Kredit
Gedung Rp XX
Laba Rp XX
B. Penggolongan Klasifikasi Aktiva Tetap
Pengelompokkan aktiva tetap dalam berbagai sudut antara lain:
1. Sudut substansinya yaitu:
a. Tangiable assets atau aktiva berwujud seperti lahan, mesin, gedung,dan peralatan.
b. Intangible assets atau aktiva tidak berwujud seperti goodwill, patents copyright, hak cipta, franchise, dan lain-lain.
2. Sudut disusutkan atau tidak yaitu: a. Depreciated Plant Assets yaitu aktiva tetap yang disusutkan seperti building
bangunan, equipment peralatan, machinery mesin, inventaris, jalan dan lain-lain.
b. Undepreciated planta Assets yaitu aktiva yang tidak disusutkan seperti land tanah.
3. Berdasarkan jenis yaitu : a. Lahan
Lahan adalah bidang tanah yang terhampar dengan baik yang merupakan tempat bangunan maupun yang masih kosong. Dalam akuntansi apabila
ada lahan yang didirikan bangunan diatasnya harus dipisahkan pencatatannya dari lahan itu sendiri.
Universitas Sumatera Utara
b. Bangunan gedung Gedung adalah bangunan yang berdiri atas bumi ini baik diatas lahanair.
Pencatatannya harus terpisah dari lahan yang menjadi lokasi gedung itu. c. Mesin
Mesin termasuk peralatan-peralatan yang menjadi bagian dari mesin yang bersangkutan.
d. Kendaraan Semua jenis kendaraan seperti alat pengangkutan, truck, grander, forklift,
mobil, kendaraan roda dua, dan lain-lain. e. Perabot
Dalam semua jenis ini termasuk perabot kantor, perabot laboratorium, perabot pabrik, yang merupakan isi dari suatu bangunan.
f. Inventaris Peralatan Peralatan yang dianggap merupakan alat-alat besar yang digunakan dalam
perusahaan seperti inventaris kantor, inventaris pabrik, inventaris laboratorium, inventaris gudang dan lain-lain.
C. Kebijakan Akuntansi Aktiva Tetap Menurut PSAK No.16
1. Perolehan dan Penilaian Aktiva Tetap
Jusuf 2005:155 mengemukakan : Agar sejalan dengan perinsip akuntansi yang lazim, aktiva tetap harus
dicatat sebesar harga perolehannya. Harga perolehan meliputi semua pengeluaran yang diperlukan untuk mendapatkan aktiva, dan pengeluaran-pengeluaran lain
agar aktiva siap untuk digunakan. Sebagai contoh, harga beli mesin, biaya pengangkutan mesin yang dibayar pembeli, dan biaya pemasangan mesin, adalah
bagian dari harga perolehan mesin pabrik yang dibeli perusahaan.
Universitas Sumatera Utara
Harga perolehan didefinisikan PSAK No.16 paragraf 02 IAI:2004 sebagai “jumlah kas atau setara kas yang dibayarkan atau nilai wajar imbalan lain
yang diberikan untuk memperoleh aktiva pada saat perolehan atau konstruksi sampai dengan aktiva tersebut dalam kondisi dan tempat yang siap untuk
digunakan”. Contohnya jika perusahaan membeli tanah, maka harga perolehannya akan
meliputi harga beli tanah ditambah biaya perantara, biaya pengukuran , biaya balik nama, dan biaya penyiapan tanah sampai diatas tanah itu siap didirikan
bangunan, kalau tujuan pembeliannya memang untuk itu. Sementara untuk aktiva tetap yang diperoleh tanpa pengorbanan dinilai sebesar harga taksiran atau harga
pasar yang layak. Aktiva tetap dapat diperoleh perusahaan dengan berbagai cara, diantaranya:
a. Pembelian kontan atau tunai
b. Pembelian secara angsuran atau kredit
c. Pembelian dengan surat berharga
d. Pertukaran atau tukar tambah trade in
e. Sumbangan pihak lain donation
f. Dibangun sendiri
Ad a. Pembelian kontan atau tunai
Aktiva tetap yang dibeli secara tunai atau kontan mempengaruhi perkiraan dineraca yaitu cash sebagai salah satu aktiva yang berkurang, sedangkan aktiva
Universitas Sumatera Utara
yang dibeli bertambah. Maka hanya perkiraan aktiva saja yang berubah yaitu satu bertambah satu berkurang.
