Konsistensi Penelitian.

(1)

1

MIEKE H. SATARI

FIRMAN F. WIRAKUSUMAH

KONSISTENSI

PENELITIAN

---

SEBUAH PENGANTAR MEMBUAT PROPOSAL PENELITIAN YANG KONSISTEN

DALAM BIDANG KESEHATAN


(2)

2 DAFTAR ISI

BAB I : PENDAHULUAN ... 1 BAB II : FALSAFAH ILMU ... ... 2

- ONTOLOGI - EPISTEMOLOGI - AXIOLOGI

BAB III : PENGETAHUAN ... 13 BAB IV : PENELITIAN ... 20

- PENELITIAN KUALITATIF - PENELITIAN KUANTITATIF - LATAR BELAKANG PENELITIAN - MASALAH PENELITIAN - KEGUNAAN PENELITIAN - KAJIAN PUSTAKA - KERANGKA PEMIKIRAN - PREMIS

- HIPOTESIS

- RANCANGAN PENELITIAN - ANALISIS STATISTIKA

- TABEL MODEL (DUMMY TABLES)

BAB V : KEPUSTAKAAN ... BAB VI : ETIKA PENELITIAN ... BAB VII : PENULISAN ARTIKEL ... BAB VIII jk: DAFTAR PUSTAKA ... PENJURUS ... RIWAYAT HIDUP SINGKAT PENGARANG ...


(3)

3

KATA PENGANTAR

Buku ini ditulis dalam rangka membantu mahasiswa program Pascasarjana dalam membuat Tesis, Disertasi atau penulisan Artikel Ilmiah. Pendekatan yang dilakukan adalah pendekatan praktis sehingga diharapkan mahasiswa dapat mengenal pola dasar penelitian dari masalah mendasar yaitu; 1) mengetahui falsafah ilmu, 2) rancangan penelitian yang sesuai dengan masalah yang akan diteliti dan 3), analisis, khususnya uji statistika yang diperlukan.

Buku ini disusun dengan organisasi sbb.; diawali dengan uraian ringkas falsafah ilmu dilanjutkan dengan tata cara penelitian dibidang kesehatan, khususnya kedokteran. Diharapkan buku ini dapat membantu mahasiswa dalam menyusun suatu karya ilmiah yang akan dipublikasikan secara runtut, konsisten. Metodologi penelitian dan analisisnya disajikan secara praktis dengan contoh-contoh. Diharapkan dapat membentuk alur fikir yang konsisten tidak berlebihan tetapi sesuai dengan kaidah-kaidah metode penelitian yang dapat merubah pengetahuan yang menjadi masalah utamanya maupun masalah yang khusus/spesifik menjadi suatu ilmu. Diharapkan peneliti dapat mengenal tata cara meneliti dan menyajikan hasil penelitiannya dalam bentuk karya tulis sebagai suatu pola dasar, selanjutnya dapat mengunakan pola/metode ilmiah ini dengan menganti-ganti masalah yang dihadapinya dengan cara yang sama dan dapat menjawab berbagai macam masalah/faktor/variabel sesuai dengan konsep yang baku dalam metode penelitian ilmiah. Dengan perkataan lain pola ini menjadi pakem bagi penelitian-penelitian selanjutnya. Dalam meneliti bukan saja kemampuan akademis yang perlu dibangun tetapi perlu juga diketahui mengenai etika dan moral penelitian. Dalam buku ini dikupas pula hubungan akademik, etika penelitian dan moral penelitian yang sangat perlu dalam mempertahankan usulan penelitiannya didepan komite etik penelitian kesehatan untuk mendapat ethical clearance. Akhirul kalam penulis mengucapkan terima kasih kepada semua fihak yang telah membantu penyuntingan buku ini, sehingga buku ini dapat diterbitkan. Kritik dan saran yang membangun dari pembaca sangat diharapkan untuk penyempurnaan buku ini.

Bandung ,..., 2010


(4)

4

BAB I. PENDAHULUAN

Dewasa ini diperkirakan laporan hasil penelitian kedokteran tidak kurang dari dua juta artikel pertahun yang dimuat dalam puluhan ribu jurnal ilmiah. Jurnal-jurnal kedokteran maupun kesehatan pada umumnya dipublikasikan dalam berbagai bahasa di seluruh dunia. Diakui bahwa jumlah penelitian yang berkualitas tinggi lebih banyak dilakukan dan dilaporkan di negara maju. Keadaan yang kurang menggembirakan ini harus kita carikan cara yang baik untuk dapat meningkatkan kualitas dan kuantitas penelitian di negara berkembang, khususnya di Indonesia. Penelitian kedokteran pada umumnya lebih banyak menggunakan rancangan penelitian kuantitatif. Penelitian ini disenangi oleh peneliti di bidang eksakta, termasuk para ahli kesehatan. Pendekatan dilakukan secara deduktif-induktif. Pendekatan ini berangkat dari suatu kerangka pemikiran, gagasan peneliti berdasar pengalamannya. Fenomena atau masalah utama dikembangkan dan dicari akar permasalahannya, dipecahkan dan diuji dan diajukan untuk memperoleh kebenaran sebagai pembenaran suatu pengujian, dikenal sebagai proses dedukto-hipotetiko-verivikatif. Data dukung penelitian berupa fakta-fakta yang didapat dengan melakukan penelitian secara empiris di lapangan atau laboratorium, hasilnya dianalisis secara statistika. Metode pemecahan masalah ini dipakai untuk memperoleh pembenaran (verifikasi). Cara berfikir demikian diterapkan dalam penelitian kuantitatif, dikembangkan oleh penganut faham positivisme yang dipelopori Auguste Comte (1798-1857). Filsuf Perancis ini dikenal sebagai bapak Ilmu Sosiologi dan penggagas Doktrin Positivisme. Kebenaran menurut Comte dibagi berdasar 3 hukum umum : 1) teologi (fictitious), 2) metafisik (abstract) dan 3) positif (scientific).

Tujuan penelitian adalah untuk menjawab fenomena alam (what), dikembangkan secara kuantitatif dengan model-model matematis, secara linier mendeduksi masalah yang timbul, membentuk hipotesis melalui premis-premis. Pengukuran penelitian kuantitatif didasarkan pada kekuatan angka-angka dan data empiris yang merupakan bagian sentral dari penelitian. Proses penyusunan hasil penelitian dipakai pendekatan empiris dengan memakai berbagai alat ukur dan skala yang sesuai, kemudian kumpulan data itu di analisis dalam bentuk pembaghasan. Di dalam membahas hasil penelitian tersebut dilakukan pendekatan induktif-deduktif (how & why) untuk sampai kepada tujuan yaitu, mendapatkan teori baru atau se-kurang2-nya mencapai suatu hipotesis yang teruji mendukung atau memperkuat teori lama (re-teori). Sebagai tujuan akhir dari suatu penelitian adalah untuk mendapatkan suatu nilai yang baru (novel and value). Semoga buku ini dapat membantu peneliti dalam menyusun laporan penelitiannya berupa suatu tesis atau disertasi ataupun penulisan artikel ilmiah untuk publikasi.


(5)

5

BAB II. FALSAFAH ILMU

Mengapa dan untuk apa kita perlu memahami ; falsafah ilmu, pengetahuan, ilmu itu sendiri dan teknologi?. Pertanyaan ini timbul masa kini, karena jauh sebelumnya, dahulu kala, manusia banyak menggunakan akal dan nalarnya dengan menggantungkan pada hal-hal yang bersifat teologis dan metafisika. Filsafat berasal dari bahasa Yunani yaitu; Philos : gemar, senang atau cinta dan Sophia : kebijaksanaan atau kebenaran. Filsafat berarti i ta ke e ara , berusaha mengetahui tentang sesuatu dengan sedalam-dalamnya, baik mengenai hakekat adanya sesuatu ; fungsi, ciri-ciri, kegunaan, masalah-masalah serta pemecahannya. Dengan perkataan lain kita berfalsafah, kita mengadakan usaha secara akademis untuk mendapat jawaban mengenai fenomena alam semesta,

to see the problem beyond . Perasaan peneliti timbul dan berkembang dari diri peneliti akan rasa keingin tahuan, atas dasar keraguan dan keinginan kita untuk mencari-cari kebenaran. Dengan kerendahan hati seseorang, berterus terang, jujur mencari sesuatu kebenaran mendekati yang sebenar-benarnya. Kebenaraan hakiki itu sendiri tidak ada dalam kamus duniawi, kebenaran yang hakiki akan kita dapatkan diakhir yaitu, kelak bila kita kembali. Kita jangkau kebenaran itu dengan menggunakan akal sehat, metode ilmiah sedapat mungkin sedekat mungkin seakan–akan nampak dalam pengertian kita itu adalah kebenaran hakiki.

Kebenaran yang kita dapatkan sekarang seperti kata filsuf Timur adalah, sebagai perumpamaan sebuah cermin besar . Cermin yang utuh itu dibawa Nabi Adam dan Siti Hawa dari Arsy, dalam perjalanannya menuju bumi pecah tercerai-berai, kepingan-kepingan cermin itu sampai di bumi dan yang seperti kita pegang sekarang, hanyalah sepotong kecil cermin kebenaran.

Kebenaran duniawi adalah, kebenaran individu atau kelompok dan kebenaran tersebut ditarik atas dasar konsensus. Benar kata sekelompok orang, belum tentu benar kata kelompok lain. Kebenaran hanya dapat diuji yang mungkin suatu waktu akan terpatahkan dan akan dibangun kebenaran lain, yang lebih mendekati akan kebenaran hakiki. Pada dasarnya pemikiran manusia diawali oleh pemikiran religius, kemudian masuk ke pemikiran era metafisika. Metafisika adalah sesuatu yang berada dibalik/belakang benda-benda fisik. Masa kini umumnya manusia; berfikir logis, empiris dan etis. Dengan kemampuan manusia berfalsafah, kita dapat menjawab masalah-masalah yang kita hadapi sebagai yang kita kenal sekarang pe getahua . Pengetahuan itu kita uji dengan metodologi khusus sehingga sampai pada tingkat ilmu . Il u sela jut ya kita terjemahkan ke dalam

teknologi .

Landasan Filasafat Ilmu terdiri dari 3 cabang ilmu yaitu; Ontologi, Epistemologi dan Aksiologi. Ontologi :

Ontologi adalah kajian filsafat Yunani yang paling kuno dengan tokoh-nya a.l.: Thales (624-646 SM), Socrates (470 SM – 399 SM), Aristoteles (460-370 SM dan Plato (428-347 SM).

Ontologi berasal dari bahasa Yunani yaitu; Onto : being, becoming, wujud dan Logos: ilmu. Ontologi adalah ilmu tentang hakikat kenyataan/tentang wujud. Ontologi adalah membahas sesuatu yang nyata. Dikatakan pula bahwa ontologi adalah koseptualisasi yang spesifik. Secara sederhana ontologi diartikan sebagai ilmu yang mempelajari realitas atau kenyataan yang konkrit secara kritis.


