Metode Pengembangan Pegawai Pengertian, Tujuan, dan Metode Pengembangan Pegawai 1. Pengertian Pengembangan Pegawai

Astri Meisyuri Simanjuntak : Program Pengembangan Pegawai Pada Kantor Badan Pusat Statistik Kota Medan, 2009. prestasi kerja semakin baik, dan gaji juga akan meningkat karena kenaikan gaji didasarkan prestasi. B. Kantor 1. Memenuhi kebutuhan-kebutuhan perencanaan sumber daya manusia; dengan program pengembangan kantor melakukan upaya bersama untuk secara benar mendapatkan sumber daya manusia yang memenuhi kebutuhan kantor. 2. Penghematan; program pelatihan yang dilakukan dapat mengurangi biaya produksi karena pelatihan dan pendidikan dimaksudkan untuk meningkatkan keterampilan pegawai teknis, manusia, dan konseptual. 3. Mengurangi tingkat kesalahan dalam bekerja. 4. Memperkuat komitmen karyawan; kantor yang gagal menyediakan pendidikan dan pelatihan akan kehilangan pegawai yang berorientasi pencapaian yang merasa frustasi karena merasa tidak ada kesempatan untuk promosi.

3. Metode Pengembangan Pegawai

Salah satu prinsip pengembangan pegawai adalah memiliki suatu metode atau sistem latihan yang paling sesuai dengan tingkat pendidikan dan ketermpilan para karyawan serta kebutuhan pegawai. Metode pengembangan harus berdasarkan pada kebutuhan pekerjaan tergantung kepada berbagai faktor, seperti waktu, biaya, jumlah peserta, tingkat pendidikan dasar peserta, latar belakang peserta, dan lain-lain. Astri Meisyuri Simanjuntak : Program Pengembangan Pegawai Pada Kantor Badan Pusat Statistik Kota Medan, 2009. Berbagai cara dapat dipergunakan untuk melakukan program pengembangan. Menurut Siagian 2003;37-40 metode atau pendekatan yang digunakan dalam pendidikan dan pelatihan pegawai ada 2 macam, yaitu : a. Metode Off the Job Site di luar pekerjaan Pendidikan dan pelatihan dengan menggunakan metode ini berarti karyawan sebagai peserta diklat ke luar sementara dari kegiatan atau pekerjaannya. Kemudian mengikuti pendidikan dan pelatihan, dengan menggunakan teknik- teknik belajar mengajar seperti lainnya. Teknik yang dipakai dalam metode ini ada 2 macam, yakni: 1. Teknik Presentasi Informasi Teknik ini adalah menyajikan informasi, yang tujuannya mengintroduksikan pengetahuan, sikap dan keterampilan baru kepada para peserta. Teknik ini antara lain: a. Ceramah Biasa, dimana pengajar pelatih bertatap muka langsung dengan peserta. Peserta diklat pasif mendengarkan. b. Teknik Diskusi, dimana informasi yang akan disajikan disusun dalam bentuk pertanyaan-pertanyaan atau tugas-tugas yang harus dibahas dan didiskusikan oleh para peserta aktif. c. Teknik Pemodelan Perilaku behavior modeling, ialah salah satu cara mempelajari atau meniru tindakan perilaku dengan mengobservasi dan ditiru di proyeksikan dalam video tape. Astri Meisyuri Simanjuntak : Program Pengembangan Pegawai Pada Kantor Badan Pusat Statistik Kota Medan, 2009. d. Teknik Magang, ialah pengiriman para karyawan dari suatu organisasi ke badan-badan atau organisasi lain yang dianggap lebih maju, baik secara kelompok maupun perorangan. 2. Metode-Metode Simulasi Simulasi adalah suatu penentuan karakteristik atau perilaku tertentu dari dunia riil sedemikian rupa, sehingga para peserta diklat dapat merealisasikan seperti keadaan sebenarnya. Metode-metode simulasi ini mencakup : a. Simulator Alat-alat, misalnya simulasi sumur pompa tangan bagi pendidikan sanitasi. b. Studi Kasus case study dimana para peserta diklat diberikan suatu kasus, kemudian dipelajari dan didiskusikan antara para peserta diklat. c. Permainan Peranan role playing dimana para peserta diminta untuk memainkan berperan, bagian-bagian dari berbagai karakter watak dalam kasus. d. Teknik Didalam Keranjang in basket. Metode ini dilakukan dengan memberi bermacam-macam persoalan kepada para peserta latihan. B. Metode On the Job Site di dalam pekerjaan 1. Pelatihan ini berbentuk penugasan pagawai-pegawai baru kepada atau supervisor-supervisor yang telah berpengalaman senior. Dimana pegawai baru, itu minta kepada para pegawai yang sudah berpengalaman untuk membimbing atau mengajarkan pekerjaan yang baik kepada para pegawai baru. Astri Meisyuri Simanjuntak : Program Pengembangan Pegawai Pada Kantor Badan Pusat Statistik Kota Medan, 2009. 