Jurnal :
Debet Gedung Rp 100
Kredit Cash Rp 100
Neraca :
Aktiva Kas -
Gedung +
Ad b. Pembelian secara angsuran atau kredit.
Aktiva yang dibeli secara kredit maka yang bertambah pada sisi aktiva adalah gedung yang dibeli dan yang lainnya adalah hutang sebelah pasiva bertambah
dengan jumlah nilai yang sama yaitu aktiva bertambah Rp 100 dan pasiva bertambah Rp 100
Jurnal :
Debit Gedung Rp 100
Kredit Hutang Rp 100
Neraca : Aktiva
Gedung + Pasiva -
Hutang +
Universitas Sumatera Utara
Ad c. Pembelian dengan surat berharga.
Pembelian dengan cara mengeluarkan surat berharga misalnya wesel bayar atau saham atau obligasi dan lain-lain. Maka yang bertambah adalah sebelah
aktiva berupa gedung dan sebelah pasiva bertambah misalnya saham biasa. Jika saham tersebut ditukar maka harus diperhitungkan harga pari saham tersebut dan
harga pasar. Jika harga pasar lebih tinggi dari harga pari maka selesihnya dihitung sebagai agio atau premium sedangkan sebaliknya dihitung sebagai
disagio atau discount.
Contoh : harga gedung dibeli Rp 100 ditukar dengan saham 10 lembar harga pari
Rp 9 sedangkan harga pasar Rp 10 per lembar.
Jurnal :
Debet Gedung Rp 100 Kredit Saham biasa Rp 90
Agio saham Rp 10
Neraca : Aktiva gedung Rp 100
Pasiva Saham biasa Rp 90
Agio saham biasa Rp 10
Ad d. Pertukaran atau tukar tambah atau trade in.
Aktiva tetap dibeli secara tunai jika perusahaan memiliki dana yang cukup, akan tetapi jika tidak mampu maka dibeli secara kredit, jika dibeli secara kredit
Universitas Sumatera Utara
harus dipikirkan untuk membayar hutang akan tetapi jika dibeli secara tukar maka berkurang beban perusahaan untuk memikirkan hutang demikian juga
dikeluarkan surat berharga maka diperlukan untuk membayar dividen dari keuntungan perusahaan. Jika cara diatas tidak ada yang mampu maka cara terbaik
adalah menukar aktiva yang diinginkan dengan aktiva yang dimiliki perusahaan, tentu dihitung rugi atau laba dalam pertukaran tersebut pada saat selisih harga.
Contoh : Perusahaan memiliki tanah seharga Rp 1.000 ditukar dengan gedung seharga Rp 1.500 maka selisih harga tersebut dihitung rugi atau laba pada saat
pertukaran.
Jurnal :
Debet Gedung Rp 1.500
Kredit Tanah Rp 1.000
Laba atas pertukaran Rp 500
Jika selisih harga terbalik maka bukan laba yang terjadi melainkan rugi atas pertukaran yang posisinya berada disebelah debet.
Neraca :
Aktiva
Gedung Rp 1.500
Tanah Rp 1.000
Pasiva
Laba atas pertukaran Rp 500
Universitas Sumatera Utara
Laba tersebut bisa menambah modal perusahaan atau masuk menambah keuntungan didalam laba-rugi seterusnya masuk sebagai laba ditahan.
Ad e. Sumbangan dari pihak lain.
Aktiva perusahaan dapat juga diperoleh dengan tidak mengorbankan apapun milik perusahaan yaitu tidak mengorbankan uang tunai, tidak menambah
hutang, tidak menjual saham, akan tetapi diperoleh aktiva dengan cara sumbangan atau donasi.
Contoh : Gedung disumbangkan Rp 5.000 tanpa syarat apapun.
Jurnal :
Debet Gedung Rp5.000
Kredit Modal donasi Rp 5.000
Neraca :
Aktiva Gedung Rp 5.000
Pasiva Modal donasi Rp 5.000
Ad f. Dibangun sendiri.
Jika aktiva yang diperoleh tidak dengan cara membeli atau berbagai cara maka cara terakhir adalah membangun sendiri. Seluruh biaya yang dikeluarkan
untuk mendapatkan aktiva tersebut maka merupakan harga aktiva yang tercantum dineraca.