(6)

6

Definisi Onkologi bervariasi, dikemukakan dengan berbagai cara dan banyak kajian-kajian serta turunan-turunannya dalam berbagai pandangan para filsuf. Ontologi pada dasarnya mempermasalahkan akan adanya hakikat kenyataan, digolongkan kedalam 3 golongan yaitu ; 1) materialisme, sesuatu yang bersumber dari materi, 2) idealisme/spiritualisme, sesuatu yang bersumber dari spirit/rohani dan 3) antagonisme, aliran yang bersifat skeptis (ragu-ragu atas jawaban yang sebenarnya). Peneliti lain membaginya kedalam golongan-golongan sbb.: 1) realisme, 2) naturalisme, 3) empirisme. Dapat disimpulkan bahwa ontologi adalah ilmu yang membicarakan mengenai hakikat segala sesuatu dan mencari penyelesaian mengenai asalah ADA . Menjawab mengenai keberadaan atau dala perkataa lai e jawa WHAT .

Ontologi adalah bagian dari filsafat yang dikelompokkan dalam filsafat metafisika. Metafisika adalah pengembangan dari falsafah religius. Thales mengembangkan Ontologi ini kearah pemikiran ilmiah,

aka Thales dia ggap se agai Bapak dari Il u (Father of Science), kemudian pandangan ilmiah ini mempengaruhi Phytagoras (570-495 SM), Plato dan Aristoteles. Pada abad ke 5 Masehi Ontologi berkembang pesat, memasuki masa Medieval (500-1350) dan masa Renaissance di Eropa (1350-1600). Dikenal banyak filsuf-filsuf terkemuka yang mengembangkannya seperti ; Edmund Husserl (Ontologi formal), Bernard Bolsano (Ontologi kontemporer), Bolzano & Brentano (Ontologi fenomenologis) dll. Lebih dari seribu tahun telah berlalu, Ontologi berkembang menjadi ilmu modern yang mencoba mencari jawa a e ge ai ADA ya Alam Semesta. Ontologi dengan menggunakan pendekatan-pendekatan empiris, menyusun fakta untuk justifikasi dalam menjawab fenomena semesta alam. Ontologi dalam perkembangannya dapat mendampingkan antara ilmu-ilmu empiris dengan agama maupun seni, etika, dan estetika. Di masa sekarang kita dapatkan di dalam ilmu-ilmu modern yang berkembang pesat dan membentuk cabang cabang ilmu. Ilmu-ilmu modern yang didasari pemikiran ilmiah dari Thales ribuan tahun yang lalu, sekarang kita kenal seperti ilmu ; Antropologi, Sosiologi, Fisika maupun Kedokteran atau Kesehatan pada umumnya.


(7)

7

Socrates (470 SM – 399 SM) Plato (427 SM – 347 SM) Gambar 1 : Filsuf-filsuf yang mendasari Falsafah Ilmu

Sumber : Wikipedia

Gambar : Falsafah hubungannya dengan ilmu pengetahuan dan ilmu Kesehatan Epistemologi :

Epistemologi adalah kajian filsafat Yunani yang kuno dengan tokoh-nya a.l.: Socrates (469-399 SM), Plato dan Aristoteles. Epistemologi berasal dari bahasa Yunani yaitu; Episteme : pengetahuan dan Logos: ilmu. Socrates merupakan filsuf yang menyebarkan filsafatnya dalam kajian epistemologi dan etika. Kurang banyak di beritakan tetapi muridnya Plato menceritakan banyak mengenai Socrates dalam bukunya yang terkenal Platos’s Apology. Epistemologi adalah ilmu, disebut sebagai pengetahuan yang sistematik mengenai pengetahuan. Epistemologi dikaitkan pula dengan suatu disiplin yang disebut critica. Secara sederhana epistemologi diartikan sebagai ilmu yang mempelajari proses berfikir logis, empiris dengan menggunakan pengetahuan (HOW, WHY, WHEN, WHERE).

Dalam perkembangan filsafat terbentuklah macam-macam aliran. Pada abad pertengahan di Eropa berkembang aliran-aliran misalnya : Positivisme, Idealisme, Rasionalisme, Empirisme.

Positivisme:

Positivisme adalah aliran filsafat yang menyatakan bahwa Ilmu Alam sebagai satu-satunya sumber pengetahuan yang benar dan menolak aktifitas yang berkenaan dengan Metafisika. Tidak mengenal adanya spekulasi, semua didasarkan pada data empiris. Positivisme dikenal pula sebagai aliran filsafat dari aliran perspektif epistemologi. Auguste Comte (1798-1857), filsuf Perancis dari Universitas Montpellier ini dalam bukunya, antara lain yang dike al se agai Cours de Philosophie Positive , mengemukakan tahapan berfikir manusia dapat dibagi menjadi ; 1) tingkatan teologi, 2) tingkatan metafisik dan 3) tingkatan positif. Pada tahapan tingkat positif (Etat Positive), manusia sudah menemukan pengetahuan yang cukup untuk menguasai Alam Semesta. Manusia mampu mengatur alam dan memanfaatkannya untuk kepentingan kemanusiaan. Didalam masa ini, aliran positivisme berkembang pesat. Di dalam Era ini manusia mengandalkan akalnya untuk berfikir dan mengembangkan pemikirannya dari suatu pengetahuan, dirubah dengan metodologi ilmiah kearah penemuan ilmu. Ilmu dijabarkan dalam bentuk teknologi. Pengetahuan yang sistematik tersebut dilengkapi kriteria dan patokan yang menentukan bahwa, pengetahuan itu membahas mengenai


(8)

8

benar atau tidak benar dan membahas dalam pengetahuan itu mengenai isi dan arti. Dalam mencari kebenaran kemudian berkembanglah aliran Rasionalisme.

Idealisme, Rasionalisme dan Empirisme :

Idealisme adalah teori filsafat yang mendasarkan alam dan realitas, di dasarkan pada ide dan pemikiran. Falsafah ini di dasarkan bukan dari kebendaan tetapi dari alam pemikiran atau ide. Idealis yang dianggap sangat berperan dalam perkembangan aliran ini adalah Plato. Rasionalisme atau gerakan rasionalis adalah aliran filsafat lain yang mendasarkan pada metode penelitian dengan dasar rancangan eksperimen. Alam rasional dikembangkan menggunakan logika, dengan mencari fakta-fakta untuk pembuktian empiris. Rasionalisme mempunyai kemiripan dengan aliran Ideologime. Arah dan tujuannya adalah humanisme dan atheisme. Kebenaran itu tidak harus ditentukan oleh ; iman, dogma atau ajaran agama. Suasana batin di waktu itu adalah penolakan terhadap perasaan (emosi), adat istiadat dan kepercayaan yang sedang populer pada masanya. Rene Descartes (1596-1650), filsuf Perancis, mengawali gagasan Rasionalisme ini. Rasionalisme Descates dikenal dengan Rasionalisme Kontinental. Perkembangan aliran ini sekarang lebih fleksibel dengan mendasarkan pengujian–pengujian gagasan melalui pendekatan sains yang mengandalkan pada percobaan, pengamatan (Rasionalisme modern). Empirisme adalah aliran lainya yang berkembang pada waktu yang bersamaan, suatu aliran dalam filsafat yang menyatakan bahwa semua pengetahuan berasal dari pengalaman manusia. Empirisme menolak anggapan bahwa manusia telah membawa fitrah pengetahuan dalam dirinya ketika dilahirkan. Empirisme dilahirkan di Inggris dengan 3 aspek esponennya yaitu ; David Heme, George Berkeley dan John Locke (1632-1704). Immanuel Kant (1724-1804), filsuf dari Jerman mempercayai bahwa pemikiran metafisika dapat di rubah menjadi pemikiran yang didasari pengetahuan (Epistemologi). Kant berpendapat bahwa aliran empirisme dan rasionalisme mempunyai arah yang bersamaan. Para filsuf sejak Plato di masa Yunani Kuno mengembangkan Falsafah, suatu pemikiran spekulatif menjadi pengetahuan yang lebih bersifat tentatif untuk merancang metode penelitian secara ilmiah dan sampai pada hasil normatif yang kita kenal sebagai ilmu. Perkembangan falsafah ilmu ini mencapai puncaknya di daratan Eropa pada abad pertengahan dan terus berkembang sampai sekarang. Filsuf-filsuf mengembangkan pemikiran atau ide-nya dengan diperkuat data dan fakta empiris, menjauhkan diri dari kebenaran dogma. Sejauh mana kebenarannya Wallahu Alam. Manusia berusaha , Tuhan yang menentukan

( Man proposes, God disposes ) karena A lot of research is concerned not with ’fi di g out


(9)

9

IDEALISME/ RASIONALISME/

EMPIRISME

BERFIKIR RASIONAL

MERUMUSKAN MASALAH FORMULASIKAN IDE

P R E M I S

DEDUKSI

MEMAHAMI

FENOMENA

DEDUKSI

INDUKSI

DASAR-DASAR

PEMECAHAN MASALAH

Gambar 3 : Rasionalisme/Idealisme/Empirisme Axiologi :

Aksiologi berasal dari kata Yunani : Axios yang berarti nilai, jadi Aksiologi adalah Teori tentang Nilai. Teori nilai ini dikaitkan dengan kegunaan dari pegetahuan yang diperoleh. Hal-hal yang dipermasalahkan adalah ; 1) moral dalam melahirkan etika, membahas mengenai hal yang baik dan yang lebih baik, 2) estetika melahirkan ekspresi keindahan, membahas yang indah dan lebih indah dan Bramel menambahkan, 3) membahas mengenai kehidupan sosial politik.

Mencari nilai-nilai (value/what for). Dalam kalimat tanya dapat disampaikan sebagai : What is the value of your study for mankind?. Jujun Suryasumantri, mengartikan aksiologi sebagai teori nilai yang berkaitan dengan kegunaan dari pengetahuan yang diperoleh. Pada intinya aksiologi membahas dan menyoroti fakta bahwa, pengetahuan yang didapat di rubah menjadi sebuah ilmu yang didasari metode menghasilkan suatu manfaat yang dinamakan Nilai.


(10)

10

ONTOLOGI

MENCARI MASALAH/ MENGENAI “ADA”

(WHAT)

EPISTEMOLOGI

BERFIKIR LOGIS, EMPIRIS dengan PENGETAHUAN (HOW ,WHY, WHEN, WHERE )

AXIOLOGI

MENCARI NILAI-NILAI (VALUE/WHAT FOR)

WHAT IS THE VALUE OF YOUR STUDY FOR MANKIND ?

Gambar 6 : Dasar Falsafah Ilmu

FILSAFAT

PENGETAHUAN

ILMU

ALAMIAH SOSIAL

PSIKOLOGI

BIOLOGI

KEDOKTERAN

KESEHATAN

KIMIA FISIKA

SOSIOLOGI BUDAYA ANTROPOLOGI

POLITIK HUKUM EKONOMI


(11)

11 Filosofi dalam bidang Kedokteran/Kesehatan

Umumnya para filsuf dahulu mempunyai banyak kemampuan dalam berbagai masalah, mereka di pengaruhi filsuf yang lahir sebelumnya dan mempengaruhi filsuf-filsuf yang datang kemudian. Hippocrates (460-377 SM), filsuf Yunani kuno, seorang dokter, dikenal sebagai Bapak Ilmu Kedokteran, dikenal dengan Sumpah Hippocrates-nya.

Ibnu Sina (Avicenna) : (980-1037), seorang Persia. Ibnu Sina dikenal sebagai filsuf Islam dan seorang dokter selain itu menguasai bidang ilmu2 lainnya seperti; kimia, astronomi, etik, geografi, matematik, psikologi, fisika, poetry, sain dan dijuluki Bapak Kedokteran Modern. Ibnu Sina mempengaruhi pemikiran Omar Khayyam, al-Gazali, Albertus Magnus, Thomas Aquina, Jean Buridan. Hermann Boerhaave (1668-1738). Bangsa Belanda dari Universitas Leiden, menguasai ilmu-ilmu; filosofi, botani, kimia, sain, anatomi. Dikenal dalam dunia Kedokteran dengan Boerhaave syndrome.

