Etika Makan Orang Jepang

BAB III ETIKA DAN POLA MAKAN ORANG JEPANG

3.1 Etika Makan Orang Jepang

Masakan Jepang dikenal dengan julukan “the healthies food in the world”. Tidak hanya itu, jenis makanan dan teknik memasaknya sangat variatif. Seperti, robatayaki, teknik memasak yang sangat tradisional, yaitu dengan cara memanggang bahan makanan di atas bara api, mirip sate. Juga tenpayaki yang dalam Bahasa Indonesia berarti besi pemanggang, yang kini telah banyak ditawarkan di berbagai restoran Jepang. Dalam teknik ini bahan makanan dimasak oleh juru masak dengan aksinya langsung di depan umum. Dalam budaya Jepang, jamuan makan selalu diikuti dengan tata cara yang relative lebih formal dan sopan jika dibandingkan dengan aturan dalam jamuan tradisional Cina. Walaupun keduanya sama-sama menggunakan sumpit, mangkuk, dan sendok bebek sebagai alat bantu makan yang paling utama, tetapi tetap banyak perbedaanya. Seperti cara mengangkat mangkuk, menerima makanan dengan sumpit, juga sikap tubuh, cara duduk, dan beberapa hal lain. Ada beberapa etika atau tata cara yang harus diperhatikan ketika makan, yaitu : 1. Cara duduk di ruang tatami. Biasanya, jamuan makan Jepang diselenggarakan dalam ruangan bernama tatami, yakni ruangan gaya tradisional Jepang yang beralaskan Universitas Sumatera Utara tikar bamboo tanpa kursi. Disini para tamu diharuskan melepas alas kaki, namun masih tetap boleh mengenakan kaos kaki. Sikap tubuh saat duduk lesehan diatas tikar adalah duduk diatas dua telapak kaki yang di tekuk dengan punggung tegak lurus. Untuk wanita, kedua tangan dipertemukan dan ditangkupkan di pangkuan. Lain halnya dengan pria yang meletakkan telapak tangannya pada lutut. Sesaat setelah minuman tersaji, diadakan kanpai atau bersulang, yaitu mengangkat cawan the atau sake, begitu pula saat semua tamu telah mendapatkan hidangan, satu kata wajib diucapkan sebelum memulai makan adalah “itadakimasu” yang juga berarti ucapan terima kasih atas makanan yang telah disediakan dan siap untuk disantap dengan sikap tubuh dan kepala sedikit menunduk. Untuk jamuan makan yang menggunakan meja makan, hal ini juga dapat dilakukan. 2. Penyajian hidangan Jepang Ada dua cara penyajian dalam tradisi Jepang. Di berbagai restoran berkelas, biasanya hidangan disajikan satu persatu dengan pelayanan khusus dan sedikit formal, mirip dengan jamuan kaiseki, jamuan makan formil yang dahulu sering dilakukan para bangsawan untuk menjamu tamunya. Namun, di Jepang sendiri cara penyajian seperti ini tidak terlalu sering dipraktekkan lagi, mengingat kesibukan dan efektivitas waktu. Itu sebabnya, saat ini begitu banyak restoran Jepang yang menyajikan hidangannya sekaligus dalam satu nampan. Cara penyajian seperti ini juga diterapkan di hampir setiap rumah tangga di Jepang. Dalam menyantapnya tidak ada aturan tertentu. Namun, biasanya orang Jepang sendiri lebih suka memulai Universitas Sumatera Utara dari jenis daging terlebih dahulu, dilanjutkan dengan sup, kemudian nasi beserta acar. 3. Penggunaan Sumpit Seperti juga dalam jamuan makan Cina, sumpit, atau dalam bahasa Jepang disebut “Hashi”, merupakan alat makan utama seperti sendok, garpu, dan pisau dalam hidangan Barat. Perbedaan sumpit Cina dengan Sumpit Jepang adalah sumpit Jepang ujungnya cenderung lebih tajam dan mengecil, sedangkan sumpit Cina ujungnya lebih tebal dan persegi. Di rumah keluarga Jepang setiap anggota rumah memiliki peralatan makannya sendiri-sendiri. Sumpit yang digunakan bisa terbuat dari kayu, bambu atau sumpit yang sekali pakai. Sumpit terdiri dari berbagai macam dan kegunaanya, yaitu : 1. Nuribashi : Sumpit yang digunakan untuk makan sehari-hari. 2. Toribashi : Sumpit yang digunakan untuk megambil makanan di piring yang sudah disajikan. 