Konteks Penelitian Komunikasi Verbal dan Nonverbal Dalam Ritual Khuruj Fii Sabilillah oleh Komunitas Musisi di Jamaah Al-Madinah Kota Bandung.

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Konteks Penelitian

Musisi atau anak band mampu menjadi publik figur sederet kawula muda yang hidup dengan penuh gejolak dan penuh semangat. Kehidupan para musisi identik dengan glamour, hidup yang yang bebas dan hura-hura sebagai rock star hingga ada sebagian gaya hidup atau komunitas musisi yang ada didalam sebuah jamaah yang baru baru ini terlihat, komunitas musisi ini sedang melakukan usaha dalam menyebarkan firman Allah SWT. Tampak sebuah fenomena sosial yang sangat bertolak belakang disini, kebanyakan dari mereka adalah rock star, artis, anak band atau apa sajalah. kegiatan, cara berpakaian hingga pola berkomunikasi yang digunakan sangat berbeda karena terdengar tutur kata yang santun serta mengingatkan kepada sesama untuk melakukan kebaikan-kebaikan dalam sosialisasi beragama. Ketika saya bertanya kepada mereka jamaah dari mana, mereka menjawab kalau mereka adalah Jamah Al- Madinah. Jamaah Al-Madinah merupakan jamaah yang memiliki pusat kegiatan atau yang biasa mereka sebut dengan markas di daerah jalan Antapani kota bandung. Secara sepintas Jamaah Al-Madinah ini tidak jauh berbeda dengan Jamaah- Jamaah lain’nya yang telah berkembang di Indonesia maupun diseluruh dunia. Pada malam jumat 28 September 2011, peneliti diajak oleh seorang teman untuk menghadiri rutinitas sebuah jamaah yang biasa mereka sebut dengan malam markas. Suasana sangat ramai dan padat akan orang-orang yang menggunakan pakaian gamis seperti layaknya sebuah pondok pesantren. Setelah usai acara malam markas berakhir, salah seorang dari jamaah mengajak untuk berbincang-bincang disebuah kedai kopi. Disanalah penulis M iechal Alfonso Hutahayan-Ritual K huruj Fii Sabilillah... Program Studi I lmu K omunikasi Fakultas I lmu K omunikasi © 2012 http: pustaka.unpad.ac.id melihat adanya perbedaan dengan jama’ah-jama’ah lainnya. Didalam kelompok jama’ah Al-Madinah tadi, terbentuk lagi komunitas kecil didalamnya. Dimana yang berkumpul-kumpul adalah para musisi ternama seperti lukman gitaris peterpan, Reza drummer peterpan, Igoy gitaris band matta, Wok drummer band matta, Bani vokalis band kapten, Ray vokalis nineball, dan masih banyak lagi personil band ternama yang tidak peneliti sebutkan. Ketika itu peneliti diperkenalkan satu-persatu kepada para musisi tersebut dan mulai menelaah, memperhatikan serta mengamati pembicaraan yang sedang terjadi. Banyak pertanyaan muncul dibenak penulis dengan peristiwa yang terjadi, seakan-akan sulit untuk mempercayainya. Begitu bersahaja, ramah-tamah, tidak ada perbedaan antara kesenjangan status sosial diantara para musisi dan jamaah muda yang lainnya. Pemandangan yang indah ini seolah-olah menunjukkan sebuah bukti bahwa tidak semua musisi adalah seseorang yang berkepribadian serba menyimpang dalam kehidupan sosial. Tak terasa waktu berlalu begitu cepatnya hingga satu-persatu dari para musisi berpamitan untuk pulang dikarenakan waktu telah larut malam, sungguh pengalaman yang sangat berkesan untuk peneliti. Salah satu dari komunitas musisi tersebut pun mencoba untuk mengajak Khuruj atau Itikaf, hanya saja pada saat itu banyak penuh pertanyaan yang muncul di benak peneliti. Tetapi silaturahmi kami masih tetap berjalan dengan baik walaupun peneliti belum mengikuti khuruj atau Itikaf dikarenakan peneliti sering menghadiri malam markas setiap malam jumat. perbincangan tentang perkara iman, amalan rasulullah hingga ke arah enam sifat sahabat dalam berdakwah. Sungguh sangat berbeda jauh dengan latar belakang mereka yang berprofesi sebagai anak band yang populer dan profesional yang sudah memiliki nama di blantika musik Indonesia. M iechal Alfonso Hutahayan-Ritual K huruj Fii Sabilillah... Program Studi I lmu K omunikasi Fakultas I lmu K omunikasi © 2012 http: pustaka.unpad.ac.id Memang kegiatan para musisi ini lebih ringan dari pada jamaah-jamaah Al-madinah lain yang ada didalamnya. Mereka lebih mencerminkan kepada orang lain bahwa belajar agama tidaklah harus dengan keras atau memiliki sifat radikal yang menjadikan agama sebuah senjata untuk menghakimi sesama demi kepentingan serta pemikiran pribadi, karena sebenarnya dimata Allah SWT kita adalah makhluk yang sama derajatnya tanpa adanya perbedaan. “Iman, amal, dan rock’n roll” begitulah slogan yang dicetuskan oleh komunitas musisi ini yang mereka beri nama dengan Republik Enjoy. Memang slogan mereka tadi terdengar seperti yang pernah dikatakan dalam sebuah sinetron