Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Ibu Terhadap Status Imunisasi Dasar Pada Anak Usia 12-23 Bulan di Puskesmas Medan Marelan Tahun 2012

(1)

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI IBU TERHADAP STATUS IMUNISASI DASAR PADA ANAK USIA 12-23 BULAN

DI PUSKESMAS MEDAN MARELAN

OLEH:

ADENIN DIAN MUSRIFANI 115102061

KARYA TULIS ILMIAH

PROGRAM D IV BIDAN PENDIDIK FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


(2)

(3)

Judul : Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Ibu Terhadap Status Imunisasi Dasar Pada Anak Usia 12-23 Bulan di Puskesmas Medan Marelan Tahun 2012 Nama : Adenin Dian Musrifani

Jurusan : Program D IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara

Tahun : 2012

ABSTRAK

Latar belakang: Imunisasi merupakan suatu tindakan pemberian kekebalan kepada anak terhadap penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi sebelum berusia 12 bulan yaitu tuberkulosis, polio, difteri, pertusis, tetanus, dan campak. Imunisasi dasar dengan lengkap dan teratur dengan mendapat semua jenis imunisasi dasar pada waktu anak berusia kurang dari 11 bulan dapat mengurangi angka kesakitan dan kematian anak sekitar 80-95%. Imunisasi dasar yang tidak lengkap, maksimum hanya dapat memberikan perlindungan terhadap penyakit yaitu sebesar 25-40%.

Tujuan penelitian: Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi ibu terhadap status imunisasi dasar pada anak usia 12-23 bulan di Puskesmas Medan Marelan.

Metodologi penelitian: Penelitian ini menggunakan desain korelasi deskriptif dengan pendekatan cross sectional. Populasi yaitu seluruh ibu yang mempunyai anak usia 12-23 bulan dan membawa anaknya imunisasi serta memiliki KMS (Kartu Menuju Sehat). Jumlah sampel sebanyak 40 orang dengan tekhnik total sampling. Penelitian ini dilakukan di Puskesmas Medan Marelan pada bulan Februari sampai dengan Mei 2012. Instrumen dalam penelitian ini berupa kuesioner yang berisi data demografi ibu dan kelengkapan status imunisasi dasar, dan analisis data menggunakan uji chi square.

Hasil penelitian: Berdasarkan data demografi dari 40 responden, mayoritas ibu berusia ≤ 30 tahun sebanyak 18 orang (45%), mayoritas ibu berpendidikan menengah sebanyak 20 orang (50%), mayoritas ibu multipara sebanyak 16 orang (40%), mayoritas ibu berpenghasilan menengah keatas sebanyak 16 orang (40%), mayoritas ibu berpengetahuan kurang sebanyak 27 orang (67,5%), serta status imunisasi dasar anak yang lengkap 24 orang (60%). Dan setelah dilakukan uji statistik chi square diketahui bahwa tidak terdapat hubungan yang bermakna antara faktor usia, pendidikan, pekerjaan, jumlah anak, penghasilan, dan pengetahuan ibu terhadap status imunisasi dasar pada anak (p>0,05).

Kesimpulan : Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi responden, bagi profesi kebidanan, dan bagi peneliti selanjutnya sehingga angka cakupan imunisasi dapat lebih meningkat dan memenuhi target program yang telah ditetapkan pemerintah.


(4)

i

rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini yang berjudul :“Faktor-faktor yang Mempengaruhi Ibu terhadap Status Imunisasi Dasar pada Anak Usia 12-23 Bulan di Puskesmas Medan Marelan Tahun 2012” yang disusun untuk melengkapi dan memenuhi salah satu syarat dalam menyelesaikan pendidikan D-IV Bidan Pendidik di Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

Dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah ini, penulis mendapatkan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan rasa terimakasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. dr. Dedi Ardinata, MKes, selaku Dekan Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

2. Nur Asnah Sitohang, S.Kep, Ns. MKep, selaku Ketua Program D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

3. dr. Isti Ilmiati Fujiati, Msc.(CM-FM) selaku pembimbing penulis yang memberikan dukungan dan saran dalam penulisan karya tulis ilmiah ini.

4. Nur Afi Darti S.kp, MKep, selaku penguji I dalam ujian karya tulis ilmiah ini dan selaku dosen pembimbing akademik

5. dr. Sarma N. Lumban Raja SpOG selaku dosen penguji II dalam ujian Karya Tulis Ilmiah ini.


(5)

ii

6. dr. Imannuel L. Sembiring sebagai Kepala Puskesmas Medan Marelan yang telah memberikan izin penelitian.

7. Dosen dan staf pengajar Program D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara yang telah memberikan ilmu pengetahuan.

8. Bapak dan ibu tercinta terimakasih telah menjadi orang tua yang hebat untuk penulis yang memberikan dukungan moral dan materi pada penulis dalam menjalani pendidikan ini.

9. Teristimewa adik-adikku tercinta yang tidak henti-hentinya memberikan dukungan dan semangat.

10. Teman-teman yang saling mendukung selama proses belajar mengajar. 11. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan karya tulis ilmiah ini.

Penulis menyadari bahwa Karya Tulis Ilmiah ini masih kurang sempurna, baik dari segi isi maupun bahasa. Untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun demi penyempurnaan Karya Tulis Ilmiah ini nantinya.

Terima kasih.

Medan, Juni 2012


(6)

iii DAFTAR ISI

Halaman ABSTRAK

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... iii

DAFTAR SKEMA ... vi

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR LAMPIRAN ... viii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Perumusan Masalah ... 5

C. Tujuan Penelitian ... 6

1. Tujuan Umum ... 6

2. Tujuan Khusus ... 6

D. Manfaat Penelitian ... 6

1. Bagi Institusi Kebidanan ... 6

2. Bagi Peneliti ... 6

3. Responden ... 6

4. Bagi Profesi Kebidanan ... 6

BAB II TINJAUAN TEORETIS A. Imunisasi ... 7

1. Definisi Imunisasi ... 7

2. Tujuan Imunisasi ... 7

3. Manfaat Imunisasi ... 8

B. Imunisasi Dasar Pada Anak ... 9

1. Jenis-jenis Imunisasi ... 9

2. Vaksinasi ... 11


(7)

iv

4. Penyakit Yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi ... 12

C. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pemberian Imunisasi ... 17

1. Usia Ibu ... 17

2. Pendidikan ... 18

3. Pekerjaan ... 20

4. Jumlah Anak ... 21

5. Penghasilan ... 22

6. Pengetahuan ... 23

BAB III KERANGKA KONSEP A. Kerangka Konsep . ... 24

B. Hipotesis ... 24

C. Definisi Operasional ... 25

BAB IV METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian ... 28

B. Populasi dan Sampel ... 28

C. Lokasi Penelitian ... 29

D. Waktu Penelitian ... 29

E. Pertimbangan Etika Penelitian ... 29

F. Instrument Penelitian ... 30

G. Uji Validitas dan Reliabilitas ... 31

H. Prosedur Pengumpulan Data ... 31

I. Analisa Data ... 32

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 34

1. Karakteristik Responden ... 34 2. Distribusi Frekuensi Berdasarkan Pengetahuan Responden . 35


(8)

v

3. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Status Imunisasi ... 36 4. Analisis Hubungan Faktor Usia Ibu Terhadap Status

Imunisasi ... 37 5. Analisis Hubungan Faktor Pendidikan Ibu Terhadap Status

Imunisasi ... 38 6. Analisis Hubungan Faktor Pekerjaan Ibu Terhadap Status

Imunisasi ... 39 7. Analisis Hubungan Faktor Jumlah Anak Ibu Terhadap

Status Imunisasi ... 40 8. Analisis Hubungan Faktor Penghasilan Ibu Terhadap

Status Imunisasi ... 41 9. Analisis Hubungan Faktor Pengetahuan Ibu Terhadap

Status Imunisasi ... 42 B. Pembahasan ... 43

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan ... 51 B. Saran ... 52

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN


(9)

vi

DAFTAR SKEMA


(10)

vii

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1. Dosis, Cara pemberian, Jumlah pemberian, Intervensi dan waktu pemberian imunisasi ... 11 Tabel 2.2. Jadwal Pemberian Imunisasi di Indonesia ... 12 Tabel 5.1. Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden di Puskesmas

Medan Marelan Tahun 2012 ... 37 Tabel 5.2. Distribusi Frekuensi Berdasarkan Pengetahuan Responden di

Puskesmas Medan Marelan Tahun 2012 ... 38 Tabel 5.3. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Status Imunisasi

pada Anak Usia 12-23 Bulan di Puskesmas Medan Marelan Tahun 2012 ... 38 Tabel 5.4. Analisis Hubungan Faktor Umur Ibu dengan Status Imunisasi

Dasar Pada Anak Usia 12-23 Bulan di Puskesmas Medan Marelan Tahun 2012 ... 39 Tabel 5.5. Analisis Hubungan Faktor Pendidikan Ibu dengan Status

Imunisasi Dasar Pada Anak Usia 12-23 Bulan di Puskesmas Medan Marelan Tahun 2012 ... 40 Tabel 5.6. Analisis Hubungan Faktor Pekerjaan Ibu dengan Status Imunisasi

Dasar Pada Anak Usia 12-23 Bulan di Puskesmas Medan Marelan Tahun 2012 ... 40 Tabel 5.7. Analisis Hubungan Faktor Jumlah Anak Ibu dengan Status

Imunisasi Dasar Pada Anak Usia 12-23 Bulan di Puskesmas Medan Marelan Tahun 2012 ... 41 Tabel 5.8. Analisis Hubungan Faktor Penghasilan Ibu dengan Status

Imunisasi Dasar Pada Anak Usia 12-23 Bulan di Puskesmas Medan Marelan Tahun 2012 ... 42


(11)

viii

Tabel 5.9. Analisis Hubungan Faktor Pengetahuan Ibu dengan Status Imunisasi Dasar Pada Anak Usia 12-23 Bulan di Puskesmas Medan Marelan Tahun 2012 ... 43


(12)

ix

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Lembar Persetujuan Menjadi Responden Lampiran 2 : Lembar Informed consent

Lampiran 3 : Lembar Kuisioner

Lampiran 4 : Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen Lampiran 5 : Lembar Konsultasi Karya Tulis Ilmiah Lampiran 6 : Master Data Penelitian

Lampiran 7 : Hasil Out Put Penelitian

Lampiran 8 : Surat Izin Penelitian Dari D- IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara

Lampiran 9 : Balasan Surat Izin Penelitian Lampiran 10 : Daftar Riwayat Hidup


(13)

x

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Adenin Dian Musrifani

TTL : Medan 12 Juni 1989

Agama : Islam

Nama Ayah : Drs.Mudjiono

Nama Ibu : Sri Eliawati S.ag Anak Ke : 1 dari 6 bersaudara

Alamat : Padangsidempuan

Pendidikan Formal :

Tahun 1995 – 2001 : SD No.12 Padangsidempuan Tahun 2001 – 2004 : SMP N I Padangsidempuan Tahun 2004 – 2007 : SMA N 1 Padangsidempuan

Tahun 2007 – 2010 : Akademi Kebidanan Darmais Padangsidempuan Tahun 2011 – 2012 : D-IV Bidan Pendidik Universitas Sumatera Utara


(14)

Judul : Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Ibu Terhadap Status Imunisasi Dasar Pada Anak Usia 12-23 Bulan di Puskesmas Medan Marelan Tahun 2012 Nama : Adenin Dian Musrifani

Jurusan : Program D IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara

Tahun : 2012

ABSTRAK

Latar belakang: Imunisasi merupakan suatu tindakan pemberian kekebalan kepada anak terhadap penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi sebelum berusia 12 bulan yaitu tuberkulosis, polio, difteri, pertusis, tetanus, dan campak. Imunisasi dasar dengan lengkap dan teratur dengan mendapat semua jenis imunisasi dasar pada waktu anak berusia kurang dari 11 bulan dapat mengurangi angka kesakitan dan kematian anak sekitar 80-95%. Imunisasi dasar yang tidak lengkap, maksimum hanya dapat memberikan perlindungan terhadap penyakit yaitu sebesar 25-40%.

Tujuan penelitian: Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi ibu terhadap status imunisasi dasar pada anak usia 12-23 bulan di Puskesmas Medan Marelan.

