LATAR BELAKANG PENELITIAN SENDIRI

BAB III PENELITIAN SENDIRI

3.1. LATAR BELAKANG

Sirosis hati SH merupakan stadium tahap akhir dari perjalanan penyakit hati kronis yang ditandai dengan adanya kegagalan hepatoseluler dan hipertensi portal. 1,2 . Pada penyakit hati kronis, seperti SH dilaporkan terjadi gangguan sensitifitas insulin yang diikuti dengan perubahan metabolisme glukosa seperti tingginya prevalensi resistensi insulin dan intoleransi glukosa. Hampir semua pasien SH mengalami resistensi insulin, sekitar 60-80 adalah intoleransi glukosa, dan selanjutnya 20 berkembang menjadi Diabetes Mellitus DM. Pada pasien SH dilaporkan bahwa hiperinsulinemia kronis menyebabkan resistensi insulin. Namun mekanisme penyebab dari gangguan penggunaan glukosa oleh insulin masih belum diketahui. 3 Laporan lain menunjukkan bahwa adiponektin pada manusia secara langsung berkorelasi dengan sensitifitas insulin dan berkorelasi secara negatif dengan kadar transaminase serum. 5 Penyakit SH merupakan penyakit katabolik dimana terdapat beberapa perubahan metabolisme diantaranya adalah peningkatan pengeluaran energi, mengalami penurunan massa lemak tubuh dan massa sel tubuh, serta menunjukkan peningkatan penggunaan energi dari lemak. Studi sebelumnya pada manusia didapatkan bahwa kadar adiponektin plasma berkorelasi negatif terhadap indeks massa tubuh dan massa lemak tubuh, gula darah puasa dan Universitas Sumatera Utara insulin, tingkat resistensi insulin, tekanan darah sistolik dan diastolik, kolesterol total dan trigliserida. 4 Adiponektin atau Acrp30 Adipocyte complement-related protein merupakan protein spesifik jaringan adipose dan merupakan protein transkrip gen yang paling banyak di adiposit, sekitar 0,01 dari semua protein. Aktifitas biologi dari adiponektin sangat sedikit diketahui. Namun studi sebelumnya mendapatkan konsentrasi adiponektin yang rendah pada pasien obesitas dengan resisten insulin, DM tipe 2 dan penyakit jantung koroner. Injeksi fragmen adiponektin akan menurunkan glukosa darah, mengatasi resistensi insulin , menurunkan asam lemak bebas dan menurunkan berat badan pada tikus. 3,4 Pada manusia dan tikus normal, ekspresi adiponektin terbatas pada jaringan lemak atau sel-sel adiposit didalam hati. Namun dilaporkan tikus yang diobati dengan carbon tetrachloride menunjukkan peningkatan ekspresi protein adiponektin sebagaimana mRNA dalam hepatosit yang kemungkinan mengimplikasikan adiponektin berkontribusi dalam kelainan metabolik yang terjadi pada pasien SH. 4 Adiponektin pada manusia secara langsung berkorelasi dengan sensitifitas insulin sehingga dengan demikian berkurang pada pasien obesitas dan DM tipe 2 Hu dkk 1996; Arita dkk 1999. Telah ditunjukkan bahwa adiponektin merangsang hati untuk mempengaruhi kerja insulin dalam metabolisme glukosa. 5 Pada penelitian yang dilakukan oleh Hui dkk 2007 terhadap pasien hepatitis kronis B di Hongkong mendapatkan bahwa kadar adiponektin serum Universitas Sumatera Utara dapat meningkat sampai dengan 4 kali lipat pada pasien dengan tingkat fibrosis yang lebih tinggi dan berkorelasi positif dengan tingkat fibrosis p0,001, dan setelah terapi antiviral dimana terjadi penurunan tingkat fibrosis didapatkan penurunan yang bermakna dari kadar adiponektin serum. Mereka menyimpulkan bahwa adiponektin serum memiliki peranan dalam progresi fibrosis pada pasien Hepatitis B kronik, dan penurunan adiponektin serum setelah terapi antiviral menunjukkan pengurangan fibrosis hati. 6 Penelitian yang dilakukan oleh Sohara dkk 2005, mendapatkan bahwa kadar adiponektin plasma tinggi pada pasien SH dibandingkan kontrol log adiponektin: 0,46 ± 0,12 vs 0,35 ± 0,10 μgml, p0,05, peningkatan kadar ini meningkat sejalan dengan tingkat keparahan SH {Child A n=21 p0,05, Child B C n=17 p0,05} dan terdapat korelasi negatif antara adiponektin plasma dengan kadar insulin pada kontrol r = -0,429, p=0,0017, dan korelasi positif antara adiponektin plasma dengan kadar insulin pada pasien SH r = 0,354, p=0,028. 3 Tietge dkk 2004 juga mendapatkan adanya peningkatan yang signifikan kadar adiponektin plasma pada penderita Sirosis Hati dibanding kontrol 15,2±1,7 vs 8,2±1,1 μgml, p0,01 , hati merupakan sumber utama ekstraksi adiponektin, sementara kadar adiponektin pada SH tidak berkorelasi dengan parameter komposisi atau metabolisme tubuh tapi secara ekslusif berkorelasi dengan penurunan fungsi hati dan perubahan hemodinamik di hati. 4 Dari berbagai latar belakang diatas kemungkinan didapatkan hubungan antara Sirosis Hati, dan kadar adiponektin plasma, namun sejauh ini penelitian Universitas Sumatera Utara tentang adiponektin khususnya pada pasien SH belum banyak di Indonesia dan belum pernah dilakukan di Medan. Karena itulah penulis berminat melakukan penelitian mengenai kadar adiponektin plasma pada penderita Sirosis Hati sesuai dengan tingkat keparahan menurut kriteria Child Pugh A, B dan C di kota Medan.

3.2 PERUMUSAN MASALAH