akan tetapi merekalah sesungguhnya realita sosial yang terjadi tanpa di rekayasa seperti layaknya sinetron. Walaupun profesi mereka sebagai musisi papan atas diblantika musik Indonesia, mereka tetap menjunjung tinggi nilai-nilai agama dalam kehidupan sehari-hari. Komunitas musisi ini mempunyai tiga titik tempat nongkrong di markas antapani, yang pertama kantin atau café Warmin yang berada didepan markas, yang kedua ada di sisi jalan depan gang markas, yang ketiga berada dibawah pohon mangga dibelakang markas yang mereka beri nama area Jon 7 yang artinya bukan Jon biasa yaitu berhusnudzon. Memang sepertinya perilaku yang ada-ada saja, tetapi setiap tingkah laku mereka sedikit-banyaknya membawa nilai-nilai agama disetiap waktu 1 . Igoy sang Gitaris band matta pernah berkata “walaupun pekerjaan kamu sebagai pemain musik yang identik dengan keren namun kami berusaha menghidupkan sunah Rasulullah SAW dalam keseharian agar setiap waktu yang dilakukan mendapatkan ridho dari Allah SWT, mudah- mudahan semua’nya bisa terhitung menjadi pahala juga’ amin….” 2 . itulah suara harapan dari seorang musisi yang keseharian’nya disibukkan 1 Observasi lapangan di markas jamaah Al-Madinah Antapani Kota Bandung 2 Wawancara dengan Igoy Gitaris Matta Band di rumahnya Margahayu M iechal Alfonso Hutahayan-Ritual K huruj Fii Sabilillah... Program Studi I lmu K omunikasi Fakultas I lmu K omunikasi © 2012 http: pustaka.unpad.ac.id dengan bermain band dengan kawan- kawan’nya namun Igoy tidak lupa dengan agama dalam menjalani hidupnya. Igoy merasa dengan menghidupkan sunnah Rasulullah SAW dapat membuat menjadi lebih baik karena Islam mengajarkan bahwa Rasulullah SAW wajib menjadi teladan hidup karena pantas menjadi idola sebenar-benarnya. Disamping kesibukkan Igoy dengan pekerjaan ferforme yang dimana-mana termasuk stasiun-stasiun televisi nasional, Igoy selalu berusaha menyempatkan diri dan berusaha menjaga waktu nisob 3 disetiap bulannya. Igoy juga selalu menggunakan gamis dalam rumah jika itu diluar perkerjaannya dan celana yang menggantung di atas mata kaki sebagai tanda ia manjaga kebersihan. Peneliti sempat berfikir. Apakah yang mereka pelajari dari jamaah tersebut, apakah mungkin ada kedisiplinan seperti itu dalam kehidupan mereka. Fenomena sosial ini mulai terlihat oleh masyarakat, namun tidak semua orang memperhatikan secara jelas tentang apa yang telah terjadi didalamnya. Hanya saja komunitas musisi ini tidak ingin disorot oleh media secara terang-terangan yang peneliti belum bisa ungkapkan secara jelas. Fakta sosial yang dimaksud di atas merupakan salah satu konsep dasar dari sosiologi; konsep dasar yang berhubungan dengan keberadaan individu dalam masyarakat. Sebagai suatu konsep dasar, maka membicarakan fakta sosial terlebih dahulu menjadi sangat penting. Pembicaraan fakta sosial menjadi suatu pengantar bagi penelitian lebih jauh tentang hubungan timbal balik antara individu dan masyarakat, terutama ketika membicarakan tentang tentang peranan masyarakat dalam membentuk kepribadian individu. Bahkan, fakta sosial dapat membantu memberikan penjelasan mengenai latar belakang peranan agama dalam masyarakat yang menjadi acuan norma 3 Nisob adalah waktu yang dikorbankan untuk Khuruj dan sudah ditetapkan serta didisiplinkan dalam hidup Hasan, 2009 : 235 M iechal Alfonso Hutahayan-Ritual K huruj Fii Sabilillah... Program Studi I lmu K omunikasi Fakultas I lmu K omunikasi © 2012 http: pustaka.unpad.ac.id sosial bagi individu untuk melakukan berbagai tindakan sosial. Istilah fakta sosial pertama kali diperkenalkan oleh seorang ahli sosiologi perancis, Emile Durkheim. Menurutnya, fakta sosial adalah suatu cara bertindak yang tetap atau sementara, yang memiliki kendala dari luar; atau suatu cara bertindak yang umum dalam suatu masyarakat yang terwujud dengan sendirinya sehingga terbebas dari manifestasi individual. Fakta sosial sendiri memiliki empat cirri atau karakteristik yang membedakannya dari yang bukan fakta sosial, yaitu 1 suatu wujud diluar individu; 2 melakukan hambatan atau membuat kendala terhadap individu; 3 bersifat luas atau umum; dan 4 bebas dari manifestasi atau melampaui manifestasi individu Kahmad, 2009 : 4. Fakta sosial dijabarkan dalam beberapa gejala sosial yang abstrak, misalnya hokum, adat kebiasaan, norma, bahasa, agama, dan tatanan kehidupan lainnya yang memiliki kekuasaan tertentu untuk memaksa bahwa kekuasaan itu berwujud dalam kehidupan masyarakat diluar kemampuan individu sehingga individu menjadi tidak tampak. Yang dominan dalam hal ini adalah masyarakat Kahmad, 2009 : 5

1.2. Fokus Kajian Penelitian