Universitas Sumatera Utara
2. Penilaian Kembali Aktiva Tetap
Adakalanya aktiva tetap yang dimiliki perusahaan tidak lagi menunjukkan nilai yang layak yaitu terlalu rendah atau terlalu tinggi nilai aktiva tetap dalam
laporan keuangan perusahaan dibanding nilai aktiva tersebut dipasaran yang disebabkan perkembangan moneter atau alas an lainnya, sehingga perlu dilakukan
penilaian kembali aktiva tetap revaluasi. Revaluasi ini dimaksudkan agar perusahaan dapat melakukan perhitungan pengasilan dan lebih biaya wajar
sehingga mencerminkan kemampuan dan nilai perusahaan yang sebenarnya. Penilaian kembali aktiva tetap pada umumnya tidak diperkenankan oleh
PSAK karena akuntansi menganut sistem pencatatan nilai historis. Namun bila diperkenankan , hal itu merupakan pengecualian . PSAK No.16 paragraf 08
IAI:2004 mejelaskan tentang penilaian kembali atau revaluasi aktiva tetap sebagai berikut:
Penilaian kembali atau revaluasi aktiva tetap pada umumnya tidak diperkenankan karena standar Akuntansi Keuangan menganut penilaian aktiva
berdasarkan harga perolehan atau harga pertukaran. Penyimpangan dari ketentuan ini mungkin dilakukan bedasarkan ketentuan pemerintah. Dalam hal ini laporan
keuangan harus menjelaskan mengenai penyimpangan dari konsep harga perolehan di dalam penyajian aktiva tetap serta pengaruh daripada penyimpangan
tersebut terhadap gambaran keuangan perusahaan. Selisih antara nilai revaluasi dengan nilai buku aktiva tetap dibukukan dalam akun modal dengan Selisih
Penilaian Aktiva Tetap. Menurut PSAK No.16 paragraf 13 IAI:2004, untuk aktiva tetap diniai kembali harus mengungkapkan :
Universitas Sumatera Utara
a. Dasar yang digunakan untuk menilai kembali aktiva
b. Tanggal efektif penilaian kembali
c. Nama penilai independen, bila ada
d. Hakikat setiap petunjuk yang digunakan untuk menentukan biaya penganti
e. Jumlah tercatat setiap jenis aktiva tetap
f. Surplus penilaian kembali aktiva tetap
Contoh 1 :
Perusahaan mempunyai sebidang tanah dengan harga perolehan Rp.23.000.000,-
dinilai kembali berdasarkan nilai sekarang sebesar Rp.40.000.000,- maka dijurnal:
Keterangan D
K Tanah
Modal penilaian Kembali untuk mencatat penilaian kembali tanah
Rp.17.000.000 Rp 17.000.000
Bila dijual dengan harga Rp.35.000.000,- maka dijurnal :
Universitas Sumatera Utara
Keterangan D
K Kas
Modal-Penilaian Kembali Tanah
Laba Penjualan Tanahuntuk mencatat penjualan tanah
yang dinilai kembali Rp.35.000.000
Rp.17.000.000 Rp.40.000.000
Rp.12.000.000
Contoh 2 : Peralatan yang harga perolehannya sebesar Rp. 10.000.000,- umur ekonomis dan
8 tahun, sudah disusutkan 4 tahun, kemudian diturunkan nilainya menjadi Rp.3.000.000,- Penyusutan tahunan untuk peralatan itu sebelum penurunan nilai
adalah Rp.1250.000 dihitung sebagai berikut: Penyusutan pertahun = Rp.10.000.000
8 = Rp.1.250.000
Kerugian atas penurunan nilai peralatan adalah Rp.2.000.000,- dihitung sebagai berikut :
Harga perolehan peralatan Rp.10.000.000 Akumulasi penyusutan peralatan Rp.5.000.000
4x Rp. 1.250.000 Nilai buku peralatan Rp.5.000.000
Nilai buku peralatan setelah penurunan Rp.3.000.000 Kerugian penurunan nilai Rp.2.000.000
Universitas Sumatera Utara
Kerugian penurunan nilai peralatan ini dijurnal sebagai berikut: Keterangan
D K
Akuntansi Penyusutan-Peralatan Kerugian penurunan Nilai
Peralatan Untuk mencatat kerugian akibat
penurunan nilai aktiva tetap Rp.5.000.000
Rp.2.000.000
Rp.7.000.000
harga perolehan peralatan setelah penurunan nilai yaitu sebesar Rp.7.000.000 Rp.10.000.000-Rp 3.000.000
3. Pengeluaran Selama Penggunaan Aktiva Tetap
Aktiva tetap yang dimiliki perusahaan dan digunakan dalam perusahaan akan memerlukan pengeluran-pengeluaran yang tujuannya agar aktiva tetap
tersebut tetap digunakan sebagaimana mestinya. Baridwan 2004:272 mengemukakan bahwa pengeluaran-pengeluran
yang berhubungan dengan penggunaan aktiva tetap dapat dibagi dua : a.
