Sebagai pembantu operator dalam menjalankan tugasnya
3. Hasil Penelitian
a. Sekilas tentang CPO
Hasil panen kelapa sawit adalah buah sawit yang secara umum dikenal dengan istilah TBS tandan buah segar. Pengolahan sawit pada dasarnya
bertujuan menghasilkan minyak sawit yang berkualitas baik. Pada dasarnya ada dua macam hasil olahan utama TBS di pabrik yaitu minyak kelapa sawit dan
minyak inti kelapa sawit. Minyak sawit CPO merupakan merupakan minyak yang berasal dari pengolahan daging buah kelapa sawit. Sedangkan minyak inti
sawit KPO merupakan minyak yang berasal dari pengolahan inti kelapa sawit. CPO dan KPO merupakan minyak dengan nilai ekonomis yang tinggi karena
selain dapat dijual langsung, dapat pula diolah lebih lanjut untuk menghasilkan berbagai produk lain. Secara ringkas tahap-tahap pengolahan TBS adalah sebagai
berikut: 1
Pengangkutan TBS ke pabrik TBS harus diangkut ke pabrik untuk diolah maksimal 8 jam setelah
dipanen. Setelah sampai di pabrik segera dilakukan penimbangan untuk mendapatkan angka-angka yang berkaitan dengan produksi,
pembayaran upah kerja, dan perhitungan rendemen minyak sawit. 2
Perebusan TBS TBS yang telah ditimbang kemudian ditimbang dalam ketel uap yang
pada dasarnya bertujuan untuk mempermudah pelepasan buah dari tandan dan inti dari cangkang, memperlunak daging buah sehingga
Universitas Sumatera Utara
mempermudah proses pemerasan dan untuk mengandapkan protein sehingga mempermudah pemisahan minyak.
3 Perontokan dan pelumatan buah
TBS ditarik keluar dan diangkat dengan Hoisting Crane yang digerakkan motor yang kemudian akan membalikkan TBS kertas
mesin perontok buah. Buah yang telah rontok dibawa ke mesin pelumat untuk memudahkan proses penghancuran daging dan
pelepasan biji. 4
Ekstraksi minyak sawit Untuk memisahkan lumatan TBS dan biji sawit perlu dilakukan
pengadukan. Setelah itu dimulailah proses ekstraksi. Tujuan ekstraksi adalah mengambil minyak dari masa adukan.
5 Pemurnian dan penjernihan minyak sawitCPO
Minyak sawit yang keluar dari tempat pemerasan masih berupa minyak sawit kasar karena masih mengandung partikel-partikel dari
tempurung serta air. Agar diperoleh minyak sawit yang bermutu baik maka minyak sawit kasar tersebut dialirkan ke tangki minyak kasar
crude oil tank. Setelah melalui proses ini akan dihasilkan minyak sawit mentah CPO.
6 Pengeringan dan pemecahan biji sawit
Biji sawit yang telah dipisahkan dikeringkan dalam silo minimal 14 jam dengan sirkulasi udara kering dan suhu 50
o
C. akibat proses
Universitas Sumatera Utara
pengeringan ini inti sawit akan mengerut sehingga mempermudah pemisahan inti dari tempurungnya.
7 Pemisahan inti dari tempurungnya
Inti dan tempurung dipisahkan oleh aliran air yang berputar dalam sebuah tabung atau dengan cara mengapungkannya sehingga inti
sawit akan mengapung dan tempurung tenggelam. Setelah itu inti sawit akan segera dikeringkan dengan suhu 80
o
C. Setelah kering maka inti sawit akan diekstraksi untuk menghasilkan minyak inti
sawit KPO. b.
Harga Pokok Produksi
Sebagai salah satu perusahaan yang bergerak di bidang industri pengolahan minyak kelapa sawit, PT. Mutiara Unggul Lestari menggunakan biaya-biaya produksi yaitu:
1. Biaya bahan baku langsung Direct Material Cost, yaitu tandan buah
segar TBS, yang diperoleh baik dari kebun sendiri maupun dibeli dari luar kebun perusahaan.
2. Biaya upah langsung Direct Labour Cost, yaitu biaya untuk para pekerja
yang menjalankan mesin-mesin pabrik. 3.
Biaya overhead pabrik Factory Overhead Cost, yaitu biaya bahan penolong dalam melaksanakan proses produksi.
