perhitungan untuk perkiraan target penerimaan pada tahun-tahun berikutnya tidak sesuai dengan kenyataan yang ada.
Penelitian dengan menggunakan analisis rasio pada entitas pemerintahan masih belum banyak dilakukan. Hal ini dikarenakan secara teori belum ada
kesepakatan secara bulat mengenai nama dan pengukurannya. Pendapat ini dipertegas oleh Mardiasmo 2001 yang menyatakan bahwa sampai saat ini belum terdapat alat
ukur kinerja yang standar pada entitas sektor publik. Pihak-pihak yang berkepentingan dengan rasio keuangan pada Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah APBD ini adalah: a.
DPRD sebagai wakil dari pemilik daerah masyarakat b.
Pihak eksekutif sebagai landasan dalam menyusun APBD berikutnya c.
Pemerintah pusat propinsi sebagai bahan masukkan dalam pembinaan pengelolaan keuangan daerah
d. Masyarakat dan kreditur, sebagai pihak yang akan turut memiliki saham
pemerintah daerah, bersedia memberi pinjaman ataupun membeli obligasi.
2.1.7 Kesehatan Keuangan Pemerintah Daerah
Pada tingkat internasional, literatur mengenai kesehatan keuangan pemerintah daerah sedikit terbatas jumlahnya dan, dengan beberapa pengecualian, terbatas pada
konteks Amerika dan Australia serta jenis pemerintahan kota. Satu hal yang penting dari literatur tersebut adalah definisi dari kesehatan keuangan yang tidaklah unik.
Sebagai contoh, mengacu pada konsteks Amerika, beberapa peneliti telah mempertimbangkan bahwa kesehatan keuangan pemerintah daerah didefinisikan atau
dipertimbangkan, serta diukur, dengan kekuatan-kekuatan sosial-ekonomi Peterson, 1976, dalam Padovani, 2010 atau, dibatasi oleh pasar obligasi daerah Petersen,
1974, dalam Padovani, 2010. Downing 1991, dalam Padovani, 2010 telah menunjukkan bahwa situasi-situasi yang dirasakan oleh para pejabat pemerintah
daerah yang memiliki validitas tertinggi sebagai indikator-indikator fiscal stress adalah ketidakmampuan pemerintah daerah untuk membayar gaji pegawai pada saat
jatuh tempo serta pembatalan pembayaran kerugian atas bounded debt. Pandangan terakhir telah lazim bagi beberapa peneliti Eropa, yang memfokuskan penelitian
mereka pada peringkat kredit serta penilaian solvabilitas pemerintah daerah. Fiscal strain juga telah ditetapkan dengan mempertimbangkan sifat dinamis sebagai sebuah
adaptasi yang tidak lengkap untuk merubah sumber daya dan permasalahan yang dihadapi oleh pemerintah daerah Clark, 1977, dalam Padovani, 2010.
Beberapa penelitian juga telah mencoba untuk mengeksplorasi penyebab kesulitan keuangan pemerintah daerah. Beberapa hasil dari penelitian tersebut
menganggap bahwa masalah kurangnya sumber daya organisasi dan kemampuan manajerial, sebagai masalah luar biasa. Sedangkan penelitian yang lain lebih
menekankan pada masalah ketidakmampuan untuk beradaptasi pada saat kondisi perekonomian memburuk, khususnya ketika beberapa tanggungjawab dilimpahkan
kepada pemerintah daerah tanpa adanya kompensasi keuangan atau kemampuan yang sama untuk meningkatkan pendapatan.
Berbagai definisi di atas, pasti akan mengarah pada keanekaragaman teknik dalam mengadopsi operasionalisasi dalam rangka mengukur atau memprediksi
kesulitan keuangan pemerintah daerah. Teknik-teknik tersebut berkisar antara pendekatan dasar, seperti analisis laporan keuangan, hingga pendekatan model
statistik yang lebih canggih. Sebuah aspek penting dari penelitian ini adalah kuasa penuh yang digunakan untuk membedakan keuangan pemerintah daerah yang sehat
dan yang tidak sehat. Beberapa variabel telah diusulkan sebagai indikator-indikator rasio, antara lain total Pendapatan Asli Daerah PAD, Total Penerimaan Daerah,
Realisasi Penerimaan Pendapatan Asli Daerah PAD, Total Penerimaan Pendapatan Asli Daerah PAD berdasarkan potensi riil, total biaya yang dikeluarkan dalam
rangka memungut Pendapatan Asli Daerah PAD, total Belanja Daerah, Dana Alokasi Umum DAU, serta total Belanja Wajib. Lebih luas, masalah pengukuran
kesehatan keuangan terkait erat dengan informasi akuntansi yang tersedia. Informasi akuntansi yang sangat penting tidak hanya dari informasi akuntansi berdasarkan kas
tradisional versus informasi akuntansi akrual, tetapi juga masalah kualitas informasi tersebut.
2.2 Penelitian Terdahulu