PROFIL KONSISTENSI REPRESENTASI DAN KONSISTENSI ILMIAH SISWA SMP PADA KONSEP GERAK.

(1)

Didin Aminudin, 2013

Profil Konsistensi Representasi Dan Konsistensi Ilmiah Siswa SMP Pada Konsep Gerak Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

PROFIL KONSISTENSI REPRESENTASI DAN KONSISTENSI ILMIAH SISWA SMP PADA KONSEP GERAK

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Jurusan Pendidikan Fisika

Oleh

DIDIN AMINUDIN

NIM. 0900812

JURUSAN PENDIDIKAN FISIKA

FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2013


(2)

Didin Aminudin, 2013

Profil Konsistensi Representasi Dan Konsistensi Ilmiah Siswa SMP Pada Konsep Gerak Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

PROFIL KONSISTENSI REPRESENTASI DAN KONSISTENSI ILMIAH SISWA SMP PADA KONSEP GERAK

Oleh

Didin Aminudin

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi

salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada

Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

© Didin Aminudin 2013

Universitas Pendidikan Indonesia

Agustus 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difotokopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.


(3)

Didin Aminudin, 2013

Profil Konsistensi Representasi Dan Konsistensi Ilmiah Siswa SMP Pada Konsep Gerak Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI

PROFIL KONSISTENSI REPRESENTASI DAN KONSISTENSI ILMIAH SISWA SMP PADA KONSEP GERAK

Oleh: Didin Aminudin

NIM. 0900812

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH: Pembimbing I

Asep Sutiadi, S.Pd., M.Si NIP. 197009081997021001

Pembimbing II

Achmad Samsudin, M.Pd NIP. 198310072008121004

Mengetahui,

Ketua Jurusan Pendidikan Fisika

Dr. Ida Kaniawati, M.Si NIP. 196807031992032001


(4)

i Didin Aminudin, 2013

Profil Konsistensi Representasi Dan Konsistensi Ilmiah Siswa SMP Pada Konsep Gerak Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

PROFIL KONSISTENSI REPRESENTASI DAN KONSISTENSI ILMIAH SISWA SMP PADA KONSEP GERAK

Didin Aminudin NIM. 0900812

Pembimbing I : Asep Sutiadi, S.Pd., M.Si. Pembimbing II : Achmad Samsudin, M.Pd Jurusan Pendidikan Fisika, FPMIPA-UPI

ABSTRAK

Telah dilakukan penelitian untuk mengetahui informasi tingkat konsistensi representasi dan konsistensi ilmiah diperoleh melalui tes multi representasi, dimana sebelumnya siswa mendapatkan treatment. Metode yang digunakan adalah metode pre-eksperimental design dengan desain penelitian one shot case study. Subyek penelitian

terdiri satu kelas dengan jumlah siswa 35 orang pada salah satu SMP di Kota Bandung. Pengambilan data dilakukan dengan menggunakan instrumen tes multi representasi. Hasil penelitian diperoleh tingkat konsistensi representasi siswa SMP, 14,3 % atau 5 siswa berada pada tingkat konsisten. Dan tingkat konsistensi ilmiahnya, 14,3 % atau 5 siswa berada pada tingkat konsisten. Pembelajaran dengan treatment yang didalamnya ada cara untuk melatihkan berbagai representasi dengan konsep yang sama mendapat respon positif dari siswa.

Kata Kunci : Konsistensi Representasi, Konsistensi Ilmiah, Tes Multi Representasi.

ABSTRACT

Research has been conducted to determine the level of consistency of information representation and scientific consistency is obtained through a multi-representation tests, where previous students get treatment. The method used was a pre-experimental design methods to the design of one-shot case study research. Study subjects comprised a class of 35 students the number of people at one junior high school in Bandung. Data collection was performed using a test instrument multi representation, observation sheets enforceability of treatment, and the questionnaire. The results obtained by the consistency of representation of students of SMP, 14.3% or 5 students are at a consistent level. And scientific consistency level, 14.3% or 5 students are at a consistent level. Learning to treatment in which there is a way to melatihkan various representations with the same concept received a positive response from students.


(5)

vi Didin Aminudin, 2013

Profil Konsistensi Representasi Dan Konsistensi Ilmiah Siswa SMP Pada Konsep Gerak Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

UCAPAN TERIMA KASIH ... iii

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR LAMPIRAN ... x

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 4

C. Batasan Masalah ... 5

D. Variabel Penelitian ... 5

E. Tujuan Penelitian ... 5

F. Manfaat Penelitian ... 6

G. Definisi Operasional ... 6

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Konsistensi ... 8

B. Multi Representasi ... 9

C. Model Pembelajaran Modified Inquiry ... 16

D. Cara Melatihkan Berbagai Bentuk Representasi dengan Konsep yang Sama ... 19

BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian ... 20

B. Populasi dan Sampel Penelitian ... 20

C. Prosedur Penelitian ... 20


(6)

vii Didin Aminudin, 2013

Profil Konsistensi Representasi Dan Konsistensi Ilmiah Siswa SMP Pada Konsep Gerak Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

E. Uji Coba Instrumen ... 23 F. Teknik Pengumpulan Data ... 29 G. Teknik Pengolahan Data ... 29

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian ... 33 B. Pembahasan ... 41

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan ... 49 B. Saran ... 50 DAFTAR PUSTAKA ... 51 LAMPIRAN-LAMPIRAN


(7)

viii Didin Aminudin, 2013

Profil Konsistensi Representasi Dan Konsistensi Ilmiah Siswa SMP Pada Konsep Gerak Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

2.1. Kriteria Penskoran Kekonsistenan ... 14

2.2. Interpretasi Tingkat Kekonsistenan Siswa... 15

2.3. Matriks Langkah Pembelajaran ... 17

3.1. Interprestasi Validitas ... 24

3.2. Interprestasi Reliabilitas ... 25

3.3. Interprestas Tingkat Kesukaran ... 26

3.4. Interprestasi Daya Pembeda ... 27

3.5. Hasil Uji Coba Instrumen Tes ... 27

3.6. Klasifikasi Nilai rata-rata Berdasarkan Aturan Standar Lima ... 30

3.7. Interpretasi Tingkat Keterlaksanaan Treatment... 32

4.1. Jadwal Kegiatan Pelaksanaan Penelitian ... 33

4.2. Persentase Keterlaksanaan aktivitas Pembelajaran ... 34

4.3. Rekapitulasi Tingkat Konsistensi Representasi Siswa ... 35

4.3. Rekapitulasi Tingkat Konsistensi Ilmiah Siswa ... 36

4.4. Rekapitulasi Rata-rata Bentuk tes Multi Representasi ... 37


(8)

ix Didin Aminudin, 2013

Profil Konsistensi Representasi Dan Konsistensi Ilmiah Siswa SMP Pada Konsep Gerak Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

2.1. Skema Fungsi Multi representasi ... 10

2.2. Tiga Bentuk (option) rerpesentasi yang berbeda ... 14

3.1. Desain One Shot case Study Design ... 20

3.2. Alur Penelitian ... 22

4.1. Diagram Batang Tingkat Konsistensi Rerpesentasi Siswa ... 35

4.2. Diagram Batang Tingkat Konsistensi Ilmiah Siswa ... 37

4.3. Diagram Batang Rekapitulasi Jawaban Benar Siswa untuk Tiap Item Tes Multi Representasi ... 38


(9)

x Didin Aminudin, 2013

Profil Konsistensi Representasi Dan Konsistensi Ilmiah Siswa SMP Pada Konsep Gerak Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR LAMPIRAN

