5
BAB II. FALSAFAH ILMU
Mengapa dan untuk apa kita perlu memahami ; falsafah ilmu, pengetahuan, ilmu itu sendiri dan teknologi?. Pertanyaan ini timbul masa kini, karena jauh sebelumnya, dahulu kala, manusia
banyak menggunakan akal dan nalarnya dengan menggantungkan pada hal-hal yang bersifat teologis dan metafisika. Filsafat berasal dari bahasa Yunani yaitu; Philos : gemar, senang atau cinta dan
Sophia : kebijaksanaan atau kebenaran. Filsafat berarti i ta ke e ara , berusaha mengetahui
tentang sesuatu dengan sedalam-dalamnya, baik mengenai hakekat adanya sesuatu ; fungsi, ciri-ciri, kegunaan, masalah-masalah serta pemecahannya. Dengan perkataan lain kita berfalsafah, kita
mengadakan usaha secara akademis untuk mendapat jawaban mengenai fenomena alam semesta, to see the problem beyond
. Perasaan peneliti timbul dan berkembang dari diri peneliti akan rasa keingin tahuan, atas dasar keraguan dan keinginan kita untuk mencari-cari kebenaran. Dengan
kerendahan hati seseorang, berterus terang, jujur mencari sesuatu kebenaran mendekati yang sebenar-benarnya. Kebenaraan hakiki itu sendiri tidak ada dalam kamus duniawi, kebenaran yang
hakiki akan kita dapatkan diakhir yaitu, kelak bila kita kembali. Kita jangkau kebenaran itu dengan menggunakan akal sehat, metode ilmiah sedapat mungkin sedekat mungkin seakan
–akan nampak dalam pengertian kita itu adalah kebenaran hakiki.
Kebenaran yang kita dapatkan sekarang seperti kata filsuf Timur adalah, sebagai perumpamaan sebuah cermin besar . Cermin yang utuh itu dibawa Nabi Adam dan Siti Hawa dari Arsy, dalam
perjalanannya menuju bumi pecah tercerai-berai, kepingan-kepingan cermin itu sampai di bumi dan yang seperti kita pegang sekarang, hanyalah sepotong kecil cermin kebenaran.
Kebenaran duniawi adalah, kebenaran individu atau kelompok dan kebenaran tersebut ditarik atas dasar konsensus. Benar kata sekelompok orang, belum tentu benar kata kelompok lain. Kebenaran
hanya dapat diuji yang mungkin suatu waktu akan terpatahkan dan akan dibangun kebenaran lain, yang lebih mendekati akan kebenaran hakiki. Pada dasarnya pemikiran manusia diawali oleh
pemikiran religius, kemudian masuk ke pemikiran era metafisika. Metafisika adalah sesuatu yang berada dibalikbelakang benda-benda fisik. Masa kini umumnya manusia; berfikir logis, empiris dan
etis. Dengan kemampuan manusia berfalsafah, kita dapat menjawab masalah-masalah yang kita hadapi sebagai yang kita kenal sekarang
pe getahua . Pengetahuan itu kita uji dengan metodologi khusus sehingga sampai pada tingkat ilmu
. Il u sela jut ya kita terjemahkan ke dalam teknologi .
Landasan Filasafat Ilmu terdiri dari 3 cabang ilmu yaitu; Ontologi, Epistemologi dan Aksiologi.
Ontologi :
Ontologi adalah kajian filsafat Yunani yang paling kuno dengan tokoh-nya a.l.: Thales 624- 646 SM, Socrates 470 SM
– 399 SM, Aristoteles 460-370 SM dan Plato 428-347 SM. Ontologi berasal dari bahasa Yunani yaitu; Onto : being, becoming, wujud dan Logos: ilmu. Ontologi
adalah ilmu tentang hakikat kenyataantentang wujud. Ontologi adalah membahas sesuatu yang nyata. Dikatakan pula bahwa ontologi adalah koseptualisasi yang spesifik. Secara sederhana ontologi
diartikan sebagai ilmu yang mempelajari realitas atau kenyataan yang konkrit secara kritis.
6 Definisi Onkologi bervariasi, dikemukakan dengan berbagai cara dan banyak kajian-kajian serta
turunan-turunannya dalam berbagai pandangan para filsuf. Ontologi pada dasarnya mempermasalahkan akan adanya hakikat kenyataan, digolongkan kedalam 3 golongan yaitu ; 1
materialisme, sesuatu yang bersumber dari materi, 2 idealismespiritualisme, sesuatu yang bersumber dari spiritrohani dan 3 antagonisme, aliran yang bersifat skeptis ragu-ragu atas
jawaban yang sebenarnya. Peneliti lain membaginya kedalam golongan-golongan sbb.: 1 realisme, 2 naturalisme, 3 empirisme. Dapat disimpulkan bahwa ontologi adalah ilmu yang membicarakan
mengenai hakikat segala sesuatu dan mencari penyelesaian mengenai asalah ADA . Menjawab
mengenai keberadaan atau dala perkataa lai e jawa WHAT .