Dalam melakukan perhitungan terhadap harga pokok produksi minyak kelapa sawit CPO, perusahaan tidak mengenal adanya persediaan awal maupun
persediaan akhir dari tandan buah segar TBS, dikarenakan kurangnya pemasukan tandan buah segar TBS. Selain daripada itu, perusahaan juga tidak
Universitas Sumatera Utara
mengenal adanya persediaan barang dalam proses, karena tandan buah segar TBS langsung diolah dan langsung menghasilkan minyak kelapa sawit CPO
dan inti sawit Kernel. Overhead pabrik sendiri dibebankan langsung sesuai dengan pemakaian
jumlah material dan tidak terdapat suatu sistem penaksiran atas pemakaian overhead tersebut. Perhitungan harga pokok produksi minyak kelapa sawit CPO
dan inti sawit Kernel dilakukan secara bersama-sama dalam arti tidak ada perbedaaan harga pokok produksi untuk minyak kelapa sawit CPO dan inti sawit
Kernel. Perhitungan harga pokok produksi ini juga digunakan untuk menghitung harga pokok penjualan. Perhitungan harga pokok produksi tidak hanya
keseluruhan total biaya tetapi juga dilakukan secara per kilogram produk yang dihasilkan. Untuk mencari harga pokok produksi per kilogram adalah dilakukan
dengan cara membagi harga pokok produksi dengan jumlah produk yang dihasilkan, dalam hal ini adalah minyak kelapa sawit CPO dan inti sawit
Kernel. Dalam penelitian ini, peneliti memperoleh data harga pokok produksi CPO selama tahun yang diteliti yaitu tahun 2006-2008 yang dibagi dalam tiap
bulan, sebagai berikut:
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.1 Data Harga Pokok Produksi CPO Periode 2006-2008
Sumber: PT Mutiara Unggul Lestari
c. Harga Jual Perusahaan ini dalam menentukan harga jualnya, Managing Directorlah yang
memepunyai wewenang untuk menentukannya. Akan tetapi harga jual produk perusahaan tergantung dari harga pasar dimana ditentukan berdasarkan posisi
bargaining power atau tawar menawar di pasar. Sebelumnya perusahaan telah mendapatkan informasi misalnya dengan mengakses internet berupa harga CPO di
pasar internasional. Jadi dalam kebijakannya untuk menetapkan harga jual produk, digunakan metode berbasis pasar. Penjualan perusahaan ini terdiri dari dua, yaitu
penjualan lokal local sales dan penjualan ekspor export sales. Namun untuk produk CPO, perusahaan hanya melakukan penjualan lokal karena permintaan
untuk produk ini cukup besar. Dalam penjualannya perusahaan ini tidak memberikan penjualan secara kredit. Perusahaan ini melakukan pengiriman
Bulan Harga Pokok Produksi CPO Rpkg
2006 2007
2008
Januari 2367
4926 4488
Februari 2233
4339 4351
Maret 2400
4046 4748
April 2447
4514 4665
Mei 2205
4824 4598
Juni 2100
3958 4676
Juli 2506
5124 5291
Agustus 2484
4517 4869
September 2747
4198 4555
Oktober 3030
4239 5003
November 2447
4554 5041
Desember 3142
3660 5252
Universitas Sumatera Utara
barang kepada pembeli tetapi pembelilah yang menanggung ongkos pengiriman barang.
Tingkat kompetisi di pasar sangat diperhatikan oleh perusahaan ini dalam menentukan harga jual CPO. Komoditi yang dihasilkan perusahaan ini ditujukan
untuk pelanggan yang berbentuk pabrikan yang membeli dengan kuantitas besar. Sehingga, apabila perusahaan tidak dapat berkompetisi dengan baik di pasar,
maka perusahaan akan kehilangan kesempatan untuk memperoleh laba. Sasaran penetapan harga yang dibuat oleh perusahaan ini yaitu sasaran profitabilitas.
Perusahaan juga memperhitungkan tingkat kompetisi dengan harga jual sesuai harga pasar. Adapun strategi yang dilakukan perusahaan ini dalam menentukan
harga jual adalah strategi penetapan harga kompetitif, yaitu perusahaan mengurangi tekanan persaingan harga dengan menyamakan harga dengan
perusahaan lain yang tidak jauh dari harga pasar yang berlaku saat itu. Dalam penelitian ini, peneliti memperoleh harga jual CPO selama tahun yang diteliti
yaitu tahun 2006-2008 yang dibagi dalam tiap bulan, sebagai berikut:
Tabel 4.2 Data Harga Jual CPO Periode 2006-2008
Bulan Harga Jual CPO Rpkg
2006 2007
2008
Januari 3368
4831 7691
Februari 3478
4797 8562
Maret 3476
5005 9213
April 3352
5922 8141
Mei 3451
6194 9015
Juni 3571
6290 8789
Juli 3581
6269 8244
Agustus 3939
6643 6657
September 3845 6524
5556
Universitas Sumatera Utara
Sumber: PT Mutiara Unggul Lestari
B. Analisis Hasil Penelitian 1. Analisis Statistik Deskriptif