Metodologi penelitian: Penelitian ini menggunakan desain korelasi deskriptif dengan pendekatan cross sectional. Populasi yaitu seluruh ibu yang mempunyai anak usia 12-23 bulan dan membawa anaknya imunisasi serta memiliki KMS (Kartu Menuju Sehat). Jumlah sampel sebanyak 40 orang dengan tekhnik total sampling. Penelitian ini dilakukan di Puskesmas Medan Marelan pada bulan Februari sampai dengan Mei 2012. Instrumen dalam penelitian ini berupa kuesioner yang berisi data demografi ibu dan kelengkapan status imunisasi dasar, dan analisis data menggunakan uji chi square.

Hasil penelitian: Berdasarkan data demografi dari 40 responden, mayoritas ibu berusia ≤ 30 tahun sebanyak 18 orang (45%), mayoritas ibu berpendidikan menengah sebanyak 20 orang (50%), mayoritas ibu multipara sebanyak 16 orang (40%), mayoritas ibu berpenghasilan menengah keatas sebanyak 16 orang (40%), mayoritas ibu berpengetahuan kurang sebanyak 27 orang (67,5%), serta status imunisasi dasar anak yang lengkap 24 orang (60%). Dan setelah dilakukan uji statistik chi square diketahui bahwa tidak terdapat hubungan yang bermakna antara faktor usia, pendidikan, pekerjaan, jumlah anak, penghasilan, dan pengetahuan ibu terhadap status imunisasi dasar pada anak (p>0,05).

Kesimpulan : Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi responden, bagi profesi kebidanan, dan bagi peneliti selanjutnya sehingga angka cakupan imunisasi dapat lebih meningkat dan memenuhi target program yang telah ditetapkan pemerintah.


(15)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pada tahun 2010 sekitar 2,5 juta kematian diperkirakan setiap tahun di usia kelompok bayi dari difteri, pertusis, tetanus dan campak. Cakupan imunisasi di wilayah Asia Tenggara mencapai 52%. Cakupan imunisasi anak di Negara-Negara anggota WHO ( World Health Organization) telah mencapai 90%, dan diperkirakan 85% dari bayi diseluruh dunia telah mendapat imunisasi.Terdapat 19,3% juta bayi dan anak-anak belum sepenuhnya mendapatkan vaksinasi dan tetap beresiko terkena penyakit (WHO Global Immunization Data, 2011).

Pembangunan nasional jangka panjang menitik beratkan pada kualitas hidup sumber daya manusia yang prima.Untuk itu kita bertumpu pada generasi muda yang memerlukan asuhan dan perlindungan terhadap penyakit yang mungkin dapat menghambat tumbuh kembangnya menuju dewasa yang berkualitas tinggi guna meneruskan pembangunan nasional jangka panjang tersebut salah satu perwujudannya dengan meningkatkan status imunisasi. (IGN Ranuh, 2008).

Salah satu tujuan MDGs pada poin keempat adalah menurunkan angka kematian bayi adalah dengan meningkatkan status imunisasi terutama imunisasi dasar lengkap pada balita yang hingga saat ini status balita yang mendapatkan imunisasi lengkap belum optimal padahal imunisasi merupakan hal yang wajib untuk bayi


(16)

ix

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Lembar Persetujuan Menjadi Responden Lampiran 2 : Lembar Informed consent

Lampiran 3 : Lembar Kuisioner

Lampiran 4 : Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen Lampiran 5 : Lembar Konsultasi Karya Tulis Ilmiah Lampiran 6 : Master Data Penelitian

Lampiran 7 : Hasil Out Put Penelitian

Lampiran 8 : Surat Izin Penelitian Dari D- IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara

Lampiran 9 : Balasan Surat Izin Penelitian Lampiran 10 : Daftar Riwayat Hidup


(17)

x

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Adenin Dian Musrifani

TTL : Medan 12 Juni 1989

Agama : Islam

Nama Ayah : Drs.Mudjiono

Nama Ibu : Sri Eliawati S.ag Anak Ke : 1 dari 6 bersaudara

Alamat : Padangsidempuan

Pendidikan Formal :

Tahun 1995 – 2001 : SD No.12 Padangsidempuan Tahun 2001 – 2004 : SMP N I Padangsidempuan Tahun 2004 – 2007 : SMA N 1 Padangsidempuan

Tahun 2007 – 2010 : Akademi Kebidanan Darmais Padangsidempuan Tahun 2011 – 2012 : D-IV Bidan Pendidik Universitas Sumatera Utara


(18)

dengan imunisasi wajib maka bayi akan terlindung terhadap penyakit yang kerap menyerang. (Priyono, 2010, hal. 23).

Imunisasi merupakan salah satu bentuk intervensi kesehatan yang sangat efektif dalam upaya menurunkan angka kematian bayi dan balita. Berbagai macam penyakit menular seperti penyakit dipteri, pertusis, campak, tetanus, dan polio telah terbukti menurun berkat pemberian imunisasi. Jadi, pemberian imunisasi merupakan hal yang sangat penting. (Priyono, 2010, hal 24).

Adapun persentase anak usia 1 tahun yang diimunisasi campak dengan acuan dasar (1991) sebesar 44,5% (SDKI), tahun (2007) sebesar 67.0% (SDKI), dan target nasional (2014) 93% (RKP 2011). Pada tahun 1991 angka kematian balita mencapai 97 kematian per 1.000 kelahiran hidup. Pada tahun 2002-2003 angka kematian tersebut jauh menurun menjadi 46 per 1.000 kelahiran hidup,dan pada tahun 2007 turun menjadi 44 kematian per 1.000 kelahiran hidup. (Bappenas 2010).

Dengan tingkat penurunan seperti itu Indonesia diharapkan mampu mencapai target MDGs untuk menurunkan angka kematian bayi. Tingkat kematian balita juga memperlihatkan penurunan dengan meningkatkan cakupan imunisasi dapat menurunkan angka kematian anak. Imunisai campak mempunyai dampak langsung terhadap kematian anak, dan persentase anak usia 1 tahun yang telah diimunisasi dapat digunakan sebagai indikator yang baik terhadap kualitas sistem pelayanan kesehatan anak. Peningkatan sebesar 3 persen poin pada cakupan imunisasi dapat menurunkan jumlah kematian anak balita sebesar 1 per 1.000 kelahiran hidup. (UNSD 2009, ADB).


(19)

3

Profil epidemiologis di Indonesia sebagai gambaran tingkat kesehatan di masyarakat masih memerlukan perhatian khusus. Dengan cakupan imunisasi : BCG 85%, DPT 64%, Polio 74%, HB1 91%, HB2 84, 4%, HB3 83,0% (Ranuh, 2008, hlm.3).

Data SDKI 2007 menunjukkan bahwa terdapat 18 provinsi dengan cakupan imunisasi campak lebih rendah dari rata-rata nasional, yaitu dibawah 67.0%. Provinsi dengan cakupan terendah adalah Sumatera Utara 36,6%, Aceh 40,9%, dan Papua 49,9%. Sedangkan provinsi dengan cakupan tertinggi adalah DIY dengan cakupan 94,8%. (BAPPENAS 2010).

Sasaran imunisasi untuk Provinsi Sumatera Utara yaitu pada 318.459 bayi yang telah mendapat imunisasi BCG (Bacillus Calmette Guerin) sejumlah 95,32%, HB 0 (Hepatitis B) 69,96%, DPT-HB 1 (Dyfteri Pertusis Tetanus) 96,48%, DPT-HB 3 91,84%, Polio 93,03%, dan Campak 93,28% (Profil Kesehatan Indonesia tahun 2010).

Angka kematian bayi (AKB atau IMR) dalam dua dasawarsa terakhir ini menunjukkan penurunan yang bermakna.Apabila pada tahun 1971 sampai dengan tahun 1980 memerlukan sepuluh tahun untuk menurunkan AKB dari 142 menjadi 112 per 1000 kelahiran hidup, maka hanya dalam kurun waktu lima tahun yaitu tahun 1985 sampai 1990 indonesia berhasil menurunkan AKB dari 71 menjadi 54 dan bahkan dari data 2001 telah menunjukkan angka 48 per 1000 kelahiran hidup. (Profil Kesehatan Indonesia tahun 2001).


(20)

Secara keseluruhan, jangkauan cakupan program imunisasi telah meningkat secara bertahap namun demikian, jangkauan beberapa jenis imunisasi mengalami penurunan. Selama periode 2002-2005, jangkauan program imunisasi utama yaitu TB, DPT3, dan hepatitis masing-masing meningkat sebanyak 6.17% dan 7%, sehingga mencapai 82%, 88%, dan 72%. Kendati demikian hal ini diikuti oleh turunnya tingkat pemberian imunisasi polio, dan campak dari masing-masing 74 dan 76% menjadi 70%, jangkauan imunisasi dasar lengkap masih tercatat dibawah 50%. Wardhana (2001, dalam Lienda, 2009, hlm.12) mengatakan peran ibu pada program imunisasi ibu sangatlah penting karena penggunaan sarana kesehatan oleh anak berkaitan erat dengan faktor ibu. Rendahnya cakupan imunisasi disebabkan beberapa faktor. Ibu yang berusia ≥ 30 tahun cenderung untuk tidak melakukan imunisasi lengkap dibanding ibu yang berusia < 30 tahun, pendidikan tinggi berkaitan erat dengan pemberian imunisasi anak.

Semakin banyak jumlah anak terutama ibu yang masih mempunyai bayi yang merupakan anak ketiga atau lebih akan membutuhkan banyak waktu untuk mengurus anak-anaknya tersebut sehingga semakin sedikit ketersediaan waktu bagi ibu untuk mendatangi tempat pelayanan imunisasi (Reza, 2006).

Penghasilan orang tua sangat erat juga kaitannya dengan kesejahteraan anak dan memungkinkan anak untuk hidup lebih sehat sehingga mempengaruhi status imunisasi anak, semakin sejahtera ekonomi orang tua maka semakin baik pula status kesehatan anak. (Reza,2006).


(21)

5

Sehubungan dengan hal tersebut, maka penelitian yang berjudul ’’Faktor-faktor yang Mempengaruhi Ibu Terhadap Status Imunisasi Dasar pada Anak Usia 12-23 Bulan di Puskesmas Medan Marelan Tahun 2012” sangat penting untuk diteliti. B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang penelitian ini, maka penulis merumuskan masalah apakah ada hubungan faktor-faktor yang mempengaruhi ibu terhadap status imunisasi dasar pada anak usia 12-23 bulan di Puskesmas Medan Marelan Tahun 2012.

C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum

Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi ibu terhadap status imunisasi dasar pada anak usia 12-23 bulan di Puskesmas Marelan Tahun 2012.

2. Tujuan Khusus

a. Mengetahui hubungan faktor-faktor yang mempengaruhi ibu berdasarkan tingkat usia, pendidikan, pekerjaan, jumlah anak, dan penghasilan terhadap status imunisasi anak.

b. Mengetahui status imunisasi dasar lengkap pada anak usia12-23 bulan di Puskesmas medan marelan

D. Manfaat Penelitian 1. Bagi Institusi Pendidikan

Hasil dari penelitian dapat digunakan sebagai bahan masukan kepustakaan di D-IV Bidan Pendidik USU dan dapat dijadikan sebagai bahan penelitian selanjutnya.


(22)

2. Bagi Responden

Sebagai bahan wawasan dan pengetahuan tentang pentingnya imunisasi dasar pada anak

3. Bagi Profesi Kebidanan

Untuk Meningkatkan mutu pelayanan kesehatan, meningkatkan upaya kesehatan dengan penyuluhan kesehatan terutama imunisasi.

4. Bagi Peneliti Selanjutnya

Untuk lebih mendalami dan mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi status imunisasi dasar pada anak usia 12-23 bulan


(23)

7 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Imunisasi

1. Defenisi Imunisasi

Imunisasi merupakan upaya pencegahan yang telah berhasil menurunkan morbiditas (angka kesakitan) dan mortalitas (angka kematian) penyakit infeksi pada bayi dan anak. (Hidayat, 2005)

Imunisasi adalah memberikan kekebalan pada bayi dan anak dengan memasukkan vaksin kedalam tubuh agar tubuh membuat zat anti untuk mencegah terhadap suatu penyakit tertentu. Sedangkan vaksin adalah bahan yang dipakai untuk merangsang pembentukan zat anti yang dimasukkan kedalam tubuh melalui suntikan, seperti vaksin, BCG, DPT, campak dan melalui mulut seperti vaksin polio. (IGN Ranuh, 2008).

Imunisasi adalah upaya yang dilakukan dengan sengaja memberikan kekebalan (imunitas) pada bayi atau anak sehingga terhindar dari penyakit. Pentingnya imunisasi didasarkan pada pemikiran bahwa pencegahan penyakit merupakan upaya terpenting dalam pemeliharaan kesehatan anak (Supartini, 2004, hlm.173).

