Gangguan Elemen Faktor dan Karakteristik Beban

No Kode Description Qty KW Stand by Total Daya 1 18.5 1 18.5 9 MCC-9 Kantor 20 25 Laboratorium 15 15 kantin 0.9 0.9 10 MCC-10 Perumahan 10 108 Penerangan jalan 18 20 Sumur bor 3 40 90 11 MCC-11 Gudang 10 Mess 18 12 MCC-12 Penerangan pabrik 40 Total Daya KeSELURUHAN = 2891.08 KW

3.6. Gangguan

Salah satu gangguan yang selalu di alami di dalam distribusi energi listrik yaitu terjadinya selisih antara tegangan pada pangkal pengirim sending end. Gangguan seperti ini akibat jatuh tegangan pada ujung penerima receiving end. Gangguan seperti ini akibat jatuh tegangan pada saluran trasmisi dan disebut jatuh tegangan relatif atau regulasi tegangan voltage regulation, dan dinyatakan oleh persamaan : 100 x Vr Vr Vs VR − = ………………………………….............. 3.1 dimana : Vs = Tegangan pada pangkal pengirim Vr = Tegangan pada ujung pengiriman Tabel 3.1 Lanjutan Universitas Sumatera Utara Untuk jarak dekat regulasi tegangan kecil, seperti pada pabrik PT. PN III Kebun Sei Silau Kisaran, dimana jarak antara pembangkit dan beban relatif dekat, jadi gangguan-gangguan yang sering terjadi pada sistem distribusi pada pabrik adalah : 1. Terjadinya arus hubung singkat pada motor 2. Tercapainya tekanan uap yang sesuai untuk melayani turbin sehingga menyebabkan trip pada turbin. 3. Terjadinya penumpatan bahan produksi pada sistem ular-ularan elevator sehingga beban menjadi tinggi. 4. Putusnya salah satu kawat penghantar pada motor.

3.7. Elemen Faktor dan Karakteristik Beban

a. Faktor kebutuhan Deman Factor Faktor kebutuhan adalah perhitungan besar pemakaian beban maksimum oleh konsumen dibanding besarnya persediaan beban yang terpasang. Dalam perhitungan faktor kebutuhan tersebut dinyatakan dalam persamaan sebagai berikut : Tegangan Beban Maksimum Demand Faktor Deman = ………………………....................... 3.2 Dalam prakteknya ada dua syarat yang harus diperhatikan untuk perhitungan faktor tersebut : 1. Beban yang terpasang harus lebih besar dari pada beban maksimum pemakaian unover load. 2. Mengupayakan pemakaian beban tidak pada waktu bersamaan maksimum yang dapat melampaui besaran terpasang over Load. Universitas Sumatera Utara b. Faktor Beban Harian Untuk menggambarkan keadaan operasi dari suatu pembangkit, dapat dilihat dari faktor beban harian. Faktor beban harian didefinisikan sebagai perbandingan antara beban rata-rata dengan beban maksimum pemakaian oleh konsumen. Persamaan dari faktor beban tersebut adalah sebagai berikut : Maksimum Beban rata Rata Beban Harian Beban Faktor − = ………………............…. 3.3. atau lebih lengkapnya ditulis: jam x puncak Beban total energi Konsumen harian beban Faktor 24 = …………….....................…3.4 Dari persamaan di atas menunjukkan faktor beban harian lebih kecil dari satu 1, karena pada dasarnya pemakaian energi listrik beban rata-rata tidak akan melampaui besarnya beban maksimum. Dengan faktor beban yang rendah berarti tidak seluruh energi yang dibangkitkan terpakai untuk periode tersebut. c. Faktor Pembangkit Plant Factor Tingkat pemakaian pusat pembangkit diukur dengan faktor pembangkit atau sering juga disebut dengan Capasity Factor. Jika selama periode tertentu suatu pembangkit terus menerus dibebani penuh, jelas pembangkit tersebut digunakan dalam tingkat maksimum pembangkit bekerja pada faktor pembangkit 100. Sebaliknya jika tidak ada energi yang dbangkitkan berarti faktor pembangkit berada pada tingkat 0 . Faktor pembangkit didefinisikan sebagai perbandingan antara energi sebenarnya yang dibangkitkan dengan energi maksimum yang mungkin dibangkitkan selama periode waktu yang sama. Universitas Sumatera Utara Oleh karena itu faktor pembangkit tahunan sama dengan KWH tahunan yang dihasilkan dibagi dengan kapasitas pembangkit KW dalam tahunan tersebut. Pembangkit Kapasitas rata Rata Beban Pemangkit Faktor − = …………….……………3.5 Kapasitas menunjukkan sejauh mana suatu pembangkit bekerja menghasilkan daya sepenuhnya. Kapasistas daya pembangkit dipakai sebagai standart dalam membantu penilaian yang menentukan faktor pembangkit yang tinggi selalu diinginkan untuk operasi yang maksimal dan ekonomis. Konsumen dari suatu pusat pembangkit listrik akan menggunakan daya listrik sesuai dengan kebutuhan yang diperlukan, baik dari segi besarnya daya listrik maupun dari segi waktu aktifitasnya. Beban yang ditanggung dari suatu pusat pembangkit listrik selalu berubah-ubah, perubahan ini ditentukan oleh besar kecilnya pemakaian daya pada konsumen. Suatu kurva yang memperlihatkan perubahan atau kebutuhan beban dari konsumen terhadap waktu disebut dengan “Kurva beban Load Curve”. Jika waktu dihitung dalam jam maka kurva beban disebut kurva harian, jika waktu dihitung dalam hari maka kurva beban disebut kurva bulanan dan jika waktu dalam bulanan maka kurva beban disebut kurva tahunan. Kurva beban ini digunakan untuk menunjukkanmembuktikan besarnya energi listrik dari suatu pembangkit yang diinginkan oleh suatu beban dalam periode tertentu. d. Faktor Penggunaan Utilization Factor Faktor penggunaan ini mengukur penggunaan total kapasitas terpasang dari suatu pembangkit. Faktor ini didefinisikan sebagai perbandingan antara energi yang bisa dibangkitkan selama jam operasi sebenarnya. Universitas Sumatera Utara tahun satu selama an dioperasik Pembangkit Juml x Pemb Kaps an Dibangkitk yang Tahunan Energi Pembangkit Faktor . . = …..3.9 Bila faktor penggunaan mendekati satu, ini menunjukkan perlu mengadakan penambahan kapasitas pembangkit. Kapasitas pembangkit selalu direncanakan lebih besar dari beban puncak agar dapat melayani beban-bean yang tidak bisa diramalkan atau beban pada kejadian-kejadian khusus. Harga faktor-faktor penggunaan yang tinggi, dalam hal ini suatu pembangkit berada dalam satu sistem kapasistas besar yang terdiri dari beberapa unit pembangkit menyatakan bahwa pembangkit tersebut telah digunakan dengan sangat efisien. Harga faktor penggunaan yang rendah menunjukkan pembangkit dipakai hanya untuk berjaga-jaga stand by pada sistem yang terdiri dari bebarapa unit pembangkit yang telah dipasang dengan baik untuk kebutuhan yang akan datang. Universitas Sumatera Utara

