BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Banyaknya komentar masyarakat tentang keberhasilan dan
ketidakberhasilan instansi pemerintah dalam menjalankan amanah yang diberikan kepadanya menunjukkan harapan kepedulian publik yang harus direspons. Namun
antara harapan masyarakat terhadap kinerja instansi pemerintah dengan apa yang
dilakukan oleh pengelola dan pejabat pemerintah sering berbeda . Artinya terjadi
kesenjangan harapan yang bisa menimbulkan ketidakharmonisan antra instansi pemerintah dengan para direct user dari masyarakat, hal ini sebagai akibat dari
belum adanya sistem pengukuran kinerja formal yang dapat menginformasikan
tingkat keberhasilan suatu instansi pemerintah.
Tekanan terhadap pemerintah daerah untuk memperbaiki kinerja dalam memberikan pelayanan publik telah mendorong dibangunnya suatu sistem
manajemen pemerintahan daerah berbasisi kinerja merupakan pendekatan dalam manajemen sektor publik yang pada perkembangannya kemudian dikenal dengan
model new public management NPM, yang muncul sebagai reaksi dari tidak memadainya modal administrasi publik tradisional. Penerapan konsep NPM telah
menyebabkan terjadi perubahan manajemen sektor publik yang drastis dari sistem tradisional yang kaku, birokratis dan hierarkis menjadi model manajemen sektor
publik modern yang fleksibel dan lebih mengakomodasi pasar. Kantor Disnakertrans merupakan salah satu instansi Pemerintah yang
menerapkan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 3 Tahun 2006 salah satunya
1
Universitas Sumatera Utara
dalam hal sistem dan Prosedur Pengadaan Barang dan Jasa langsung mengenai hal yang menyangkut Pengaturan Keuangan, sedangkan proses Pengadaan Fisik
diatur dalam keputusan Presiden Nomor 80 Tahun 2006 tentang pedoman Pelaksanaan Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah.
Dalam proses pengadaan barang dan jasa, penatausahaan harus berkesinambungan. Karena antara pengadaan barang jasa dan penatausahaan
keuangan daerah saling bertautan antara satu dengan lainnya, good governace harus benar-benar diwujudkan dalam hal pengadaan dan penatausahaan barang
dan jasa. Tapi dalam hal ini diperlukan transparansi yang benar harus dijalankan, agar adanya kejelasan mengenai penggunaan APBD yang dikutip dari rakyat,
kantor Disnakertrans Medan sudah menerapkan hal ini dengan sebaik-baiknya. Walaupun masih ada sedikit kekurangan hal penatausahaan Keuangan
berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 yang masih tergolong baru di kantor Disnakertrans Medan, sehingga butuh pembenahan, terutama dalam
hal kinerja dan perangkat, karena dalam hal kinerja dan perangkat di Kantor Disnakertrans Medan tidak mencerminkan konsep 3 E Ekonomi, Efektif dan
Efesien yang sering menjadi tujuan dan pedoman dalam melakukan pekerjaan dipemerintahan yang mampu memberi pelayanan yang optimal kepada
masyarakatnya. Tetapi hal ini sudah lebih baik disbanding sebelumnya, dalam hal transparansi Kantor Disnakertrans Medan sudah cukup transparan dalam
melakukan kegiatan di kantor Disnakertrans Medan.
Universitas Sumatera Utara
B. Perumusan Masalah