A. Perangkat Pembelajaran

B. Instrumen Penelitian

C. Hasil Penelitian

D. Analisis Hasil Penelitian


(10)

1 Didin Aminudin, 2013

Profil Konsistensi Representasi Dan Konsistensi Ilmiah Siswa SMP Pada Konsep Gerak Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Berdasarkan hasil dari studi pendahuluan yang dilakukan peneliti di salah satu SMP Negeri di Kota Bandung, dengan 35 responden menunjukkan bahwa 94,3 % tidak konsisten konsistensi representasi dan 100 % tidak konsisten konsistensi ilmiah dari sebuah permasalahan yang disajikan atau ditampilkan dengan cara yang berbeda, sehingga memberikan dampak ketidak konsistenan terhadap konsep fisika yang dipahaminya. Contohnya ketika siswa diberikan soal bentuk matematis, akan lebih mudah menjawab daripada diberikan soal dengan bentuk grafik atau gambar walaupun secara konsep dan konteks yang sama. Terkadang siswa menjawab permasalahan-permasalahan tersebut dengan menebaknya, karena siswa kebingungan dengan konsep dari permasalahan yang diberikan dengan representasi yang berbeda.

Pada umunya guru fisika saat ini bukan mengajar fisika tetapi mengajar matematika dengan contoh-contoh soal fisika. Hal tersebut dapat dilihat dari proses pembelajaran fisika yang cenderung menggunakan representasi matematik dan terlalu banyak menghabiskan waktu dalam penurunan rumus matematika (Hamdani, 2010). Hal ini senada dengan observasi awal yang dilakukan sebelum penelitian. Observasi pembelajaran fisika pada suatu kelas secara langsung menunjukkan bahwa guru lebih banyak menghabiskan waktu untuk penurunan rumus matematika. Fisika bukan matematika, tetapi fisika membutuhkan matematika untuk menyederhanakan konsep-konsep fisika yang dibuat dalam bentuk persamaan matematika (rumus). Untuk memahami konsep-konsep fisika, siswa harus terampil dalam menuangkan konsep-konsep tersebut dengan berbagai cara atau bentuk (representasi majemuk atau multi representasi).

Keterampilan representasi adalah kemampuan yang harus dimilki untuk menginterprestasi dan menerapkan berbagai konsep dalam memecahkan masalah-masalah secara tepat (kohl dan Noah, 2005).


(11)

2

Didin Aminudin, 2013

Profil Konsistensi Representasi Dan Konsistensi Ilmiah Siswa SMP Pada Konsep Gerak Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Sedangkan multi representasi (representasi majemuk) adalah representasi konsep yang dilakukan lebih dari satu cara. Dalam jurnal Relations between representational consistency, conceptual understanding of the force concept, and scientific reasoning, dijabarkan representasi-representasi dalam fisika, diantaranya; (1) representasi verbal; (2) representasi fisis; dan (3) representasi matematis. Ketiga representasi tersebut harus diterapkan guru fisika agar siswa memahami konsep-konsep fisika dengan benar dan utuh. Dengan menggunakan representasi majemuk dalam pembelajaran fisika akan memberikan banyak manfaat, diantaranya mengasah kemampuan intelegensi (kecerdasan) siswa secara beragam atau lebih dikenal dengan istilah intelegensi majemuk (multi intelegensi).

Menurut Ainsworth (2006), “konsistensi respon siswa dalam memahami konsep fisika menuntut pemahaman yang lebih dari siswa untuk melihat kesetaraan dari permasalahan fisika yang dituangkan dengan berbagai cara”. Dengan pemahaman yang lebih mendalam akan menjadikan seorang siswa konsisten terhadap apa yang dia pahami dan diyakini kebenarannya. Dampak tidak langsung dari kekonsistenan tersebut adalah terhadap konsistensi representasi, walaupun apa yang dia yakini tidak benar secara ilmiah hanya melihat kesetaraan dari segi representasi yang berbeda dan konsistensi ilmiah yang benar-benar menuntut pemahaman ilmiah untuk melihat kesetaraan berbagai representasi dan konsisten terhadap berbagai representasi dari konsep-konsep fisika (Nieminen, Savinainen, & Viiri, 2010). Kekonsistenan siswa akan membawa siswa ketingkat pemahaman yang lebih baik dalam melihat berbagai konsep-konsep fisika yang dituangkan dalam berbagai permasalahan.

Kondisi tersebut mendorong peneliti melakukan penelitian agar siswa dapat memahami berbagai representasi konsep dalam pembelajaran fisika sehingga siswa konsisten (dapat melihat kesetaraan) terhadap konsep permasalahan walaupun dituangkan secara berbeda-beda. Dalam kegiatan pembelajaran, guru harus mampu memperlihatkan bahwa fisika dapat dituangkan dan digambarkan dalam berbagai cara sehingga siswa dapat


(12)

3

Didin Aminudin, 2013

Profil Konsistensi Representasi Dan Konsistensi Ilmiah Siswa SMP Pada Konsep Gerak Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

memahami cara manakah yang paling mudah untuk dimengerti dan sesuai dengan gaya belajarnya dalam menyelesaikan suatu permasalahan fisika dengan tidak melupakan representasi lainnya yang dianggap sulit dengan cara menemukan sendiri dan mengurangi kecenderungan guru untuk mendominasi proses pembelajaran. Dari hal tersebut maka setidaknya siswa dapat mengetahui bahwa walaupun suatu permasalahan dituangkan secara berbeda namun tetap dapat melihat kesetaraanya baik dari segi representasinya dan juga dari segi kebenaran ilmiahnya. Permasalahan ini akan dicoba untuk diatasi dengan menggunkan Treatment.

Treatment yang digunakan yang didalamnya ada model

pembelajaran, menyisipkan ke model pembelajaran cara melatihkan berbagai bentuk representasi dengan konsep yang sama yang dan contoh soal Multi Representasi. Model pembelajaran yang digunakan yaitu model pembelajaran modified inquiry. Hal ini disebabkan karena model pembelajaran modified inquiry memberikan kesempatan kepada siswa untuk memecahkan permaslahannya sendiri. Dalam model pembelajaran modified inquiry ini, guru hanya memberikan permasalahan saja, kemudian siswa diundang untuk memecahkannya melalui pengamatan, eksplorasi, atau melalui prosedur penelitian untuk memperoleh jawabannya (Amien, 1987: 142). Cara untuk melatihkannya dengan menampilkan satu bentuk representasi kemudian memberikan bentuk-bentuk representasi yang lain dengan konsep yang sama. Memberikan beberapa contoh soal Multi Representasi dan cara untuk menyelesaikannya.