Ontologi adalah bagian dari filsafat yang dikelompokkan dalam filsafat metafisika. Metafisika adalah pengembangan dari falsafah religius. Thales mengembangkan Ontologi ini kearah pemikiran ilmiah,
aka Thales dia ggap se agai Bapak dari Il u Father of Science, kemudian pandangan ilmiah ini mempengaruhi Phytagoras 570-495 SM, Plato dan Aristoteles. Pada abad ke 5 Masehi Ontologi
berkembang pesat, memasuki masa Medieval 500-1350 dan masa Renaissance di Eropa 1350- 1600. Dikenal banyak filsuf-filsuf terkemuka yang mengembangkannya seperti ; Edmund Husserl
Ontologi formal, Bernard Bolsano Ontologi kontemporer, Bolzano Brentano Ontologi fenomenologis dll. Lebih dari seribu tahun telah berlalu, Ontologi berkembang menjadi ilmu
modern yang mencoba menc ari jawa a e ge ai ADA ya Alam Semesta. Ontologi dengan
menggunakan pendekatan-pendekatan empiris, menyusun fakta untuk justifikasi dalam menjawab fenomena semesta alam. Ontologi dalam perkembangannya dapat mendampingkan antara ilmu-
ilmu empiris dengan agama maupun seni, etika, dan estetika. Di masa sekarang kita dapatkan di dalam ilmu-ilmu modern yang berkembang pesat dan membentuk cabang cabang ilmu. Ilmu-ilmu
modern yang didasari pemikiran ilmiah dari Thales ribuan tahun yang lalu, sekarang kita kenal seperti ilmu ; Antropologi, Sosiologi, Fisika maupun Kedokteran atau Kesehatan pada umumnya.
Thales 624-546 SM Phytagoras 570-495 SM
7 Socrates 470 SM
– 399 SM Plato 427 SM – 347 SM Gambar 1 : Filsuf-filsuf yang mendasari Falsafah Ilmu
Sumber : Wikipedia
Gambar : Falsafah hubungannya dengan ilmu pengetahuan dan ilmu Kesehatan Epistemologi :
Epistemologi adalah kajian filsafat Yunani yang kuno dengan tokoh-nya a.l.: Socrates 469- 399 SM, Plato dan Aristoteles. Epistemologi berasal dari bahasa Yunani yaitu; Episteme :
pengetahuan dan Logos: ilmu. Socrates merupakan filsuf yang menyebarkan filsafatnya dalam kajian epistemologi dan etika. Kurang banyak di beritakan tetapi muridnya Plato menceritakan banyak
mengenai Socrates dalam bukunya yang terkenal Platos’s Apology. Epistemologi adalah ilmu,
disebut sebagai pengetahuan yang sistematik mengenai pengetahuan. Epistemologi dikaitkan pula dengan suatu disiplin yang disebut critica. Secara sederhana epistemologi diartikan sebagai ilmu
yang mempelajari proses berfikir logis, empiris dengan menggunakan pengetahuan HOW, WHY, WHEN, WHERE.
Dalam perkembangan filsafat terbentuklah macam-macam aliran. Pada abad pertengahan di Eropa berkembang aliran-aliran misalnya : Positivisme, Idealisme, Rasionalisme, Empirisme.