Mempengaruhi pemikiran : Linnaeus, Voltaire.

Charles Robert Darwin (1809-1882): Bangsa Inggris dari Universitas Edinburg dan Universitas Cambridge. Dikenal dengan perjalanan lautnya mengelilingi dunia dengan kapal HMS Beagle. Bukunya yang terkenal : On the Origin of Species. Mempengaruhi pemikiran : Alfred Wallace, George Mendel. Darwin Dikenal dengan hukum Evolusinya.

George Mendel (1822-1884) : Bangsa Austria dari Universitas Vienna. Penemu hukum-hukum Genetika dan dikenal sebagai Bapak Genetika Modern. Dikenal dengan hukum-hukum Kebakaannya. Dua kosep filsuf diatas yaitu, Evolusi dari Darwin dan Kebakaan dari Mendel, sekarang dikembangkan konsep baru yang dikenal sebagai Neo-Darwinian. Dalam kajian-kajiannya Hardy-Weiberg mengemukakan suatu rumus keseimbangan dari kombinasi populasi genetik dan seleksi alam dalam rumusan statistik untuk melihat efek seleksi dari genotip dan memperkirakan apa yang akan terjadinya, pemikiran ini berdasarkan konsep seleksi genetik dalam kaitannya dengan hukum Mendel dan Darwin tersebut.


(12)

12

Charles Darwin (1809-1882) Hermann Boerhaave (1668-1738)

George Mendel (1822-1884)

Gambar 7 : Filsuf-filsuf yang mempengaruhi ilmuwan dibidang Kesehatan/Kedokteran Sumber : Wikipedia

BAB III PENGETAHUAN

Pengetahuan (knowledge) adalah hasil penginderaan manusia. Pengetahuan merupakan hasil tahu yaitu, kesan dalam fikiran manusia sebagai hasil penggunaan panca inderanya. Pengetahuan diperoleh setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Pengetahuan merupakan hasil mengingat suatu hal, termasuk mengingat kembali kejadian yang pernah dialami baik secara sengaja maupun tidak disengaja. Hal ini terjadi setelah orang melakukan kontak atau pengamatan terhadap suatu objek tertentu.


(13)

13 ILMU PENGETAHUAN

Ilmu pengetahuan merupakan suatu hasil kegiatan berkelanjutan, berkesinambungan antara kegiatan-kegiatan yang dirintis oleh ilmuwan-ilmuwan sebelumnya. Pakar-pakar ilmiah tersebut melahirkan teori-teori bagi masing-masing disiplin ilmunya.

Bagaimana seseorang akan mulai meneliti?. Berdasar bukti-bukti ilmiah yang sudah dihasilkan ilmuwan terdahulu, dipakailah hasil penelitiannya (premis) sebagai dasar membangun kerangka pemikiran untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi (fenomena). Bertitik tolak dari seleksi bukti-bukti yang ada, dibuat kajian-kajian (kajian pustaka) dan setelah itu di kristalisasi dalam kerangka berfikir deduktif maka akan didapat esensi pernyataan dari masalah yang dihadapi yang kemudian di deduksi menjadi premis-premis.

Kerangka penelitian adalah alur fikir seorang peneliti yang dapat digolongkan dalam sebuah esei argumentasi yaitu, suatu penalaran yang menampilkan sikap dan pandangan peneliti ; bersifat kritis dan analitis dalam mengkaji masalah yang dihadapi. Penalaran adalah suatu proses berfikir manusia untuk menghubung-hubungkan data atau fakta yang akan dinalar sehingga dapat sampai pada simpulan. Data yang di nalar boleh benar boleh pula tidak benar. Penalaran terdapat 2 golongan ; 1) penalaran deduktif, 2) penalaran induktif. Disini peneliti mengemukakan atau membangun peran apa saja dari berbagai faktor yang berkaitan dengan masalah penelitian. Faktor-faktor tersebut diubah menjadi variabel yang dapat diukur. Di kemukakan alasan-alasan pemilhan varibel, yang mana yang akan diteliti dan variabel lain sebagai kontrol. Argumentasi peneliti ini merupakan daya dukung dasar teoritis yang kuat. Data dukung yang di dasarkan atas kajian pustaka ini merupakan kerangka pemikiran yang akan di deduksi menjadi premis-premis.

Premis-premis mempunyai ciri-ciri : 1) mempunyai gabungan atau hubungan antara dua atau lebih preposisi, 2) tersusun sistematis dan runtut untuk membangun hipotesis.

TAHU DAN PENGETAHUAN (Al Ghazali 1058-1111) TAHU BAHWA TAHU

TAHU BAHWA TIDAK TAHU TIDAK TAHU BAHWA TAHU TIDAK TAHU BAHWA TIDAK TAHU

Penalaran deduktif : Suatu penalaran yang berpangkal pada suatu peristiwa umum yang kebenarannya telah diketahui atau diyakini dan berakhir pada simpulan atau pengetahuan baru yang lebih khusus. Metode ini dipakai dalam penelitian kuantitatif dengan diawali pembentukan teori, hipotesis, definisi operasional, instumen dan operasionalisasi. Dengan perkataan lain dalam meneliti seseorang harus memulai langkahnya dari pemahaman gejala atau fenomena. Kemukakan masalah


(14)

14

utamanya terlebih dahulu, kemudian membuat konsep dan menguasai teorinya. Penelitian baru dilaksanakan setelah penguasaan hal-hal tersebut diatas. Dalam penalaran deduktif kata konsep dan teori merupakan kata kunci untuk memahami suatu gejala.

Penalaran induktif : Suatu penalaran yang berpangkal dari peristiwa khusus sebagai hasil pengamatan empiris dan berakhir pada suatu simpulan atau pengetahuan yang baru dan bersifat umum. Penalaran induktif merupakan kebalikan penalaran deduktif. Untuk turun ke lapangan dan melakukan penelitian tidak harus memiliki konsep secara lengkap tetapi cukup mengamati masalah di lapangan dan dari pengamatan lapangan tersebut ditarik generalisasi dari suatu gejala. Dalam konteks ini teori bukan merupakan persaratan mutlak tetapi kecermatan dalam menangkap gejala dan memahami gejala merupakan kunci sukses untuk dapat mendiskripsikan gejala dan melakukan generalisasi. Penalaran induktif merupakan dasar dari pembahasan dalam penelitian kualitatif. Korelasi Penalaran deduktif dan induktif

Penalaran deduktif dan induktif seolah-olah merupakan cara berfikir yang berbeda dan terpisah. Didalam praktiknya antara berfikir berangkat dari teori atau berangkat dari fakta empirik merupakan lingkaran yang tidak terpisahkan. Kalau berbicara mengenai teori sebenarnya kita sedang mengandaikan fakta dan kalau kita bicara fakta kita sedang mengandalkan teori. Dengan lain perkataan untuk mendapatkan pengetahuan ilmiah, kedua penalaran tersebut dapat digunakan secara bersama-sama dan saling mengisi dan dilaksanakan dalam suatu ujud penelitian ilmiah yang menggunakan metode ilmiah dan taat pada hukum logika. Upaya menemukan kebenaran dengan cara memadukan penalaran deduktif dan penalaran induktif tersebut melahirkan proses berfikir refleksi (reflective thinking). Cara penalaran korelasional seperti ini merupakan dasar pada waktu membahas hasil penelitian, khususnya dalam penelitian kuantitatif. Penelitian kuantitatif penalaran didasarkan atas suatu peristiwa umum, kebenarannya sudah diketahui dan diyakini. Perkembangan ilmu ini melahirkan metode ilmiah yang kita kenal sekarang sebagai konsep; dedukto-hipotetiko-verifikatif.

Gambar 5 : Teori Ilmiah

MYSTICAL ONTOLOGIGAL FUNCTIONAL truth

SUPERSTITION OBSERVATION AROUND/NATURE

USING KNOWLEDGE BASED ON ONTOLOGICAL

THE BEGINNING

OF THE DEVELOPMENT OF SCIENCE

START WITH FACTS ENDED WITH FACTS

NEW THEORY

A RATIONAL EXPLANATION WHICH IS

COMPATIBLE WITH THE EXPLANATORY OBJECT

SCIENTIFIC THEORY CONDITIONS :

1. CONSISTENT WITH THE PREVIOUS THEORY (DEDUCTIVE) 2. MATCH WITH THE EMPIRICAL FACT (INDUCTIVE)


(15)

15 Perkembangan Pengetahuan menjadi ilmu :

Bagaimana membedakan pengetahuan dengan ilmu. Ilmu adalah pengetahuan dari

sesuatu ya g ADA ya g di teliti de ga suatu etodologi ya g diduga aka e dekati

kebenaran dan dapat disimpulkan menjadi suatu teori baru yang disebut ilmu. Bagaimana

kita dapat menguji mengenai keberadaan ilmu tersebut secara shahih. Maka dibuat metode

ilmiah yang dapat menerangkan keberadaannya. Dengan perkataan lain, alur fikir (

the way

of thinking

) seorang peneliti adalah suatu aktifitas peneliti untuk mencari kebenaran relatif

dari pengetahuan luas yang dikuasainya didasari pemikiran logis, analitis dan ilmiah serta di

bungkus dengan etika dan moral tinggi.

Perkembangan Ilmu dapat dibagi menjadi 2 bagian besar yaitu: alamiah dan sosial.

Ilmu alamiah berkembang kearah ilmu-ilmu ; Kimia, Fisika, Biologi, Kedokteran. Ilmu sosial

berkembang kearah Ilmu-ilmu ; Ekonomi, Politik, Hukum, Sosiologi, Budaya, Antropologi.

Diantaran kedua ilmu ini berkembang ilmu-ilmu seperti Ilmu Psikologi. Dikenal pula

kumpulan ilmu yang digolongkan kepada rumpun ilmu Kesehatan. Rumpun ilmu Kesehatan

seperti : Kedokteran, Kedokteran Gigi, Keperawatan, Kebidanan, Farmasi dan Psikologi.

FILSAFAT

PENGETAHUAN

ILMU

ALAMIAH SOSIAL

PSIKOLOGI

BIOLOGI

KEDOKTERAN

KESEHATAN

KIMIA FISIKA

SOSIOLOGI BUDAYA ANTROPOLOGI

POLITIK HUKUM EKONOMI


(16)

16

DENTISTRY

HEALTH SCIENCES

INTERNAL

MEDICINE DIGESTIVE

HUMAN BEING

NEUROLOGY

DERMATOVENEROLOGY

OBGYN

ENT UROLOGY

NURSING

SURGERY

NEURO SURGERY

PSYCHOLOGY

ANESTESIOLOGY

ORTHOPEDICS OPHTHALMOLOGY

PSYCHIATRY

PEDIATRICS

MEDICINE

Gambar

: Kelompok ilmu Kesehatan

PROSES PENGUNGKAPAN DAN TERWUJUDNYA ILMU

TEORI

TESIS

FENOMENA (Masalah yang dihadapi)

ASUMSI

IDENTIFIKASI/PERUMUSAN MASALAH

HIPOTESIS

Kesenjangan “das sein und das sollen”

KERANGKA BERPIKIR -Penelusuran kepustakaan -“State of the art”

METODOLOGI PENELITIAN

-Rancangan penelitian -Etika

-Hukum -Uji Statistik

FAKTA

ILMU


(17)

17 DEDUKSI

Elaborasi (kajian pustaka)

FORMULASIKAN Cari hal yang spesifik

Kerangka konsep/ pemikiran Premis Mayor/Minor

Hipotesis statistik Ho –H1 Hipotesis

penelitian (simpulan

sementara)

VERIVIKASI Hipotesis teruji

INDUKSI (berfikir logis

+ empiris)

SIMPULAN Teori baru/Reteori

MASALAH

UTAMA


(18)

18

BAB IV PENELITIAN

Penelitian adalah suatu sistematika atau metode ilmiah dalam pencarian fakta yang

dilakukan untuk menguji keingintahuan atau suatu sistematika pencarian untuk mendukung

fakta, dilakukan secara ilmiah.