Materi fisika yang ditinjau dalam penulisan ini adalah konsep Gerak. Pemilihan materi tersebut dilakukan karena konsep Gerak sangat akrab dengan keseharian siswa SMP dan merupakan salah satu konsep dalam fisika yang diperkirakan memiliki banyak representasi. Di samping itu, umumnya siswa SMP mengalami kesulitan dalam memahami dan menerapkan konsep-konsep yang berkaitan dengan gerak, misalnya dalam menentukan kerangka acuan bagi benda yang dikatakan sedang bergerak, membedakan anatara jarak dengan perpindahan dan bagaimana kecepatan dan percepatan pada benda


(13)

4

Didin Aminudin, 2013

Profil Konsistensi Representasi Dan Konsistensi Ilmiah Siswa SMP Pada Konsep Gerak Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

yang bergerak beraturan (GLB) dengan benda yang bergerak berubah beraturan (GLBB).

Untuk mengukur kekonsistenan siswa dalam menginterpretasikan permasalahan fisika dengan multi representasi dapat dilakukan dengan menggunakan tes multi representasi. Tes multi representasi yang digunakan merupakan tes pilihan ganda hasil adopsi dari R-FCI (Representational Of Force Concept Inventory), tidak hanya menampilkan permasalahan fisika dalam bentuk verbal saja ataupun matematis saja. Dalam materi fisika yang di teliti yaitu gerak, konsep gerak dapat dituangkan dalam bentuk grafik, vektor, verbal, bagan, dan lain sebagainya. Pengembangan alat evaluasi siswa untuk mengukur kemampuan siswa dalam menginterpretasi berbagai konsep yang dituangkan beragam (multi representasi) akan memotivasi siswa untuk mempelajari konsep gerak secara utuh dengan berbagai cara dan bentuk penuangan (multi representasi). Hal tersebut sangat bermanfaat bagi siswa karena ketika akan memasuki jenjang pendidikan yang lebih tinggi SMA dan PT dan mendapatkan permasalahan yang kompleks, kemampuan dalam menginterpretasi berbagai representasi permasalahan akan memberikan kemudahan dalam menganalisis berbagai permasalahan dari semua sudut representasi.

Berdasarkan uraian di atas, Peneliti mencoba mengadakan penelitian di salah satu Sekolah Menengah Pertama di Kota Bandung dengan kajian yang akan peneliti teliti adalah “Profil Konsistensi Representasi dan Konsistensi Ilmiah Siswa SMP pada Konsep Gerak”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, maka rumusan masalah yang akan diteliti adalah: “Bagaimanakah profil tingkat konsistensi representasi dan konsistensi ilmiah siswa SMP pada Konsep Gerak?” Rumusan masalah di atas dijabarkan menjadi pertanyaan-pertanyaan penelitian sebagai berikut :


(14)

5

Didin Aminudin, 2013

Profil Konsistensi Representasi Dan Konsistensi Ilmiah Siswa SMP Pada Konsep Gerak Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1. Bagaimanakah profil tingkat konsistensi representasi siswa SMP pada konsep gerak setelah diberikan treatment ?

2. Bagaimanakah profil tingkat konsistensi ilmiah siswa SMP pada konsep gerak setelah diberikan treatment ?

3. Bagaimana respon siswa terhadap treatment ?

C. Batasan Masalah

Batasan masalah dalam suatu penelitian sangat diperlukan untuk membatasi masalah yang dikaji supaya tidak terlalu luas. Adapun batasan masalah pada penelitian ini adalah:

1. Konsistensi representasi, siswa menjawab tes multi representasi tanpa dilihat kebenaran ilmiahnya. Dan konsistensi representasi mencakup tiga tingkat kekonsistenan yaitu konsisten, cukup konsisten, dan tidak konsisten.

2. Konsistensi ilmiah, siswa menjawab tes multi representasi dengan dilihat kebenaran ilmiahnya. Dan konsistensi ilmiah mencakup tiga tingkat kekonsistenan yaitu konsisten, cukup konsisten, dan tidak konsisten.

3. Respon siswa terhadap treatment positif, jika presentase tingkat setuju siswa lebih dari 60%.

D. Variabel Penelitian

Tingkat Konsistensi Representasi dan Konsistensi Ilmiah

E. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui profil tingkat konsistensi representasi dan tingkat konsistensi ilmiah siswa SMP pada konsep gerak dalam menjawab tes setelah diberikan treatment yang didalamnya ada cara untuk melatihkan berbagai representasi dengan konsep yang sama.


(15)

6

Didin Aminudin, 2013

Profil Konsistensi Representasi Dan Konsistensi Ilmiah Siswa SMP Pada Konsep Gerak Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

F. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi dasar bagi para peneliti yang bermaksud mengadakan penelitian dan pengembangan sejenis dan dapat digunakan oleh pihak yang berkepentingan seperti guru, lembaga-lembaga penyelenggara pendidikan dan para praktisi/pemerhati pendidikan.

G. Definisi Operasional

1. Konsistensi representasi merupakan kemampuan siswa untuk menggunakan representasi yang berbeda secara konsisten tanpa melihat kebenaran ilmiahnya. Hal ini bermanfaat bagi siswa untuk mempelajari kesetaraan dari berbagai representasi tanpa melihat benar atau tidaknya jawaban siswa dari segi konsep untuk permasalahan yang diberikan. Pengukuran konsistensi representasi diperoleh dari nilai rata-rata tes multi representasi untuk konsistensi representasi yang kemudian dilihat tingkat kekonsistenanya berdasarkan tiga tingkat kekonsistenan, yaitu konsisten, cukup konsisten, dan tidak konsisten.

2. Konsistensi ilmiah merupakan kemampuan siswa untuk menggunakan representasi yang berbeda secara konsisten dengan melihat kebenaran ilmiahnya. Kebenaran ilmiah yang dimaksud adalah siswa memahami secara baik konsep fisika dari permasalahan yang diberikan. Untuk konsistensi ilmiah selain siswa harus mampu melihat kesetaraan dari berbagai representasi, siswa juga harus mampu menguasai bagaimanakah konsep dari permasalahan yang diberikan. Pengukuran konsistensi ilmiah siswa diperoleh dengan cara yang sama dengan konsistensi representasi, namun untuk jawaban siswa yang benar saja.

3. Tes multi representasi yang digunakan merupakan tes yang dibuat dengan mengacu pada kesetaraan dari permasalahan fisika yang dapat dituangkan dalam berbagai bentuk representasi. Tes multi representasi berbentuk soal pilihan ganda untuk mengukur kemampuan siswa dalam memahami kesetaraan dari berbagai permasalahan yang dituangkan secara beragam yang dinyatakan dengan tingkat kekonsistenan


(16)

7

Didin Aminudin, 2013

Profil Konsistensi Representasi Dan Konsistensi Ilmiah Siswa SMP Pada Konsep Gerak Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

(konsisten, cukup konsisten, dan tidak konsisten) baik konsistensi representasinya maupun konsistensi ilmiah. Untuk suatu konsep dan konteks permasalahan yang sama (tema soal), dibuat menjadi tiga soal dengan stamp yang hampir sama namun dengan option yang berbeda representasinya. Masing-masing soal option-nya terdiri dari bentuk representasi yang berbeda berupa verbal, grafik, gambar persamaan-persamaan matematis, hitungan, serta representasi lainnya yang memungkinkan. Tes ini diberikan setelah diberikan treatment yang didalamnya ada cara untuk melatihkan berbagai representasi dengan konsep yang sama.