2. Bentuk lain dari on the job site adalah metode “rotasi” pekerjaan. Metode ini umumnya dilakukan pegawai-pegawai yang sudah lama. Kemudian akan dipindahkan tugasnya baik secara vertikal dipromosikan maupun secara horizontal ke bagian atau tugas lain yang sederajat dengan pekerjaan sekarang. Mengingat pentingnya suatu pengembangan, maka seorang manajer sumber daya manusia harus dapat mengembangkan program pelatihan dan pendidikan yang efektif. Menurut Notoadmodjo 2003;33-36 beberapa proses atau kegiatan yang harus dilakukan dalam upaya mengembangkan program pelatihan dan pendidikan yang efektif adalah: a. Analisis Kebutuhan Pendidikan dan Pelatihan Tahap ini mencakup 3 jenis analisis, yaitu : 1. Analisis organisasi, yang pada hakikatnya menyangkut pertanyaan: dimana atau bagaimana didalam organisasi atau institusi ada personal yang memerlukan pelatihan. 2. Analisis pekerjaan job analysis, yang antara lain menjawab pertanyaan: apa yang harus diajarkan atau diberikan dalam diklat, agar para karyawan yang bersangkutan mampu melakukan pekerjaan secara efektif. 3. Analisis pribadi, yang menjawab pertanyaan: siapa yang membutuhkan pendidikan dan pelatihan macam apa. Astri Meisyuri Simanjuntak : Program Pengembangan Pegawai Pada Kantor Badan Pusat Statistik Kota Medan, 2009. b. Menetapkan Tujuan Tujuan pendidikan dan pelatihan pada hakikatnya ialah perumusan kemampuan yang diharapkan dari diklat tersebut. Dasar untuk menyusun tujuan diklat ini adalah hasil dari analisis kebutuhan pelatihan yang telah dilakukan. c. Pengembangan Kurikulum Yaitu mengidentifikasikan materi-materi atau bahan-bahan pelajaran yang akan diberikan dalam pendidikan atau pelatihan. Kemudian dilakukan identifikasikan waktu yang diperlukan untuk tiap-tiap materi atau topiksub topik yang lebih terinci. Setelah itu ditentukan metode belajar mengajar yang bagaimana yang akan dipakai, serta alat bantu belajar mengajar yang diperlukan dalam diklat tersebut. d. Persiapan Pelaksanaan Diklat Sebelum pendidikan dan pelatihan dilaksanakan, terlebih dahulu dilakukan persiapan, yang pada umumnya mencakup kegiatan-kegiatan administrasi, antara lain: 1. Menyusun silabus dan jadwal diklat penjabaran kurikulum kedalam kegiatan pembelajaran. 2. Pemanggilan dan seleksi peserta. 3. Menghubungi para pengajar. 4. Penyusunan materi diklat serta penyediaan bahan-bahan referensi. 5. Penyiapan tempat, akomodasi peserta, dan sebagainya. Astri Meisyuri Simanjuntak : Program Pengembangan Pegawai Pada Kantor Badan Pusat Statistik Kota Medan, 2009. e. Pelaksanaan Pendidikan dan Pelatihan Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan diklat, antara lain adanya penanggung jawab harian, adanya monitoring pelaksanaan diklat melalui evaluasi harian, adanya alat-alat bantu yang diperlukan. f. Evaluasi Setelah berakhirnya pendidikan dan pelatihan, dilakukan evaluasi, yang mencakup: 1. Evaluasi terhadap proses, yang meliputi: a. Organisasi penyelenggaraan diklat, misalnya: administrasi, konsumsinya, ruangannya, para petugasnya, dan sebagainya. b. Penyampaian materi diklat, masalnya: relevansinya, kedalamnya, pengajarnya, dan sebagainya. 