Curah Hujan Kebutuhan Sejarah Singkat Badan Pusat Statistik

BAB 2 LANDASAN TEORI

2.1 Curah Hujan

Hujan sangat diperlukan diberbagai penjuru masyarakat. Curah hujan tidak selalu sama setiap hrinya. Pada bulan-bulan tertentu curah hujan sangat tinggi dan pada bulan-bulan tertentu juga sangat rendah. Peran hujan sangat berpengaruh pada manusia terutama masyarakat yang hidup dengan bercocok tanam.

2.2 Kebutuhan

Setiap makhluk hidup mempunyai kebutuhan masing-masing di mana kebutuhan tersebut adalah suatu harapan, ataupun yang harus dicukupi di mana keinginan itu merupakan suatu hal yang penting dalam membantu melancarkan pelaksanaan aktivitasnya. Curah hujan sangat diperlukan manusia terutama masyarakat yang hidup dengan bercocok tanam. Bagi masyarakat petani curah hujan adalah yang utama, jika tidak ada hujan maka tanaman mereka akan gagal panen. Apalagi penghasilan daerah Provinsi Sumatera Utara sebagian berasal dari hasil panen. Dengan demikian dapat ditarik kesimpulan bahwa curah hujan memegang peranan penting demi kelanjutan Universitas Sumatera Utara aktivitas ataupun pelaksanaan pembangunan bangsa Indonesia pada umumnya di Provinsi Sumatera Utara.

2.3 Peramalan

2.3.1 Pengetian Peramalan

Dalam hal penyusunan suatu rencana dalam rangka pencapaian tujuan sering terjadi adanya perbedaan waktu antara kegiatan penyusunan rencana yang berupa penentuan kegiatan apa saja yang perlu atau harus dilakukan, oleh karena eratnya hubungan perencanaan dan peramalan maka dapat dilihat bahwa dalam penyusunan rencana sebenarnya telah terlibat masalah peramalan. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa peramalan merupakan dasar untuk penyusunan rencana. Berdasarkan sifatnya teknik peramalan dapat dibagi dalam dua kategori yaitu : 1. Peramalan kualitatif, yaitu peramalan yang didasarkan atasa data kualitatif pada masa lalu. Hasil peramalan yang dibuat sangat tergantung pada orang yang menyusunnya. Hal ini penting karena hasil peramalan tersebut ditentukan berdasarkan pemikiran yang bersifat intuisi, judgement atau pendapat, dan pengetahuan serta pengalaman dari penyusunannya. 2. Peramalan Kuantitatif, yaitu peramalan yang didasarkan atas data kuantitatif pada masa lalu. Peramalan kuantitatif sangat mengandalkan Universitas Sumatera Utara pada data historis yang dimiliki. Hasil peramalan yang dibuat sangat tergantung pada metode yang dipergunakan dalam peramalan tersebut. Peramalan kuantitatif hanya dapat digunakan apabila terdapat tiga kondisi sebagai berikut : 1. Adanya informasi tentang keadaan yang lalu 2. Informasi tersebut dapat dikuantitatif dalam bentuk data 3. Dapat diasumsikan bahwa pola yang lalu akan berkelanjutan pada masa yang akan datang Teknik kuntitatif ini biasanya dikelompokkan menjadi dua, yakni teknik statistik dan tenik deterministik. Teknik statistik menitikberatkan pada pola, perubahan pola, dan faktor gangguan yang disebabkan pengaruh random. Termasuk dalam teknik ini adalah teknik smoothing, dekomposisi dan teknik Box – Jenkis. Teknik determinasi mencakup identifikasi dan penentuan hubungan antara variabel yang akan diperkirakan dengan variabel-variabel lain yang akan mempengaruhinya. Termasuk dalam teknik ini adalah teknik regresi sederhana regresi berganda, autoregresi, dan model input output.