2. Tujuan imunisasi

Tujuan imunisasi adalah untuk mencegah terjadinya penyakit tertentu pada seseorang dan menghilangkan penyakit tertentu pada sekelompok masyarakat


(24)

(populasi) atau bahkan menghilangkan penyakit tertentu dari dunia seperti pada imunisasi cacar variola. Keadaan yang terakhir ini lebih mungkin terjadi pada jenis penyakit yang hanya dapat ditularkan melalui manusia, seperti penyakit difteria (Matondang, C.S, & Siregar, S.P, 2008, hlm.10).

Tujuan imunisasi untuk mencegah terjadinya penyakit tertentu pada seeorang dan menghilangkan penyakit tertentu pada sekelompok masyarakat atau populasi atau bahkan menghilngkan penyakit tertentu dari dunia seperti pada imunisasi cacar variola. Keadaan yang terakhir lebih mungkin terjadi pada jenis penyakit yang hanya dapat ditularkan melalui manusia, seperti misalnya penyakit difteria.

Program imunisasi bertujuan untuk menurunkan angka kesakitan dan kematian dari penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi. Pada saat ini penyakit-penyakit tersebut adalah difteri, tetanus, batuk rejan (pertusis), campak (measles), polio, dan tuberculosis. (Notoatmodjo, 2007, hlm.46).

3. Manfaat Imunisasi

Manfaat imunisasi tidak hanya dirasakan oleh pemerintah dengan menurunnya angka kesakitan dan kematian akibat penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi, tetapi juga dirasakan oleh :

a.

Untuk Anak

Mencegah penderitaan yang disebabkan oleh penyakit, dan kemungkinan cacat atau kematian.


(25)

9

b.

Untuk Keluarga

Menghilangkan kecemasan dan psikologi pengobatan bila anak sakit. Mendorong pembentukan keluarga sejahtera apabila orang tua yakin bahwa anaknya akan menjalani masa kanak-kanak yang nyaman. Hal ini mendorong penyiapan keluarga yang terencana, agar sehat dan berkualitas.

c.

Untuk Negara

Memperbaiki tingkat kesehatan, menciptakan bangsa yang kuat dan berakal untuk melanjutkan pembangunan Negara. (Proverati 2010).s

D. Imunisasi Dasar pada Bayi 1. Jenis-jenis Imunisasi

Di Indonesia terdapat jenis imunisasi yang diwajibkan oleh pemerintah dan ada juga yang hanya dianjurkan. Imunisasi wajib di Indonesia sebagaimana yang diwajibkan oleh WHO yaitu BCG, DPT, Polio, Campak, dan Hepatitis B. (Hidayat, 2005, hal 46).

Imunisasi dasar adalah imunisasi pertama yang diberikan pada semua orang, terutama bayi dan balita sejak lahir untuk melindungi tubuhnya dari penyakit-penyakit yang berbahaya.

Lima jenis imunisasi dasar yang diwajibkan pemerintah adalah imunisasi terhadap tujuh penyakit yaitu TBC, difteri, pertusis, tetanus, poliomyelitis, campak dan hepatitis B.


(26)

Ke-lima jenis imunisasi dasar yang wajib diperoleh adalah:

a) Imunisasi BCG adalah imunisasi yang diberikan untuk menimbulkan kekebalan aktif terhadap penyakit tuberculosis (TBC), yaitu penyakit paru-paru yang sangat menular yang dilakukan sekali pada bayi sekali pada bayi usia 0-11 bulan

b) Imunisasi DPT yaitu merupakan imunisasi dengan memberikan vaksin mengandung racun kuman yang telah dihilangkan racunnya akan tetapi masih dapat merangsang pembentukan zat anti(toxoid) untuk mencegah terjadinya penyakit difteri,pertusis,dan tetanus,yang diberikan 3 kali pada bayi usia 2-11 bulan dengan interval minimal 4 minggu.

c) Imunisasi polio adalah imunisasi yang diberikan untuk menimbulkan kekebalan terhadap penyakit poliomyelitis yang dapat menyebabkan kelumpuhan pada kaki, yang diberikan 4 kali pada bayi 0-11 bulan dengan interval minimal 4 minggu d) Imunisasi campak adalah imunisasi yang diberikan untuk menimbulkan

kekebalan kekebalan aktif terhadap penyakit campak karena penyakit ini sangat menular, yang diberikan 1 kali pada bayi usia 9-11 bulan

e) Imunisasi hepatis B, adalah imunisasi yang diberikan untuk menimbulkan kekebalan aktif terhadap penyakit hepatitis B yaitu penyakit yang dapat merusak hati, yang diberikan 3 kali pada bayi usia 1-11 bulan, dengan interval minimal 4 minggu cakupan imunisasi lengkap pada anak, yang merupakan gabungan dari tiap jenis imunisasi yang didapatkan oleh seorang anak. Sejak tahun 2004 hepatitis-B disatukan dengan pemberian DPT menjadi DPT-HB. (Proverati 2010).


(27)

11

2. Vaksinasi

Adalah merupakan suatu tindakan yang dengan sengaja memberikan paparan dengan antigen yang berasal dari mokroorganisme patogen.Antigen yang diberikan telah dibuat demikian rupa sehingga tidak menimbulkan sakit namun mampu mengaktivasi limfosit menghasilkan antibody dan sel memori yang menirukan infeksi alamiah yang tidak menimbulkan sakit namun cukup memberikan kekebalan dengan tujuan memberikan infeksi ringan yang tidak berbahaya namun cukup untuk menyiapkan respon imun.

Tabel 2.1 Dosis, Cara pemberian, Jumlah pemberian, Intervensi Dan waktu Pemberian imunisasi

Vaksin Dosis Cara pemberian Jumlah

pemberian Interval

Waktu pemberian BCG 0,05 cc Intracutan di

daerah musculus Deltoideus

1 kali - 0-11 bulan

DPT 0,5 cc Intra muscular 3 kali 4 minggu 2-11 bulan Polio 2 tetes Diteteskan ke

mulut

4 kali 4 minggu 0-11 bulan Hepatitis B 0,5 cc Intra muscular

pada paha bagian luar

3 kali 4 minggu 0-11 bulan

Campak 0,5 cc Subkutan,

biasanya di lengan kiri atas

1 kali 4 minggu 9-11 bulan


(28)

3. Jadwal Pemberian Imunisasi

Tabel 2.2

Jadwal Pemberian Imunisasi

Usia Vaksin Tempat Bayi lahir dirumah

0 bulan HB 1 Rumah

1 bulan BCG, Polio 1 Posyandu

2 bulan DPT/HB Combo 1, Polio 2 Posyandu

3 bulan DPT/HB Combo 2, Polio 3 Posyandu

4 bulan DPT/HB Combo 3, Polio 4 Posyandu

9 bulan Campak Posyandu

Sumber: Buku KIA (2010)

Bayi lahir di RS/Praktek Bidan

0 bulan Hep B 0, BCG, Polio 1 RS/Praktek Bidan

2 bulan DPT/HB Combo 1, Polio 2 RS/Praktek Bidan 3 bulan DPT/HB Combo 2, Polio 3 RS/Praktek Bidan 4 bulan DPT/HB Combo 3, Polio 4 RS/Praktek Bidan

9 bulan Campak RS/Praktek Bidan

Sumber: Buku KIA (2010)

4. Penyakit yang Dapat Dicegah dengan Imunisasi (PD3I) a. Difteri

Difteri adalah penyakit yang disebabkan oleh bakteri Corynebacterium Diphtheriae. Penyebarannya adalah melalui kontak fisik dan pernafasan. Daya tular penyakit ini tinggi. Gejala awal penyakit adalah : gelisah, aktifitas menurun, radang


(29)

13

tenggorokan, hilang nafsu makan dan demam ringan. Dalam 2-3 hari timbul selaput putih kebiru-biruan pada tenggorokan dan tonsil. Komplikasi difteri berupa gangguan pernafasan yang berakibat kematian (Depkes, 2009, hlm.12).

Penyakit ini pertama kali diperkenalkan oleh Hyppocrates pada abad ke-5 SM dan epidemi pertama dikenal pada abad ke-6 oleh Aetius. Seorang anak dapat terinfeksi difteria pada nasofaringnya dan kuman tersebut kemudian akan memproduksi toksin yang menghambat sintesis protein seluler dan menyebabkan destruksi jaringan setempat dan terjadilah suatu selaput/membran yang dapat menyumbat jalan nafas. Toksin yang terbentuk pada membran tersebut kemudian diabsorbsi ke dalam aliran darah dan dibawa ke seluruh tubuh. Penyebaran toksin ini berakibat komplikasi berupa miokarditis dan neuritis, serta trombositopenia dan proteinuria (Tumbelaka, A.R & Hadinegoro, S.R, 2008, hlm.143).

b. Pertusis

Pertusis disebut juga batuk rejan atau batuk 100 hari adalah penyakit pada saluran pernafasan yang disebabkan oleh Bordetella Pertussis. Penyebaran pertusis adalah melalui percikan ludah yang keluar dari batuk atau bersin. Gejala penyakit adalah pilek, mata merah, bersin, demam, dan batuk ringan yang lama-kelamaan batuk menjadi parah dan menimbulkan batuk menggigil yang cepat dan keras. Komplikasi pertusis adalah Pneumania Bacterialis yang dapat menyebabkan kematian (Depkes, 2009, hlm.12). Sebelum ditemukan vaksinnya, pertusis merupakan penyakit tersering yang menyerang anak dan merupakan penyebab kematian (diperkirakan sekitar 300.000 kematian terjadi setiap tahun). Pertusis


(30)

merupakan penyakit yang bersifat toxin-mediated toxin yang dihasilkan melekat pada bulu getar saluran nafas atas akan melumpuhkan bulu getar tersebut sehingga menyebabkan gangguan aliran sekret saluran pernafasan, berpotensi menyebabkan sumbatan jalan nafas dan pneumonia (Tumbelaka, A.R & Hadinegoro, S.R, 2008, hlm.144).

c. Tetanus

Tetanus adalah penyakit yang disebabkan oleh Clostridium Tetani yang menghasilkan neurotoksin. Penyakit ini tidak menyebar dari orang ke orang, tetapi melalui kotoran yang masuk kedalam luka yang dalam. Gejala awal penyakit adalah kaku otot pada rahang, disertai kaku pada leher, kesulitan menelan, kaku otot perut, berkeringat, dan demam. Pada bayi terdapat juga gejala berhenti menetek antara 3 sampai dengan 28 hari setelah lahir. Gejala berikutnya adalah kejang yang hebat dan tubuh menjadi kaku (Depkes, 2009, hlm.13). Tetanus dapat ditemukan pada anak-anak, juga dijumpai kasus tetanus neonatal yang bersifat fatal. Komplikasi tetanus yang sering terjadi antara lain laringospasme, infeksi nosokomial dan pneumonia ostostatik (Tumbelaka, A.R & Hadinegoro, S.R, 2008, hlm.147).

d. Tuberkulosis

Tuberkulosis adalah penyakit yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosa disebut juga batuk darah. Penyakit ini menyebar melalui pernafasan lewat bersin atau batuk. Gejala awal penyakit adalah lemah badan, penurunan berat badan, demam, dan keluar keringat pada malam hari. Gejala selanjutnya adalah batuk terus-menerus, nyeri dada dan mungkin batuk darah. Gejala lain tergantung pada


(31)

15

organ yang diserang. Komplikasi tuberkulosis dapat menyebabkan kelemahan dan kematian (Depkes, 2009, hlm.13).

e. Campak

Campak adalah penyakit yang disebabkan oleh virus Myxovirus viridae measles. Disebarkan melalui udara (percikan ludah) sewaktu bersin atau batuk dari penderita. Gejala awal penyakit adalah demam, bercak kemerahan, batuk, pilek, konjunctivitis (mata merah) selanjutnya timbul ruam pada muka dan leher, kemudian menyebar ke tubuh dan tangan serta kaki. Komplikasi campak adalah diare hebat, peradangan pada telinga, dan infeksi saluran nafas (pneumonia). Prioritas utama untuk penanggulangan penyakit campak adalah melaksanakan program imunisasi lebih efektif (Depkes, 2009, hlm.13).

f. Poliomielitis

Poliomielitis adalah penyakit pada susunan saraf pusat yang disebabkan oleh satu dari tiga virus yang berhubungan, yaitu virus polio tipe 1, 2 atau 3. Secara klinis penyakit polio adalah anak di bawah umur 15 tahun yang menderita lumpuh layu akut (acute flaccid paralysis=AFP). Penyebaran penyakit adalah melalui kotoran manusia (tinja) yang terkontaminasi. Kelumpuhan dimulai dengan gejala demam, nyeri otot dan kelumpuhan terjadi pada minggu pertama sakit. Komplikasi poliomielitis adalah kematian bisa terjadi karena kelumpuhan otot-otot pernafasan terinfeksi dan tidak segera ditangani (Depkes, 2009, hlm.13).