Apa yang diperlukan oleh seorang peneliti : - Memahami kepustakaan

- Logika deduktif-induktif

- Kejelian mengamati fenomena (pengetahuan luas)

- Kemampuan menggunakan alat uji statistika : deskriptif inferensial, parametrik dan non-parametrik.

- Kemampuan menyusun tesis/disertasi dan membuat artikel ilmiah yang dipublikasikan dalam jurnal ilmiah.

Karakteristik ilmiah seorang ilmuwan :

- Sikap ingin tahu, sikap kritis, skeptis, tabayyun.

- Sikap terbuka, sikap objektif, rela menghargai karya orang lain. - Berani mempertahankan kebenaran.

- Mempunyai pandangan jauh ke depan. Penelitian Kesehatan :

- Kesehatan individu : orientasi klinis pengobatan(Kedokteran), molekuler,para klinik, klinik (Medik-Bedah)

- Kesehatan Komunitas : Orientasi Pencegahan (Kesehatan Masyarakat): epidemiologi, pendidikan kesehatan-kesehatan lingkungan-administrasi kesehatan –gizi masyarakat - Secara makro : Kesehatan : sistem dari kumpulan ilmu alamiah-sosial-budaya dan terkait

dengan subsistem lain : pendidikan-ekonomi-politik dlsb.

Orientasi/Fokus Kegiatan : Masalah bidang Kesehatan : Kedokteran, Kedokteran Gigi, Keperawatan, Kefarmasian, Kebidanan dan Psikologi.

Subjek Penelitian :

1. Dasar-dasar Falsafah 2. Pengetahuan

3. Bahasa Pengantar dan Matematika 4. Statistika

5. Metodologi Penelitian

6. Dasar keilmuan (Substansi dan materi Penelitian) 7. Penguasaan tahapan Penelitian

8. Pemilighan rancangan penelitian 9. Penguasaan Ilmu dan teknologi 10. Etika dan moral penelitian


(19)

19

Filsafat Ilmu Metodologi

Dasar Ilmu Statistik

Etika Latar Belakang

Tujuan Metode Penelitian

Pembimbingan Presentasi Ilmiah

More Info : Penugasan Learning Issue

More Info :

Laboratory Technique

More Info : Diskusi Metode Statistik

Gambar :

Kerangka konsep modul pembelajaran terintegrasi

Pendekatan Penelitian :

Secara umum pendekatan penelitian dibagi dalam dua bagian; 1) paradigma penelitian kuantitatif dan 2) paradigma penelitian kualitatif.

PENELITIAN KUALITATIF

Penelitian kualitatif mempunyai ciri-ciri ; 1) rasionalistik, 2) fungsionalis, 3) positif, 4) naturalistik, 5) penelitian dari dalam, 6) interpretatif, 7) konstruktif, 8) naturalistik etnografi. Peneltian kualitatif banyak dipakai oleh peneliti sosial, walaupun demikian di bidang kesehatan banyak juga dipakai metode penelitian kualitatif antara lain di dalam penelitian bidang kesehatan masyarakat. Penelitian kuantitatif banyak diminati para peneliti bidang eksakta, termasuk bidang Kesehatan dan Kedokteran pada umumnya. Lincoln dan Guba mengemukakan perbedaan kuantitatif dan kualitatif yang menekankan kepada perbedaan pandangan mengenai ; 1) asumsi kenyataan, 2) hubungan antara mencari tahu dengan tahu, 3) generalisasi, 4) kausalitas dan 5) masalah nilai. PENELITIAN KUANTITATIF

Penelitian kuantitatif mempunyai ciri, yaitu, suatu penelitian ilmiah dengan cara melihat suatu fenomena, kemudian merumuskan masalahnya dan menghubungkan satu dengan lainnya secara sistematis. Tujuan penelitian kuantitatif adalah mengembangkan dan menggunakan model-model matematis, teori-teori dan/atau hipotesis yang berkaitan dengan fenomena alam. Dengan pendekatan secara ini, telah banyak dikembangkan berbagai ilmu pengetahuan baru. Proses pengukuran menjadi bagian yang sentral dalam penelitian kuantitatif. Dicari hubungan yang


(20)

20

mendasar antara pengamatan empiris yang diperlihatkan dalam tabel-tabel hasil dengan ekspresi matematis dalam uji-uji statistik.

Penelitian kuantitatif mempunyai ciri-ciri :

1. Adanya jarak antara peneliti dan yang diteliti atau yang mengamati dan yang diamati, sehingga pengaruh peneliti pada objek yang diteliti dapat dihindari. Penelitian didasarkan atas kekuatan angka.

2. Penelitian dimulai dengan kerangka teori, menentukan variabel beserta alat ukurnya, merumuskan premis dan hipotesis dengan cara deduksi, selanjutnya di induksi untuk mendapat teori baru atau memperkuat toeri lama (re-teori).

3. Objek,gejala, peristiwa atau perilaku harus dapat diamati, ditangkap oleh panca indra, terencana, terkontrol dan diukur (dikuantifikasi) dan diramalkan.

4. Rancangan penelitian sudah ditentukan sebelumnya, perubahan rancangan merubah komponen-komponen dari rancangan tersebut.

5. Jumlah sampel ditentukan sebelumnya, lazimnya secara acak yang ditarik dari populasi dan hasil penggalian data dari kepustakaan, direncanakan dalam bentuk tabel model (dummy tables). Jumlah sampel minimal dapat di generalisasi/ekstrapolasi pada populasi target. 6. Analisis dengan uji statistik.

MEMBEDAKAN PENELITIAN

BIDANG KESEHATAN

Penelitian Kuantitatif Penelitian Kualitatif

- Diminati peneliti eksakta - Diminati peneliti sosial - Dilandasi kekuatan angka - Dilandasi kekuatan naratif - Mengambil jarak dari situasi alamiah - Kejadian dalam situasi

alamiah

-Menjaga jarak peneliti subjek - Kontak langsung di lapangan

- Cara berfikir deduktif - Cara berfikir induktif

- Perspektif reduktif - Perspektif holistik

- Orientasi pada kasus unik - Jumlah sampel sesuai dengan

ditentukan jumlah sampel dimuka keperluan (berubah) - Dibangun ; deduksi-hipotesis-verivikatif - Tanpa

hipotesis-induktif-generalisasi

- Berfikir linier - Berfikir sirkuler/dinamis

- Peneliti; satu aspek diantara yang lain - Peneliti; instrumen kunci


(21)

21

Proses dan Pelaksanaan Penelitian

Penelitian kuantitatif dapat digambarkan dalam bagan dibawah ini. Bagan ini

mencerminkan isi penelitian yang dimulai dari masalah yang akan diteliti sampai dengan

Simpulan dan Saran. Didalam proses ini terkandung kerangka pemikiran peneliti dalam

menjawab permasalahannya dengan pendekatan penalaran deduksi dan induksi untuk

mencapai hasil penelitian dalam bentuk Simpulan dan saran.

Deduktif Premis - Premis Hipotesis Penelitian

P

ROSES

& P

ELAKSANAAN

P

ENELITIAN DeductoHypotheticoVerivikatif Masalah Utama Dampak Masalah Spesifik Elaborasi Kesenjangan Masalah Landasan Teoritik = Landasan Empirik

Rancangan Penelitian

S t r u k t u r

Identifikasi dan Klasifikasi Variabel

Konseptualisasi Definisi Operasional Paradigma / Model Pengembangan Alat

Ukur/skala/alat uji statistika

SIMPULAN PENELITIAN SARAN

S t r a t e g i

Tipe Penelitian : Eksperimental / Observasional Rancangan :Kohor/ kasus-kontrol/

potong silang Pengumpulan data

= Hipotesis Operasional / Statistika Pembahasan : Analisis Ilmiah/

Simpulan statistika T e r i m a / T o l a k

Deduktif & Induktif

Gambar :

Proses & Pelaksanaan Penelitian

Judul Penelitian :

Judul penelitian mencerminkan isi penelitian yang mengandung konsep atau

hubungan antar konsep yang menggambarkan gejala atau fenomena yang diteliti, sasaran

penelitian (populasi dan lokasi) serta metode penelitian.


(22)

22

JUDUL PENELITIAN

KEGUNAAN PENELITIAN : ILMIAH TUJUAN PENELITIAN LATAR BELAKANG PENELITIAN

RUMUSAN MASALAH

KEGUNAAN PENELITIAN : PRAKTIS

Gambar :

Alur dari Judul Penelitian sampai Kegunaan Penelitian

Latar Belakang Penelitian :

Latar belakang penelitian merupakan uraian mengenai fenomena yang dapat diangkat

dari masalah-masalah teoritis atau praktis. Di dalamnya tersurat dan tersirat

argumentasi-argumentasi mengenai pemilihan topik. Di ungkapkan alasan-alasan kuat mengenai adanya

perbedaan antara konsep (

das Sein

) dan teori yang ada (

das Sollen

). Di gambarkan pula

situasi dan inti sari yang melatar belakangi masalah dengan dilandasi laporan

penelitian-penelitian terdahulu yang bersangkut paut dengan masalah yang diajukan. Secara keseluruhan

merupakan narasi yang menggambarkan penalaran deduktif peneliti. Latar belakang ini

diakhir dengan tema sentral yang bertujuan mengemukakan dan meletakkan penelitian yang

akan dilakukan dalam peta keilmuan yang menjadi perhatian peneliti.