2.3.2 Langkah-langkah Peramalan

Kualitas atau mutu dari hasil peramalan yang disusun, sangat ditentukan oleh proses pelaksanaan penyusunannya. Peramalan yang dilakukan dengan mengikuti langkah- langkah atau prosedur penyusunan yang baik. Pada dasarnya ada tiga langkah peramalan yang penting yaitu : Universitas Sumatera Utara 1. Menganalisa data yang lalu. Tahap ini berguna untuk pola yang terjadi pada masa lalu. Analisa ini dilakukan dengan cara membuat tabulasi dari data yang lalu. Dengan tabulasi data, maka dapat diketahui pola dari data tersebut. 2. Menentukan metode yang dipergunakan. Masing-masing metode akan memberikan hasil peramalan yang berbeda. Metode peramalan yang baik adalah metode yang memberikan hasil ramalan yang tidak jauh berbeda dengan kenyataan yang terjadi. Dengan perkataan lain, metode peramalan yang baik adalah metode yang menghasilkan penyimpangan antara hasil peramalan dengan nilai kenyataan yang sekecil mungkin. 3. Memproyeksikan data yang lalu dengan menggunakan metode yang dipergunakan. Hasil inilah yang dipergunakan sebagai dasar untuk perencanaan dan pengambilan keputusan.

2.3.3 Manfaat Peramalan

Kualitas dan mutu hasil proyeksi sangat ditentukan oleh proses pelaksanaan penyusunannya. Suatu proyeksi yang baik adalah proyeksi yang menghasilkan penyimpangan antara hasil proyeksi dengan kenyataan sekecil mungkin. Peranan proyeksi sangat membantu di bidang-bidang lain yang membutuhkan, maka proyeksi dapat digunakan untuk : Universitas Sumatera Utara 1. Dasar utama untuk membuat suatu perencanaan itu sesuai dengan tingkat kemampuan yang telah ada. 2. Sebagai dasar pembanding dari hasil kerja yang nyata, dengan hasil proyeksi yang telah ditentukan. Kalau suatu hasil proyeksi tidak tercapai, maka faktor apa yang menjadi penyebabnya akan dicari dan dilakukan perbaikan atau koreksi.

2.3.4 Menghitung Kesalahan Peramalan

Hasil proyeksi yang akurat adalah forecast yang bisa meminimalkan kesalahan meramal forecast error. Besarnya forecast error kesalahan meramal dihitung dengan mengurangi data yang sebenarnya dengan besarnya ramalan. Error = data yang sebenarnya – ramalan = X t - F t Di mana : X t : data sebenarnya periode ke t F t : ramaln periode ke t Dalam menghitung forecast error digunakan : a. Mean Absolute Error : adalah rata-rata absolute dari kesalahan meramal tanpa menghiraukan tanda positif atau tnda negatif. n F X MAE t t − Σ = Universitas Sumatera Utara b. Mean Square Error : adalah rata-rat kesalahan meramal dikuadratkan. n F X MSE t t 2 − Σ =