Positivisme: Positivisme adalah aliran filsafat yang menyatakan bahwa Ilmu Alam sebagai satu-satunya
sumber pengetahuan yang benar dan menolak aktifitas yang berkenaan dengan Metafisika. Tidak mengenal adanya spekulasi, semua didasarkan pada data empiris. Positivisme dikenal pula sebagai
aliran filsafat dari aliran perspektif epistemologi. Auguste Comte 1798-1857, filsuf Perancis dari Universitas Montpellier ini dalam bukunya, antara lain yang
dike al se agai Cours de Philosophie Positive , mengemukakan tahapan berfikir manusia dapat dibagi menjadi ; 1 tingkatan teologi, 2
tingkatan metafisik dan 3 tingkatan positif. Pada tahapan tingkat positif Etat Positive, manusia sudah menemukan pengetahuan yang cukup untuk menguasai Alam Semesta. Manusia mampu
mengatur alam dan memanfaatkannya untuk kepentingan kemanusiaan. Didalam masa ini, aliran positivisme berkembang pesat. Di dalam Era ini manusia mengandalkan akalnya untuk berfikir dan
mengembangkan pemikirannya dari suatu pengetahuan, dirubah dengan metodologi ilmiah kearah penemuan ilmu. Ilmu dijabarkan dalam bentuk teknologi. Pengetahuan yang sistematik tersebut
dilengkapi kriteria dan patokan yang menentukan bahwa, pengetahuan itu membahas mengenai
8 benar atau tidak benar dan membahas dalam pengetahuan itu mengenai isi dan arti. Dalam mencari
kebenaran kemudian berkembanglah aliran Rasionalisme. Idealisme, Rasionalisme dan Empirisme :
Idealisme adalah teori filsafat yang mendasarkan alam dan realitas, di dasarkan pada ide dan pemikiran. Falsafah ini di dasarkan bukan dari kebendaan tetapi dari alam pemikiran atau ide. Idealis
yang dianggap sangat berperan dalam perkembangan aliran ini adalah Plato. Rasionalisme atau gerakan rasionalis adalah aliran filsafat lain yang mendasarkan pada metode penelitian dengan
dasar rancangan eksperimen. Alam rasional dikembangkan menggunakan logika, dengan mencari fakta-fakta untuk pembuktian empiris. Rasionalisme mempunyai kemiripan dengan aliran
Ideologime. Arah dan tujuannya adalah humanisme dan atheisme. Kebenaran itu tidak harus ditentukan oleh ; iman, dogma atau ajaran agama. Suasana batin di waktu itu adalah penolakan
terhadap perasaan emosi, adat istiadat dan kepercayaan yang sedang populer pada masanya. Rene Descartes 1596-1650, filsuf Perancis, mengawali gagasan Rasionalisme ini. Rasionalisme Descates
dikenal dengan Rasionalisme Kontinental. Perkembangan aliran ini sekarang lebih fleksibel dengan mendasarkan pengujian
–pengujian gagasan melalui pendekatan sains yang mengandalkan pada percobaan, pengamatan Rasionalisme modern. Empirisme adalah aliran lainya yang berkembang
pada waktu yang bersamaan, suatu aliran dalam filsafat yang menyatakan bahwa semua pengetahuan berasal dari pengalaman manusia. Empirisme menolak anggapan bahwa manusia
telah membawa fitrah pengetahuan dalam dirinya ketika dilahirkan. Empirisme dilahirkan di Inggris dengan 3 aspek esponennya yaitu ; David Heme, George Berkeley dan John Locke 1632-1704.
Immanuel Kant 1724-1804, filsuf dari Jerman mempercayai bahwa pemikiran metafisika dapat di rubah menjadi pemikiran yang didasari pengetahuan Epistemologi. Kant berpendapat bahwa aliran
empirisme dan rasionalisme mempunyai arah yang bersamaan. Para filsuf sejak Plato di masa Yunani Kuno mengembangkan Falsafah, suatu pemikiran spekulatif menjadi pengetahuan yang lebih
bersifat tentatif untuk merancang metode penelitian secara ilmiah dan sampai pada hasil normatif yang kita kenal sebagai ilmu. Perkembangan falsafah ilmu ini mencapai puncaknya di daratan Eropa
pada abad pertengahan dan terus berkembang sampai sekarang. Filsuf-filsuf mengembangkan pemikiran atau ide-nya dengan diperkuat data dan fakta empiris, menjauhkan diri dari kebenaran
dogma. Sejauh mana kebenarannya Wallahu Alam. Manusia berusaha , Tuhan yang menentukan Man proposes, God disposes karena A lot of research is concerned not with ’fi di g out
so ethi g you do t’t k ow’ but fi di g out that you do t’t k ow so ethi g
9
IDEALISME RASIONALISME
EMPIRISME
BERFIKIR RASIONAL
MERUMUSKAN MASALAH
FORMULASIKAN IDE
P R E M I S DEDUKSI
MEMAHAMI
FENOMENA DEDUKSI
INDUKSI DASAR-DASAR
PEMECAHAN MASALAH
Gambar 3 : RasionalismeIdealismeEmpirisme
Axiologi :
Aksiologi berasal dari kata Yunani : Axios yang berarti nilai, jadi Aksiologi adalah Teori tentang Nilai. Teori nilai ini dikaitkan dengan kegunaan dari pegetahuan yang diperoleh. Hal-hal yang
dipermasalahkan adalah ; 1 moral dalam melahirkan etika, membahas mengenai hal yang baik dan yang lebih baik, 2 estetika melahirkan ekspresi keindahan, membahas yang indah dan lebih indah
dan Bramel menambahkan, 3 membahas mengenai kehidupan sosial politik. Mencari nilai-nilai valuewhat for. Dalam kalimat tanya dapat disampaikan sebagai : What is the
value of your study for mankind?. Jujun Suryasumantri, mengartikan aksiologi sebagai teori nilai yang berkaitan dengan kegunaan dari pengetahuan yang diperoleh. Pada intinya aksiologi membahas dan
menyoroti fakta bahwa, pengetahuan yang didapat di rubah menjadi sebuah ilmu yang didasari metode menghasilkan suatu manfaat yang dinamakan Nilai.