(17)

20 Didin Aminudin, 2013

Profil Konsistensi Representasi Dan Konsistensi Ilmiah Siswa SMP Pada Konsep Gerak Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Metode dan Desain Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pre-eksperimental design. Alasan penggunaan metode ini adalah terdapat variabel luar yang ikut berpengaruh terhadap terbentuknya variabel dependen / hasil penelitian (Sugiyono, 2009 : 74).

Sedangkan desain penelitian yang digunakan adalah one shot case study (Sugiyono, 2009 : 74). One shot case study yaitu sebuah eksperimen yang dilaksanakan tanpa adanya sekelompok pembanding dan juga tanpa tes awal (Arikunto, 2006 : 85). Penelitian dilakukan dalam empat kali pembelajaran dengan satu kelas percobaan. Pada pertemuan pertama, kedua dan ketiga siswa diberi treatment pada materi gerak, kemudian pada pertemuan keempat siswa diberi tes.

Gambar 3.1

One shot case study design

Treatment Observasi

X O

Keterangan: Treatment yang didalamnya ada cara untuk melatihkan berbagai bentuk representasi dengan konsep yang sama.

.

B. Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII di salah satu SMP Negeri di Kota Bandung tahun ajaran 2012/2013. Sampel dalam penelitian ini adalah siswa kelas VII-G dengan jumlah 35 orang. C. Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian yang dilakukan terdiri atas 3 tahap utama, yaitu tahap persiapan, tahap pelaksanaan, dan tahap akhir.


(18)

21

Didin Aminudin, 2013

Profil Konsistensi Representasi Dan Konsistensi Ilmiah Siswa SMP Pada Konsep Gerak Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1. Tahap Persiapan

a. Menentukan sekolah yang akan dijadikan tempat penelitian

b. Mengurus surat izin penelitian dan menghubungi pihak sekolah tempat penelitian akan dilaksanakan

c. Observasi awal, meliputi memberikan tes dengan konsep gerak serta wawancara dengan guru dan siswa. Hal tersebut dilakukan untuk mengetahui kondisi awal siswa.

d. Perumusan masalah penelitian

e. Studi literatur terhadap jurnal, buku, artikel dan laporan penelitian mengenai konsistensi representasi, konsistensi ilmiah, dan tes. f. Melakukan telaah kurikulum IPA Fisika SMP mengenai pokok

bahasan yang akan dijadikan materi pembelajaran dalam penelitian. g. Menyusun silabus, rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), dan instrumen penelitian yakni pembuatan soal-soal multi representasi sesuai dengan materi yang telah di tentukan sebelumnya.

h. Men-judgement instrumen (tes) kepada dua orang dosen dan satu orang guru mata pelajaran yang ada di sekolah tempat penelitian dilaksanakan. Instrumen ini digunakan untuk tes diakhir setelah siswa diberikan treatment.

i. Merevisi/memperbaiki instrumen.

j. Melakukan uji coba instrumen pada sampel.

k. Menganalisis secara statistik hasil uji coba instrumen yang meliputi validitas, tingkat kesukaran, daya pembeda dan reliabilitas sehingga layal dipakai untuk tes.

2. Tahap Pelaksanaan

a. Penentuan sampel penelitian dengan menggunakan teknik simple nonsampling.

b. Pelaksanaan penelitian yang meliputi pemberian tretment dan tes 3. Tahap akhir

a. Mengolah data hasil tes, serta lembar observasi keterlaksanaan treatment.


(19)

22

Didin Aminudin, 2013

Profil Konsistensi Representasi Dan Konsistensi Ilmiah Siswa SMP Pada Konsep Gerak Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

b. Menganalisis konsistensi representasi dan konsistensi ilmiah siswa dari hasil tes.

c. Menarik kesimpulan.

Alur penelitian dapat dilihat pada Gambar 3.2.

Analisis dan Pembahasan Data

Kesimpulan Uji Coba dan Analisis

Instrumen

Pembelajaran dengan menggunakan

Treatment yang didalamnya ada cara untuk

melatihkan berbagai bentuk representasi dengan konsep yang sama

Tes Observasi

Pengolahan Data Studi Pendahuluan

Merumuskan Permasalahan

Studi Kurikulum

Pembuatan Instrumen dan Perangkat Pembelajaran

Judgement Instrumen

Revisi Instrumen

Gambar 3.2 Alur Penelitian


(20)

23

Didin Aminudin, 2013

Profil Konsistensi Representasi Dan Konsistensi Ilmiah Siswa SMP Pada Konsep Gerak Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

D. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian yaitu tes yang dilaksanakan setelah diberikan treatment tanpa ada Pretest. Materi pembelajaran dalam penelitian ini adalah Gerak. Bentuk Tes yang digunakan pada posttest adalah pilihan ganda dengan 4 (empat) pilihan. Tes ini terdiri dari Tes berbasis multi representasi merupakan tes pilihan ganda hasil adopsi dari R-FCI (Representational Of Force Concept Inventory) untuk mengukur konsistensi representasi dan konsistensi ilmiah siswa. Butir-butir soal multi representasi mencakup soal pilihan ganda berhubungan. Setiap tiga soal tes multi representasi memliki tema soal yang sama serta stamp dari ketiga soal tersebut dibuat semirip mungkin namun memiliki perbedaan dalam representasi pada option-nya. Soal tes dapat dilihat pada Lampiran B.5.

E. Uji Coba Instrumen

Sebelum digunakan sebagai tes pada kelas yang dijadikan sampel penelitian, terlebih dahulu soal yang telah melewati proses judgement diujicobakan pada kelas yang telah mengalami pembelajaran gerak. Adapun proses uji coba instrumen dilakukan pada sampel yang memiliki karakterisitik yang sama dengan sampel dalam penelitian. Data hasil uji coba selanjutnya dianalisis secara statistik. Analisis ini meliputi uji validitas butir soal, uji reliabilitas tes, uji daya pembeda butir soal, dan uji tingkat kesukaran butir soal.

1. Validitas butir soal

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen (Arikunto, 2009). Sebuah instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan dan dapat mengungkapkan data dari variabel yang diteliti secara tepat. Tinggi rendahnya validitas instrumen menunjukkan sejauh mana data yang terkumpul tidak menyimpang dari gambaran tentang validitas yang dimaksud.

Nilai validitas dapat ditentukan dengan menentukan koefisien produk momen seperti tertuang dalam persamaan 3.1 (Arikunto, 2009: 72).


(21)

24

Didin Aminudin, 2013

Profil Konsistensi Representasi Dan Konsistensi Ilmiah Siswa SMP Pada Konsep Gerak Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

r

xy

=

√{ }{ }...(3.1)

Keterangan :

rxy = koefisien korelasi antara variabel X dan Y.

X = skor tiap butir soal untuk setiap siswa uji coba.

Y = skor total tiap siswa uji coba. N = jumlah siswa uji coba.

Nilai rxy yang diperoleh dapat diinterpretasikan untuk menentukan validitas butir soal dengan menggunakan kriteria pada tabel 3.1 (Arikunto, 2009 :75).