Kata polio (abu-abu) dan myelon (sumsum), berasal dari bahasa Latin yang berarti medulla spinalis. Infeksi virus mencapai puncak pada musim panas,


(32)

sedangkan pada daerah tropis tidak ada bentuk musiman penyebaran infeksi. Virus polio sangat menular, pada kontak antarrumah tangga (yang belum diimunisasi) derajat serokonversi lebih dari 90% (Suyitno, 2008, hlm.157).

g. Hepatitis B

Hepatitis B adalah penyakit kuning yang disebabkan oleh virus hepatitis B yang merusak hati. Penularan penyakit secara horizontal yaitu dari darah dan produknya melalui suntikan yang tidak aman melalui tranfusi darah dan melalui hubungan seksual. Sedangkan penularan secara vertikal yaitu dari ibu ke bayi selama proses persalinan. Gejalanya adalah merasa lemah, gangguan perut, dan gejala lain seperti flu. Warna urin menjadi kuning, tinja menjadi pucat. Warna kuning bisa terlihat pula pada mata ataupun kulit. Komplikasi hepatitis B adalah bisa menjadi hepatitis kronis dan menimbulkan pengerasan hati (Cirrhosis Hepatis), kanker hati (Hepato Cellular Carsinoma), dan menimbulkan kematian (Depkes, 2009, hlm.14). Infeksi virus hepatitis B menyebabkan sedikitnya satu juta kematian/tahun. Saat ini terdapat 350 juta penderita kronis dengan 4 juta kasus baru/tahun. Infeksi pada anak umumnya asimtomatis tetapi 80-95% akan menjadi kronis dan dalam 10-20 tahun akan menjadi sirosis dan atau karsinoma hepatoseluler. Oleh karena itu, kebijakan utama tata laksana virus hepatitis B adalah memotong jalur transmisi sedini mungkin. Vaksinasi universal bayi baru lahir merupakan upaya yang paling efektif dalam menurunkan prevalens virus hepatitis B dan karsinoma hepatoseluler (Pujiarto, P.S & Hidayat, B, 2008, hlm.135).


(33)

17

Tahun 1992 Hepatitis B dimasukkan kedalam program imunisasi. Tahun 1995 imunisasi hepatitis B diberikan kepada semua bayi di negara endemis tinggi. Tahun 1997 imunisasi hepatitis B diberikan kepada semua bayi disemua negara diseluruh dunia. Imunisasi Hepatitis B harus diberikan pada bayi 0-7 hari karena : 3-8 % ibu hamil merupakan pengidap (carrier), 45,9 % bayi tertular saat lahir dari ibu pengidap, penularan pada saat lahir hampir seluruhnya berlanjut jadi hepatitis menahun. Pemberian imunisasi HB sedini mungkin akan melindungi 75 % dari yang tertular (Depkes, 2006, hlm.14).

E. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pemberian Imunisasi Lengkap 1. Usia Ibu

Usia adalah lamanya seseorang hidup dihitung dari tahun lahirnya sampai dengan ulang tahunnya yang terakhir. Usia merupakan konsep yang masih abstrak bahkan cenderung menimbulkan variasi dalam pengukurannya. Seseorang mungkin menghitung umur dengan tepat tahun dan kelahirannya, sementara yang lain menghitungnya dalam ukuran tahun saja (Zaluchu, 2008, hlm.109).

Ibu yang berusia lebih muda dan baru memiliki anak biasanya cenderung untuk memberikan perhatian yang lebih akan kesehatan anaknya, termasuk pemberian imunisasi (Reza, 2006). Merujuk hal tersebut, diketahui bahwa usia yang paling aman seorang ibu untuk melahirkan anak adalah 20 sampai 30 tahun (Saputra, 2009). Penelitian Wardhana (2001) disebutkan bahwa ibu yang berusia ≥ 30 tahun cenderung untuk tidak melakukan imunisasi lengkap dibandingkan dengan ibu yang berusia < 30 tahun cenderung untuk melakukan imunisasi lengkap 2,03 kali


(34)

dibandingkan dengan usia ibu ≥ 30 tahun. Namun secara statistik hubungan antara usia ibu dan status kelengkapan imunisasi tidak bermakna (p-value=0,16). Lienda (2009) dalam penelitiannya hasil uji statistik p-value=0,109 bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan antara usia ibu dengan kelengkapan imunisasi dasar.

Waldoeher (1997, dalam Reza, 2006, hlm.25) mengatakan bahwa status imunisasi semakin baik seiring dengan peningkatan usia ibu. Penelitian Rahma Dewi (1994) memperoleh hasil bahwa 58,3% kelengkapan status imunisasi anak terdapat pada ibu yang berusia 20-29 tahun. Sedangkan proporsi yang hampir sama pada usia ibu 15-19 tahun sebesar 48,4% dan usia ibu 30 tahun lebih sebesar 48,5%. Reza (2006) ada hubungan bermakna secara statistik yang ditunjukkan oleh nilai p-value=0,000. Ibu yang berusia ≥ 30 tahun 2,78 kali lebih besar status imunisasi dasar anaknya untuk tidak lengkap dibandingkan dengan ibu yang berusia < 30 tahun. 2. Pendidikan

a. Definisi Pendidikan

Menurut UU No.20 tahun 2003 tentang sistem Pendidikan Nasional, Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.


(35)

19

b. Jenjang Pendidikan

Jenjang pendidikan adalah tahapan pendidikan yang ditetapkan berdasarkan tingkat perkembangan peserta didik, tujuan yang akan dicapai dan kemampuan yang dikembangkan. Pendidikan adalah salah satu usaha sadar untuk mengembangkan kepribadian dan kemampuan di dalam dan luar sekolah dan berlangsung seumur hidup. Pendidikan menentukan pola pikir dan wawasan seseorang. Pendidikan memiliki peranan yang penting dalam kwalitas. Lewat pendidikan manusia dianggap akan memperoleh pengetahuan (Notoadmodjo, 2003, hlm.95).

Wardhana (2001, dalam Lienda, 2009, hlm.25) bahwa pendidikan tinggi berkaitan erat dengan pemberian imunisasi pada anak. Sejalan dengan hal tersebut berdasarkan penelitian Idwar (2001) juga disimpulkan bahwa tingkat pendidikan seseorang ibu yang telah tinggi akan berpeluang besar untuk mengimunisasikan anaknya. Ibu yang berpendidikan mempunyai pengetahuan yang lebih baik tentang pencegahan penyakit dan kesadaran lebih tinggi terhadap masalah-masalah kesehatan yang sedikit banyak telah diajarkan disekolah. Hal ini diperkuat kembali dengan adanya penelitian oleh Widyanti (2008) menjelaskan bahwa ibu yang memiliki tingkat pendidikan yang telah tinggi akan memberikan imunisasi lebih lengkap kepada anaknya dibandingkan ibu dengan pendidikan rendah. Lienda (2009) hasil penelitiannya mengatakan ada hubungan signifikan antara pendidikan ibu dengan status kelengkapan imunisasi dasar anak dengan p-value=0,000.


(36)

3. Pekerjaan

Pekerjaan dapat memberikan kesempatan suatu individu untuk sering kontak dengan individu lainnya, bertukar informasi dan berbagi pengalaman pada ibu yang bekerja akan memiliki pergaulan yang luas dan dapat saling bertukar informasi dengan teman sekerjanya, sehingga lebih terpapar dengan program-program kesehatan khususnya imunisasi (Reza, 2006). Penelitian Darnen (2002) menyebutkan bahwa ibu yang bekerja mempunyai peluang 1,1 kali untuk mengimunisasikan anaknya dengan lengkap dibandingkan ibu yang tidak bekerja. Rahma Dewi (1994) menjelaskan bahwa proporsi ibu yang bekerja terhadap anak dengan imunisasi lengkap lebih tinggi dibandingkan ibu yang tidak bekerja.

Reza (2006) hasil penelitiannya tidak ada hubungan bermakna antara pekerjaan dengan kelengkapan imunisasi dasar dengan nilai p-value=0,902 begitu juga Lienda (2009) hasil penelitiannya 1,25 kali ibu yang bekerja anaknya diimunisasi lengkap dibandingan yang tidak bekerja namun secara statistik tidak ada hubungan bermakna antara pekerjaan dengan kelengkapan imunisasi dasar dengan nilai p-value=0,250.

4. Jumlah anak

Kunjungan ke pos pelayanan imunisasi terkait dengan ketersediaan waktu bagi ibu untuk mencari pelayanan imunisasi terhadap anaknya. Oleh karena itu jumlah anak yang dapat mempengaruhi ada tidaknya waktu bagi ibu meninggalkan rumah untuk mendapatkan pelayanan imunisasi kepada anaknya. Semakin banyak jumlah anak terutama ibu yang masih mempunyai bayi yang merupakan anak ketiga


(37)

21

atau lebih akan membutuhkan banyak waktu untuk mengurus anak-anaknya tersebut. Sehingga semakin sedikit ketersediaan waktu bagi ibu untuk mendatangi tempat pelayanan imunisasi (Reza, 2006). Lienda (2009) dalam hasil penelitiannya jumlah anak hidup ≤ 2 orang mempunyai 1,19 kali anaknya diimunisasi lengkap dibandingkan dengan ibu yang memiliki jumlah anak hidup > 2 orang. Jumlah anak merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi kelengkapan imunisasi pada anak. Ibu yang mempunyai banyak anak kesulitan dalam mendatangi tempat pelayanan kesehatan (Luman,2003).

Besarnya anggota keluarga diukur dengan jumlah anak dalam keluarga. Makin banyak jumlah anak makin besar kemungkinan ketidaktepatan pemberian imunisasi pada anak. Keluarga yang mempunyai banyak anak menyebabkan perhatian ibu akan terpecah, sementara sumber daya dan waktu ibu terbatas sehingga perawatan untuk setiap anak tidak dapat maksimal (Dombkowski, 2004).

5. Penghasilan

Penghasilan adalah upah yang didapat oleh seseorang setelah dia melakukan pekerjaan yang sesuai standar atau minimum rata-rata yang telah ditetapkan. Upah atau gaji bisa diberikan dalam bentuk apapun namun lebih jelas menggunakan nominal nilai angka mata uang yang diterima seseorang setiap minggu ataupun bulanan.Kesejahteraan seorang anak dipengaruhi oleh keadaan sossial orang tua nya.Menurut BAPPENAS status ekonomi keluarga yaitu berkorelasi negatif, dimana angka kematian anak pada keluarga berada/kaya lebih rendah jika dibandingkan dengan angka pada rumah tangga miskin.Sekitar 35% kematian anak dan balita


(38)

mempunyai latar belakang yang berkaitan dengan kejadian gizi buruk atau gizi kurang.

6. Pengetahuan

Pengetahuan adalah dari hasil tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu yang mana penginderaan ini terjadi melalui panca indera manusia yakni indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa, dan raba yang sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga. (Notoatmodjo, 2007, hlm.143).

Hubungan antara status imunisasi dasar pada bayi usia 0-12 bulan lengkap dengan pengetahuan ibu tentang imunisasi, pendidikan orangtua, pendapatan orangtua, dan jumlah anak. Di antara beberapa faktor tersebut pengetahuan ibu tentang imunisasi merupakan suatu faktor yang sangat erat hubungannya dengan status imunisasi anak (Ismail, 1999).

Imunisasi merupakam program penting dalam upaya pencegahan primer bagi individu dan masyarakat terhadap penyebaran penyakit menular. Imunisasi menjadi kurang efektif bila ibu tidak mau anaknya diimunisasi dengan berbagai alasan. Beberapa hambatan pelaksanaan imunisasi menurut WHO (2000) adalah pengetahuan, lingkungan dan logistik, urutan anak dalam keluarga dan jumlah anggota keluarga, sosial ekonomi, mobilitas, keluarga, ketidak stabilan politik, sikap petugas kesehatan, pembiayaan, dan pertimbangan hukum (Lienda, 2009).