Langkah-langkah menulis Latar Belakang Penelitian dapat disarikan sbb.:

Pernyataan tentang gejala atau fenomena umum yang akan diteliti, boleh

diangkat dari masalah teoritis atau diangkat dari masalah praktis

Argumentasi tentang pemilihan topik penelitian (menunjukkan permasalahan

sebagai perbedaan antara das

Sein

dan

das Sollen

(konsep atau teori yang ada)

Besarnya masalah, dampaknya bila masalah tidak teratasi serta manfaatnya

bila masalah teratasi

Aktual dalam waktu dan lokasi merupakan masalah yang spesifik untuk diteliti

Situasi yang melatar belakangi masalah (yang dipermasalahkan)

Penelitian terdahulu yang bersangkutpaut dengan masalah (elaborasi)

Kesenjangan yang akan dijawab dalam penelitian ini

Intisari dari kerangka teori yang menjadi masalah, termasuk di dalamnya

mengemukakan identifikasi masalah, pemilihan masalah, isu atau tema sentral

Memiliki sifat-sifat, sbb: mampu laksana, menarik, memberikan sesuatu yang

baru, etis, serta aktual (FINER :

Feasible, Interesting, Novel, Ethical, Relevant)

Tema sentral merupakan kumpulan kalimat dalam beberapa paragraf yang

merupakan sari dari masalah penelitian dan merupakan narasi dari rumusan

masalah


(23)

23

THE CONCEPT OF ORIGINALITY

1. Carrying out emperical work that hasn’t been done before

2. Making a synthesis that hasn’t been made before

3. Using already known material but with a new interpretation

4. Trying out something in this country that has previously only been done in other

countries

5. Taking particular technique and applying it in a new area

6. Bringing new evidence to bear on an old issue.

7. Being cross-disciplinary and using differrent methodologies

8. Looking at areas that people in the discipline haven’t looked at before

9. Adding to knowledge in a way that hasn’t previously been done before.


(24)

24

Contoh praktis membuat Latar Belakang Penelitian :

Mengisi 5 komponen dalam penelitian : M,D,Ms,E,K

1. KOMPONEN MASALAH (M)

2. KOMPONEN DAMPAK (D)

3. KOMPONEN MASALAH SPESIFIK (Ms)

4. KOMPONEN ELABORASI (E)

5. KOMPONEN KESENJANGAN (K)

1. KOMPONEN MASALAH (M)

2. KOMPONEN DAMPAK (D) 3. KOMPONEN MASALAH SPESIFIK (MS) 4. KOMPONEN ELABORASI (E) 5. KOMPONEN KESENJANGAN (K)

“Prevalen/insiden yang relatif tinggi terhadap tempat lain, waktu lain, atau target yang

diharapkan”

1. KOMPONEN MASALAH (M) 2. KOMPONEN DAMPAK (D)

3. KOMPONEN MASALAH SPESIFIK (MS) 4. KOMPONEN ELABORASI (E)

5. KOMPONEN KESENJANGAN (K)

“Berbagai akibat yang mungkin muncul akibat masalah”

1. KOMPONEN MASALAH (M) 2. KOMPONEN DAMPAK (D) 3. KOMPONEN MASALAH SPESIFIK (MS)

4. KOMPONEN ELABORASI (E) 5. KOMPONEN KESENJANGAN (K)

“Patogenesis, diagnostik, prognostik, terapetik”

1. KOMPONEN MASALAH (M) 2. KOMPONEN DAMPAK (D)

3. KOMPONEN MASALAH SPESIFIK (MS) 4. KOMPONEN ELABORASI (E)

5. KOMPONEN KESENJANGAN (K)

“Berbagai penelitian sebelumnya yang sudah dilakukan”

1. KOMPONEN MASALAH (M) 2. KOMPONEN DAMPAK (D)

3. KOMPONEN MASALAH SPESIFIK (MS) 4. KOMPONEN ELABORASI (E)

5. KOMPONEN KESENJANGAN (K)

“Suatu hal yang baru yang diangkat dalam penelitian yang akandilakukan”


(25)

25

Rumusan Masalah :

Jantung penelitian adalah masalah penelitian. Masalah penelitian dirumuskan sbb.: 1) Mengamati fenomena alam, sosial dan atau teknologi yang menarik perhatian

2) Mempelajari tulisan, karya, pengalaman peneliti (termasuk peneliti lain) yang terbit lebih dahulu

3) Mengembangkan penelitian sebelumnya

4) Mengaitkan masalah penelitian dengan minat peneliti 5) Mengikuti firasat/intuisi peneliti

Setiap penelitian harus selalu berangkat dari masalah :

Masalah dapat diketahui atau dicari apabila terdapat penyimpangan antara pengalaman dan kenyataan, apa yang direncanakan dan apa kenyataan, adanya pengaduan dan kompetensi. Dengan lain perkataan, masalah adalah kesenjangan antara yang diharapkan dengan kenyataan(das sein und das sollen).

Rumusan masalah adalah pertanyaan yang akan dicari jawabannya melalui pengumpulan data. Dalam membuat rumusan masalah perlu diperhatikan :

1. Harus dinyatakan dengan jelas dan tegas, konkrit masalah yang akan diteliti. 2. Relevan dengan waktu

3. Berhubungan dengan suatu persoalan teoritis atau praktis 4. Berorientasi pada teori (teori merupakan body of knowledge)

5. Dinyatakan dalam kalimat tanya atau pernyataan yang mengandung masalah

6. Harus dapat menjelma menjadi Hipotesis (misalnya : lima masalah akan menjadi lima Hipotesis dan lima Simpulan Umum)

7. Benang merah penelitian tampak jelas sejak merumuskan masalah sampai dengan menyimpulkan hasil penelitian.

Bentuk kalimat tanya dapat mencerminkan rumusan masalah tersebut dengan rancangan penelitian dan analisis statistikanya sehingga, dapat menggambarkan alur fikir atau benang merah penelitian tersebut. Rumusan masalah dapat dikatagorikan kedalam beberapa golongan seperti ; rumusan masalah deskriptif, komparatif dan asosiatif.

Misalnya:

Apakah ada perbedaan ?, menggambarkan akan dilakukan uji-uji satistika berupa uji beda dalam proses selanjutnya.

Apakah ada korelasi (asosiasi) ?, menggambarkan akan dilakukan uji-uji asosiasi atau korelasi pada proses selanjutnya.

Faktor risiko yang mana yang dominan dari faktor risiko yang relevan dari masalah diatas ini?, menggambarkan akan dilakukan uji-uji risiko pada proses selanjutnya.


(26)

26

Apakah marka-marka tersebut dalam rancangan penelitian ini sensitif untuk dipakai sebagai alat bantu diagnosis?, menggambarkan akan dilakukan uji-uji diagnostik pada proses selanjutnya.

Contoh membuat masing-masing komponen :

KOMPONEN MASALAH :

1. The prevalence of type 2 diabetes mellitus (DM) patients who progress to diabetic nephropathy is 20-30%. In September 1998, World Heath Organization (WHO) estimated that the prevalence of type 2 DM patients will increase by 41%, i.e. from 51 millions in 1995 to 92 millions in 2005. 2. Sindrom Syok Dengue (SSD) adalah stadium infeksi virus Dengue paling berat yang ditandai

dengan adanya kebocoran endotel. Ringer laktat adalah cairan resusitasi yang dipakai sekarang ini untuk mengatasi syok.

KOMPONEN DAMPAK :

1

1 Diabtetic nephropathy is a leading cause of morbidity and mortality among type 2 DM patients. If albuminuria present, there will be a reduction of 2-20 mL/min of glomerular filtration rate (GFR) per year.

2

2 Mortalitas SSD dilaporkan masih berkisar antara 1-5% atau 25.000 jiwa per tahun di Indonesia.

KOMPONEN MASALAH SPESIFIK DAN ELABORASI :

1. Sitompul has reported that the prevalence of microalbuminuria and macroalbuminuria in type 2 DM were 6.9% and 8.6%, respectivelly. Hariyono found that the prevalence of microalbuminuria and macroalbuminuria were 31.3% and 4.4%, respectively. Further observation showed that after 1.5 year, 40.4% of the normoalbuminuria group became microalbuminuria, while in the group of microalbminuria, 8.4% became albuminuria. 2. Cindy Bloom melaporkan bahwa Natrium Laktat hipertonik adalah cairan kristaloid

hipertonik untuk resusitasi volume kecil pada keadaan syok yang mempunyai efek anti infalmasi dan dapat menghindari kelebihan cairan serta jejas reperfusi.

KOMPONEN KESENJANGAN :

1. Currently there is no data on the prevalence of diabetic nephropathy among type 2 diabetic patients in terms of the persistence of microalbuminuria or macroalbuminuria.


(27)

27

Rumusan masalah :

Dalam membuat rumusan masalah perlu diperhatikan hal-hal sbb.:

- Merupakan kalimat tanya yang khas (menyebutkan variabel penelitian), misalnya :

Bagaimanakah hubungan antara perilaku merokok dengan penyakit jantung?

Satu

variabel bebas, satu variabel tergantung

-

Variabel bebas lebih dari satu

BOLEH DISATUKAN,

Variabel tergantung lebih dari

satu

DIPISAH

, misalnya :

Adakah hubungan antara pengobatan dengan kesembuhan dan efek samping?

Pertanyaan pertama untuk kesembuhan, pertanyaan berikutnya untuk efek samping.

Untuk kesembuhan pada pemakaian obat mungkin jumlah sampel cukup dengan 50

subjek, tetapi efek samping obat jumlah sampel akan sampai 1000 subjek.

Tujuan penelitian :

Kalimat tujuan penelitian dibuat dalam kalimat deklaratif. Suatu contoh pertanyaan

penelitian hubungannya dengan tujuan penelitian dan analisisnya :

1.

Pertanyaan Penelitian

: Apakah terdapat perbedaan ekspresi mRNA;

p53, BCl 2 dan

FasL

dengan VICAM1 antara pasien preeklamsia dan kehamilan normal?

Tujuan Penelitian

: Mengukur perbedaan antara ekspresi mRNA;

p53, BCl 2 dan FasL

dengan VICAM1 antara pasien preeklamsia dan kehamilan normal.

Konsistensi dari penelitian ini

, dalam metode penelitian akan diterangkan macam-

macam uji statistikanya (uji beda), misalnya dipakai : uji beda bivariabel ; Chi kuadrat,

Mann Whitney atau Kruskal Wallis

2.

Pertanyaan Penelitian

: Apakah terdapat hubungan antara ekspresi mRNA;

p53,BCl2

dan FasL

dengan kadar VICAM1 pada pasien preeklamsia dan kehamilan normal

Tujuan Penelitian :

Menganalisis hubungan antara ekspresi mRNA;

p53,BCl2 dan FasL

dengan kadar VICAM1 pada pada pasien preeklamsia dan kehamilan normal

Uji statistika

adalah uji multivariabel ; regresi logistik ganda

3.

Pertanyaan Penelitian

: Apakah ada korelasi pengetahuan dan sikap bidan

berdasarkan

pendidikan

dengan

ketepatan

rujukan

pada

kasus asfiksia neonatorum?

Tujuan Penelitian :

Menganalisis korelasi pengetahuan dan sikap bidan berdasarkan

pendidikan dengan ketepatan rujukan pada kasus asfiksia neonatorum


(28)

28

4.

Pertanyaan Penelitian

: Apakah terdapat interaksi antara faktor risiko pada gen

GRYG-D,GJA-3

dan polimorfisme

C677T MTHFR

terhadap kejadian katarak kongenital

bilateral?

Tujuan Penelitian

: Menganalisis interaksi antara faktor risiko pada gen

GRYG-D,

GJA-3

dan polimorfisme

C677T MTHFR

terhadap kejadian katarak kongenital

bilateral

Uji satatistika

adalah uji bivariabel dan multivariabel ; uji beda dengan Chi kuadrat

dilanjutkan dengan uji risiko dengan rasio Odds (c

rude and adjusted

)

TUJUAN PENELITIAN :

Tujuan penelitian adalah menegaskan hal-hal terkait dengan pengembangan

keilmuan dan pemanfaatan praktis dari masalah yang akan diteliti. Merupakan penjabaran

secara spesifik hal-hal yang akan diukur, dinilai, diamati atau diperoleh, yang terkait dengan

rumusan masalah.

Merupakan konsekuensi dari masalah penelitian dan merujuk pada hasil

yang akan dicapai atau diperoleh dari maksud penelitian. Untuk mengetahui hasil penelitian

maka dilakukan pengukuran, analisis, evaluasi dlsb.