Pengeluaran modal Capital Expenditure adalah pengeluaran-pengeluaran untuk meningkatkan manfaat aktiva untuk masa akan mendatang.
Pengeluaran-pengeluaran seperti ini dicatat dalam rekening aktiva dikapitalisasi
Universitas Sumatera Utara
b. Pengeluaran Pengasilan Revenue Expenditure adalah pengeluaran untuk
memperoleh suatu manfaat yang dapat dirasakan dalam periode akuntansi yang bersangkutan dan dicatat dalam rekening biaya.
Contoh pengeluaran yang meningkatkan manfaat ekonomi masa mendatang menurut PSAK No.16 paragraf 07 IAI:2004 :
a. Modifikasi suatu pos sarana pabrik untuk memperpanjang usia
manfaatnya, termasuk suatu peningkatan kapasitasnya. b.
Peningkatan kemampuan mesin Upgrading machine parts untuk mncapai peningkatan besar dalam kualitas output dan
c. Penerapan proses produksi baru memungkinkan suatu pemgurangan besar
biaya operasi. Contoh pengeluaran yang diakui sebagai beban saat terjadi menurut PSAK
No.16 paragraf 07 IAI 2004 yaitu biaya pemeliharaan dan reprerasi servicing atau turun mesin overhauling mesin pabrik dan peralatan.
Selama suatu aktiva tetap dipergunakan dalam operasi perusahaan, maka pengeluaran yang dilakukan adalah sebagai berikut:
a. Pemeliharaan
Pemeliharaan adalah pengeluaran untuk memelihara agar aktiva tetap yang bersangkutan tidak cepat rusak atau using dan tetap dalam kondisi baik
agar dapat melaksankan fungsinya dalam operasi perusahaan. Pengeluaran tersebut dibukukan seperti biaya, pelumas, pengecatan dan lain-lain.
Universitas Sumatera Utara
b. Penambahan
Penambahan adalah pengeluaran yang dilakukan untuk menambah, memperluas atau memperbesar kuantiti dari aktiva tetap. Pada umumnya
akan dikapitalisasikan keperkiraan aktiva tetap dan akan disusutkan selama umur ekonomis.
c. Perbaikan
Perbaikan adalah pengeluaran yang dilakukan untuk mengembalikan kondisi suatu aktiva tetap yang rusak agar aktiva tetap tersebut dapat
bekerja secara normal kembali. d.
Penggantian
Penggantian adalah pengeluaran yang dilakukan untuk mengganti bagian yang rusak dari aktiva tetap. Biaya dari penggantian ini dapat dibebankan
ke expenses atau dikapitalisasikan keperkiraan aktiva tetap. Hal ini tergantung pada besar kecilnya penggantian tersebut.
e. Penambahan Nilai
Penambahan nilai adalah pengeluaran yang dilakukan untuk memperbaiki aktiva tetap kemungkinan aktiva tersebut tidak dalam keadaan rusak
dengan maksud tidak hanya sekedar agar aktiva tetap tersebut dalam menjalankan fungsinya, melainkan juga utuk menambah nilai atau
memperpanjang umur ekonomis dari aktiva tetap tersebut. Pengeluaran ini dikapitalisasikan keperkiraan aktiva tetap apabila menambah nilai.
Universitas Sumatera Utara
4. Penyusutan Aktiva Tetap
Menurut PSAK No.16 paragraf 02 IAI:2004”Penyusutan adalah alokasi jumlah suatu aktiva yang dapat disusutkan sepanjang masa manfaat yang
diestimasi”.Tiga factor yang harus dipertimbangkan dalam menentukan jumlah beban penyusutan yang diakui setiap periode menurut Warren, Reeve, dan Fess
2005:497 yaitu: “a biaya awal aktiva tetap, b umur manfaat yang diperkirakan dan c estimasi nilai pada akhir umur manfaat.
Metode penyusutan yang dapat digunakan perusahaan untuk mengalokasikan biaya perolehan aktiva tetapnya menurut PSAK No.16 patagraf
01 IAI:2004 dapat dikelompokkan dalam kriteria sebagai berikut: a.
Berdasarkan waktu 1.
Metode garis lurus straight-line-method 2.