Tabel 3.1 Interpretasi Validitas

Koefisien Korelasi Kriteria validitas

0,80 < rxy 1,00 sangat tinggi 0,60 < rxy 0,80 tinggi 0,40 < rxy 0,60 cukup 0,20 < rxy0,40 rendah 0,00 < rxy0,20 sangat rendah

2. Reliabilitas tes

Reliabilitas tes adalah tingkat keajegan (konsisitensi suatu tes, yakni sejauh mana suatu tes dapat dipercaya untuk menghasilkan skor yang ajeg/konsisten (tidak berubah-ubah) walaupun diteskan pada situasi yang berbeda-beda (Munaf, 2001: 59). Nilai reliabilitas tertinggi suatu soal tes bernilai 1. Teknik yang digunakan untuk menentukan reliabilitas tes dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan metode belah dua (split-half method) ganjil-genap karena instrumen yang digunakan berupa soal pilihan ganda. Rumus pembelahan ganjil-genap (Arikunto, 2009: 93) tersebut adalah:

r11 =

) 1 ( 2 2 1 2 1 2 1 2 1 r r

………(3.2)


(22)

25

Didin Aminudin, 2013

Profil Konsistensi Representasi Dan Konsistensi Ilmiah Siswa SMP Pada Konsep Gerak Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

r11 = reliabilitas instrumen r

2 1 2

1 = korelasi antara skor-skor setiap belahan tes

Nilai r11 yang diperoleh dapat diinterpretasikan untuk menentukan reliabilitas instrumen dengan menggunakan kriteria pada tabel 3.2 (Arikunto, 2009 :75).

Tabel 3.2

Interpretasi Reliabilitas

Koefisien Korelasi Kriteria reliabilitas 0,81r111,00 Sangat tinggi 0,61r110,80 Tinggi 0,41r110,60 Cukup 0,21r110,40 Rendah 0,00r110,20 Sangat rendah

3. Tingkat kesukaran butir soal

Tingkat kesukaran suatu butir soal adalah proporsi dari keseluruhan siswa yang menjawab benar pada butir soal tersebut (Munaf, 2001). Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah dan tidak terlalu sukar. Soal yang terlalu mudah tidak merangsang anak untuk mempertinggi usaha memecahkannya. Sebaliknya soal yang terlalu sukar akan menyebabkan siswa menjadi putus asa dan tidak mempunyai semangat untuk mencoba lagi di luar jangkauan (Arikunto, 2009). Bilangan yang menunjukkan sukar dan mudahnya suatu soal disebut indeks kesukaran. Besarnya indeks kesukaran antara 0,00 sampai dengan 1,0. Untuk menghitung besarnya indeks kesukaran digunakan persamaan 3.3 (Arikunto, 2009 :209).

P =

...(3.3) Keterangan :

P = Indeks kesukaran

B = Banyak siswa yang menjawab betul JS = Jumlah siswa


(23)

26

Didin Aminudin, 2013

Profil Konsistensi Representasi Dan Konsistensi Ilmiah Siswa SMP Pada Konsep Gerak Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Nilai P yang diperoleh dapat diinterpretasikan untuk menentukan tingkat kesukaran butir soal dengan menggunakan kriteria pada tabel 3.3 (Arikunto, 2009 :210).

Tabel 3.3

Interpretasi Tingkat Kesukaran Indeks Tingkat Kesukaran 0,00 – 0,30 Sukar

0,30 – 0,70 Sedang

0,70 – 1,00 Mudah

4. Daya pembeda butir soal

Daya pembeda soal adalah kemampuan suatu soal umtuk membedakan antara siswa yang pandai (berkemampuan tinggi) dengan siswa yang bodoh (berkemampuan rendah). Persamaan yang digunakan untuk menunjukan daya pembeda adalah persamaan 3.4 (Arikunto, 2009 :213).

D =

...(3.4) Keterangan :

J = jumlah peserta tes

= banyaknya peserta kelompok atas = banyaknya peserta kelompok bawah

= jumlah kelompok atas yang menjawab benar BB = Jumlah kelompok bawah yang menjawab benar

Nilai D yang diperoleh dapat diinterpretasikan untuk menentukan daya pembeda butir soal dengan menggunakan kriteria pada tabel 3.4 (Arikunto, 2009 :218).


(24)

27

Didin Aminudin, 2013

Profil Konsistensi Representasi Dan Konsistensi Ilmiah Siswa SMP Pada Konsep Gerak Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tabel 3.4

Interpretasi Daya pembeda

Indeks Tingkat Daya Pembeda

0,00 - 0,20 Negatif

0,20 - 0,40 Cukup

0,40 - 0.70 Baik

0,70 – 1,00 Baik Sekali Negatif Semuanya tidak baik

5. Hasil Uji Coba Instrumen

Tes terdiri dari tiga soal yang memiliki tema soal yang sama serta stamp dari ketiga soal tersebut dibuat semirip mungkin namun memiliki perbedaan dan representasi pada option-nya. Uji coba ini dilakukan agar instrumen tes benar-benar valid atau benar-benar dapat mengukur variabel penelitian.

Sebelum digunakan sebagai instrumen penelitian, terlebih dahulu instrumen tes diujicobakan pada siswa kelas VIII di sekolah yang akan menjadi tempat penelitian, yang sebelumnya telah mempelajari materi gerak. Instrumen yang diujicobakan berupa tes berbentuk pilihan ganda sebanyak 15 soal. Adapun analisis hasil ujicoba instrumen terdiri dari validitas tes, reliabilitas tes, tingkat kesukaran butir soal, dan daya pembeda butir soal. Hasil pengolahan data uji instrumen selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 3.5.

Tabel 3.5

Hasil Uji Coba Instrumen Tes No.

Soal

Validitas Daya Pembeda Tingkat Kesukaran

Keterangan Nilai Interpr. Nilai Interpr. Nilai Interpr.

1 0,48 Cukup 0,20 Cukup 0,53 Sedang Digunakan 2 0,51 Cukup 0,33 Cukup 0,56 Sedang Digunakan 3 0,48 Cukup 0,20 Cukup 0,50 Sedang Digunakan 4 0,65 Tinggi 0,20 Cukup 0,53 Sedang Digunakan


(25)

28

Didin Aminudin, 2013

Profil Konsistensi Representasi Dan Konsistensi Ilmiah Siswa SMP Pada Konsep Gerak Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

No. Soal

Validitas Daya Pembeda Tingkat Kesukaran

Keterangan Nilai Interpr. Nilai Interpr. Nilai Interpr.

5 0,41 Cukup 0,20 Cukup 0,50 Sedang Digunakan 6 0,67 Tinggi 0.70 Baik 0,56 Sedang Digunakan 7 0,26 Rendah 0,30 Cukup 0,56 Sedang Digunakan 8 0,32 Rendah 0,20 Cukup 0,53 Sedang Digunakan 9 0,27 Rendah 0,30 Cukup 0,56 Sedang Digunakan 10 0,39 Rendah 0,20 Cukup 0,53 Sedang Digunakan 11 0,74 Tinggi 0,20 Cukup 0,50 Sedang Digunakan 12 0,53 Cukup 0,30 Cukup 0,56 Sedang Digunakan 13 0,48 Cukup 0,20 Cukup 0,53 Sedang Digunakan 14 0,26 Rendah 0,20 Cukup 0,53 Sedang Digunakan 15 0,45 Cukup 0,20 Cukup 0,53 Sedang Digunakan Reliabilitas

0,45 Cukup

Berdasarkan hasl uji coba instrumen pada tabel 3.5 dapat diketahui validitas instrumen dari tiap butir soal adalah 3 soal mempunyai validitas tinggi, 7 soal mempunyai validitas cukup, dan 5 soal mempunyai validitas rendah. Ada 5 soal yang validitasnya rendah tetapi tetap digunakan, karena soal tersebut saling berhubungan dengan soal yang lain, untuk tujuan mengetahui kekonsistenan konsep siswa.

