36
Lanjutan Tabel 4.8 Jadwal Pemberian MP-ASI, Menurut Umur, MP-ASI, Frekuensi Pemberian per Hari, dan Jumlah Responden Yang
Tidak Tepat
12 Bulan atau lebih
ASI Kapan diminta
Makanan pada
umumnya, termasuk
kuning telurnya dan jeruk
4-6 Kali sehari 10
Maka dapat disimpulkan bahwa responden yang paling banyak tidak tepat dalam pemberian MP-ASI pada usia 7 bulan dan 9 bulan sebanyak 12 orang.
4.3. Analisis Bivariat
Analisis bivariat digunakan untuk mengidentifikasi hubungan variabel independen pengetahuan,sikap dengan variabel dependen yaitu ketepatan
pemberian MP-ASI di Kelurahan Tiga Balata Kecamatan Jorlang Hataran Kabupaten Simalungun.
4.3.1. Hubungan Pengetahuan dengan Ketepatan Pemberian MP-ASI di Kelurahan Tiga Balata Kecamatan Jorlang Hataran Kabupaten
Simalungun
Tabel 4.9 Hubungan Pengetahuan dengan Ketepatan Pemberian MP-ASI di Kelurahan Tiga Balata Kecamatan Jorlang Hataran
Kabupaten Simalungun
No Pengetahuan
Ketepatan Pemberian MP-ASI Jumlah
Nilai
p
Tepat Tidak Tepat
n n
n
1 Baik
7 100
0 7 100 2
Cukup 7
58,3 5
41,7 12 100 0,002
3 Kurang
12 31,6
26 68,4 38 100
Jumlah 26
45,6 31
54,4 57 100,0
37
Berdasarkan tabel 4.8 diperoleh 7 responden yang berpengetahuan baik, yang pengetahuannya baik dengan tepat pemberian MP-ASI yaitu sebanyak 7
orang 100. 12 responden yang berpengetahuan cukup, yang pengetahuannya cukup dengan ketepatan pemberian MP-ASI yaitu sebanyak 7 orang 58,3 dan
yang pengetahuannya cukup tidak tepat pemberian MP-ASI yaitu sebanyak 5 orang 41,7. Sedangkan 38 responden yang berpengetahuan kurang, yang
pengetahuannya kurang dengan ketepatan pemberian MP-ASI yaitu sebanyak 12 orang 31,6 dan yang pengetahuannya kurang dengan ketidaktepatan
pemberian MP-ASI yaitu sebanyak 26 orang 68,4. Hasil uji statistik
chi-square
diperoleh nilai
p
value = 0,002 p0,05, Maka dapat disimpulkan ada hubungan secara signifikan antara pengetahuan
responden dengan ketepatan pemberian MP-ASI pada bayi.
4.3.2. Hubungan Sikap Dengan Ketepatan Pemberian MP-ASI Tabel 4.10 Hubungan Sikap Dengan Ketepatan Pemberian MP-ASI di
Kelurahan Tiga
Balata Kecamatan
Jorlang Hataran
Kabupaten Simalungun
No Sikap
Ketepatan Pemberian MP-ASI Jumlah
Nilai
p
Tepat Tidak Tepat
n n
n
1 Baik
15 62,5
9 37,5 24 100
2 Tidak baik
11 33,3
22 66,7 33 100
0,029
Jumlah 26
46,6 31
54,4 57 100,0
38
Berdasarkan tabel 4.9 diperoleh 24 responden yang sikapnya baik, yang sikap baik dengan ketepatan pemberian MP-ASI yaitu sebanyak 15 orang 62,5
dan yang sikapnya baik dengan tidak tepat pemberian MP-ASI yaitu sebanyak 9 orang 37,5. Sedangkan 33 responden yang sikapnya tidak baik dengan
ketepatan pemberian MP-ASI yaitu tepat sebanyak 11 orang 33,3, dan yang sikapnya tidak baik dengan tidak tepat pemberian MP-ASI yaitu sebanyak 22
orang 66,7. Hasil uji statistik
chi-square
diperoleh nilai
p
value = 0,029 p0,05, Maka dapat disimpulkan ada hubungan secara signifikan antara sikap
ibu dengan ketepatan pemberian MP-ASI pada bayi.
39
BAB V PEMBAHASAN
5.1. Ketepatan Pemberian MP-ASI
Hasil analisis univariat dari 57 responden yang tinggal di Kelurahan Tiga Balata Kecamatan Jorlang Hataran Kabupaten Simalungun menunjukkan bahwa
sebagian besar responden tidak tepat dalam pemberian MP-ASI pada bayi yaitu sebanyak 31 orang 54,4, dan sebanyak 26 orang 45,6 yang tepat dalam
pemberian MP-ASI pada bayi. Rata-rata ibu yang tinggal di Kelurahan tidak tepat dalam pemberian makanan pendamping ASI dikarenakan pada saat bayi menangis
yang membuat ibu merasa bayinya kelaparan sehingga ibu memberikan susu formula dan makanan tambahan lainnya. Padahal jika makanan pendamping ASI
diberikan terlalu dini dan tidak sesuainya pola asuh yang diberikan justru dapat menggangu sistem pencernaan pada bayi, dan apabila terlambat memberikan juga
akan membuat bayi kekurangan gizi serta gangguan tumbuh kembang bayi. Persentasi ketepatan pemberian MP-ASI tidak ada setengah dari sampel
yang diambil, ibu merasa dengan memberikan makanan tambahan bayi akan sehat serta bayi cepat tumbuh besar. Selain itu adapula ibu yang beralasan bahwa
khawatir akan tidak naiknya berat badan anak, serta bayi yang sering menangis dan rewel yang membuat ibu memberikan makanan pendamping ASI yang tidak
sesuai dengan usia bayi. Padahal anak – anak yang diberikan makanan
pendamping ASI setelah berumur 6 bulan umumnya lebih cerdas dan memiliki