Berdasarkan KEPMENKES RI No. 482/Menkes/SK/IV/2010 alasan-alasan imunisasi tidak berjalan dengan baik ada beberapa faktor yang menyebabkannya


(39)

23

yaitu karena konsekuensi dan penerapan desentralisasi yang belum berjalan sebagaimana mestinya, masih adanya keterlambatan dalam pendistribusian vaksin, kurangnya informasi dan pengetahuan yang lengkap dan akurat tentang pentingnya program imunisasi, seringkali kegiatan untuk penyusunan materi informasi ataupun pelaksanaan suatu advokasi dikesampingkan sebagai cara untuk meningkatkan cakupan imunnisasi, dan kegiatan ini sering ditempatkan dalam biaya lainnya sehingga dalam pembahasan anggaran, imunisasi seringkali dicoret.

Alasan-alasan mengapa anak tidak lengkap mendapatkan imunisasi ataupun tidak pernah di imunisasi yaitu:

Alasan Informasi

% Respon Ibu -Kurangnya pengetahuan ibu akan kebutuhan Imunisasi 20 -Kurangnya pengetahuan tentang kelengkapan Imunisasi 13 -Kurangnya kelengkapan tentang jadwal imunisasi 8

-Ketakutan akan efek samping imunisasi 1

-Persepsi yang salah tentang kontraindikasi 3

Motivasi

-Penundaan imunisasi 12

-Kurangnya kepercayaan tentang imunisasi 4

-Adanya rumor buruk tentang imunisasi 3

Situasi

-Tempat pelayanan imunisasi terlalu jauh 6

-Jadwal pemberian imunisasi yang tidak tepat 4

-Ketidak hadiran petugas imunisasi 3

-Kurangnya vaksin 9

-Orangtua anak terlalu sibuk 13

-Adanya masalah dalam keluarga 3

-Anak tidak hadir karena sakit 30

-Anak hadir tetapi dalam keadaan sakit 9

-Terlalu lama menunggu 2


(40)

24 A. Kerangka Konsep

Kerangka konsep adalah hubungan antara variabel yang ingin diamati atau diukur melalui penelitian yang akan dilakukan (Notoadmodjo, 2003, hlm.69). Variabel independen (bebas) dalam penelitian ini adalah faktor-faktor yang mempengaruhi ibu yaitu usia, pendidikan, pekerjaan, jumlah anak, penghasilan dan pengetahuan, sedangkan variabel dependen (terikat) dalam penelitian ini adalah status imunisasi dasar pada anak usia 12-23 bulan.

Variabel independen Variabel dependen

Skema 3.1: Kerangka Konsep Penelitian

B. Hipotesis Penelitian

Hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini adalah hipotesis (ho),

ada hubungan faktor usia ibu, pendidikan ibu, pekerjaan ibu, jumlah anak ibu, penghasilan ibu, pengetahuan ibu dengan status pemberian imunisasi dasar pada anak usia 12-23 bulan.

Karakteristik Responden

Status Imunisasi dasar pada anak usia 12-23 bulan


(41)

25

C. Definisi Operasional

No Variabel Penelitian

Definisi

Operasional Alat Ukur Cara Ukur Hasil Ukur

Skala Ukur 1 Status

Imunisasi dasar pada anak usia 12-23 bulan Status imunisasi anak berusia 12-23 bulan yang telah mendapat imunisasi lengkap sebelum 12 bulan yaitu : HB 0, BCG, Polio1, DPT/HB 1, Polio2, DPT/HB 2, Polio3, DPT/HB 3, Polio 4, Campak

Kuesioner Wawancara 1. Tidak lengkap: bila salah satu iminisasi tidak di berikan sesuai dengan umur anak 2.Lengkap: apabila imunisasi anak lengkap sesuai dengan umur anak Kategori

2 Usia Usia ibu yang memiliki anak berusia 12-23 bulan dihitung dari tahun lahirnya

Kuesioner Wawancara 1: < 30 tahun 2 : ≥ 30 tahun


(42)

sampai dengan ulang

tahunnya yang terakhir 3 Pendidikan Jenjang

sekolah

tertinggi yang ditamatkan

ibu

Kuesioner Wawancara 1.Pendidikan Menengah kebawah (SD, SMP) 2.Pendidikan Menengah Keatas (SMA, PT) Kategori

4 Pekerjaan Pekerjaan merupakan kegiatan yang dilakukan ibu sehari-hari dalam mencari nafkah untuk mendapatkan uang ataupun untuk pemenuhan kebutuhan sehari-hari

Kuesioner Wawancara 1.Tidak bekerja (Ibu rumah tangga) 2. Bekerja (PNS, Wiraswasta,dll) Kategori

5 Jumlah Anak

Jumlah anak yang

Kuesioner Wawancara 1 :Primipara ( ≤ 2 orang)


(43)

27

dilahirkan ibu yang hidup dan tinggal serumah

2 : Multipara(> 2 orang)

6 Pengetahuan Kemampuan ibu untuk menjawab pertanyaan tentang imunisasi dasar Kuesioner dengan 25 pertanyaan

Wawancara 1. Baik apabila skor (> 12,5) 2.Kurang apabila skor (0-12,5)

Kategori

7 Penghasilan Total pendapatan yang diterima keluarga setiap bulan. Kuesioner dengan 25 pertanyaan

Wawancara 1.Penghasilan Menegah kebawah (Rp. ≤ 1.000.000 – 1.400.000 2. Penghasilan

menengah keatas

(≥Rp. 1.400.000)


(44)

28 A. Desain Penelitian

Desain yang digunakan dalam penelitian ini dilakukan dengan deskriptif analitik dengan pendekatan cross sectional, dimana penelitian ini dilakukan hanya pada satu periode tertentu dan pengambilan sampel dilakukan dalam sekali waktu saja, tidak ada pengulangan dalam pengambilan data. (Notoadmodjo, 2005). Responden hanya mendapat satu kali kesempatan untuk menjadi responden yaitu bertujuan untuk mengidentifikasi tentang status imunisasi dasar pada anak usia 12-23 bulan di Puskesmas Medan Marelan .

B. Populasi dan Sampel 1. Populasi

Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian (Arikunto, 2006). Populasi dalam penelitian ini adalah semua ibu yang mempunyai anak usia 12-23 bulan pada saat penelitian di Puskesmas Medan Marelan sebanyak 40 orang. Penentuan usia anak 12-23 bulan berdasarkan pertimbangan bahwa pada rentang usia tersebut diperkirakan seorang anak balita sudah seharusnya mendapat imunisasi dasar lengkap.

2. Sampel

Pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan total sampling yaitu di mana semua jumlah populasi (total population), dijadikan sampel yaitu sebanyak 40 orang.


(45)

29

C. Lokasi Penelitian

Adapun lokasi penelitian yang dipilih dalam melakukan penelitian adalah Puskesmas Medan Marelan karena berdasarkan survey yang dilakukan peneliti populasi dan sampelnya mencukupi sehingga memudahkan peneliti untuk pengumpulan data.

D. Waktu Penelitian

Waktu penelitian dilakukan pada Februari 2012 sampai dengan Mei 2012. Penelitian ini diawali dengan penelusuran pustaka, penentuan judul dan pembimbing, penyusunan proposal, seminar proposal, penelitian ke lapangan, pengumpulan, pengolahan dan analisa data, penyusunan hasil penelitian.

E. Pertimbangan Etika Penelitian

Sebelum melakukan pengambilan data, peneliti terlebih dahulu mengajukan surat permohonan kepada Ketua Jurusan Program D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara dan izin dari Kepala Dinas Kesehatan untuk mendapatkan persetujuan penelitian. Setelah mendapat persetujuan penelitian, peneliti memulai penelitian dengan menekankan masalah etik yang meliputi : peneliti menjelaskan maksud dan tujuan penelitian kepada calon responden bahwa partisipasi responden yang diteliti tersebut bersifat sukarela dan responden berhak mengundurkan diri dari penelitian. Jika responden bersedia berpartisipasi dalam penelitian, maka responden menandatangani lembar persetujuan riset. Untuk menjaga kerahasiaan identifikasi responden pada lembar pengumpulan data (kuesioner) hanya nomor kode yang digunakan sehingga kerahasiaan identifikasi semua informasi yang


(46)

diberikan tetap terjaga. Dan seluruh informasi yang diperoleh dipergunakan untuk kepentingan penelitian.

F. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini berupa kuesioner yang dibuat sendiri oleh peneliti dengan sejumlah pertanyaan tertulis yang telah tersusun secara terstruktur berdasarkan tinjauan teoretis yang terdiri dari : data ibu yang meliputi usia, pendidikan, pekerjaan, jumlah anak dan penghasilan ibu.

Kuesioner pengetahuan sebanyak 25 pertanyaan berisi tentang pengertian imunisasi, tujuan imunisasi, tempat imunisasi, yang dapat memberikan imunisasi, jenis-jenis imunisasi, penyakit yang dapat dicegah, jumlah pemberian, jadwal pemberian, dan lokasi penyuntikan. Kuesioner penelitian ini merupakan pertanyaan tertutup dengan menyediakan alternatif jawaban a, b, dan c. Responden diminta memilih jawaban yang paling benar menurut pendapatnya. Untuk menilai pengetahuan ibu dilakukan penyekoran bila jawaban “benar” skornya 1 (satu) jika jawabannya “salah” skornya 0 (nol), Untuk mendapatkan kreteria digunakan perhitungan sebagai berikut :

a) Menentukan nilai terbesar dan terkecil. Nilai terbesar : 25 dan nilai terkecil : 0. b) Menentukan nilai rentang (R) Rentang = Nilai terbesar-nilai terkecil = 25-0=25:

c) Menentukan nilai panjang kelas (i). Panjang Kelas (i) =

s banyakkela

g rentan

= 12,5 2

25 =


(47)

31

d) Menentukan kategori pengetahuan berdasarkan perolehan nilai : Kurang = Jika responden memilikki jumlah skor 0-12,5, Baik = Jika responden memiliki jumlah skor > 12,5.

Kuesioner telah diuji coba dilapangan uji validitas dan uji realibilitas untuk mengetahui apakah pertanyaan itu bisa diandalkan serta mampu mengukur apa yang hendak diukur. Setelah data terkumpul, data-data itu diolah sesuai dengan tahapannya. Pelaksanaan pengumpulan data menggunakan data primer dan data sekunder. ( Nursalam, 2009).

G. Uji Validitas dan Reliabilitas

Uji validitas dan uji reliabilitas instrumen kuesioner penelitian dilakukan terhadap 15 responden dengan kriteria yang sama, uji validitas instrumen dilakukan di Puskesmas Jalan Rantang. Conten validity instrumen dilakukan oleh ahlinya yaitu dr.Iman Helmi Efendi SpOG yang masing-masing item instrumen mendapatkan nilai 7 maka instrumen dapat digunakan kepada responden. Data yang diperoleh dari uji coba kuesioner diolah dengan menggunakan program komputer. Perhitungan uji tersebut dilakukan dengan membandingkan nilai r tabel Pearson Product Moment dengan nilai r hitung. Nilai r tabel dengan menggunakan df = n-2 yaitu 25-2=23 pada tingkat kemaknaan 5%, sehingga didapat r tabel=0,413. Kuesioner penelitian ini dinyatakan valid karena berdasarkan hasil uji statistik bahwa r hitung lebih besar dibandingkan dengan r tabel. Uji reliabilitas kuesioner penelitian ini menggunakan uji reliabilitas Cronbach’s Alpha sebesar 0,763. Nilai koefisien reliabilitasnya lebih besar dari 0,60 maka kuesioner ini dinyatakan reliabel (Syarifudin, 2010).


(48)

H. Prosedur Pengumpulan Data

Setelah mendapat izin penelitian, peneliti mengumpulkan data. Pada saat pengumpulan data, peneliti mendatangi Dinas Kesehatan meminta izin untuk melakukan penelitian di Puskesmas Medan Marelan. Setelah mendapat persetujuan dari Dinas Kesehatan peneliti menemui Kepala Puskesmas Medan Marelan dengan tujuan meminta izin penelitian setelah mendapat izin peneliti menentukan responden sesuai dengan kriteria responden yang diteliti. Peneliti menjelaskan tujuan dari penelitian dilakukan, kemudian peneliti meminta kesediaan ibu menjadi responden peneliti. Responden telah menyetujui dirinya sebagai responden dan menandatangani lembar persetujuan (informed consent), peneliti menjelaskan kepada responden cara pengisian kuesioner kepada responden dan selanjutnya dipersilahkan untuk mengisi lembar kuesioner dan menjawab seluruh pertanyaan dengan jujur, peneliti mendampingi responden dalam pengisian kuesioner apabila ada pertanyaaan yang kurang jelas dalam pengisian kuesioner. Pengisian kuesioner diisi oleh respoden dengan waktu 25 menit, kemudian peneliti memeriksa kelengkapan data.