Analisis daya pembeda dari tiap butir soal adalah 1 soal mempunyai daya pembeda tingkat baik, dan 14 soal mempunyai daya pembeda cukup. Dan analisis dari tingkat kesukaran, 15 soal yang diujikan semuanya mempunyai tingkat sedang.

Nilai reliabilitas instrumen tes sebesar 0,45 yang berada dalam tingkat cukup, sehingga dapat dipercaya untuk menghasilkan skor ajeg atau relatif tidak berubah ketika diujikan pada situasi yang berbeda-beda.


(26)

29

Didin Aminudin, 2013

Profil Konsistensi Representasi Dan Konsistensi Ilmiah Siswa SMP Pada Konsep Gerak Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

F. Teknik Pengumpulan Data

Data yang diperoleh dalam penelitian ini yaitu data kuantitatif dan data kualitatif.

1. Data kuantitatif dalam penelitian diperoleh melalui tes yang dilaksanakan diakhir pembelajaran, untuk mengetahui tingkat konsistensi. Konsistensi yang akan dicari meliputi konsistensi representasi dan konsistensi ilmiah. Bentuk tes yang digunakan yaitu tes pilihan ganda sebagaimana telah diuraikan sebelumnya.

2. Data kualitatif dalam penelitian diperoleh dari 2 bentuk, yaitu observasi dan Kuesioner (angket) ;

a.) Observasi, format observasi untuk mengetahui keterlaksanaan dari fase-fase pembelajaran. Data ini diperoleh melalui observasi dengan alat pengumpul data berupa lembar observasi keterlaksanaan treatment (model pembelajaran). Format observasi keterlaksanaan treatment (model pembelajaran) dapat dilihat pada lampiran B.6.

b) Kuesioner (angket), Angket bertujuan untuk memperoleh informasi tentang respon siswa terhadap pembelajaran dengan pendekatan multi representasi yang diterapkan. Angket yang dikembangkan dalam penelitian ini berupa skala Likert, dengan menggunakan lima tingkat respon yaitu; sangat setuju (SS), setuju (ST), ragu-ragu (RG), tidak setuju (TS), dan sangat tidak setuju (STS). Format kuesioner (angket) dapat dilihat pada Lampiran B.7.

G. Teknik Pengolahan Data

Data yang diperoleh dari penelitian ini adalah berupa data kuantitatif dan data kualitatif. Adapun prosedur analisis dari tiap data adalah sebagai berikut:

1. Pengolahan data kuantitatif

a. Pemberian skor untuk setiap item tes Penskoran pertama yang dilakukan adalah penskoran Rights Only, yaitu jawaban benar diberi skor satu dan


(27)

30

Didin Aminudin, 2013

Profil Konsistensi Representasi Dan Konsistensi Ilmiah Siswa SMP Pada Konsep Gerak Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

jawaban salah diberi skor nol. Skor setiap item tes ditentukan dengan menghitung jumlah jawaban yang benar dari setiap siswa untuk setiap soal. Pemberian skor dihitung dengan menggunakan persamaan dibawah ini.

Si = ...(3.5) Keterangan :

Si = Skor untuk setiap item tes R = Jawaban siswa yang benar

b. Mengitung persentase indikator soal dan memberikan keterangan pencapaian tingkat soal berdasarkan hasil tes siswa dengan standar lima.

% Pencapaian rata-rata

̅

x 100%...(3.6)

Keterangan :

̅ = Rata-rata skor perolehan semua siswa Sid = Skor ideal soal

Tabel 3.6

Klasifikasi Nilai Rata-rata Berdasarkan Aturan Standar Lima

Nilai Rata-rata Tingkat

̅ 75,01 Sangat tinggi

58,34 ̅ Tinggi

41,69 ̅ Sedang

25,00 ̅ Kurang

̅ Sangat Kurang

(Arikutno, 2005)

c. Pemberian skor untuk setiap tema soal

Dalam teknik penskoran dari soal tes multi representasi (21 item tes dengan 7 tema) pada jurnal Relations between representational consistency, conceptual understanding of the force concept, and


(28)

31

Didin Aminudin, 2013

Profil Konsistensi Representasi Dan Konsistensi Ilmiah Siswa SMP Pada Konsep Gerak Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

scientific reasoning untuk menentukan konsistensi baik konsistensi

representasi maupun konsistensi ilmiah, maka digunakan penskoran untuk setiap tema soal sebagai berikut:

a) dua poin, bila memilih jawaban yang setara dari 3 soal dengan tema yang sama;

b) satu poin, bila memilih jawaban yang setara dari 2 soal dengan temayang sama;

c) nol poin, bila tidak ada jawaban yang setara dari soal dengan tema yang sama.

Untuk konsistensi representasi, penskoran diatas berlaku untuk semua jawaban dan tidak melihat apakah jawaban tersebut benar atau salah. Sedangkan untuk konsistensi ilmiah, penskoran di atas hanya berlaku untuk jawaban yang benar saja (memiliki skor 1 dalam penskoran Right Only). Setelah mendapatkan skor dari setiap tema soal, maka diambil nilai rata-rata baik untuk setiap tema soal dan juga untuk setiap siswa. Untuk nilai rata-rata setiap tema soal diambil dari skor keseluruhan untuk tema tersebut dibagi dengan jumlah siswa. Sedangkan untuk nilai rata-rata siswa diambil dari jumlah skor siswa untuk semua tema soal dibagi dengan jumlah tema soal pada pertemuan pembelajaran.

Proses penskoran ini dilakukan pada hasil tes multi representasi yang selanjutnya diinterpretasikan nilainya sesuai dengan tabel 2.2

2. Pengolahan data kualitatif

a. Data observasi keterlaksanaan Treatment

Data hasil observasi diperoleh dari lembar observasi keterlaksanaan treatment. Lembar observasi ini bertujuan untuk mengetahui keterlaksanaan dari fase-fase treatment yang digunakan. Dalam lembar observasi ini disediakan kolom kritik dan saran berupa keterangan. Hal ini dilakukan agar kekurangan serta kelemahan yang terjadi selama pembelajaran bisa diketahui sehingga diharapkan pembelajaran


(29)

32

Didin Aminudin, 2013

Profil Konsistensi Representasi Dan Konsistensi Ilmiah Siswa SMP Pada Konsep Gerak Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

selanjutnya bisa lebih baik. Adapun persentase data lembar observasi tersebut dapat dihitung dengan menggunakan rumus :

...(3.7) Setelah data dari lembar observasi tersebut diolah, kemudian dinterpretasikan dengan mengadopsi kriteria persentase angket seperti pada Tabel 3.7.