2.3.5 Metode Double Exponential Smoothing Pemulusan Eksponensial Ganda

Peramalan dengan menggunakan metode double exponential smoothing atau disebut juga pemulusan eksponensial yang linear dapat dilakukan dengan perhitungan yang hanya membutuhkan tiga buah nilai data dan satu nilai α. Dasar pemikiran dari metode double exponential smoothing ini adalah baik nilai pelicin smoothing value tunggal maupun ganda terdapat pada waktu sebelum data sebenarnya, bila pada data itu ada trend, maka nilai-nilai pelicin tunggal single smoothing value ditambahkan nilai-nilai pelicin ganda double exponential smoothing value. Metode smoothing metode pemulusanpelicin merupakan teknik meramal dengan cara mengambil rata-rata dari nilai beberapa periode yang lalu untuk menaksir nilai pada periode yang akan datang. Dalam metode ini data historis digunakan untuk memperoleh angka yang dilicinkan atau diartakan. Dalam metode ini permalan dilakukan dengan mengulang perhitungan secara terus-menerus dengan menggunakan data terbaru. Setiap data diberi bobot, data yang lebih baru diberi bobot yang lebih besar. Pada peramalan banyaknya curah hujan tahun 2010 yang menggunakan double exponentail smoothing memiliki tahap-tahap dalam menentukan ramalan. Persamaan- Universitas Sumatera Utara persamaan yang dipergunakan dalam penerapan metode double exponential smoothing adalah seperti yang akan diuraikan di bawah ini, persamaan atau formula ini dikenal dengan nama Metode atau Teknik “Brown’s One Parameter Linear Exponential Smoothing “. Pada dasarnya formula atau tahapan-tahapan tersebut adalah sebagai berikut: a . Menentukan smoothing pertama S’ t S’ t : αX t + 1- α S’ t-1 S’ t : Smoothing pertama periode t X t : Nilai real periode t S’ 1 − t : Smoothing pertama periode t-1 b. Menentukan Smoothing kedua S” S” t : αS’ t + 1- α S” t-1 S” t-1 : Smoothing kedua periode t-1 c. Menentukan besarnya konstanta a t a t : 2S’ t -S” t d. Menentukan besarnya slope b t b t : 1 t t S S − − α α e. Menentukan besarnya forecast F t+m F t+m : a t + b t m, Universitas Sumatera Utara di mana m adalah jumlah periode ke depan yang diramalkan. Dengan menggunakan rumus-rumus yang sudah ada, penulis melakukan suatu peramalanproyeksi tingkat produksi kedelai 2009. Dengan melihat selisih curah hujan dari setiap bulannya tidak bisa diprediksikan karena perbedaannya yang tidak stabil. Sehingga peramalan curah hujan dilakukan dengan menggunakan pemulusan eksponensial ganda untuk melicinkanmemuluskan curah hujan dari bulan ke bulan. Universitas Sumatera Utara BAB 3 GAMBARAN UMUM TEMPAT RISET

3.1 Sejarah Singkat Badan Pusat Statistik

Sejarah Badan Pusat Statistik dibagi dalam tiga masa, yaitu : • Masa sebelum kemerdekaan • Masa setelah kemerdekaan • Masa orde baru Masa sebelum kemerdekaan dibagi lagi menjadi dua masa yakni masa pemerintahan Belanda dan masa pemerintahan Jepang.

1. Masa Pemerintahan Belanda

• Pada bulan Februari 1920, kantor statistik pertama kali dibentuk oleh direktur pertanian. Kerajinan dan perdagangan Director Van Landbouw Nijerverheid en Handel yang berkedudukan di Bogor. Kantor ini diserahi tugas untuk mengolah dan mempublikasikan data statistik. Universitas Sumatera Utara • Pada bulan Maret 1923, dibentuk suatu komisi untuk badan statistik yang anggotanya merupakan wakil dari tiap-tiap departemen. Komisi tersebut siderahi tugas merencanakan tindakan-tindakan yang mengarah sejauh mungkin untuk mencapai kesatuan dalam kegiatan bidang statistik di Indonesia. • Pada tanggal 24 September 1924, nama lembaga tersebut diganti dengan nama Central Kantor Voor de Statistiek CKS atau kantor statistik dan dipindahkan ke Jakarta. Bersama dengan itu beralih pula pekerjaan mekanisme statistik perdagangan yang semula dilaksanakan oleh kantor Invour Uitvoer en Accijinsen UIA yang sekarang disebut kantor bea dan cukai.