2. Evaluasi terhadap hasilnya, yang mencakup evaluasi sejauh mana materi yang diberikan itu dapat dikuasai atau diserap oleh peserta diklat dan apakah ada peningkatan kemampuan atau keterampilan, pengetahuan, dan sikap dari para peserta diklat. Demikian juga halnya bagi pihak Badan Pusat Statistik Kota Medan juga melakukan program pengembangan karyawan. Program pengembangan tersebut ditujukan kepada seluruh karyawan sebagai upaya pemerataan, yang mana setiap karyawan harus mengikuti program pengembangan yang dilaksanakan minimal sekali dalam setahun. Astri Meisyuri Simanjuntak : Program Pengembangan Pegawai Pada Kantor Badan Pusat Statistik Kota Medan, 2009. Adapun program pengembangan yang dilaksanakan oleh Badan Pusat Statistik Kota Medan adalah: 1. Pengembangan Teknis dan keahlian Dalam rangka pengembangan teknis dan keahlian, dibedakan menurut tingkat pendidikan para pegawai, yaitu: a. Ikatan Dinas STIS, Teknik pengembangannya dengan cara: 1. In house trainingjob training 2. Kursus komputer 3. Diklat statistik demografi 4. Diklat PDRB 5. Berbagai seminarlokakaryaworkshop b. Program S-1, Teknik pengembangannya dengan cara: 1. Job training 2. Diklat demografi, diklat PDRB, dan lain-lain 3. Seminarworkshop 4. Pelatihan instruktur c. D-3, Teknik pengembangannya dengan cara: 1. Job training 2. Diklat demografi, diklat PDRB, dan lain-lain 3. Seminarworkshop 4. Pelatihan instruktur d. SMA, Teknik pengembangannya dengan cara: Astri Meisyuri Simanjuntak : Program Pengembangan Pegawai Pada Kantor Badan Pusat Statistik Kota Medan, 2009. 1. Job training 2. Kursus statistik dasar 3. Mengikuti D-1 Statistik 4. Berbagai pelatihan survei seminar. 2. Pengembangan karir Jabatan: Bagi pegawai yang akan menduduki suatu jabatan atau promosi jabatan, diwajibkan untuk mengikuti pendidikan dan pelatihan diklat yang terdiri dari: a. Bagi calon pejabat eselon IV diwajibkan mengikuti diklat Pimpinan IV b. Bagi calon pejabat eselon III diwajikan mengikuti diklat pimpinan III c. Bagi calon pejabat eselon II diwajibkan mengikuti diklat pimpinan II d. Bagi calon pejabat eselon I diwajibkan mengikuti Lemhanas. Didalam pelaksanaan pengembangan karyawan, beberapa faktor yang juga diperhatikan oleh Badan Pusat Statistik Kota Medan dalam penyusunan program pelatihan, yaitu: 1. Kebutuhan pelatihan; dengan penjajangan kebutuhan dapat ditentukan jenis dan jumlah pelatihan yang diperlukan. 2. Cara penyelenggaraan pelatihan; cara memberikan pelatihan diserasikan dengan tujuan, jenis kegiatan, materi, dan peserta pelatihan bersangkutan. 3. Biaya pelatihan; penetapan besarnya biaya yang diperlukan disesuaikan dengan kebutuhan latihan dan sumber dana yang tersedia. Astri Meisyuri Simanjuntak : Program Pengembangan Pegawai Pada Kantor Badan Pusat Statistik Kota Medan, 2009. 4. Hambatan-hambatan; pertimbangan hambatan atau rintangan yang mungkin terjadi terhadap pekerjaan sebagai akibat pelatihan itu. 5. Pesarta latihan; penetapan jumlah tenaga yang tepat untuk mengikuti pelatihan, dilihat dari sudut kebutuhan kantor, kenaikan jabatan atau yang mungkin keluar atau pindah. 6. Fasilitas latihan; mempertimbangkan fasilitas-fasilitas latihan yang diperlukan dalam penyelenggaraan pelatihan tersebut. 7. Pengawasan latihan; mempertimbangkan hal-hal yang perlu mendapat pengawasan misalnya: biaya, nama peserta, hasil ujian, dan teknik pengembangan yang diperlukan. Berikut ini merupakan data karyawan yang telah mengikuti program pelatihan dan pendidikan terhitung dari tahun 2006-2008 pada kantor Badan pusat Statistik Kota Medan. Tabel. 3.1 Jumlah pegawai peserta diklat pada periode 2006-2008 Tahun Jumlah Pegawai Keseluruhan Orang Jumlah Pegawai Yang Mengikuti Diklat Orang Teknis dan Keahlian Jabatan 2006 37 15 2 2007 38 23 1 2008 37 28 1 Sumber : Kantor Badan Pusat Statistik Kota Medan, Bagian Tata Usaha Astri Meisyuri Simanjuntak : Program Pengembangan Pegawai Pada Kantor Badan Pusat Statistik Kota Medan, 2009.

B. Pengertian, Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Kerja dan Penilaian Prestasi Kerja