Metode pembebanan yang menurun - Metode jumlah-angka-tahun sum-of-the-years-digit method
- Metode saldo-menurunsaldo-menurun-gnda decliningdouble-diclining balance method.
b. Berdasarkan penggunaan : 1. Metode jam-jasa service-hours method
2. Metode jumlah unit produksi productive-output method
Universitas Sumatera Utara
c. Berdasarkan kriteria lainnya: 1. Metode berdasarkan jenis dan kelompok grup and composite method
2. Metode anuitas annuity method 3. Metode Persediaan Inventory system
Untuk lebih jelasnya penulis akan menambahkan bahwa penyusutan tebagi dalam tiga jenis atau nama yang berbeda yaitu sebagai betikut :
a. Depreciation atau depresiasi untuk aktiva tetap berwujud. b. Amotization atau amortisasi untuk aktiva tidak berwujud.
c. Depletion atau deplesi untuk tanah lokasi tambang. Jurnal nya adalah sebagai berikut:
Debit
Beban penyusutan gedung Rp XX
Kredit
Akumulasi penyusutan gedung Rp XX
Debit
Beban amortisasi patent Rp XX
Kredit
Patent Rp XX
Universitas Sumatera Utara
Debit
Beban deplesi lokasi tambang Rp XX
Kredit
Akumulasi depresi lokasi tambang Rp XX
Semua jenis penyusutan yang ada mulai dari metode garis lurus sampai dengan metode bilangan tahun maka yang paling banyak diterapkan adalah
metode garis lurus karena mudah simple dan singkat perhitungannya. Akan tetapi tidak semua metode garis lurus dapat diterapkan untuk semua jenis aktiva.
Contoh: a. Untuk gedung pabrik dapat ditetapkan metode garis lurus.
b. Untuk mesin fotocopy sebaiknya metode hasil produksi. c. Untuk lokasi tambang juga metode produksi.
d. Untuk bola lampu sebaiknya motode jam jasa. e. Untuk pesawat terbang lebih cocok metode jam jasa.
f. Demikianlah agar ditetapkan metode yang sesuai untuk setiap aktiva.
5. Pelepasan Aktiva Tetap
Pelepasan aktiva tetap dapat disebabkan factor keusangan, tersedia aktiva baru yang lebih produktif, kejadian tidak menyenangkan, misalnya bencana alam,
dicuri dan lain-lain. Dalam pelepasan aktiva tetap tersebut, menurut simamora
Universitas Sumatera Utara
2000:318 perusahaan dapat menjual, menukar dengan aktiva tetap yang baru, membesituakan, menghancurkan, atau membuangnya.
PSAK No.16 paragraf 12 IAI:2004 menyatakan aktiva yang ditarik secara permanen dari penggunaanya maupun tidak lagi memberikan manfaat
ekonomi untuk masa mendatang harus dieliminasi dari neraca.” Sementara keuntungan dan kerugian yang timbul akibat pelepasan aktiva itu diakui dalam
laporan laba rugi menurut PSAK No.16 paragraf 16 IAI:2004.
Contoh :
Mobil perusahaan seharga Rp.120.000,- dengan umur ekonomis 5 tahun. Pada akhir tahun ketiga, mobil dicuri, maka oleh perusahaan dicatat:
Keterangan D
K Beban Penyusutan
Akumulasi Penyusutan-Mobil Untuk mencatat penyusutan
mobil Rp.24.000.000
Rp.24.000.000
Sementara kerugian pelepasan aktiva tetap sebesar Rp.48.000.000,- yaitu sebesar nilai buku mobil tersebut yang dihitung sebagai berikut:
Harga perolehan Rp.120.000.000
Akumulasi penyusutan 3XRp.24.000.000 Rp.72.000.000 Nilai buku Rp 48.000.000
Universitas Sumatera Utara
Penyusutan aktiva tetap pertahun = Rp 120.000.000 = Rp 24.000.000 5
Kerugian akibat pelepasan aktiva tetap ini dicatat sebagai berikut: Keterangan
D K
Akumulasi Penyusutan-Mobil Kerugian Pelepasan Aktiva Tetap
Mobil Untuk mencatat pelepasan aktiva tetap
Rp.72.000.000 Rp.48.000.000
Rp.120.000.000
Jika mobil tersebut pada kahir tahun ketiga dijual seharga Rp.60.000.000 maka keuntungan penjualan mobil adalah Rp.12.000.000,- yang dihitung sebagai
berikut: Harga jual
Rp 60.000.000 Nilai buku
Rp 48.000.000 Keuntungan penjualan aktiva tetap
Rp 12.000.000 Keuntungan penjualan aktiva tetap ini dicatat:
Keterangan D
K Kas
Akumulasi Penyusutan mobil-mobil Keuntungan Penjualan Aktiva Tetap
Untuk mencatat penjualan dan keuntungan penjualan aktiva tetap
Rp 60.000.000 Rp 72.000.000
Rp 120.000.000 Rp 12.000.000
Universitas Sumatera Utara
Sementara untuk aktiva tetap yang sudah disusutkan penuh namun masih tetap digunakan dalam kegiatan perusahaan, maka menurut Warren, Reeve dan
Fess 2005:507 bahwa: Aktiva tetap tidak boleh dihapus dari akun hanya karena aktiva tetap
tersebut telah disusutkan secara penuh. Jika aktiva tetap masih digunakan oleh perusahaan, maka biaya dan akumulasi penyusutan harus tetap tercatat dalam
buku besar. Hal ini ditujukan untuk mempertahankan pertanggung jawaban bagi aktiva tersebut dalam buku besar. Jika nilai buku dalam aktiva dihapuskan dari
buku besar, tidak akan ada lagi bukti mengenai keberadaan dari aktiva.
