Tujuan dan Kegunaan Model

yang umum adalah mulai distributor dan ini biasanya ditempuh oleh sebangian besar Supply Chain. Barang dari pabrik melalui gudang disalurkan ke gudang distributor atau wholesaler atau pedangan besar dalam jumlah yang besar, dan pada waktunya nanti pedangan besar menyalurkan dalam jumlah yang kecil kepada retailers atau pengecer. Chain 1-2-3-4 Suppliers Manufacturer Distribution Retail Outlest Pedangan besar biasanya mempunyai fasilitas gudang sendiri atau dapat juga menyewa dari pihak lain. Gudang tersebut digunakan untuk menimbun barang sebelum disalurkan lagi ke pihak pengecer. Sekali lagi di sini ada kesempatan untuk memperoleh penghematan dalam bentuk inventories dan biaya gudang, dengan cara melakukan desain kembali pola-pola pengiriman barang baik dari gudang manufacturer maupun ke toko pengecer Retail Outlest . Chain 1-2-3-4-5 Suppliers Manufacturer Distribution Retail Outlest Customers Dari susunannya, para pengecer atau retailers ini menawarkan barangnya langsung kepada para pelanggan atau konsumen ataupun pengguna barang tersebut. Yang termasuk outlets adalah toko, warung, pasar swalayan, koperasi, mal, dan sebangainya, pokoknya dimana para konsumen akhir melakukan pembelian. Walaupun secara fisik dapat dikatakan bahwa ini merupakan mata rantai yang terakhir, sebenarnya masih ada satu mata rantai lagi, yaitu dari pembeli yang mendatangi retail outlet sebelumnya. ke real customers atau real user , karena pembeli belum tentu pengguna sesungguhnya. Mata rantai supply baru betul-betul berhenti setelah barang yang dibutuhkan tiba di pemakai langsung pemakai yang sebenarnya barang atau jasa yang dimaksut.

2.3.5 Tujuan dan Kegunaan

Supply Chain Berdasarkan definisi diatas tujuan dari supply chain adalah sebagai berikut: a. Supply chain menyangkut pertimbangan mengenai lokasi di setiap fasilitas yang memiliki dampak terhadap aktivitas dan biaya dalam rangka memproduksi produk yang diinginkan pelanggan dari suplier , pabrik hingga disimpan di gudang dan pendistribusiannya ke sentral penjualan. b. Mencapai efesiensi aktivitas dan biaya seluruh sistem dan transportasi hingga distribusi penyediaan bahan baku, proses kerja dan barang jadi. Universitas Sumatera Utara Indrajid et al 2002, hal: 4 adapun kegunaan menerapkan supply chain adalah sebagai berikut: a. Mengurangi inventory barang dengan berbagai cara Inventory merupakan bagian paling besar dari aset perusahaan yang berkisar antara 30-40, sedangkan biaya penyimpanan barang berkisar antara 20-40 dari nilai barang yang disimpan. b. Menjamin kalancaran penyediaan barang. Rangkaian perjalanan dari bahan baku sampai menjadi barang jadi dan diterima oleh pemakai pelanggan merupakan suatu rantai yang panjang chain yang perlu dikelola dengan baik. c. Menjamin mutu. Jaminan mutu ini juga merupakan serangkaian mata rantai panjang yang harus dikelola dengan baik karena mutu barang jadi ditentukan tidak hanya oleh proses produksi barang tersebut, tetapi juga oleh mutu bahan mentahnya dan mutu keamanan dalam pengirimannya.