KEGUNAAN PENELITIAN :

Mengungkapkan secara spesifik kegunaan yang hendak dicapai dari :

Aspek teoretis (keilmuan) dengan menyebutkan kegunaan teoretis apa yang

dapat dicapai dari masalah yang diteliti

Aspek praktis (gunalaksana) dengan menyebutkan kegunaan apa yang dapat

dicapai dari penerapan pengetahuan yang dihasilkan penelitian ini

KAJIAN PUSTAKA :

Dikemukakan dengan jelas, ringkas, dan padat tentang hasil kajian kepustakaan terkait

dengan masalah yang akan diteliti untuk kemudian menguraikan kerangka pemikiran dan

menyatakan hipotesis. Kajian Pustaka (difokuskan pada penelitian sebelumnya). Sebelum

menyusun usulan penelitian penulis tentunya telah mencari dan kemudian membahas

terbitan (publikasi) yang berhubungan dengan topik atau masalah penelitian. Untuk itu,

literature review

dari setiap terbitan/buku/publikasi yang dianggap relevan dibahas secara

kritis, yang meliputi:

-

Siapa yang pernah meneliti topik atau masalah itu

-

Dimana penelitian itu dilakukan

-

Apa unit dari bidang studinya

-

Bagaimana pendekatan dan analisisnya

-

Bagaimana kesimpulannya

-

Apa kritikan terhadap studi itu

-

Bersifat relevant, aktual/terbaru,

evidence based

, serta merupakan fenomena atau

fakta untuk menyusun premis dan hipotesis


(29)

29

KERANGKA PEMIKIRAN :

Widayat & Amirullah merumuskan bahwa kerangka pemikiran adalah suatu kerangka

konseptual tentang bagaimana teori berhubungan dengan berbagai faktor yang telah

diidentifikasi sebagai masalah yang penting. Deskripsi teori dan hasil penelitian terdahulu

merupakan landasan utama untuk menyusun kerangka pemikiran dan untuk merumuskan

hipotesis.

Menurut Purnomo, kerangka pemikiran adalah suatu yang dapat menjelaskan gejala yang

menjadi objek permasalahan penulis. Kerangka pemikiran disusun berdasarkan tinjauan

pustaka dan hasil penelitian yang relevan dan merupakan argumentasi penulis dalam

merumuskan hipotesis. Dipakai logika deduktif (untuk penelitian kualitatif) dengan

menggunakan pengetahuan ilmiah sebagai premis-premis dasarnya, sistematis dan

menggunakan teori yang relevan.

Unpad menjelaskan bahwa kerangka pemikiran berisikan rangkaian penalaran peneliti untuk

menjawab rumusan masalah dari hasil kajian pustaka (lima tahun terakhir). Disini

disampaikan juga peran dari berbagai faktor atau variabel yang akan mempengaruhi

penelitian ini, serta alasan pemilihan variabel yang akan diteliti dan variabel yang akan

dikontrol (kalau perlu ditampilkan dalam bentuk bagan alur pemikiran dan bersifat

deduktif). Kerangka berpikir ini dapat dikatakan pula, merupakan model konseptual tentang

bagaimana teori berhubungan dengan berbagai faktor yang telah diidentifikasi sebagai

masalah yang penting. Bisa dikatakan bahwa kerangka konsep merupakan jastifikasi ilmiah

terhadap penelitian yang dilakukan dan memberikan landasan kuat terhadap topik yang

dipilih sesuai dengan identifikasi masalahnya. Kerangka konsep harus didukung landasan

teori yang kuat serta ditunjang oleh informasi yang bersumber pada bagian laporan ilmiah,

hasil penelitian, jurnal penelitian dll. Seorang peneliti harus menguasai toeri-teori ilmiah

sebagai dasar emnyusun kerangka pemikiran yang membuahkan hipotesis. Kerangka

pemikiran menrupakan penjelasana sementara terhadap gejala yang menjadi obyek

permasalahan. Alur fikir harus logis yang membangun suatu cara berfikir yang membuahkan

simpulan.Bentuk ringkas dari kerangka berfikir ini dituangkan dalam kerangka konsep

sebagai model konseptual yang berkaitan dengan bagaimana seorang openeliti menyusun

teori atau menghubungkan secara logis beberapa faktor yang dianggap penting untuk

masalah.Konsep harus dapat diukur dan kaitan antra variabel dan menntukan variabel apa

dan sebagai apa. Bebas atau terikat. Faktor-faktor yang mempengaruhinya yang akan

menjadi varabel perancu.

Banyak penulis membuat definisi kerangka penelitian, variasinya antara lain berkisar

pada ; kerangka penelitian atau juga disebut kerangka konseptual merupakan model

konseptual tentang bagaimana teori dihubungkan dengan berbagai faktor yang telah

diidentifikasi sebagai masalah utama suatu penelitian. Deskripsi teori dan hasil penelitian

terdahulu merupakan landasan utama untuk menyusun kerangka pemikiran, dideduksi


(30)

30

menjadi premis dan dirumuskan sampai menjadi suatu hipotesis. Peneliti dalam

membangun kerangka penelitian harus dapat menjelaskan gejala yang menjadi objek

permasalahannya. Diawali dengan kajian pustaka dan menelaah variabel-variabel yang akan

diuji, dicari kesamaannya dengan variabel-variabel yang relevan yang telah dilaporkan

peneliti sebelumnya. Dengan lain perkataan kerangka berfikir merupakan sintesis tentang

hubungan anta variabel yang disusun dari berbagai teori yang telah dideskripsikan. Narasi

yang dikemukakan merupakan argumentasi peneliti dan ditunjang dengan

pandangan-pandangan peneliti lain yang didapat dari kajian pustaka sebelumnya. Hal-hal yang perlu

dihindarkan dalam membangun kerangka pemikiran adalah, jangan mengambil banyak

pustaka yang tidak ada relevansinya dengan masalah yang akan diteliti. Diperlukan

kecermatan dalam memilih kepustakaan dan kemampuan dalam telaah kritis (

critical

appraisal).

Data yang diperoleh harus data primer dari suatu penelitian secara komprehensif

bukan saja dari data literatur tetapi dari data lain yang mendukung, misalnya media masa

saat terkini, mengapa masalah itu mencuat di dalam lingkungan setempat

(orisinalitas/kebaruan) dengan metodologinya yang dapat dipertanggung jawabkan. Bila

masih belum jelas kerangka pemikiran dapat di lengkapi dengan gambar atau bagan

Kerangka Penelitian.

Kerangka Penelitian dapat disimpulakn sbb.: 1) Mengemukakan faktor apa yang akan

diteliti dan di terjemahkan dalam bentuk variabel yang dapat diukur. 2) Harus

mengemukakan antara pertautan hubungan variabel yang diteliti dan teori yang mendasari.

3) Hubungan variabel itu harus dapat dijelaskan apakah berbentuk ; simetris, kausal atau

interaktif. 4) Bila diperlukan dapat dilengkapi dengan Diagram Kerangka Penelitian.

PREMIS

Premis adalah apa yang dianggap benar sebagai landasan kesimpulan kemudian.

Merupakan kristalisasi pernyataan yang didapat dari penelitian sebelumnya. Premis adalah

suatu dasar membuat Hipotesis. Seseorang dalam mencari kebenaran melakukan penalaran.

Penalaran dilakukan secara deduktif maupun induktif. Pengetahuan yang sudah didapatkan

akan menjadi dasar konklusi. Dasar ini dinamakan premis. Premis adalah bagian dari

penalaran deduktif daan dilakukan dapat ditarik secara langsung maupun tidak langsung.

Jenis penalaran deduksi yang menarik simpulan secara langsung dikatagorikan sebagai

Silogisme (logika berfikir yang benar) ; Kategorial, Hipotesis, Alternatif dan Entimen.

Contoh :

Silogisme Kategorial : Silogisme yang terdiri dari tiga proporsi :

-

Premis umum : Premis Mayor (My) misal ; Manusia mati

-

Premis Khusus : Premis Minor (Mn) misal : Saya manusia

-

Premis Simpulan : Premis Simpulan (S) maka : Saya mati


(31)

31

-

Dalam penelitian gaya berpikir dari sudut pandang logika dalam membentuk premis

ada 6 kelompok (Cooper & Schinder (1991); 1) opini tidak teruji, 2)kebenaran diri

sendiri, 3) otoritas, 4) kajian pustaka, 5) pembuatan postulat dan 6) metode ilmiah.

Keenam kelompok gaya berpikir ini ditempatkan di antara 4 bidang yaitu; 1)

rasionalisme (pembuktian terstruktur formal), 2) eksistensialisme (intuisi dan

pembuktian tidak formal), 3) idealisme (ide yang diinterpretasi pada taraf yang

tinggi) dan 4) emprisme (teramati).

Premis memiliki ciri-ciri antara lain ; 1) merupakan gabungan atau hubungan antara 2 atau

lebih preposisi, 2) tersusun secara sistematis dan runtut, untuk membangun hipotesis, 3)

diakhiri dengan nomor rujukan. Premis tidak boleh sama dengan Hipotesis yang akan

dibangun.

Contoh praktis Premis dalam penelitian?

Misalnya : Gigi geligi itu gigi geligi rahang Tyrex

Gigi geligi itu gigi geligi pemakan daging

Jadi : Tyrex itu pemakan daging

Filosofi seperti demikian tentunya harus dapat di bumi-kan dalam pemahaman

pelaksanaan penelitian ilmiah. Bagaimana contoh konkrit yang mungkin akan kita dapatkan

dalam penelitian ilmiah, khususnya dalam bidang Ilmu Kesehatan. Kita dapat gunakan alur

berfikir ini dalam rangka membuat Premis. Premis di deduksi menjadi suatu Hipotesis.

Misalnya :

Premis Mayor

: Zat aktif (tannin, tritepenes, xanton) fraksi kulit Manggis (Garcinia

manggostoma Linn.) dapat menurunkan kadar IL 8 dan VEGF,

mempengaruhi proses angiogenesis sel, zat-zat tersebut dipakai sebagai

indikator keganasan, karena berperan dalam aktifasi zat onkogen

Premis Minor

: Meningkatnya kadar IL 8 dan VEGF terjadi pada pasien dengan kanker Lidah

Jadi :

Hipotesis

: Zat aktif kulit Manggis menurunkan kadar IL 8 dan VEGF pada pasien kanker

Lidah


(32)

32

HIPOTESIS

Istilah Hipotesis berasal dari bahasa Yunani yaitu; hipo = dibawah dan thesis =

pernyataan atau teori. Hipotesis dikatakan sebagai Simpulan probabilistik sebagai jawaban

atas masalah. Sehingga hipotesis sering dikatakan sebagai pernyataan sementara yang

masih lemah kebenarannya. Untuk sampai kepada simpulan perlu pengujian atas

kebenarannya. Dalam penelitian perlu dirumuskan jawaban sementara dari penelitian ini.

Jawaban sementara ini biasanya disebut hipotesis. Dikatakan pula sebagai patokan duga

atau dalil sementara. Setelah melalui pengujian dari hasil penelitian, hipotesis ini dapat

teruji benar (diterima) atau salah (ditolak).

Hipotesis dibagi atas; 1) Hipotesis penelitian dan 2) Hipotesis statistika. Umumnya hipotesis

adalah pernyataan tentang hubungan yang diharapkan antara dua variabel atau lebih yang

dapat diuji secara empiris. Variabel berupa ; 1) variabel bebas, 2) variabel terikat. Variabel

bebas merupakan varabel penyebab atau variabel pengaruh, sedangkan varabel terikat

merupakan varabel akibat atau variabel terpengaruh.

