya Terhadap Keamanan Internasional” oleh Angga Aditama P dkk Securtiy Dilemma- Interdependensi Konflik Semenanjung Korea memiliki pengaruh yang cukup masif dan esensial terhadap dinamika keamanan internasional. Hal ini dibuktikan dengan semakin runcingnya konflik yang melibatkan Korea Selatan dengan Korea Utara, sejak perang Semenanjung Korea tahun 1950-1953 hingga yang termutakhir ketika insiden penembakan artileri di Pulau Yeonpyeong sebagai simbol perbatasan kedua negara. Ketika usaha perdamaian yang belum menemukan titik terang, konflik kemudian kembali diperuncing 13 dengan pengembangan proyek nuklir oleh Korea Utara yang kemudian diperkirakan menjadi perlombaan senjata antara Korea Selatan yang disokong oleh AS dengan Korea Utara yang ditengarai didukung oleh China. “Peluang Indonesia dalam Resolusi Konflik di Semenanjung Korea” oleh Hadza Min Fadhli R - Dalam upaya mewujudkan Indonesia sebagai aktor yang dapat menyelesaikan kemelut di Semenanjung Korea, pemerintah Indonesia perlu mengobservasi permasalahan Korea secara komprehensif. Kemudian, setelah melakukan observasi dan menginventarisasi masalah, pemerintah Indonesia perlu menggerakkan elemen-elemen yang berada di legislatif dan eksekutif untuk menyusun sebuah taktik diplomasi yang total dan komprehensif. Meskipun taktik tersebut akan menempuh waktu yang panjang, secara perlahan pihak-pihak yang berseteru akan menemukan kesepakatan untuk menciptakan Semenanjung Korea yang aman dan stabil. “Diplomasi Konflik Semenanjung - Solusi yang tepat dalam proses penyelesaian konflik ini adalah dengan kembali menyelenggarakan 14 Korea” oleh Airin Aisyah six party talks kerena merupakan salah satu opsi negosiasi secara damai. Efektivitas perlu ditingkatkan seperti peningkatan kepercayaan antar negara anggota agar tidak ada kecurangan yang terjadi dalam kesepakatan ini. Selain itu, AS dan negara-negara lainnya harus menjamin keamanan nasional Korut sehingga Korut tidak merasa terancam dan merasa tidak perlu lagi melakukan poliferasi nuklir selain untuk tujuan perdamaian. “Rasionalitas Tawaran Mediasi oleh Indonesia terhadap Konflik di Semenanjung Korea tahun 2011-2014” Rezim Internasional- Diplomasi Preventif- International Responsibility Keputusan Indonesia yang bersedia untuk menjadi mediator konflik antara Korea Utara dan Korea Selatan merupakan pencerminan dari konstitusi yang dimiliki oleh Indonesia tentang perdamaian dunia. Untuk menjadi sebuah negara dengan misi perdamaian dunia bukanlah sebuah hal yang mudah. Menjadi mediator konflik antara Korea Utara dan Korea Selatan merupakan salah satu langkah yang diambil oleh Indonesia, guna meningkatkan kepercayaan dari negara lain bahwa Indonesia mampu berperan dalam menyelesaikan konflik antarnegara. Hal ini memberikan dampak positif bagi Indonesia sendiri, karena 15 Indonesia dapat meningkatkan powernya sehingga Indonesia dapat menjadi sebuah rezim keamanan dengan misi perdamaian dunia.

1.5.2 Teori dan Konsep