2. Masa Pemerintahan Jepang

• Pada bulan Juni 1944, Pemerintah Jepang baru mengaktifkan kembali kegiatan statistik yang utamanya diarahkan untuk memenuhi kebutuhan perang atau militer. • Pada masa ini Central Kantor Voor de Statistiek CKS diganti namanya menjadi Shomubu Chosasitsu Gunseikanbu. Universitas Sumatera Utara

3. Masa Kemerdekaan Republik

• Setelah Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia tanggal 17 Agustus 1945, kegiatan statistik ditangani oleh lembaga atau instansi baru sesuai dengan suasana kemerdekaan yaitu Kantor Penyediaan Perangkat Umum Republik Indonesia KAPPURI. Pada tahun 1946 kantor KAPPURI dipindahkan ke Yogyakarta sebagai konsekuensi Linggarjati. Sementara ini pemerintahan Belanda NICA di Jakarta mengaktifkan kembali CKS. • berdasarkan surat edaran Kementrian Kemakmuran, tanggal 12 Juni 1950 No. 219S.C, KAPPURI dan CKS dilebur menjadi Kantor Pusat Statistik KPS dan berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Menteri Kemakmuran. • Dengan surat Menteri Kemakmuran tanggal 1 maret 1952 No. P44, lembaga KPS berada dibawah tanggung jawab Menteri Perekonomian. Selanjutnya keputusan menteri Perekonomian tanggal 24 Desember 1953 No. 18.009M KPS dibagi menjadi dua bagian yaitu bagian Research yang disebut Afdeeling A dan bagian penyelenggaraan data usaha yang disebut Afdeeling B. • Dengan Keputusan Presiden RI No. 131 Tahun 1957, kementrian Perekonomian dipecah menjadi kementrian Universitas Sumatera Utara Perdagangan dan Perindustrian. Untuk selanjutnya Keputusan Presiden RI No. 172 Tahun 1957, terhitung mulai tanggal 1 Juni 1957 nama KPS diubah menjadi Biro Pusat Statistik dan urusan statistik yang semula menjadi tanggung jawab dan wewenang dibawah Perdana Menteri.

4. Masa Orde Baru sampai sekarang

• Pada pemerintahan orde baru, khususnya untuk memenuhi kebutuhan dalam perencanaan dan evaluasi pembangunan, maka untuk mendapatkan statistik yang handal, lengkap, tepat, akurat, dan terpercaya mulai diadakan pembenahan Organisasi Biro Pusat Statistik. • Dalam masa orde baru ini BPS telah mengalami empat kali perubahan struktur Organisasi, yaitu : 1. Peraturan pemerintah No. 16 Tahun 1968 tentang Organisasi BPS. 2. Peraturan Pemerintah No. 16 tahun 1980 tentang Organisasi BPS. 3. Peraturan Pemerintah No. 2 Tahun 1992 tentang Organisasi BPS dan Keputusan Presiden No. 6 Universitas Sumatera Utara Tahun 1992 tentang kependudukan, tugas, fungsi, susunan, dan tata kerja Biro Pusat Statistik. 4. Undang–Undang Tahun 1997 tentang Statistik. 5. Keputusan Presiden RI No. 86 tentang BPS. 6. Keputusan Kepala BPS No. 100 Tahun 198 tentang organisasi dan tata kerja BPS. • Tahun 1968 ditetapkan peraturan pemerintah No. 16 1968 yaitu yang mengatur organisasi dantata kerja di pusat dan daerah. Tahun 1980 peraturan pemerintah No. 6 tahun 1980 tentang organisasi sebagai pengganti peraturan pemerintah no. 16 Tahun 1968. Berdasarkan peraturan pemerintah No. 6 Tahnu 1980 di tiap propinsi terdapat perwakilan BPS dengan nama Kantor Statistik Propinsi. Di Kabupaten Kotamadya terdapat cabang perwakilan BPS dengan nama Kantor Statistik Kabupaten Kotamadya. Pada tanggal 19 Mei 1997 menetapkan tentang sensus dan statistik. Pada tanggal 17 Juni 1998 ditetapkan nama Badan Pusat Statistik sekaligus mengatur tata kerja dan struktur organisasi BPS yang baru. Universitas Sumatera Utara

3.1 Visi dan Misi Badan Pusat Statistik