Pengujian Sampel .1 Densitas Density dan Serapan Air water Absorbtion

3.6 Pengujian Sampel 3.6.1 Densitas Density dan Serapan Air water Absorbtion Pengujian densitas dan serapan air dari masing-masing sampel berdasarkan komposisi yang telah dibuat, dilakukan dengan menggunakan prinsip Archimedes dan mengacu pada standar ASTM C-00-2005. Prosedur pengujian densitas : 1. Sampel balok dan kubusyang direndam dikeringkan perm yang telah dikeringkan selama 28 hari, masing-masing ditimbang dengan menggunakan neraca, dicatat sebagai massa kering W s . 2. setelah massa kering dicatat, kemudian sampel balok dan kubus tersebut direndam di dalam air selama 24 jam 3. Setelah direndam selama 24 jam kemudian sampel balok dan kubus dikeluarkan dari dalam air selanjutnya ditiriskan hingga air tidak lagi menetes dari sampel. 4. setelah itu sampel balok dan kubus masing-masing ditimbang dengan menggunakan neraca, dicatat sebagai massa basah W b 5. Kemudian masing-masing sampel balok dan kubus ditimbang dengan cara manggantungkan sampel dalam air dan tidak menyentuh alas wadah air, dicatat sebagai massa dalam air W g Dengan memperoleh nilai-nilai besaran massa kering W s , massa basah W b dan massa dalam air W g , maka nilai densitas dan serapan dapat dihitung dengan menggunakan persamaan 2.1 dan 2.2 3.6.2 Kuat Tekan Compressive strength Pengujian ini dilakukan untuk menentukan kuat tekan Compressive strength beton dengan benda uji berbentuk kubus dengan ukuran 5 cm x 5 cm x 5 cm yang dibuat dan dimatangkan curing di laboratorium. Kuat tekan beton adalah besarnya beban pe satuan luas yang menyebabkan benda uji beton hancur bila dibebani dengan gaya tekan tertentu yang dihasilkan oleh mesin tekan. Alat yang digunakan untuk menguji kuat tekan adalah Hydraulic Compressive Strength Universitas Sumatera Utara Machine tipe MAC-200 dan pengujian dilakukan dengan mengacu pada standar ASTM C 270 – 2004 dan C – 780 serta SNI 03-6825-2002. Prosedur pengujian melalui tahapan sebagai berikut : 1. Sampel kubus ukuran 5 cm x 5 cm x 5 cm dihitung luas permukaannya A = sisi x sisi 2. sebelum pengujian, alat ukur terlebih dahulu dikalibrasi dengan jarum penunjuk berada tepat di angka nol 3. kemudian tempatkan sampel tepat berada di tengah pada posisi pemberian gaya 4. arahkan switch on-off ke arah on, sehingga pembebanan akan bergerak secara otomatis dengan kecepatan konstan 5. ketika sampel telah pecah, arahkan switch ke arah off. Sehingga motor penggerak akan berhenti. Kemudian catat besar gaya yang ditampilkan pada panel display. 6. hitung nilai kuat tekan dengan persamaan 2.3

3.6.3 Kuat Patah Flexural Strength

Pengujian ini dilakukan untuk menentukan kuat patah beton dengan sampel uji berbentuk balok dengan ukuran 12 cm x 3 cm x 3 cm. Alat yang digunakan untuk menguji kuat patah adalah Torsee`s Universal Testing Machine berkapasitas 5000 kg. Pengujian dilakukan dengan mengacu pada ASTM C 133-97 dan ASTM C 348-2002. Prosedur pengujian melalui tahapan sebagai berikut : 1. atur jarak titik tumpu sebesar 9 cm sebagai dudukan sampel 2. Alat ukur terlebih dahulu dikalibrasi dengan jarum penunjuk tepat pada angka nol 3. tempatkan sampel tepat berada di tengah pada posisi pemberian gaya, dan arahkan tombol on-off ke posisi on, sehingga pembebanan akan bergerak secara otomatis Universitas Sumatera Utara 4. ketika sampel uji telah patah, arahkan tombol ke posisi off agar motor penggerak akan berhenti. Kemudian catat besar angka yang ditampilkan pada panel display. 5. hitung nilai kuat patah dengan persamaan 2.4