I. Analisis Data

Semua data terkumpul dilakukan analisis data kembali dengan memeriksa semua kuesioner apakah jawaban sudah lengkap atau benar (Editing). Pemberian skor dilakukan pada tiap jawaban responden, selanjutnya dihitung nilai yang diperoleh responden keseluruhan, kemudian dikelompokkan dengan menggunakan aspek pengukuran Scoring. Kemudian data diberi kode Codding memudahkan pengolahan data, analisa data serta pengambilan kesimpulan data yang dimasukkan kedalam


(49)

33

bentuk tabel. Entry data dalam komputer dan analisa data dilakukan dengan menggunakan tehnik komputerisasi.( Hidayat, 2010).

Analisa data adalah cara untuk memudahkan atau menyederhanakan data kedalam bentuk yang lebih mudah dibaca dan dimengerti maka peneliti melakukan analisis data melalui tahap :

1) Univariat

Analisis data dilakukan dengan menggunakan komputerisasi terhadap tiap variable dari hasil penelitian untuk menilai distribusi frekuensi. Data yang dianalisa univariat adalah Variabel independen ( data demografi untuk menentukan umur, pekerjaan, pendidikan, jumlah anak, dan pengetahuan) dan frekuensi variable dependen (status imunisasi dasar). Setelah di isi dengan baik kemudian di tabulasi dalam bentuk table frekuensi.

2) Bivariat

Analisis bivariat dilakukan untuk mengetahui hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen secara statistik. Analisa yang dipakai untuk menguji data adalah dengan menggunakan rumus statistik Chi-Square. Dengan derajat kepercayaan p = 0,05. Jika p < 0,05 maka hasil perhitungan bermakna (signifikan) dan bila p ≥ 0,05, maka hasil perhitungan tersebut tidak bermakna dengan derajat kepercayaan 95 %. ( Machfoedz, 2009).


(50)

34 A. Hasil Penelitian

Hasil penelitian yang berjudul faktor-faktor yang mempengaruhi ibu terhadap status imunisasi dasar pada anak usia 12-23 bulan di Puskesmas Medan Marelan tahun 2012, diperoleh dari kuesioner yang diberikan kepada 40 orang responden yaitu ibu yang mempunyai anak usia 12-23 bulan dan membawa anaknya imunisasi dasar ke posyandu kelurahan Puskesmas medan marelan serta memiliki KMS. 1. Analisa Univariat

a. Karakteristik Responden

Analisis univariat ini bertujuan untuk mendeskripsikan karakteristik masing-masing variabel yang diteliti. Adapun karakteristiknya yaitu demografi ibu (usia, pendidikan, pekerjaan, jumlah anak, dan penghasilan). Berdasarkan karakteristik responden yang mempunyai anak usia 12-23 bulan, responden yang dilibatkan dalam penelitian ini adalah sebanyak 40 orang seperti pada tabel dibawah ini.


(51)

35

Tabel 5.1 Distribusi frekuensi karakteristik responden di Puskesmas Medan Marelan tahun 2012.

No. Karakteristik Responden

Frekuensi (Orang)

Persentase (%) 1. Usia

< 30 Tahun

≥ 30 Tahun 28 12

70 30

Jumlah 40 100

2. Pendidikan Pendidikan Dasar

Pendidikan Menengah keatas

4 36

10 90

Jumlah 40 100

3. Pekerjaan

Bekerja (PNS, Wiraswasta, dll) Tidak bekerja (IRT)

15 25

37,5 62,5

Jumlah 40 100

4. Jumlah Anak

Primipara (< 2 Orang) Multipara (≥ 2 Orang)

14 26

35 65

Jumlah 40 100

5. Penghasilan

Menengah Kebawah Menengah Keatas 18 22 45 55

Jumlah 40 100

Dari Tabel 5.1 dapat diketahui bahwa paling banyak responden adalah berada dalam kelompok usia < 30 tahun yaitu sebanyak 28 orang (70%). Paling banyak responden berada pada tingkat pendidikan menengah keatas yaitu sebanyak 36 orang (90%). Paling banyak responden berada pada kelompok tidak bekerja yaitu sebanyak 25 orang (62,5%).. Paling banyak berada pada kelompok jumlah anak dengan multipara yaitu sebanyak 26 orang (65%). Paling banyak responden berada pada tingkat penghasilan menengah keatas yaitu sebanyak 22 orang (55%)


(52)

b. Distribusi Frekuensi Berdasarkan Pengetahuan Responden

Dari penelitian yang dilakukan terhadap status imunisasi dasar pada anak usia 12-23 bulan di Puskesmas Medan Marelan Tahun 2012 diperoleh hasil seperti pada tabel dibawah ini.

Tabel 5.2 Distribusi frekuensi berdasarkan pengetahuan responden di Puskesmas Medan Marelan tahun 2012

No. Pengetahuan Responden Frekuensi (n) Persentase (%)

1. Baik 13 32,5

2. Kurang 27 67,5

Jumlah 40 100

Dari Tabel 5.2. Dari 40 responden mempunyai anak usia 12-23 bulan yang diteliti di Puskesmas Medan Marelan dapat digambarkan mayoritas berpengetahuan kurang sebanyak 27 responden (67,5%).

c. Distribusi Frekuensi Berdasarkan Status Imunisasi Dasar Pada Anak Dari penelitian yang dilakukan terhadap status imunisasi dasar pada anak usia 12-23 bulan di Puskesmas Medan Marelan Tahun 2012 diperoleh hasil seperti pada tabel dibawah ini.

Tabel 5.3 Distribusi frekuensi status imunisasi dasar pada anak usia 12-23 bulan di Puskesmas Medan Marelan tahun 2012

No. Status Imunisasi Dasar Pada Anak

Frekuensi (n) Persentase (%)

1. Lengkap 24 60

2. Tidak Lengkap 16 40


(53)

37

Dari Tabel 5.3 dapat dilihat paling banyak status imunisasi dasar pada anak usia 12-23 bulan adalah lengkap yaitu sebanyak 24 orang (60%).

2. Analisa Bivariat

a. Analisis Hubungan Faktor Usia Ibu Dengan Status Imunisasi Dasar Pada Anak usia 12-23 bulan Di Puskesmas Medan Marelan Tahun 2012

Dari penelitian yang dilakukan tentang analisis hubungan faktor usia ibu dengan status imunisasi dasar pada anak di Puskesmas Medan Marelan Tahun 2012 diperoleh hasil seperti pada tabel dibawah ini.

Tabel 5.4 Analisis hubungan faktor usia ibu dengan status imunisasi dasar pada anak usia 12-23 bulan di Puskesmas Medan Marelan tahun 2012

Usia

Status Imunisasi Dasar

p value Lengkap Tidak Lengkap

n % n %

<30 tahun) 18 45 10 25 0,490

≥ 30 tahun 6 15 6 15

Total 24 60 16 100

Dari Tabel 5.4 dapat dilihat bahwa status imunisasi dasar lengkap paling banyak di temukan pada kelompok umur < 30 tahun sebanyak 18 orang (45%). Dari hasil uji statistik diperoleh p value (0,490), maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara faktor usia ibu dengan status imunisasi dasar pada anak usia 12-23 bulan di Puskesmas Medan Marelan tahun 2012.

b. Analisis Hubungan Faktor Pendidikan Dengan Status Imunisasi Dasar Pada Anak Usia 12-23 Bulan Di Puskesmas Medan Marelan Tahun 2012


(54)

Dari penelitian yang dilakukan tentang analisis hubungan faktor pendidikan ibu dengan status imunisasi dasar pada anak usia 12-23 bulan di Puskesmas Medan Marelan tahun 2012 diperoleh hasil seperti pada tabel dibawah ini.

Tabel 5.5 Analisis hubungan faktor pendidikan ibu dengan status imunisasi dasar pada anak usia 12-23 bulan tahun 2012

Pendidikan

Status Imunisasi Dasar

p value Lengkap Tidak Lengkap

n % n %

Pendidikan Dasar 4 10 0 0 0,136

Pendidikan Menengah keatas 20 50 16 40

Total 24 60 16 40

Dari Tabel 5.5 dapat dilihat bahwa status imunisasi dasar lengkap paling banyak pada tingkat pendidikan menengah keatas sebanyak 20 orang (50%). Dari hasil uji statistik diperoleh p value (0,136), maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara faktor pendidikan ibu dengan status imunisasi dasar pada anak usia 12-23 bulan di Puskesmas Medan Marelan tahun 2012.

c. Analisis Hubungan Faktor Pekerjaan Ibu Dengan Status Imunisasi Dasar Pada Anak Usia 12-23 Bulan Di Medan Marelan Tahun 2012

Dari penelitian yang dilakukan tentang analisis hubungan faktor pekerjaan ibu dengan status imunisasi dasar pada anak usia 12-23 bulan di Puskesmas Medan Marelan tahun 2012 diperoleh hasil seperti pada tabel dibawah ini.


(55)

39

Tabel 5.6 Analisis hubungan faktor pekerjaan ibu dengan status imunisasi dasar pada anak usia 12-23 bulan di Puskesmas Medan Marelan tahun 2012

Pekerjaan

Status Imunisasi Dasar

p value Lengkap Tidak Lengkap

n % n %

Bekerja (PNS, wiraswasta, dll) 8 20 9 22,5 0,739 Tidak bekerja (Ibu rumah tangga) 16 40 7 17,5

Total 24 60 16 40

Dari Tabel 5.6 dapat dilihat bahwa status imunisasi dasar lengkap paling banyak di temukan pada kelompok ibu yang tidak bekerja sebanyak 16 orang (40%). Dari hasil uji statistik diperoleh p value (0,739), maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara faktor pekerjaan ibu dengan status imunisasi dasar pada anak usia 12-23 bulan di Puskesmas Medan Marelan tahun 2012.

d. Analisis Hubungan Faktor Jumlah Anak Dengan Status Imunisasi Dasar Pada Anak Usia 12-23 Bulan Di Puskesmas Medan Marelan Tahun 2012

Dari penelitian yang dilakukan tentang analisis hubungan faktor jumlah anak ibu dengan status imunisasi dasar pada anak usia 12-23 bulan di Puskesmas Medan Marelan tahun 2012 diperoleh hasil seperti pada tabel dibawah ini.

Tabel 5.7 Analisis hubungan faktor jumlah anak dengan status imunisasi dasar pada anak usia 12-23 bulan di Puskesmas Medan Marelan tahun 2012


(56)

Jumlah Anak

Status Imunisasi Dasar

p value Lengkap Tidak Lengkap

n % n %

Primipara (< 2 orang) 11 27,5 3 7,5 0,155

Multipara (≥ 2 orang) 13 32,5 13 32,5

Total 24 60 16 40

Dari Tabel 5.7 dapat dilihat bahwa status imunisasi dasar lengkap paling banyak di temukan pada kelompok ibu dengan jumlah anak dengan multipara sebanyak 16 orang (40%). Dari hasil uji statistik diperoleh p value (0,155), maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara faktor jumlah anak dengan status imunisasi dasar pada anak usia 12-23 bulan di Puskesmas Medan Marelan tahun 2012.

e. Analisis Hubungan Faktor Penghasilan Dengan Status Imunisasi Dasar Pada Anak Usia 12-23 Bulan Di Puskesmas Medan Marelan Tahun 2012

Dari penelitian yang dilakukan tentang analisis hubungan faktor penghasilan ibu dengan status imunisasi dasar pada anak usia 12-23 bulan di Puskesmas Medan Marelan tahun 2012 diperoleh hasil seperti pada tabel dibawah ini.

Tabel 5.8 Analisis hubungan faktor penghasilan dengan status imunisasi dasar pada anak usia 12-23 bulan di Puskesmas Medan Marelan tahun 2012

Penghasilan

Status Imunisasi Dasar

p value Lengkap Tidak Lengkap

n % n %

Menengah Kebawah 8 20 10 25 0,136

Menengah Keatas 16 40 6 15


(57)

41

Dari Tabel 5.8 dapat dilihat bahwa status imunisasi dasar lengkap paling banyak di temukan pada tingkat penghasilan menengah keatas sebanyak 16 orang (40%). Dari hasil uji statistik diperoleh p value (0,136), maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara faktor penghasilan dengan status imunisasi dasar pada anak usia 12-23 bulan di Puskesmas Medan Marelan tahun 2012.

f. Analisis Hubungan Faktor Pengetahuan Dengan Status Imunisasi Dasar Pada Anak Usia 12-23 Bulan Di Puskesmas Medan Marelan Tahun 2012

Dari penelitian yang dilakukan tentang analisis hubungan faktor pengetahuan ibu dengan status imunisasi dasar pada anak usia 12-23 bulan di Puskesmas Medan Marelan tahun 2012 diperoleh hasil seperti pada tabel dibawah ini.