3. Waribashi : Sumpit yang mudah dibuang dan biasanya digunakan oleh tamu atau yang digunakan di restoran. 4. Saibashi : Sumpit panjang untuk memasak 5. Iwaibashi : Sumpit yang digunakan ketika ada perayaan. Bentuk sumpit ini berbeda dengan kebanyakan karena pada kedua ujungnya sumpit ini sama-sama runcing. Universitas Sumatera Utara 4. Penggunaan mangkuk atau cawan Selain untuk hidangan yang disajikan perorangan seperti miso sup, mangkuk juga digunakan untuk nasi hangat yang selalu tersaji dan diletakkan disebelah kanan. Tata cara penggunaan mangkuk dan sikap tubuh seseorang saat menyantap hidangan yang disajikan dalam mangkuk atau cawan dapat dibedakan menurut jenis makanan dan minumannya. 5. Nasi Bagi orang Jepang, nasi selalu disajikan dalam mangkuk tertutup atau terbuka. Saat menyantapnya pegang mangkuk nasi dengan telapak tangan kiri dan angkat hingga sebatas dada, jangan diangkat terlalu dekat dengan mulut. Gunakan sumpit saat menyantap nasi, jangan tusuk sumpit terlalu dalam. Jangan mengunyah dan menyantap nasi terlalu cepat dan terus menerus. Sebaiknya habiskan dulu makanan didalam mulut. Jangan menaruh hidangan lain di atas nasi. 6. Teh atau Sake Teh merupakan minuman yang wajib menyertai semua hidangan Jepang. Teh dituang ke dalam cawan kecil yang tidak bertelinga. Cara minum teh yang benar untuk wanita adalah dengan mengangkat cawan dengan tangan kanan dan menahan cawannya pada ujung-ujung jari tangan kiri. Sedangkan untuk pria, cawan diangkat hanya dengan satu tangan saja. 7. Sup Menikmati semangkuk sup miso hangat yang benar adalah tidak menggunakan sendok, melainkan meminumnya langsung dari mulut mangkuk. Sebelum menghirupnya, gunakan sumpit untuk mengaduk sup. Universitas Sumatera Utara Letakkan kembali sumpit pada sandarannya. Lalu angkat mangkuk dengan kedua tangan dengan posisi tangan tidak menyentuh meja. Hirup kuah sup perlahan-lahan. Setelah kuah sup habis, gunakan kembali sumpit untuk mengambil isinya. Mengangkat dan mendekatkan wadah makanan ke arah mulut berlaku untuk semua jenis makanan yang disajikan didalam mangkuk. Meski sup miso disajikan diawal, tidak berarti selalu disantap diawal. Bahkan ada yang disantap diakhir, karena itulah mangkuk sup miso dilengkapi dengan penutup agar kehangatannya tetap terjaga. Saat membuka tutupnya, letakkan tutup mangkuk dalam posisi terlentang diatas meja supaya kebersihannya tetap terjaga jika sup tidak dihabiskan sekaligus. Disetiap daerah atau negara pasti mempunyai etika dan tata cara makan tersendiri. Ada hal-hal yang dianggap boleh dilakukan dan dilarang pada saat makan. Dibawah ini ada beberapa hal yang tidak boleh dilakukan pada saat makan di Jepang, yaitu : 1. Pada saat makan mangkuk nasi harus diangkat, merupakan hal yang tidak baik apabila makan nasi tidak mengangkat mangkuk tersebut dari atas meja hanya dengan mendekatkan muka ke mangkuk nasi. 2. Sumpit tidak boleh ditancapkan diatas nasi, karena posisi seperti itu merupakan sesaji orang Jepang untuk leluhur mereka atau dewa mereka. 3. Memberikan makanan dengan sumpit kepada orang lain kemudian orang tersebut menerimanya dengan mengambil lagi dengan sumpit hashiwatashi. Universitas Sumatera Utara 4. Tidak boleh menjilati sumpit neburibashi. 5. Tidak boleh menusuk makanan seperti kentang dan sebagainya dengan sumpit tsukibashi. 6. Tidak boleh memutar-mutar di atas piring untuk memilih makanan dengan sumpit mayoibashi. 7. Tidak boleh memasukkan makanan sampai penuh ke mulut dengan sumpit koibashi. 8. Tidak boleh mencicipi sesuatu di piring dengan sumpit. 9. Tidak boleh menghisap sup dari sumpit. 10. Tidak boleh menggerakkan piring ke dekat anda dengan sumpit.

3.2 Pola Makan Orang Jepang