3.6.4 Kekerasan

Kekerasan suatu bahan adalah ketahanan daya tahan suatu bahan terhadap daya benam dari bahan lain yang lebih keras dan dibenamkan kepadanya. Pengujian kekerasan dilakukan untuk mengetahui kekerasan bahan dan data yang didapat sangat penting dalam proses perlakuan panas, juga mempunyai korelasi dengan nilai tegangan-tegangan pada uji tekan. Pengujian kekerasan Brinnel merupakan pengujian standar secara industri, tetapi karena penekanannya dibuat dari bola baja yang berukuran besar dengan beban besar, maka bahan lunak atau keras sekali tidak dapat diukur kekerasannya. Pengujian kekerasan Rockwell cocok untuk semua material yang keras dan lunak, penggunaannya dapat dengan leluasa Surdia, T. Dan Saito, S., 1985. Uji kekerasan dapat dilakukan dengan beberapa metode, antara lain : Brinnel, Rockwell dan Vickers, ketiga metode tersebut memiliki perbedaan pada jenis material dan bentuk indentor atau penetrator benda yang dibenamkan ke benda uji dan juga nilai dari ketiga metode dapat saling dikorelasikan satu dengan yang lain tabel korelasi kekerasan Brinnel, Rockwell dan Vickers terlampir. Pada penelitian ini pengujian sampel paving block menggunakan Brinnel dengan Equotip Hardness Tester yang memiliki nomor seri SN 716 – 0915 Vers.1.16 jenis portable. Cara pengujian : 1. siapkan sampel paving block dengan syarat permukaan harus rata 2. hindarkan permukaan sampel terhadap pengaruh panas dan dingin 3. letakkan tapak indentor pada permukaan sampel dan tekan secara tegak lurus 4. baca nilai kekerasan pada monitor alat 3.6.5 Analisa komposisi dengan AAS Pengujian komposisi bahan digunakan dengan alat AAS. Cara Kerja AAS: Universitas Sumatera Utara 1. Sumber sinar yang berupa tabung katoda berongga Hollow Chatode Lamp menghasilkan sinar monokromatis yang mempunyai beberapa garis resonansi 2. Sampel diubah fasenya dari larutan menjadi uap atom bebasdi dalam atomizer dengan nyala api yang dihasilkan dari pembakaran bahan bakar dengan oksigen 3. Monokromator akan mengisolasi salah satu garis resonansi yang sesuai dengan sampel dari beberapa garis resonansi yang berasal dari sumber sinar 4. Energi sinar dari monokromator akan diubah menjadi energi listrik dalam detektor 5. Energi listrik dari detektor inilah yang akan menggerakkan jarum dan mengeluarkan grafik 6. Sistem pembacaan akan menampilkan data yang dapat dibaca dari grafik Universitas Sumatera Utara BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Paving block yang telah dibuat adalah campuran dari pasir, air, semen dengan limbah las karbit dan fly ash sebagai perekat. Dalam penelitian ini dilakukan dua tahap, yaitu: • Tahap pertama paving block dibuat dengan komposisi semen, fly ash, pasir dan air. Tujuannya untuk menemukan komposisi optimum fly ash sebagai perekat pada paving block. Dalam tahap I ini prosentase volume semen yang diganti dengan fly ash masing-masing sebesar 10 , 20 , 30 , 40 dan 50 tabel 3.1 • Tahap kedua Paving block dibuat dengan komposisisi semen, air, pasir dan limbah las karbit dengan komposisi optimum fly ash dari sampel tahap I. Tujuannya untuk melihat komposisi optimum limbah karbit sebagai bahan tambahan paving block. Pada dalam tahap ini menggunakan fly ash 10 dan 20 dari volume semen dan ditambahakan 10 , 20 , 30 , 40 dan 50 limbah karbit tabel 3.2. Paving block yang telah dicetak dikeringkan secara alami selama 28 hari, kemudian diuji karakteristiknya. Karakteristik paving block sangat ditentukan oleh komposisi semen, pasir dan limbah yang digunakan dan pengujian yang meliputi pengujian fisis , pengujian mekanis, dan pengujian komposisi dengan AAS sangat berperan penting dalam menentukan karakteristiknya.

4.1 Pemanfaatan Limbah Abu Terbang Batubara fly ash untuk Pembuatan Paving Block.