Dewasa Muda Sebagai Golongan Sasaran Merokok

2.2.3. Dewasa Muda Sebagai Golongan Sasaran Merokok

Sebanyak 8000 perokok di seluruh dunia mati setiap hari akibat penyakit yang berkaitan dengan kebiasaan merokok. Bagi industri-industri yang terlibat dalam penghasilan rokok, mereka perlu mencari perokok baru untuk menggantikan mereka yang telah mati, untuk mendapatkan keuntungan yang terus-menerus. Sasaran perokok baru adalah individu-individu dewasa muda. Hal ini dilihat sebagai suatu masalah serius karena golongan dewasa muda ini adalah golongan yang paling banyak memiliki kebiasaan merokok, sekaligus menjadikan mereka sebagai sasaran yang tepat oleh industri-industri penghasil rokok. Apabila individu dewasa merokok, peluang mereka untuk terus merokok sampai tua adalah tinggi Kementerian Kesihatan Malaysia, 2006. Strategi yang dilaksanakan oleh industri-industri penghasil rokok dalam mencapai target mereka adalah dengan cara menjadikan rokok sebagai suatu bahan yang mudah terjangkau; baik dari segi tempat jualan maupun harga. Selain itu, mereka juga meyakinkan golongan sasaran bahwa dengan merokok, individu tersebut akan kelihatan lebih matang dan dewasa, moderen, riang, bergaya, tenang, dan disenangi khalayak ramai. Tetapi pada masa yang sama juga, mereka menyembunyikan fakta sebenarnya bahwa rokok mengakibatkan ketagihan yang parah, membahayakan kesehatan, dan menyebabkan kematian lebih awal Kementerian Kesihatan Malaysia, 2006. Karakteristik remaja yang erat dengan keinginan adanya kebebasan, independensi, dan memberontak dari norma-norma, dimanfaatkan industri rokok dengan memunculkan slogan-slogan promosi yang mudah tertangkap mata dan telinga. Menurut riset yang dilakukan Badan Pengawas Obat dan Makanan tahun 2006, ada banyak iklan yang ditawarkan oleh media massa, yaitu sebanyak 9.230 iklan terdapat di televisi, 1.780 iklan di media cetak, dan 3.239 iklan di media luar ruang, seperti umbul-umbul, papan reklame, dan baliho. Akibat hebatnya iklan yang dilakukan oleh industri rokok, berdasarkan survei GYTS Indonesia tahun 2006, sebanyak 92,9 persen anak-anak terpapar Universitas Sumatera Utara dengan iklan yang berada di papan reklame dan 82,8 persen terpapar iklan yang berada di majalah dan koran Jaya, 2009. Slogan-slogan ini tidak hanya dipublikasi melalui berbagai iklan di media elektronik, cetak, dan luar ruang, tetapi industri rokok pada saat ini sudah masuk pada tahap pemberian sponsor bagi setiap majelis-majelis penting anak muda, seperti konser musik dan olahraga. Dalam majelis-majelis tersebut, pelaku industri rokok ini dengan mudahnya membagikan rokok gratis atau memberikan potongan harga tiket masuk acara tersebut Jaya, 2009. Kedekatan remaja dengan rokok tidak hanya disebabkan oleh hebatnya iklan-iklan rokok di media, tetapi mulai dari lingkungan terkecilnya, yaitu keluarga. Menurut Wisyastuti, pada tahun 2004, hampir tiga perempat dari rumah tangga di Indonesia memiliki anggaran belanja rokok, artinya minimal terdapat satu perokok di dalam rumah Jaya, 2009. Fase transisi dari dewasa muda ke dewasa merupakan suatu fase kritikal dalam memulai aktivitas rokok. Faktor-faktor seperti perilaku makan dan jumlah saudara terdekat berperan sangat penting di samping faktor-faktor lain, seperti orang tua yang merokok, rasa percaya diri yang kurang, dan sebagainya. Berdasarkan suatu penelitian, prevalensi merokok meningkat seiring dengan kurangnya mengkonsumsi sayur-sayuran, suka mengkonsumsi makanan cepat saji yang banyak, dan jumlah saudara terdekat yang banyak Yorulmaza, et al, 2002. 2.3. Kesehatan 2.3.1. Definisi Sehat