2.3.6 Model

Supply Chain Berdasarkan penjelasan mengenai elemen-elemen supply chain tersebut dapat dikembangkan suatu model supply chain, yaitu suatu gambaran plastis mengenai hubungan mata rantai dari elemen-elemen tersebut yang dapat berbentuk seperti mata rantai yang berhubungan satu dengan yang lain. Model supply chain dikembangkan oleh A. T. Kearney pada tahun 1994 seperti pada gambar 2.1 Indrajid 2002, hal: 8 Supplier s Suppliers’ Supplier Compan y Custume r Custumer sEnd Gambar 2.2 Model Supply Chain yang Dikembangkan oleh A. T. Kearney Universitas Sumatera Utara Berdasarkan ilustrasi tersebut, suppliers’suppliers telah dimasukkan untuk menunjukkan hubungan yang lengkap dari sejumlah perusahaan atau organisasi yang bersama-sama mengumpulkan atau mencari, mengubah, dan mendistribusikan barang dan jasa kepada pelanggan akhir. Salah satu faktor kunci untuk mengoptimalkan supply chain adalah dengan menciptakan alur informasi yang bergerak secara mudah dan akurat di antara jaringan atau rantai, serta pergerakan barang yang efektif dan efisien untuk memaksimalkan kepuasan para pelanggan. Konsep yang banyak digunakan dan dikembangkan untuk meningkatkan efesiensi dan efektivitas pergerakan barang sebagai berikut: 1. Mengurangi jumlah supplier. Konsep ini dikembangkan sejak akhir tahun 90-an yang bertujuan untuk mengurangi ketidakseragaman, biaya-biaya negosiasi dan pelacakan tracking . Konsep ini adalah awal perubahan kecenderungan dari konsep multiple supplier ke single supplier . Dengan demikian, cara lama yang dahulu dianggap ampuh seperti mencari sourcing dengan cara tender terbuka makin tidak populer, karena tender terbuka tidak menjamin terbatasnya jumlah supplier . 2. Mengembangkan supplier partnership atau stratigic alliance Konsep ini dikembangkan sejak pertengahan tahun 1990-an dan diharapkan masih akan populer pada abad ke-21 ini. Konsep ini menganggap bahwa hanya dengan supplier partnership, key suppliers untuk barang tertetu merupakan strategic sources yang dapat diandalkan dan dapat menjamin lancarnya pergerakan barang dalam supply chain . Konsep ini selalu dibarengi dengan konsep perbaikan yang terus menerus dalam biaya dan mutu barang. Universitas Sumatera Utara

2.4 Program Dinamik

P. Siagian 1986, hal: 238 program dinamik adalah satu teknik matematika yang digunakan untuk mengoptimalkan proses pengambilan keputusan secara bertahap ganda. Dalam teknik ini, keputusan yang menyangkut suatu persoalan dioptimalkan secara bertahap dan bukan secara sekaligus. Program dinamik merupakan suatu cara penyelesaian masalah dengan menguraikan solusi menjadi sekumpulan langkah atau tahapan sedemikian hingga solusi dari persoalan dapat dipandang dari serangkaian keputusan yang saling berkaitan. Program dinamik menawarkan sebuah karangka yang sangat umum untuk masalah kontrol stokastik Bertsekas, 1995. Dalam bagian ini diperkenalkan sebuah kerangka program dinamik yang sedikit berbeda dari ukuran dasarnya standarnya. Keadaan seperti ini adalah agak dikhususkan untuk masalah persediaan retail dan lebih berperan penting untuk mendekati perhitungan secara efisien dalam konteks neuro- dynamic programming. Pada penyelasaian metode ini digunakan persyaratan optimisasi dan kendala untuk membatasi sejumlah pilihan yang harus dipertimbangkan pada suatu tahap. Program dinamis mempunyai karakteristik sebagai berikut: 1. Persoalan dapat dibagi menjadi beberapa tahap, yang pada setiap tahap hanya diambil satu keputusan. 2. Masing-masing tahap terdiri dari sejumlah status state yang berhubungan dengan tahap tersebut. Secara umum, status merupakan bermacam kemungkinan masukan yang ada pada tahap tersebut. Jumlah status bisa berhingga atau tidak berhingga. 3. Hasil dari keputusan yang diambil pada setiap tahap ditransformasikan dari status yang bersangkutan ke status berikutnya. 4. Ongkos cost pada suatu tahap meningkat secara teratur steadily dengan bertambahnya jumlah tahapan. 5. Ongkos pada suatu tahap bergangtung pada ongkos tahap-tahap yang sudah berjalan dan ongkos pada tahap tersebut. 6. Keputusan terbaik pada suatu tahap bersifat independen terhadap keputusan yang dilakukan pada tahap sebelumnya. Universitas Sumatera Utara