6. Penyajian Aktiva Tetap di Neraca
Tujuan dari laporan keuntungan adalah menyajikan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja, serta perubahan posisi keuangan suatu
perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi. Laporan keuangan yang disajikan manajemen haruslah dapat
menggambarkan secara wajar posisi keuangan dan tidak menyesatkan. Laporan keuangan terdiri dari laporan perubahan modal, laporan arus kas,
neraca dan catatan atas laporan keuangan. Aktiva tetap perusahaan disajikan dalam neraca perusahaan pada sisi sebelah debet dan dinyatakan sebesar nilai
buku, yaitu harga perolehan aktiva tetap dikurangi akumulasi penyusutan secara keseluruhan.
PSAK No.16 paragraf 17IAI:2004 menyatakan bahwa:
Universitas Sumatera Utara
Laporan keuangan harus menguapkan, dalam hubungan dengan setiap jenis aktiva tetap:
a. Dasar penilaian yang digunakan untuk menentukan jumlah tercatat bruto.
Jila lebih dari satu dasar yang digunakan, jumlah tercatat bruto untuk dasar dalam setiap kategori harus diungkapkan;
b. Metode penyusutan yang digunakan;
c. Masa manfaat atau tariff penyusutan pada awal dan terakhir periode;
d. Jumlah tercatat bruto dan akumulasi penyusutan pada awal dan akhir
periode; e.
Suatu rekonsiliasi jumlah tercatat pada awal dan akhir periode memperlihatkan: penambahan, pelepasan, akuisisi melalui penggabungan
usaha, revaluasi yang dilakukan berdasarkan ketentuan pemerintah, penurunan nilai tercatat, penyusutan, beda nilai tukar netto yang timbul
pada penjabaran laporan keuangan suatu entitas asing dan setiap pengklasifikasian kembali.
Universitas Sumatera Utara
Contoh penyajian aktiva tetap di neraca :
Tabel 2.1 Penyajian Aktiva Tetap di Neraca
PT Y NERACA
Per 31 Desember 20xx
Rp
AKTIVA Aktiva Lancar
Aktiva Tetap
Tanah Rp XXX Gedung Rp XXX
Ak. Penyusutan Rp XXX Rp XXX Peralatan Rp XXX
Ak. Penyusutan Rp XXX Rp XXX Mesin Rp XXX
Ak. Penyusutan Rp XXX Rp XXX
Total Aktiva Tetap Rp XXX PASIVA
Kewajiban
Modal
Sumber: Akuntansi Aktiva Tetap, 2010
Universitas Sumatera Utara
Tabel 2.2 Penyajian Aktiva Tetap di Neraca 2
PT Y NERACA
Per 31 Desember 20xx
Rp
AKTIVA Aktiva Lancar
Aktiva Tetap
Tanah Rp XXX Gedung Rp XXX
Peralatan Rp XXX Mesin
Total Aktiva Tetap Rp XXX
Rp XXX
Ak. Penyusutan Rp XXX
Nilai Buku Rp XXX PASIVA
Kewajiban
Modal
Sumber: Akuntansi Aktiva Tetap, 2010
Universitas Sumatera Utara
D. Hubungan penjualan Kredit dengan laporan keuangan.