BAB IV SISTEM KELISTRIKAN PADA PABRIK KELAPA SAWIT

Dokumen yang terkait

Penerapan Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Pada Pabrik Kelapa Sawit Sei Silau PT. Perkebunan Nusantara III (Persero)

108 591 56

Perencanaan Dan Pengawasan Biaya Operasional Pada PT. Perkebunan Nusantara III (PERSERO) Kebun Sei Silau

11 114 61

Redesign Alat Bantu Pengutip Brondolan Kelapa Sawit Secara Ergonomis Guna Peningkatan Produktivitas. (Kasus: PT. Perkebunan Nusantara III Kebun Rambutan)

20 140 49

Perencanaan Pengendalian Persediaan Bahan Baku Dengan Menggunakan Model Economic Order Quantity Studi Kasus: PT. Perkebunan Nusantara III Kebun Sei Silau Kisaran)

9 137 80

Komposisi Komunitas Cacing Tanah Pada Areal Kebun Kelapa Sawit Ptpn Iii Sei Mangkei Yang Diberi Pupuk Limbah Cair Pabrik Kelapa Sawit Di Kabupaten Simalungun Sumatera Utara

0 64 56

Keanekaragaman Makroarthropoda Tanah Akibat Limbah Cair PKS Di Kebun PTPN III Sei Mangkei Kabupaten Simalungun

1 32 65

Replacement Study Terhadap Mesin Threser Pada Pabrik Kelapa Sawit PT. Tolan Tiga Indonesia Kebun Perlabian

4 69 139

Kajian Pengembangan Pabrik Kelapa Sawit (PKS) Supermini Dalam Rangka Peningkatan Pendapatan Petani Kelapa Sawit Di Sumatera Utara (The Study On The Development Of Supermini Palm Oil Factory In Order To Increase The Palm Oil Farmers Income In North Sumater

0 49 7

BAB II PROFIL INSTANSI A. Sejarah Perusahaan - Penerapan Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Pada Pabrik Kelapa Sawit Sei Silau PT. Perkebunan Nusantara III (Persero)

0 1 21

BAB II PROFIL PERUSAHAAN PT.PERKEBUNAN NUSANTARA III KEBUN SEI SILAU - Perencanaan Dan Pengawasan Biaya Operasional Pada PT. Perkebunan Nusantara III (PERSERO) Kebun Sei Silau

0 1 12