Jika hipotesis sudah diuji dan diterima kebenarannya, maka hipotesis tersebut menjadi

simpulan. Simpulan itu dapat dibuat sebagai suatu teori atau dalil. Jadi sebuah hipotesis

adalah turunan dari suatu teori yang sudah ada, kemudian diuji kebenarannya dan pada

akhirnya muncul teori baru. Pengujian suatu teori dapat pula menjawab hal-hal yang masih

kontroversial dan suatu penelitian akan dapat memperkuat salah satu teori, hasil pengujian

tersebut akan menghasilkak penguatan teori lama (re-teori). Bila teori itu belum ada yang

melaporkannya maka hasil penelitian tersebut membuahkan teori baru.

Ciri-ciri Hipotesis penelitian adalah narasi yang :

-

Konsisten dengan pertanyaan rumusan maslah penelitian

-

Dalam penulisannya dinyatakan dalam kalimat deklaratif jelas dan sederhana, tidak

bermakna ganda

-

Hanya dibuat untuk penelitian analitik

-

Dibangun dari premis-premis sebelumnya

-

Analisis atau konsekuensi dari 2 atau lebih premis

-

Menyatakan hubungan yang diharapkan ada dari variabel-variabel yang diuji

-

Faktor-faktor yang diuji merupakan variabel secara spesifik yang dapat diukur dan

dapat dibandingkan

-

Hipotesis hanya dibuat untuk pertanyaan utama.

-

Hipotesis dapat dibuat dalam bentuk hipotesis

negatif maupun hipotesis positif.

-

Hipotesis positif dapat dibuat dalam hipotesis satu arah atau dua arah.

-

Hipotesis boleh mengandung beberapa variabel bebas tapi hanya mengandung satu

variabel tergantung (untuk menghindari uji hipotesis statistika yang mendua


(33)

33

Contoh Hipotesis Penelitian :

-

Tidak terdapat perbedaan kadar kolesterol antara pasien yang mendapat terapi A

dengan terapi B (NEGATIF)

-

Terdapat perbedaan kadar kolesterol antara pasien yang mendapat terapi A dengan

terapi B (POSITIF DUA ARAH)

-

Kadar kolesterol subjek yang mendapat terapi A lebih rendah daripada pasien yang

mendapat terapi B (POSITIF SATU ARAH)

Peneliti 1

HIPOTESIS PENELITIAN Terdapat perbedaan proporsi kesembuhan antara pasien yang diobati obat A dibandingkan obat B

HIPOTESIS STATISTIKA (H0) Tidak terdapat perbedaan proporsi kesembuhan antara pasien yang diobati obat A dibandingkan obat B

Peneliti 2

Tidak terdapat perbedaan proporsi kesembuhan antara pasien yang diobati obat A dibandingkan obat B

Tidak terdapat perbedaan proporsi kesembuhan antara pasien yang diobati obat A dibandingkan obat B

Hipotesis penelitian bersifat individual, sementara hipotesis statistik bersifat universal

Bagan :

Hipotesis penelitian kaitannya dengan hipotesis statistika

KRITERIA INKLUSI DAN EKSKLUSI

Argumentasi tentang pemilihan pendekatan atau metode dengan memperhatikan

sifat-sifat variabel yang diteliti dan jenis informasi yang diperlukan dengan :

Menguraikan struktur penelitian atau masing-masing bagian penelitian yang

meliputi operasionalisasi variabel dan model

Strategi penelitian atau masing-masing bagian penelitian, temasuk di dalamnya

populasi, metode penarikan sampel, teknik pengumpulan data, metode analisis

serta jadwal penelitian.


(34)

34

Contoh :

Judul penelitian :

Hubungan antara kadar serum asam urat dengan kejadian preeklamsia.

Kriteria inklusi (penerimaan) :

1). Hamil tunggal sesuai Hari Pertama Haid Terakhir (HPHT), 2) Usia kehamilan

28-42 minggu, 3) Parturient, 4) Di diagnosis sebagai preeklampsi sesuai protokol.

Kriteria Eksklusi (penolakan) :

1) Ada kelainan bawaan pada skrining dengan USG,

2) Terjadi hipertensi oleh sebab lain (bukan preeklampsi)

METODE PENELITIAN

Metode dan teknik yang digunakan untuk mengumpulkan dan menganalisis data

yang dapat menjawab atau menjelaskan masalah penelitian, meliputi uraian tentang

argumentasi pemilihan, pendekatan atau metode dengan memperhatikan sifat-sifat variabel

yang diteliti dan jenis informasi yang diperlukan yaitu dengan ; 1) pupulasi, menjelaskan

tentang populasi penelitian berupa populasi target dan populasi terjangkau, 2) sampel, cara

pemilihan dan ukuran sampel minimal, 3) menguraikan struktur penelitian atau

masing-masing bagian penelitian yang meliputi operasionalisasi variabel dan model, 4) strategi

penelitian, menerangkan masing-masing bagian penelitian, temasuk di dalamnya populasi,

metode penarikan sampel, teknik pengumpulan data, metode analisis serta jadwal

penelitian.

Populasi :

Populasi adalah secara umum dikatakan adalah objek atau subjek yang mempunyai

kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditentukan peneliti. Sampel adalah bagian dari

populasi tersebut yaitu, sejumlah objek atau subjek yang dapat atau dianggap mewakili

populasi. Tentunya sampel yang baik adalah sampel yang dapat diukur dan dapat mewakili

sebanyak mungkin populasi. Misalnya, akan mengukur masyarakat etnis Sunda tidak benar

dengan cara mengukur orang Bandung. Sampel akan tidak memenuhi syarat, karena tidak

mengukur apa yang harus diukur.

Pengertian populasi :

-

Populasi Sasaran (target): Populasi dari keseluruhan objek/bahan/subjek yang akan

diteliti

-

Populasi Terjangkau : Populasi yang dapat dijangkau dan dapat mewakili populasi

sasaran

-

Sampel : Sebagian unsur populasi yang dijadikan objek/bahan/subjek penelitian

Data yang diperoleh dapat digeneralisasi mewakili populasi.

-

Di dalam penelitian observasional atau longitudinal jumlah sampel kemungkinan

berkurang. Hasil penelitian jumlah sampel tidak berkurang dari 10-20% dari sampel

yang diinginkan.


(35)

35

POLA DASAR GENERALISASI PENELITIAN

POPULASI TARGET

POPULASI TERJANGKAU

SAMPEL YANG DIINGINKAN

SAMPEL YANG DIPEROLEH

Gambar :

Pola dasar generalisasi penelitian

RANCANGAN PENELITIAN

Welcome to the jungle of design

, erupaka suatu otto u tuk e perlihatka

bahwa rancangan penelitian itu bervariasi, sesuai dengan tingkat penelitian yang akan

dilaksanakan. Seni memilih rancangan yang tepat merupakan dasar untuk suksesnya

penelitian.

Klasifikasi jenis penelitian :

Berdasarkan waktu : kohor, kasus-kontrol, potong silang

Berdasarkan arah waktu : prospektif, longitudinal, retrospektif

Berdasarkan substansi : penelitian dasar, terapan, laboratorium

Berdasarkan statistika : deskriptif, analitik

Bedasarkan rancangan penelitian : uji klinis, eksperimental

Berdasarkan metode : intervensional, observasional

Berdasarkan metode acak : tersamar ganda, tunggal

Berdasarkan pengukuran : berulang

Hasil yang diharapkan:

Bahka se elu pe elitia dilakuka , kita sudah dapat

membayan

gka apa ya g aka diperoleh oleh pe elitia kita


(36)

36

Di dalam membuat usulan penelitian diharapkan, alur fikir peneliti sudah dapat dilihat dari

sejak awal yaitu, membuat rumusan masalah, membuat kerangka pemikiran sampai

membangun hipotesis penelitian. Dari hipotesis penelitian peneliti dapat meramalkan hasil

yang akan dicapai dengan cara melampiran tabel model (

dummy tables

). Peneliti

diharapkan dapat mempertanggung jawabkan usulan penelitiannya secara komprehensif.

Didalam pendidikan, seminar usulan penelitian selain disanggah penguji akademik, dalam

waktu bersamaan diuji pula kaidah lainnya yaitu sanggahan dari segi ; etika, moral

penelitian dan estetika penulisan. Seminar Usulan Penelitian Terpadu seperti ini akan

menghasilkan persetujuan pelaksanaan penelitian dan juga

etihical clearance

secara

bersama-sama.

LANGKAH-LANGKAH UMUM

PENELITIAN SAMPAI UP

Izin meneliti + ethical clearence Perumusan masalah dan tujuannya

Perumusan suatu hipotesis

Penetapan metode kerja dan bahan penelitian

Metode pengumpulan data / sebagai hasil penelitian

Seminar UP: Akademik + Etika Penelitian

Meneliti

Gambar :

Alur penelitian sampai Seminar Usulan Penelitian (SUP)

RANCANGAN PENELITIAN

Rancangan penelitian yang digunakan dalam rangka mencari hubungan dapat

digolongkan sbb.: 1) Eksperimen/Kuasi Eksperimen 2) Kohort Prospektif-Retrospektif 3)

Kasus Kontrol 4) Potong Silang 5) Laporan Kasus (tunggal/serial) .


(37)

37

Perokok

Bukan perokok

Kanker (+)

Kanker (-)

Kanker (+)

Kanker (-)

Perokok

Bukan perokok

Kanker (+) Kanker

(-) Kanker

(+) Kanker

(-)

Perokok

Bukan perokok

Kanker (+)

Kanker (-)

Kanker (+)

Kanker (-)

Perokok

Bukan perokok

Perokok

Bukan perokok

Diabetes (+)

Diabetes (-)


(38)

38

Bisakah melakukan penelitian eksperimental ya EKSPERIMEN

Bisakah melakukan penelitian kohort prospektif

ya

Kohort Prospektif

Bisakah melakukan penelitian kohort retrospekstif Kohort Retrospektif ya

tidak

tidak

Bisakah melakukan penelitian kasus kontrol tidak

ya kasus kontrol

Bisakah melakukan penelitian potong silang

Serial Kasus ya

Bisakah melakukan penelitian serial kasus

Bisakah melakukan penelitian laporan kasus

ya ya

Potong silang

Lap. Kasus tidak

tidak tidak

Gambar : Alur pemilihan rancangan penelitian

UJI KLINIS

Konsep dasar uji klinis adalah suatu penelitian mengenaii risiko dan kegunaan obat baru yang dilakukan pada manusia. Banyak dilakukan oleh ahli farmasi dan dokter pada hasil bioteknologi berupa obat atau alat. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui efektifitas produk inovasi tersebut. Penelitian ini dilakukan oleh peneliti yang sudah mendapat sertifikat Good Clinical Practice

(GCP)(Dawson, Korstellon) : Persyaratan uji klinis :

1) Prospektif, umumnya random, rancangan kasus kontrol. Penggunaan plasebo dapat dilakukan bila tidak ada obat kontrol.

2) Non random dapat dilaksanakan. Harus digunakan pembanding, kelompok kasus dari hasil pengobatan obat sejenis yang dipakai sebelumnya (historical control group).

3) Memenuhi jumlah sampel minimal

4) Uji klinik secara acak tersamar ganda (Randiomized Control Trial), merupakan uji klinis yang unggul, selama tidak melanggar etika penelitian

5) Bila jumlah subjek sedikit, dapat dilakukan uji klinik multi-senter, misalnya dalam uji klinik mengukur sensitivitas, spesifisitas obat atau untuk mengetahui efek samping obat yang memerlukan subjek penelitian dalam jumlah besar.