Tabel 5.9 Analisis hubungan faktor pengetahuan dengan status imunisasi dasar pada anak usia 12-23 bulan di Puskesmas Medan Marelan tahun 2012

Pengetahuan

Status Imunisasi Dasar

p value Lengkap Tidak Lengkap

n % n %

Baik 5 12,5 8 20 0,113

Kurang 19 47,5 8 20

Total 24 60 16 40

Dari Tabel 5.9 dapat dilihat bahwa status imunisasi dasar lengkap paling banyak di temukan pada tingkat penghasilan menengah keatas sebanyak 16 orang (40%). Dari hasil uji statistik diperoleh p value (0,113),


(58)

maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara faktor penghasilan dengan status imunisasi dasar pada anak usia 12-23 bulan di Puskesmas Medan Marelan tahun 2012.

B. Pembahasan

1. Hubungan Faktor Usia Ibu Dengan Status Imunisasi Dasar Pada Anak Usia 12-23 Bulan di Puskesmas Medan Marelan Tahun 2012

Dari Tabel 5.4 dapat disimpulkan bahwa tidak di temukan hubungan yang bermakna secara statistik antara umur ibu dengan status imunisasi dasar pada anak. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian Gunawan (2009) yang menyatakan tidak ada hubungan antara karakteristik ibu berupa pendidikan, sikap, umur, penghasilan dan paritas terhadap kelengkapan status imunisasi bayi.

Hasil penelitian ini juga sesuai dengan penelitian Lienda (2009) dalam penelitiannya didapatkan hasil uji statistik p-value 0,109 bahwa tidak ada hubungan yang bermakna secara signifikan antara usia ibu dengan status imunisasi dasar.

Kebijakan program kesehatan keluarga dikatakan bahwa usia yang aman bagi seorang ibu untuk melahirkan anak adalah 20-35 tahun. Seiring dengan itu mengacu kepada penelitian ini, sosialisasi program kesehatan dapat memberikan motivasi dalam meningkatkan kelemgkapan imunisasi sebelum berusia 1 tahun dimasa yang akan datang.


(59)

43

Dari pengamatan yang dilakukan peneliti didapatkan bahwa kurangnya dukungan keluarga untuk melengkapi imunisasi,hal ini dikarenakan keluarga takut bayinya akan sakit setelah diimunisasi, ibu yang berusia lebih muda yang baru memiliki anak biasanya cenderung memberikan perhatian yang lebih terhadap anaknya, termasuk kebutuhan akan pelayanan kesehatan. Peningkatan usia ibu mungkin saja diikuti dengan bertambahnya jumlah anak dan meningkatkan kesibukan akan mempengaruhi motivasi dan mengurangi ketersediaan waktu bagi ibu untuk memberikan pelayanan kesehatan terhadap anaknya.

2. Hubungan Faktor Tingkat Pendidikan Ibu Dengan Status Imunisasi Dasar Pada Anak Usia 12-23 Bulan di Puskesmas medan Marelan Tahun 2012.

Dari Tabel 5.5 dapat disimpulkan bahwa tidak di temukan hubungan yang bermakna secara statistik antara tingkat pendidikan ibu dengan status imunisasi dasar pada anak. Hal ini berbeda dengan hasil penelitian Fatmayati, (2009) yang menyatakan bahwa semakin tinggi pendidikan ibu semakin tinggi tingkat pengetahuan ibu tentang imunisasi, maka semakin tinggi pula kesadaran ibu untuk membawa anaknya untuk memperoleh imunisasi sehingga sangat berperan dalam kelengkapan imunisasi anak.

Namun, hasil penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian Ningrum (2008) yang meneliti tentang Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kelengkapan Imunisasi Dasar, pada pendidikan ibu tidak mempunyai


(60)

hubungan yang signifikan terhadap kelengkapan imunisasi dasar pada bayi dengan nilai p value 0,869. Selain itu penelitian ini juga sesuai dengan hasil penelitian Sidibyo (2007), yang meneliti tentang Profil Status Imunisasi Dasar Balita di Poliklinik Umum Departemen Ilmu Kesehatan Anak di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo Jakarta yang menyatakan bahwa meskipun pendidikan ibu ataupun orang tua bayi berada dalam kategori sedang atau tinggi tidak ada hubungannya dengan status imunisasi dasar pada bayi.

Menurut analisa penelliti dari tempat penelitian didapatkan bahwa lokasi masih jauh dari daerah perkotaan yang memudahkan akses informasi mengenai segala sesuatu yang penting seperti halnya dibidang kesehatan seperti halnya imunisasi. Alasan yang dikemukakan orang tua untuk tidak melengkapi imunisasi sebagian besar adalah anak sering sakit (misalnya demam dan batuk/pilek), dan masih ada yang menyatakan karena cemas/takut dan tidak tahu.

3. Hubungan Faktor Pekerjaan Ibu Dengan Status Imunisasi Dasar Pada Anak Usia 12-23 Bulan Di Puskesmas Medan Marelan Tahun 2012

Dari Tabel 5.6 dapat disimpulkan bahwa tidak ditemukan hubungan yang bermakna secara statistik antara pekerjaan ibu dengan status imunisasi dasar pada anak. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian Yusuf (2007) yang meneliti tentang pengetahuan, sikap dan perilaku ibu bekerja dan ibu tidak bekerja tentang imunisasi menyatakan bahwa pekerjaan ibu tidak ada


(61)

45

hubungan dan pengaruhnya dengan kelengkapan status imunisasi bayi dengan nilai p value 0,492.

Hasil penelitian ini juga sesuai dengan Lienda (2009) pekerjaan ibu dengan kategori ibu bekerja dengan tidak bekerja, tidak ada hubungan pekerjaan ibu dengan kelengkapan imunisasi nilai p-value=0,250. Hal ini disebabkan karena ibu yang bekerja proporsi anak yang tidak mendapatkan imunisasi lengkap hampir tidak berbeda dengan ibu yang bekerja. Reza (2006) hasil penelitiannya tidak ditemukan hubungan antara pekerjaan ibu terhadap status imunisasi dasar pada anaknya dengan nilai p-value=0,902. Proporsi anak yang tidak mendapatkan imunisasi dasar lengkap hampir tidak berbeda dengan anak yang telah lengkap imunisasi dasarnya pada setiap kelompok pekerjaan ibu. Hal ini dikarenakan yang terpilih menjadi responden adalah ibu-ibu yang bekerja pada sektor non formal atau sebagai ibu rumah tangga saja. Status kerja yang demikian akan memberikan waktu yang lebih banyak kepada ibu untuk membawa anaknya mendapatkan imunisasi di pos pelayanan terpadu.

Selain itu, hasil penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian Ali (2003) yang meneliti tentang pengetahuan, sikap dan perilaku ibu bekerja dan ibu tidak bekerja yang menyatakan bahwa ternyata di kalangan ibu tidak bekerja sikap dan perilaku mereka tentang imunisasi lebih baik dibanding ibu yang bekerja. Beberapa kesalah pahaman tentang imunisasi masih saja dijumpai. Dengan kata lain ibu yang tidak bekerja lebih sering membawa bayinya


(62)

imunisasi, sehingga status imunisasi dasar pada bayinya lebih lengkap dibandingkan ibu yang bekerja.

Hasil wawancara dan observasi dilapangan, peneliti menemukan bahwa alasan status imunisasi pada bayi responden tidak lengkap adalah karena ibu harus menunggu giliran, responden menganggap bahwa masih banyak pekerjaan mereka yang harus dilakukan daripada harus berlama-lama menunggu giliran untuk mendapatkan imunisasi anaknya.

4. Hubungan Faktor Jumlah Anak Ibu Dengan Status Imunisasi Dasar Pada Anak Usia 12-23 Bulan Di Puskesmas Medan Marelan Tahun 2012

Dari Tabel 5.7 dapat disimpulkan bahwa tidak di temukan hubungan yang bermakna secara statistik antara jumlah anak ibu dengan status imunisasi dasar pada anak. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian Isatin (2005) yang menyatakan bahwa status imunisasi bayi yang tidak lengkap lebih banyak ditemui pada ibu yang mempunyai banyak anak, sehingga tidak terdapat hubungan antara jumlah anak dengan status kelengkapan imunisasi anak.

Kunjungan ke pos pelayanan imunisasi terkait dengan ketersediaan waktu bagi ibu untuk mencari pelayanan imunisasi terhadap anaknya. Oleh karena itu jumlah anak dapat mempengaruhi ada tidaknya waktu bagi ibu meninggalkan rumah untuk mendapatkan pelayanan imunisasi kepada anaknya. Jumlah anak yang banyak membutuhkan banyak waktu bagi ibu


(63)

47

untuk mengurus anak-anaknya, sehingga ketersediaan waktu bagi ibu untuk mendatangi tempat pelayanan imunisasi tidak banyak.

Hasil penelitian ini juga dengan Lienda (2009) tidak ada hubungan jumlah anak dengan kelengkapan imunisasi dengan nilai p=0,434. Begitu juga dengan penelitian Reza (2006) tidak ada hubungan jumlah anak yang dimiliki tidak begitu berpengaruh nilai p-value=0,168 terhadap kelengkapan status imunisasi anak yang berada di puskesmas Pauh.

Selain itu hasil penelitian ini juga sesuai dengan hasil penelitian Rahmat (2003) yang meneliti tentang faktor-faktor yang mempengaruhi status imunisasi, menyatakan bahwa jumlah anak (paritas) tidak berhubungan secara bermakna dengan kelenkapan status imunisasi dasar pada bayi.

Setelah dilakukan observasi, ternyata responden sering lupa untuk membawa bayinya imunisasi sehingga bayinya tidak mendapatkan imunisasi sesuai jadwal yang mengakibatkan status imunisasi dasar pada anaknya tidak lengkap.

5. Hubungan Faktor Penghasilan Dengan Status Imunisasi Dasar Pada Anak Usia 12-23 Bulan di Puskasmas Medan Marelan Tahun 2012

Dari Tabel 5.8 dapat disimpulkan bahwa tidak di temukan hubungan yang bermakna secara statistik antara penghasilan ibu dengan status imunisasi dasar pada anak. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian Gunawan (2009) yang meneliti tentang Pengaruh Karakteristik Ibu Dan Sosial Lingkungan Terhadap Pemberian Imunisasi menyatakan tidak ada hubungan antara karakteristik ibu


(64)

berupa pendidikan, sikap, umur, penghasilan dan paritas terhadap kelengkapan status imunisasi bayi.

Hasil penelitian ini juga sesuai dengan hasil penelitian Sudibyo (2007), yang meneliti tentang Profil Status Imunisasi Dasar Balita di Poliklinik Umum Departemen Ilmu Kesehatan Anak di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo Jakarta yang menyatakan meskipun penghasilan orangtua berada dalam kategori menengah dan tinggi, tetapi tidak mempunyai hubungan yang bermakna dalam kelengkapan status imunisasi dasar pada bayi.

Berdasarkan analisa dilapangan, responden menyatakan bahwa mereka kurang percaya akan manfaat imunisasi. Sehingga menurut responden bayinya akan tetap sehat walaupun tidak diimunisasi, yang mengakibatkan status imunisasi dasar pada bayinya tidak lengkap.

6. Hubungan Faktor Pengetahuan Dengan Status Imunisasi Dasar Pada Anak Usia 12-23 Bulan di Puskesmas Medan Marelan Tahun 2012

Berdasarkan penelitian pengetahuan ibu dengan kategori baik dan pengetahuan kurang hasil uji statistik diperoleh nilai p=0,113 maka dapat disimpulkan tidak ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan ibu dengan status imunisasi anak. Hasil penelitian didapat 100% responden dapat menjawab dengan benar pertanyaan nomor 3, 4, dan 22 yaitu polindes atau posyandu tempat untuk mendapatkan pelayanan imunisasi, bidan/petugas kesehatan yang boleh melakukan tindakan imunisasi dan tujuan pemberian


(65)

49

imunisasi campak adalah mencegah timbulnya penyakit campak. Pertanyaan nomor 12 yaitu jadwal pemberian polio responden menjawab benar hanya 11 orang, mayoritas menjawab salah dengan memilih jawaban kapan saja.