10
ONTOLOGI
MENCARI MASALAH MENGENAI “ADA”
WHAT
EPISTEMOLOGI
BERFIKIR LOGIS, EMPIRIS dengan PENGETAHUAN HOW ,WHY, WHEN, WHERE
AXIOLOGI
MENCARI NILAI-NILAI VALUEWHAT FOR
WHAT IS THE VALUE OF YOUR STUDY FOR MANKIND ?
Gambar 6 : Dasar Falsafah Ilmu
FILSAFAT
PENGETAHUAN
ILMU
ALAMIAH SOSIAL
PSIKOLOGI
BIOLOGI KEDOKTERAN
KESEHATAN KIMIA
FISIKA SOSIOLOGI
BUDAYA ANTROPOLOGI
POLITIK HUKUM
EKONOMI
Gambar : Filsafat hubungannya dengan ilmu pengetahuan dan Ilmu Kesehatan
11
Filosofi dalam bidang KedokteranKesehatan
Umumnya para filsuf dahulu mempunyai banyak kemampuan dalam berbagai masalah, mereka di pengaruhi filsuf yang lahir sebelumnya dan mempengaruhi filsuf-filsuf yang datang
kemudian. Hippocrates 460-377 SM, filsuf Yunani kuno, seorang dokter, dikenal sebagai Bapak Ilmu Kedokteran, dikenal dengan Sumpah Hippocrates-nya.
Ibnu Sina Avicenna : 980-1037, seorang Persia. Ibnu Sina dikenal sebagai filsuf Islam dan seorang dokter selain itu menguasai bidang ilmu2 lainnya seperti; kimia, astronomi, etik, geografi,
matematik, psikologi, fisika, poetry, sain dan dijuluki Bapak Kedokteran Modern. Ibnu Sina mempengaruhi pemikiran Omar Khayyam, al-Gazali, Albertus Magnus, Thomas Aquina, Jean Buridan.
Hermann Boerhaave 1668-1738. Bangsa Belanda dari Universitas Leiden, menguasai ilmu-ilmu; filosofi, botani, kimia, sain, anatomi. Dikenal dalam dunia Kedokteran dengan Boerhaave syndrome.
Mempengaruhi pemikiran : Linnaeus, Voltaire. Charles Robert Darwin 1809-1882: Bangsa Inggris dari Universitas Edinburg dan Universitas
Cambridge. Dikenal dengan perjalanan lautnya mengelilingi dunia dengan kapal HMS Beagle. Bukunya yang terkenal : On the Origin of Species. Mempengaruhi pemikiran : Alfred Wallace, George
Mendel. Darwin Dikenal dengan hukum Evolusinya. George Mendel 1822-1884 : Bangsa Austria dari Universitas Vienna. Penemu hukum-
hukum Genetika dan dikenal sebagai Bapak Genetika Modern. Dikenal dengan hukum Kebakaannya. Dua kosep filsuf diatas yaitu, Evolusi dari Darwin dan Kebakaan dari Mendel, sekarang
dikembangkan konsep baru yang dikenal sebagai Neo-Darwinian. Dalam kajian-kajiannya Hardy- Weiberg mengemukakan suatu rumus keseimbangan dari kombinasi populasi genetik dan seleksi
alam dalam rumusan statistik untuk melihat efek seleksi dari genotip dan memperkirakan apa yang akan terjadinya, pemikiran ini berdasarkan konsep seleksi genetik dalam kaitannya dengan hukum
Mendel dan Darwin tersebut.
Hippocrates 460-377 SM Avicenna 980-1037
12 Charles Darwin 1809-1882
Hermann Boerhaave 1668-1738
George Mendel 1822-1884
Gambar 7 : Filsuf-filsuf yang mempengaruhi ilmuwan dibidang KesehatanKedokteran Sumber : Wikipedia
BAB III PENGETAHUAN