(39)

39

Di dalam uji klinis untuk obat baru perlu didahului penelitian pada hewan coba. Penelitian itu meliputi uji; farmako kinetika, farmako dinamika dan uji toksisitas. Penelitian pada manusia dibagi dalam 4 fase :

1) Fase I (pilot study) dilakukan pada kelompok kecil subjek (30 orang) dilakukan pada manusia sehat. Misalnya mencoba obat influenza , dilakukan pada subjek orang sehat, untuk obat kanker dipakai subjek dengan kasus pasien stadium lanjut. Uji klinik fase ini tidak dilakukan uji tersamar, subjek diberi tahu efek dan sifat obat secara jelas Maksud penelitian adalah untuk mengetahui ; keamanan obat , dosis optimal dan efek samping .

2) Fase II : Obat baru di cobakan kepada subjek yang lebih besar (100-300 orang). Tujuannya untuk mengetahui efektivitas dan memantau kejadian yang tidak diinginkan (adverst event), subjek sukarela dan bentuk penelitian tidak tersamar.

3) Fase III : penelitian ilmiah ekstensif dengan subjek sangat besar (500-3000 orang)

dibandingkan obat baru dengan plasebo atau obat standar. Tujuan penelitian adalah melihat efikasi dan memonitor efek samping. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan sertifikat izin pemasaran obat baru.

4) Fase IV : Fase ini dinamakan fase pasca pemasaran, dilakukan dalam bentuk survei pada masyarakat banyak, bertujuan untuk mengevaluasi mengenai keamanan dan efikasi obat setelah dipasarkan.

Bisakah melakukan Uji Klinis Tersamar ganda randominasi?

Bisakah melakukan Uji Klinis Terbuka randominasi?

Bisakah melakukan Uji Klinis dengan Pembanding? Bisakah melakukan Uji Klinis Tersamar tunggal randominasi?

Bisakah melakukan Uji Klinis tanpa Pembanding?

Uji klinis tersamar ganda randominasi

Uji klinis tersamar Tunggal randomisasi

Uji klinis terbuka randominasi

Uji klinis terbuka Tanpa randominasi

Uji klinis tanpa pembanding Tidak

Tidak Tidak Tidak

Ya Ya

Ya

Ya

Ya


(40)

40

No

Contoh klasifikasi masalah penelitian

1

Prevalensi inkontinensia

2

Rerata skor kualitas hidup

3

Hubungan obesitas dengan inkontinensia

4

Klasifikasi kualitas hidup sebelum dan sesudah operasi

5

Perbandingan BMI antara inkontinensia dan non-

inkontinensia

6

Perbandingan BMI antara inkontinensia ringan, sedang,

dan berat

7

Skor kualitas hidup sebelum dan sesudah terapi

8

Skor kualitas hidup sebelum, seminggu, dan dua minggu

setelah terapi


(41)

41 ANALISIS STATISTIKA

Statistika adalah ilmu cabang ilmu matematika terapan yang membahas tentang

pengumpulan data, meringkasnya kemudian mengolah dan menyajikannya. Dari sajian

data-data yang baik akan dapat membuat simpulan dan usulan sebatas kaidah-kaidah ilmu itu

dipenuhi.

DESKRIPTIF KATEGORIK

DESKRIPTIF NUMERIK

ANALITIK KOMPARATIF KATEGORIK TDK BPASANGAN

ANALITIK KOMPARATIF KATEGORIK BPASANGAN

ANALITIK KOMPARATIF NUMERIK TDK BPASANGAN

2 KLPK

ANALITIK KOMPARATIF NUMERIK TDK BPASANGAN

>2 KLPK

ANALITIK KOMPARATIF NUMERIK BPASANGAN

2 KLPK

ANALITIK KOMPARATIF NUMERIK BPASANGAN

>2 KLPK

ANALITIK KORELATIF

MASALAH STATISTIK

DESKRIPTIF

ANALITIK

KATEGORIK NUMERIK

KOMPARATIF

KORELATIF

KATEGORIK

NUMERIK

TIDAK BERPASANGAN

BERPASANGAN

TIDAK BERPASANGAN

BERPASANGAN

2 KLPK

>2 KLPK

2 KLPK

>2 KLPK

KHUSUS SURVIVAL, MULTIVARIATE, DIAGNOSTIK, VALIDITAS&RELIABILITAS

Gambar : Macam-macam jenis penelitian dan dasar uji statistika yang akan dipakai


(42)

42 ANALITIK Mencari hubungan antar variabel

DESKRIPTIF Tidak mencari hubungan antar variabel KATEGORIK Jenis kelamin Laki-laki Perempuan

Kata kunci : proporsi, persentase, klasifikasi

Contoh:

persentase laki-laki 55%

NUMERIK

Indeks masa tubuh (IMT)

Kata kunci : rerata

 Contoh:

rerata IMT adalah 22 5 kg KOMPARATIF KORELATIF Variabel Kategorik-kategorik Kategorik-Numerik Kategorik-kategorik Kategorik-numerik Numerik-numerik Hasil Perbandingan proporsi Perbandingan rerata

Koefisien korelasi (r)

Padanan Comparation Correlation

Istilah Hubungan, perbedaan, perbandingan Korelasi

-Hubungan antara BMI dengan inkontinensia -Perbandingan BMI antara inkontinensia dengan

non-inkontinensia

- Perbedaan BMI antara inkontinensia dengan non-inkontinensia

Desain Temporality Identifikasi awal

1 Kohort prospektif Prospektif Variabel bebas

2 Kohort retrospektif Prospektif yang

retrospektif’ Variabel bebas

3 Kasus kontrol Retrospektif Variabel tergantung 4 Potong lintang Salah satu dari temporality dan identifikasi

awal tidak terpenuhi

KASUS KONTROL =

UNTUK INSIDENS ATAU PREVALEN YANG KECIL


(43)

43

Gambar : Rancangan penelitian atas jenis pertanyaan dan hasil yang diharapkan

Jenis Penelitian

Perhitungan

deskriptif Insidensi, prevalensi, rerata, rasio Potong silang Prevalensi, rasio prevalensi

Kasus kontrol Population Attributable Risk (PAR) , Odds rasio (OR)

Kohor Risiko Relatif (RR)

Uji klinik Relative risk reduction (RRR), Absolute risk reduction (ARR), Number Needed to Treat (NTT),

Odds rasio (OR)

Uji diagnostik Sensitivitas, Spesifisitas, Nilai prediksi positif, Nilai prediksi positif, ROC


(1)

85 empirisme

epistemologi ethical clearance

ethical research comettee etika penelitian

F Falsafah Fisher Fisika Friedman G

George Mendel H

Hermann Boerhaave hipotesis

Hippocrates I

idealisme Immanuel Kant Induktif

Informed consent insidensi

Interval kepercayaan J

K

kajian pustaka Kapplan Meier


(2)

86 kasus kontrol

kategorik kedokteran

kegunaan penelitian kerangka pemikiran kesehatan

kohor

Kolmogorov-Smirnov Komparatif

Korelasi ETA korelatif kualitatif kuantitatif Kruskal Wallis L

laporan kasus latar belakang likelihood M

Mann Whitney Mc Nemar Medieval

Metode penelitian multivariate N


(3)

87 Numerik

Nuremberg code O

ontologi P Pearson Phi Cramer Phytagoras Plato

Point biserial populasi Positivisme Potong silang Premis presisi prevalensi Q

R

Rancangan penelitian randomisasi

rank Spearman rasio Odds rasionalisme reabilitas reduction refinement regresi logistik


(4)

88 renaissance

Rene Descartes replacement rerata risiko relatif Robert Darwin ROC

S

sensitivitas Serial kasus Shaphiro Wilks sosiologi Socrates Spesifisitas Standar deviasi survival

T

Tabel model Thales T test

tujuan penelitian U

Uji klinis V Validitas Vancouver v Cramer


(5)

89 variabel

W Wilcoxon X

Y Z

RIWAYAT HIDUP SINGKAT PENGARANG Dr. Mieke Hemiawati Satari, drg., MS.

Lahir di Bandung pada tanggal 20 Maret 1953, jabatan fungsionalnya, dosen tetap Universitas Padjadjaran. Mengawali pendidikannya di bidang Ilmu Kedokteran Gigi di Universitas Padjadjaran dan melanjutkan pendidikan Master dan Doktor (S3) di Universitas yang sama. Pekerjaan yang digelutinya sejak tahun 1979 adalah sebagai staf pengajar di Bagian Mikrobiologi Fakultas Kedokteran Gigi, Universitas Padjadjaran, Bandung. Ilmu yang diminatinya : Ilmu Mikrobiologi Molekuler.

Pendidikan tambahan yang pernah ditempuh antara lain : Dalam Negeri :

- Berbagai kursus biologi molekuler terutama dibidang mikrobilologi molekuler di Institut Teknologi Bandung (ITB) (1995-1998).

- Sertifikat Pendidik, Dirjen Dikti 2010 Luar negeri :

- Isolasi bakteri-bakteri jaringan periodontal secara anaerob, Vrije Universiteit Amsterdam (ACTA), Nederland (1990-1992).

- Isolasi kromosom dan gen pembentuk betalaktamase S. aureus, Rijksuniversiteit Leiden/LUMC, Nederland (2000).

- Isolasi bakteri-bakteri Streptococcus mutans, Vrije Universiteit Amsterdam (ACTA) (2004).

Jabatan struktural yang diembannya sekarang adalah :

Kepala Bagian Mikrobiologi, Fakultas Kedokteran Gigi, Universitas Padjadjaran.


(6)

90

Lahir di Ciamis pada tanggal 15 Januari 1948, jabatan fungsionalnya kini adalah Guru Besar, dosen tetap Universitas Padjadjaran. Mengawali pendidikannya di bidang Ilmu Kedokteran di Universitas Padjadjaran dan melanjutkan pendidikan spesialis dalam bidang Obstetri dan Ginekologi di Universitas yang sama. Pendidikan Doktor (S3) di tempuh di Rijksuniversiteit Leiden, Nederland. Pekerjaan yang digelutinya sejak tahun 1973 adalah sebagai staf pengajar di Bagian Biokimia dan dilanjutkan di Bagian Obstetri dan Ginekologi Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran/RS dr. Hasan Sadikin, Bandung. Ilmu yang diminatinya : Ilmu Kedokteran Fetomaternal.

Pendidikan tambahan yang pernah ditempuh antara lain : Dalam Negeri :

- Program Akta Mengajar Lima 1985-1986, Dirjen Dikti 1986

- Dokter Konsultan Fetomaternal, Kolegium Obstetri dan Ginekologi, Jakarta 2 Juli 2000

- Sertifikat Pendidik, Dirjen Dikti 2008 Luar negeri :

- Course in Foetal and Perinatal Medicine, Singapore, 1984 - Course in Modern Management of Labor, Singapore, 1985 - Course in Diagnostic Ultrasound, Sydney, Australia, 1988 - Training of Usage of Cardiotocography, Berlin (West) 1988 - Exchange Scientist in Perinatology, Yonago, Japan, 1989 Jabatan struktural yang diembannya sekarang adalah :

Koordinator Program Pascasarjana Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran dan Ketua Komite Etik Penelitian Kesehatan FK Unpad/RS Hasan Sadikin, Bandung.