pengeluaran ke ruangan didokumentasikan dalam buku pemasukan dan pengeluaran, kemudian dipindahkan ke kartu apotek dengan sistem alfabet untuk
tiap jenis barang.
3.3.4 Sub instalasi farmasi klinis
Instalasi farmasi RSUD dr. Pirngadi Kota Medan memiliki sub instalasi farmasi klinis yang dipimpin oleh seorang apoteker, yang merupakan koordinator
farmasi klinik yang membawahi beberapa bidang, diantaranya Pelayanan Informasi Obat PIO, pendidikan dan pengembangan serta konsultasi obat.
Adapun bagian dari farmasi klinis yang telah berjalan adalah: a
Pelayanan Informasi Obat PIO
Pemberian informasi obat dilakukan terhadap pasien yang mengambil obatnya di unit pelayanan farmasi rawat jalan. Dengan adanya informasi,
diharapkan pasien mengerti tentang cara penggunaan obat, mewaspadai efek samping obat yang mungkin timbul selama penggunaan obat, mengetahui manfaat
pengobatan sehingga dapat meningkatkan kepatuhan pasien dan tujuan pengobatan yang optimal dapat tercapai. PIO dilakukan di ruang konseling
farmasi rawat jalan JamkesmasMedan Sehat.
b Penyuluhan Kesehatan Masyarakat Rumah Sakit PKMRS
Instalasi farmasi rumah sakit juga melakukan Penyuluhan Kesehatan Masyarakat Rumah Sakit yang pelaksanaannya dilakukan oleh apoteker.
Penyuluhan diberikan kepada pasien yang menderita penyakit kronis seperti tuberkulosis, hipertensi, dan diabetes melitus di ruang tunggu pelayanan farmasi
rawat jalan JamkesmasMedan Sehat.
Universitas Sumatera Utara
Adapun penyuluhan yang diberikan meliputi: 1.
Penyakit asma dan penggunaan obat asma dengan benar. 2.
Penyakit diabetes mellitus dan penggunaan obat diabetes dengan benar.
c Pencampuran Obat Sitostatika
Selain kegiatan PIO yang dilakukan pada pelayanan farmasi klinis, dilakukan juga pelayanan pencampuran obat sitostatika. Pelayanan farmasi di
ruang sitostatika dipimpin oleh apoteker sebagai penanggung jawab. Sebelumnya pencampuran obat sitostatika dilaksanakan oleh perawat di ruang perawat yang
non aseptis, sehingga tidak terjamin sterilitas dari produk akhir. Terjadinya perubahan pelayanan dari perawat ke apoteker pada pencampuran obat sitostatika
di ruang aseptis memberikan hasil akhir yang terjamin sterilitasnya. Prosedur kerja di ruang pencampuran sitostatika yaitu:
1. Sebelum memasuki ruang steril, matikan lampu UV, nyalakan
exhaust system
, AC dan lampu penerang ruangan.
2. Lepaskan perhiasan, jam tangan serta barang lain yang melekat pada tangan,
kemudian cuci tangan dengan sabun antiseptik sampai bersih. 3.
Petugas pencampuran obat kanker masuk ke dalam ruang steril dengan memakai alat pelindung khusus yaitu: baju pelindung, topi, masker, celana,
sepatu khusus, kacamata, dan sarung tangan. 4.
Gunakan desinfektan untuk kotak aseptis dengan menyemprotkan alkohol 70 ke seluruh permukaan dalam kotak aseptis tersebut, kemudian nyalakan
Laminar Air Flow LAF sesuai dengan protap yang telah ditentukan.
Universitas Sumatera Utara
5. Pasang alas kemoterapi pada meja tempat mencampur obat kanker,
pencampuran obat kanker dilakukan secara aseptis, setelah selesai mencampur, matikan Laminair Air Flow LAF, kotak tersebut dibersihkan, lalu alas
kemoterapi bekas dibersihkan dengan menyemprot alkohol 70 6.
Tuliskan jam selesainya obat tersebut dicampur pada etiket 7.
Lepaskan alat pelindung diri, sampah-sampah dimasukkan dalam tong sampah yang dibagi dalam dua tempat, tong sampah khusus untuk tempat pembuangan
sampah bekas obat sitostatika, tong sampah biasa untuk tempat pembuangan sampah yang tidak berbahaya
8. Matikan
exhausted system
, AC dan lampu penerang kemudian hidupkan lampu UV
9. Tutup pintu antar obat yang telah dicampur ke ruangan pasien dan antar
sampah yang berbahaya dalam
bag
ke IPAL untuk dibagi dalam
incenerator
. Pelayanan perbekalan farmasi untuk pasien sitostatika berlaku bagi pasien
umum, Askes dan Jamkesmas. Prosedur pelayanannya adalah sebagai berikut: a
Dokter menulis perbekalan farmasi yang diperlukan oleh pasien di kertas resep. Bagi pasien Askes pemilihan jenis obat berdasarkan standar DPHO, sedangkan
pasien Jamkesmas pemilihan jenis obat berdasarkan formularium Jamkesmas b
Perawat ruangan membawa status ke lantai tiga untuk diperiksa oleh apoteker, kemudian apoteker menghitung dosis pemakaian obat kanker
c Apoteker menuliskan kembali di lembar form nama obat-obat sitostika,
kemudian asisten apoteker menyiapkan obat dan mencampur obat sitostatika di lantai enam dengan diawasi oleh apoteker
Universitas Sumatera Utara
d Setelah selesai apoteker menyerahkan obat sitostatika ke perawat ruangan
untuk diberikan pada pasien e
Perawat ruangan menyerahkan kuitansi asli kepada keluarga pasien dan dilakukan penagihan biaya obat langsung bagi pasien umum. Sedangkan pasien
Askes dan Jamkesmas tidak dipungut biaya
3.4 Instalasi
Central Sterilization Supply Department
CSSD
Central Sterilization Supply Department
CSSD atau Instalasi Pusat Pelayanan Sterilisasi merupakan satu unitdepartemen dari rumah sakit yang
menyelenggarakan proses pencucian, pengemasan dan sterilisasi terhadap semua alat atau bahan yang dibutuhkan rumah sakit dalam merawat melakukan tindakan
kepada pasien dalam kondisi steril. Instalasi CSSD dipimpin oleh seorang apoteker sebagai kepala instalasi yang bertanggung jawab langsung kepada
direktur RSUD dr. Pirngadi Kota Medan. Dimana alur aktifitasnya dapat dilihat pada Lampiran 28-31, halaman 101-104.
Latar belakang berdirinya CSSD di rumah sakit adalah: a.
Besarnya angka kematian akibat infeksi nosokomial b.
Kuman mudah menyebar, mengkontaminasi benda dan menginfeksi manusia di lingkungan rumah sakit
c. Merupakan salah satu pendukung jaminan mutu pelayanan rumah sakit akan
peran dan fungsi CSSD sangat penting. Tujuan dibentuknya CSSD di rumah sakit adalah:
1. Mengurangi infeksi nosokomial dengan menyediakan peralatan yang telah
mengalami penyortiran, pencucian dan sterilisasi yang sempurna
Universitas Sumatera Utara