Tabel 3.7

Interpretasi Tingkat Keterlaksanaan Treatment

KT (%) Kriteria

KT = 0 Tak satu kegiatan pun terlaksana 0 < KT ≤ 25 Sebagian kecil kegiatan terlaksana 25 < KT < 50 Hampir setengah kegiatan terlaksana

KT = 50 Setengah kegiatan terlaksana 50 < KT ≤ 75 Sebagian besar kegiatan terlaksana 75 < KT < 100 Hampir seluruh kegiatan terlaksana

KT = 100 Seluruh kegiatan terlaksana

(Koswara, 2010: 49)

Keterangan :

KT = Keterlaksanaan Treatment

b. Kuesioner (Angket)

Menghitung persentase hasil angket respon (respon) siswa menggunakan rumus :

...(3.8)

Hasil respon siswa terhadap treatment yang disajikan dilakukan dengan melihat jawaban setiap siswa terhadap pertanyaan kuesioner yang diberikan.


(30)

49 Didin Aminudin, 2013

Profil Konsistensi Representasi Dan Konsistensi Ilmiah Siswa SMP Pada Konsep Gerak Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan hasil penelitian, analisis data, dan pembahasan yang telah diuraikan pada bab sebelumnya, secara umum dapat penulis ambil kesimpulan dan saran yang mudah-mudahan bermanfaat.

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian pencapaian tingkat konsistensi representasi dan konsistensi ilmiah siswa SMP pada konsep gerak dalam menjawab tes setelah diberikan treatment adalah 75,3 % dengan klasifikasi sangat tinggi. Dan hal lain yang diperoleh dari hasil penelitian adalah:

1. Tingkat konsistensi representasi siswa SMP pada konsep gerak, 34,3 % tidak konsisten, 51,4% cukup konsisten dan 14,3 % konsisten.

2. Tingkat konsistensi ilmiah siswa SMP pada konsep gerak, 37,1 % tidak konsisten, 48,6% cukup konsisten dan 14,3 % atau 5 konsisten.

3. Siswa memberikan respon terhadap treatment yang diperoleh 70,9 % diklasifikasikan positif.

B. Saran

Berdasarkan keseluruhan kegiatan penelitian yang dilakukan, beberapa hal di bawah ini kiranya dapat dijadikan pertimbangan bagi peneliti selanjutnya yang bermaksud mengadakan penelitian sejenis. Adapun saran yang dapat penulis berikan adalah sebagai berikut:

1. Penggunaan treatment penting dilatihkan, karena dalam keilmuan fisika banyak multi representasinya dan agar siswa mamapu menjawab untuk mencapai tingkan konsistensi representasi dan konsistensi ilmiah.

2. Saat menampilkan bentuk representasi dengan konsep yang sama,

sebaiknya menampilkan lebih dari 3 bentuk representasi.


(31)

50

Didin Aminudin, 2013

Profil Konsistensi Representasi Dan Konsistensi Ilmiah Siswa SMP Pada Konsep Gerak Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

4. Sebaiknya dalam setiap pemberian tes dengan materi apapun dapat menyisipkan soal tes multi representasi, karena dengan tipe tersebut sangat bermanfaat untuk mengetahui konsistensi representasi dan konsistensi ilmiah siswa.


(32)

51 Didin Aminudin, 2013

Profil Konsistensi Representasi Dan Konsistensi Ilmiah Siswa SMP Pada Konsep Gerak Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Ainsworth, S. E. (2008). The educational value of multiple representations when learning complex scientific concepts. [Online] Tersedia: 64 ttp://www.psychology.nottingham.ac.uk/staff/sea/Ainsworth_Gilbert.p df [15 November 2012]

_______ . (2006) . DeFT: A conceptual framework for considering learning with multiple representations. [Online]. Tersedia: http://www.psychology.nottingham.ac.uk/staff/sea/deft.pdf [15 November 2012]

____________.(1999). “The Functions of Multiple Representations”. Computers

and Education, 33, 131-152.

Anita, C (2012). Penerapan Model Pembelajran Modified Inquiry Dengan Menggunakan Pendekatan Multirepresentasi Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Fisika Siswa. Skripsi Program S1 (tidak diterbitkan)

Arikunto, S.(2009). Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara

Asep, MY. (2011). Analisis Konsistensi Respon Siswa SMA Terhadap Tes Representasi Majemuk Menggunakan Model Numbered Head Together Dalam Pembelajaran Fisika. Bandung: Skripsi Program S1 (tidak diterbitkan)

Badan Standar Nasional Pendidikan. (2007). Panduan Penilaian Kelompok Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan dan Teknologi. Jakarta: Depdiknas.

Goldin, G.A. (2002). “Representation in Mathematical Learning and Problem

solving.” Dalam L.D English (Ed). Handbook of International research in

Mathematics education (IRME). New Jersey: Lawrence Erlbaum associates.


(33)

52

Didin Aminudin, 2013

Profil Konsistensi Representasi Dan Konsistensi Ilmiah Siswa SMP Pada Konsep Gerak Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Hogarth, R. (1982). Questioning Framing and Response Consistency. United State Of America: Jossey-Bass Inc.

Joyce, B. and Weil, R. (2009). Models of Teaching. Needham Height,

Massachustetts: Alyn abd Bachon.

Kohl, P. B., & Finkelstein, N. D. (2006). Representational Format, Student Choice, and Problem Solving in Physics. [Online]. Tersedia: http://www.colorado.edu/physics/EducationIssues/papers/PK_PERC.pdf [15 November 2012]

Mangkunegara, A. A. Anwar. (1993). Perkembangan Intelegensi Anak dan Pengukuran IQ-nya . Bandung: Percetakan Angkasa.

Nieminen, P., Savinainen, A., & Viiri, J. (2010). “Force Concept Inventory-based

multiple-choice test for investigating students’ representational

consistency”. Physical Review Special Topics - Physics Education

Research 6, 020109.

.(2012). “Relations between representational consistency, conceptual understanding of the force concept, and scientific reasoning”. Physical Review Special Topics - Physics Education Research 8, 010123.

Rosengrant, D., Etkina, E., & Heuvelent, A. (2006). “ An Overview of Recent Research on Multiple Representations.” Rutgers, The State Unversity of

New Jersey. [online] [15 November 2012].

Sudjana, N. (2004). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.


(34)

53

Didin Aminudin, 2013

Profil Konsistensi Representasi Dan Konsistensi Ilmiah Siswa SMP Pada Konsep Gerak Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D. Bandung : Alfabeta

Trianto. (2007). Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Kontruktivistik. Jakarta: Prestasi Pustaka.

Ulfarina, L. (2010). Penggunaan Pendekatan Multi Representasi Pada Pembelajaran Konsep Gerak Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Dan Memperkecil Kuantitas Miskonsepsi Siswa SMP. Bandung: Tesis Program Pascasarjana UPI (tidak diterbitkan)

Waldrip, B., Prain, V. and Carolan, J. (2007). Learning Junior Secondary Science Through Multi-Modal Representation. Electronic Journal of Science Education.

Wolf, S. J. and Fraser, B. J. (2007). Learning Environment, Attitudes and

Achievement among Middle-school Science Students Using Inquiry-based Laboratory Activities. Science and Mathematics Education Centre.