Penelitian ini tidak sejalan dengan Reza (2006) ada hubungan pengetahuan ibu dengan kelengkapan imunisasi dasar dengan nilai p=0,036. Hubungan antara status imunisasi dasar pada bayi usia 0-12 bulan dengan pengetahuan ibu tentang imunisasi, pendidikan orangtua, pendapatan orangtua, dan jumlah anak. Diantara beberapa faktor tersebut pengetahuan ibu tentang imunisasi merupakan suatu faktor yang sangat erat hubungannya dengan status imunisasi anak (Ismail, 1999).

7. Keterbatasan Penelitian

Sebagaimana penelitian pada umumnya keterbatasan itu selalu ada, tetapi perlu dilakukan upaya untuk meminimalisasi penyimpangan yang mungkin terjadi. Ketidakakuratan informasi yang diperoleh terutama pada penelitian yang menelusuri masa yang lalu dapat terjadi akibat ketidakmampuan responden untuk mengingat dengan pasti terhadap peristiwa yang sudah terjadi pada waktu lalu. Peneliti tidak mempengaruhi responden ataupun mengarahkan responden kepada suatu jawaban tertentu tetapi memberikan alternatif cara mengajukan pertanyaan. Penelitian ini memiliki keterbatasan yang dapat berhubungan dengan hasil penelitian dimana data dikumpulkan pada saat bersamaan sehingga tidak dapat membuktikan hubungan sebab akibat.


(66)

50 A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan dalam penelitian faktor-faktor yang mempengaruhi ibu terhadap status imunisasi dasar pada anak di Puskesmas Medan Marelan tahun 2012 dapat disimpulkan bahwa:

1. Umur responden sebagian besar adalah pada kelompok umur ≤ 30 tahun yaitu sebanyak 28 orang (70%). Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara umur ibu dengan status imunisasi dasar pada anak (p=0,622). 2. Pendidikan responden sebagian besar adalah pendidikan menengah

keatas yaitu sebanyak 36 orang (90%). Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara pendidikan ibu dengan status imunisasi dasar pada anak (p=0,237).

3. Sebagian besar responden adalah pada kelompok tidak bekerja yaitu sebanyak 25 orang (62,5%). Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara pekerjaan ibu dengan status imunisasi dasar pada anak (p=0,739). 4. Jumlah anak responden sebagian besar pada kelompok multipara ( ≥ 2

orang) yaitu sebanyak 26 orang (65%). Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara paritas ibu dengan status imunisasi dasar pada anak (p=0,155).


(67)

51

5. Penghasilan sebagian besar adalah pada penghasilan menengah keatas yaitu sebanyak 22 orang (65%). Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara penghasilan ibu dengan status imunisasi dasar pada anak (p=0,136).

6. Pengetahuan ibu sebagian besar adalah pengetahuan kurang sebanyak 27 orang (67,5%). Tidak ada hubungan yang bermakna antara pengetahuan ibu dengan dengan status imunisasi dasar pada anak (p=0,113).

B. Saran

1. Bagi Responden

Agar lebih aktif membawa bayi ke posyandu maupun fasilitas kesehatan lainnya untuk mendapatkan imunisasi dasar. Agar program imunisasi ini dapat berjalan sesuai yang diharapkan sebaiknya peran serta keluarga dan masyarakat lebih ditingkatkan.

2. Bagi Profesi Kebidanan

Agar lebih meningkatkan pendidikan kesehatan, mutu pelayanan kesehatan, dan promosi kesehatan tentang pentingnya imunisasi dasar pada anak. Memberikan motivasi dalam memanfaatkan pelayanan kesehatan dengan penyuluhan kesehatan terutama imunisasi. 3. Bagi Peneliti selanjutnya

Agar dapat melanjutkan penelitian selanjutnya untuk lebih mengetahui cakupan imunisasi dasar pada anak


(68)

4. Bagi Institusi Pendidikan

Diharapkan hasil penelitian ini menjadi referensi perpustakaan D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Utara.


(69)

DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi A, (2007) Sosiologi Pendidikan, Penerbit Rineka Cipta, Jakarta.

Arikunto, S., (2006). Prosedur Penelitian. Edisi Revisi VI, Jakarta : Rineka Cipta. Budiarto, B. A (2001), Biostatistik Untuk Kedookteran dan Kesehatan Masyarakat,

Jakarta: EGC.

Departemen Kesehatan RI, (2004). Kebijakan Program Imunisasi. Jakarta : Departemen Kesehatan RI.

Departemen Kesehatan RI (2010), Buku Kesehatan Ibu Dan Anak, Indonesia Sehat 2010, Jakarta: Tidak dipublikasikan

Gunawan, (2009). Pengaruh Karakteristik Ibu dan Lingkungan Sosial Budaya Terhadap Pemberian Imunisasi Hepatitis B pada Bayi 0-7 Hari di Kabupaten Langkat. Medan : Tesis Sekolah Pascasarjana USU. http//repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/6743/1/09E01845.pdf.

Hidayat, A. A. A., (2005). Pengantar Ilmu Keperawatan Anak 1, Jakarta : Salemba Medika.

diperoleh 14 November 2011.

Hidayat, A. A. A., (2008). Pengantar Ilmu Kesehatan Anak Untuk Pendidikan Kebidanan, Jakarta: Penerbit Salemba Medika.

Hidayat, A. A. A., (2010). Metode Penelitian Kesehatan Paradigma Kuantitatif, Surabaya: Health Books Publishing.

Hidayat, A. A. A (2010). Metode Penelitian Kebidanan Tekhnik Analisis Data,Jakarta: Salemba Medika.

IDAI, Satgas (2008), Pedoman Imunisasi Di Indonesia, Jakarta; EGC

Kementerian Kesehatan RI (2010), Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2009, Jakarta: Tidak dipublikasikan.

Keputusan Menteri Kesehatan RI No.1059/Menkes/SK/IX (2004) Tentang Pedoman Penyelenggaraan Imunisasi, Jakarta : Tidak dipublikasikan.


(1)

(2)

(3)

(4)

MASTER TABEL

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI IBU TERHADAP STATUS

IMUNISASI DASAR PADA ANAK USIA 12-23 BULAN DI PUSKESMAS

MEDAN MARELAN TAHUN 2012

No Responden

Usia Pendidikan Pekerjaan Jumlah Anak

Penghasilan Pengetahuan Status Imunisasi

1 1 2 2 2 2 2 1

2 2 2 1 2 1 2 2

3 1 2 1 2 1 1 2

4 1 1 1 1 2 1 1

5 2 2 1 1 1 2 2

6 1 2 1 2 2 2 1

7 1 2 1 1 1 1 2

8 1 2 1 1 1 1 2

9 2 1 2 2 2 2 1

10 1 2 1 2 2 2 1

11 2 2 1 2 2 1 2

12 1 2 1 2 1 2 1

13 2 2 2 1 1 2 1

14 1 2 1 2 2 1 2

15 1 2 2 1 2 2 1

16 1 2 2 2 1 2 1

17 1 2 1 1 2 2 2

18 1 1 1 2 1 1 1

19 2 2 2 1 1 2 2

20 1 2 1 2 1 2 1

21 2 2 2 2 1 2 2

22 1 2 1 1 2 2 1

23 1 2 1 1 2 2 1

24 2 2 2 2 1 1 2

25 1 2 1 1 2 2 1

26 1 2 1 2 2 2 1

27 1 2 2 2 1 1 2

28 1 2 1 1 2 2 2

29 2 2 2 1 2 2 1

30 1 2 1 2 1 2 1

31 1 2 1 2 2 2 1

32 1 2 2 1 1 2 2

33 2 2 2 1 2 1 1

34 1 2 1 1 1 1 2

35 1 1 2 1 2 1 1

36 2 2 1 2 1 1 1

37 1 2 1 1 1 2 1

38 2 2 1 2 2 2 1

39 1 2 1 2 2 2 2


(5)

MASTER TABEL PERTANYAAN RESPONDEN

No Responde n p 1 p 2 p 3 p3 p 4 p 5 p 6 p 7 p 8 p 9 p1 0 P1 1 P1 2 P1 3 P1 4 P1 5 P1 6 P1 7 P1 8 P1 9 P2 0 P2 1 P2 2 P2 3 P2 4 P2 5 sko r katego

ri F %

1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 22 B 55

2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 23 B 57,5

3 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 1 10 K 25

4 0 1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 1 0 0 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 14 B 35

5 0 0 1 1 1 0 0 0 1 1 0 1 0 1 1 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 9 K 22,5

6 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 11 K 27,5

7 1 0 1 0 1 0 0 1 0 0 0 1 1 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 8 K 20

8 1 0 1 1 0 0 1 1 0 0 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 17 B 42,5

9 0 0 1 0 1 1 0 0 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 1 0 1 0 0 0 0 9 K 22,5

10 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 20 B 50

11 0 0 1 1 0 0 0 0 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 6 K 15

12 1 0 1 1 1 0 0 1 0 1 0 1 0 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 10 K 25

13 1 1 1 1 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 10 K 25

14 1 0 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 18 B 45

15 0 0 1 1 1 0 0 0 1 1 1 0 1 1 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 10 K 25

16 1 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 1 0 1 0 9 K 22,5

17 0 0 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 1 8 K 20

18 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 1 10 K 25

19 0 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 15 B 37,5

20 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 7 K 17,5

21 0 1 1 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 6 K 15

22 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 0 1 0 17 B 42,5

23 0 1 1 1 0 0 1 1 0 1 0 1 1 0 1 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 11 K 27,5

24 0 0 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 1 0 0 1 0 7 K 17,5


(6)

26 1 1 0 1 0 0 0 0 1 0 0 1 0 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 8 K 20

27 1 0 1 1 1 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 1 0 9 K 22,5

28 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 1 0 0 0 11 K 27,5

29 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 1 1 1 0 0 0 1 18 B 45

30 1 0 1 0 1 0 0 1 1 0 1 1 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 1 10 K 25

31 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 19 B 47,5

32 0 1 0 0 0 1 0 1 1 0 0 0 1 1 0 0 1 1 0 1 0 1 0 0 0 1 11 K 27,5

33 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 6 K 15

34 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 1 0 1 0 0 7 K 17,5

35 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 20 B 50

36 1 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 1 0 0 0 1 0 1 0 1 0 0 0 1 9 K 22,5

37 0 1 1 1 1 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 0 0 0 0 0 10 K 25

38 1 1 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 8 K 20

39 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 21 B 52,5


Dokumen yang terkait

Gambaran Pengetahuan Ibu Terhadap Imunisasi Anak di Puskesmas Padang Bulan Medan Pada Tahun 2012

0 42 41

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kelengkapan Imunisasi Dasar Pada Balita Umur 12-18 Bulan di Kelurahan Harjosari - I Kecamatan Medan - Amplas Tahun 2003

0 36 86

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Ibu Terhadap Status Imunisasi Dasar pada Bayi Usia 12-24 Bulan di Desa Siabal-abal II Kecamatan Sipahutar Kabupaten Tapanuli Utara Tahun 2011

1 38 73

Faktor –faktor yang memengaruhi perilaku ibu terhadap kelengkapan imunisasi dasar di wilayah kerja puskesmas Peusangan Siblah Krueng tahun 2014

2 36 136

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KETERLIBATAN IBU DALAM PELAKSANAAN IMUNISASI PADA ANAK USIA SEKOLAH DASAR DI SEKOLAH DASAR WILAYAH KERJA PUSKESMAS KASIHAN 1 BANTUL YOGYAKARTA

0 5 86

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMBERIAN IMUNISASI CAMPAK PADA ANAK USIA 12-24 BULAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS JAMBAK KABUPATEN PASAMAN BARAT TAHUN 2014.

2 5 11

Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Ibu Terhadap Status Imunisasi Dasar Pada Anak Usia 12-23 Bulan di Puskesmas Medan Marelan Tahun 2012

0 0 19

2. Tujuan imunisasi - Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Ibu Terhadap Status Imunisasi Dasar Pada Anak Usia 12-23 Bulan di Puskesmas Medan Marelan Tahun 2012

0 0 17

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI IBU TERHADAP STATUS IMUNISASI DASAR PADA ANAK USIA 12-23 BULAN DI PUSKESMAS MEDAN MARELAN

0 0 13

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI IBU DALAM MEMENUHI IMUNISASI DASAR ANAK USIA 10-36 BULAN DI RW 08 SURONATAN NGAMPILAN YOGYAKARTA TAHUN 2010

0 0 10