(1)

32

selanjutnya bisa lebih baik. Adapun persentase data lembar observasi tersebut dapat dihitung dengan menggunakan rumus :

...(3.7) Setelah data dari lembar observasi tersebut diolah, kemudian dinterpretasikan dengan mengadopsi kriteria persentase angket seperti pada Tabel 3.7.

Tabel 3.7

Interpretasi Tingkat Keterlaksanaan Treatment

KT (%) Kriteria

KT = 0 Tak satu kegiatan pun terlaksana 0 < KT ≤ 25 Sebagian kecil kegiatan terlaksana 25 < KT < 50 Hampir setengah kegiatan terlaksana

KT = 50 Setengah kegiatan terlaksana 50 < KT ≤ 75 Sebagian besar kegiatan terlaksana 75 < KT < 100 Hampir seluruh kegiatan terlaksana

KT = 100 Seluruh kegiatan terlaksana

(Koswara, 2010: 49) Keterangan :

KT = Keterlaksanaan Treatment

b. Kuesioner (Angket)

Menghitung persentase hasil angket respon (respon) siswa menggunakan rumus :

...(3.8) Hasil respon siswa terhadap treatment yang disajikan dilakukan dengan melihat jawaban setiap siswa terhadap pertanyaan kuesioner yang diberikan.


(2)

49

Didin Aminudin, 2013

Profil Konsistensi Representasi Dan Konsistensi Ilmiah Siswa SMP Pada Konsep Gerak Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan hasil penelitian, analisis data, dan pembahasan yang telah diuraikan pada bab sebelumnya, secara umum dapat penulis ambil kesimpulan dan saran yang mudah-mudahan bermanfaat.

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian pencapaian tingkat konsistensi representasi dan konsistensi ilmiah siswa SMP pada konsep gerak dalam menjawab tes setelah diberikan treatment adalah 75,3 % dengan klasifikasi sangat tinggi. Dan hal lain yang diperoleh dari hasil penelitian adalah:

1. Tingkat konsistensi representasi siswa SMP pada konsep gerak, 34,3 % tidak konsisten, 51,4% cukup konsisten dan 14,3 % konsisten.

2. Tingkat konsistensi ilmiah siswa SMP pada konsep gerak, 37,1 % tidak konsisten, 48,6% cukup konsisten dan 14,3 % atau 5 konsisten.

3. Siswa memberikan respon terhadap treatment yang diperoleh 70,9 % diklasifikasikan positif.

B. Saran

Berdasarkan keseluruhan kegiatan penelitian yang dilakukan, beberapa hal di bawah ini kiranya dapat dijadikan pertimbangan bagi peneliti selanjutnya yang bermaksud mengadakan penelitian sejenis. Adapun saran yang dapat penulis berikan adalah sebagai berikut:

1. Penggunaan treatment penting dilatihkan, karena dalam keilmuan fisika

banyak multi representasinya dan agar siswa mamapu menjawab untuk mencapai tingkan konsistensi representasi dan konsistensi ilmiah.

2. Saat menampilkan bentuk representasi dengan konsep yang sama,

sebaiknya menampilkan lebih dari 3 bentuk representasi.


(3)

50

4. Sebaiknya dalam setiap pemberian tes dengan materi apapun dapat

menyisipkan soal tes multi representasi, karena dengan tipe tersebut sangat bermanfaat untuk mengetahui konsistensi representasi dan konsistensi ilmiah siswa.


(4)

51

Didin Aminudin, 2013

Profil Konsistensi Representasi Dan Konsistensi Ilmiah Siswa SMP Pada Konsep Gerak Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Ainsworth, S. E. (2008). The educational value of multiple representations when learning complex scientific concepts. [Online] Tersedia: 64 ttp://www.psychology.nottingham.ac.uk/staff/sea/Ainsworth_Gilbert.p df [15 November 2012]

_______ . (2006) . DeFT: A conceptual framework for considering learning with multiple representations. [Online]. Tersedia: http://www.psychology.nottingham.ac.uk/staff/sea/deft.pdf [15 November 2012]

____________.(1999). “The Functions of Multiple Representations”. Computers

and Education, 33, 131-152.

Anita, C (2012). Penerapan Model Pembelajran Modified Inquiry Dengan Menggunakan Pendekatan Multirepresentasi Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Fisika Siswa. Skripsi Program S1 (tidak diterbitkan)

Arikunto, S.(2009). Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara

Asep, MY. (2011). Analisis Konsistensi Respon Siswa SMA Terhadap Tes Representasi Majemuk Menggunakan Model Numbered Head Together Dalam Pembelajaran Fisika. Bandung: Skripsi Program S1 (tidak diterbitkan)

Badan Standar Nasional Pendidikan. (2007). Panduan Penilaian Kelompok Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan dan Teknologi. Jakarta: Depdiknas.

Goldin, G.A. (2002). “Representation in Mathematical Learning and Problem solving.” Dalam L.D English (Ed). Handbook of International research in Mathematics education (IRME). New Jersey: Lawrence Erlbaum associates.


(5)

52

Hogarth, R. (1982). Questioning Framing and Response Consistency. United State Of America: Jossey-Bass Inc.

Joyce, B. and Weil, R. (2009). Models of Teaching. Needham Height, Massachustetts: Alyn abd Bachon.

Kohl, P. B., & Finkelstein, N. D. (2006). Representational Format, Student Choice, and Problem Solving in Physics. [Online]. Tersedia: http://www.colorado.edu/physics/EducationIssues/papers/PK_PERC.pdf [15 November 2012]

Mangkunegara, A. A. Anwar. (1993). Perkembangan Intelegensi Anak dan Pengukuran IQ-nya . Bandung: Percetakan Angkasa.

Nieminen, P., Savinainen, A., & Viiri, J. (2010). “Force Concept Inventory-based multiple-choice test for investigating students’ representational consistency”. Physical Review Special Topics - Physics Education Research 6, 020109.

.(2012). “Relations between representational consistency, conceptual understanding of the force concept, and scientific reasoning”. Physical Review Special Topics - Physics Education Research 8, 010123.

Rosengrant, D., Etkina, E., & Heuvelent, A. (2006). “ An Overview of Recent Research on Multiple Representations.” Rutgers, The State Unversity of New Jersey. [online] [15 November 2012].

Sudjana, N. (2004). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.


(6)

Didin Aminudin, 2013

Profil Konsistensi Representasi Dan Konsistensi Ilmiah Siswa SMP Pada Konsep Gerak Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D. Bandung : Alfabeta

Trianto. (2007). Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Kontruktivistik. Jakarta: Prestasi Pustaka.

Ulfarina, L. (2010). Penggunaan Pendekatan Multi Representasi Pada Pembelajaran Konsep Gerak Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Dan Memperkecil Kuantitas Miskonsepsi Siswa SMP. Bandung: Tesis Program Pascasarjana UPI (tidak diterbitkan)

Waldrip, B., Prain, V. and Carolan, J. (2007). Learning Junior Secondary Science Through Multi-Modal Representation. Electronic Journal of Science Education.

Wolf, S. J. and Fraser, B. J. (2007). Learning Environment, Attitudes and Achievement among Middle-school Science Students Using Inquiry-based Laboratory Activities. Science and Mathematics Education Centre.