Komunikasi Verbal dan Nonverbal Dalam Ritual Khuruj Fii Sabilillah oleh Komunitas Musisi di Jamaah Al-Madinah Kota Bandung.

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Konteks Penelitian

Musisi atau anak band mampu menjadi publik figur sederet kawula muda yang hidup dengan penuh gejolak dan penuh semangat. Kehidupan para musisi identik dengan glamour, hidup yang yang bebas dan hura-hura sebagai rock star hingga ada sebagian gaya hidup atau komunitas musisi yang ada didalam sebuah jamaah yang baru baru ini terlihat, komunitas musisi ini sedang melakukan usaha dalam menyebarkan firman Allah SWT. Tampak sebuah fenomena sosial yang sangat bertolak belakang disini, kebanyakan dari mereka adalah rock star, artis, anak band atau apa sajalah. kegiatan, cara berpakaian hingga pola berkomunikasi yang digunakan sangat berbeda karena terdengar tutur kata yang santun serta mengingatkan kepada sesama untuk melakukan kebaikan-kebaikan dalam sosialisasi beragama. Ketika saya bertanya kepada mereka jamaah dari mana, mereka menjawab kalau mereka adalah Jamah Al-Madinah.

Jamaah Al-Madinah merupakan jamaah yang memiliki pusat kegiatan atau yang biasa mereka sebut dengan markas di daerah jalan Antapani kota bandung. Secara sepintas Jamaah Al-Madinah ini tidak jauh berbeda dengan Jamaah-Jamaah lain’nya yang telah berkembang di Indonesia maupun diseluruh dunia. Pada malam jumat 28 September 2011, peneliti diajak oleh seorang teman untuk menghadiri rutinitas sebuah jamaah yang biasa mereka sebut dengan malam markas. Suasana sangat ramai dan padat akan orang-orang yang menggunakan pakaian gamis seperti layaknya sebuah pondok pesantren. Setelah usai acara malam markas berakhir, salah seorang dari jamaah mengajak untuk berbincang-bincang disebuah kedai kopi. Disanalah penulis

M iechal Alfonso Hutahayan-Ritual K huruj Fii Sabilillah... Program Studi I lmu K omunikasi


(2)

melihat adanya perbedaan dengan jama’ah-jama’ah lainnya. Didalam kelompok jama’ah Al-Madinah tadi, terbentuk lagi komunitas kecil didalamnya. Dimana yang berkumpul-kumpul adalah para musisi ternama seperti lukman (gitaris peterpan), Reza (drummer peterpan), Igoy (gitaris band matta), Wok (drummer band matta), Bani (vokalis band kapten), Ray (vokalis nineball), dan masih banyak lagi personil band ternama yang tidak peneliti sebutkan.

Ketika itu peneliti diperkenalkan satu-persatu kepada para musisi tersebut dan mulai menelaah, memperhatikan serta mengamati pembicaraan yang sedang terjadi. Banyak pertanyaan muncul dibenak penulis dengan peristiwa yang terjadi, seakan-akan sulit untuk mempercayainya. Begitu bersahaja, ramah-tamah, tidak ada perbedaan antara kesenjangan status sosial diantara para musisi dan jamaah muda yang lainnya. Pemandangan yang indah ini seolah-olah menunjukkan sebuah bukti bahwa tidak semua musisi adalah seseorang yang berkepribadian serba menyimpang dalam kehidupan sosial. Tak terasa waktu berlalu begitu cepatnya hingga satu-persatu dari para musisi berpamitan untuk pulang dikarenakan waktu telah larut malam, sungguh pengalaman yang sangat berkesan untuk peneliti.

Salah satu dari komunitas musisi tersebut pun mencoba untuk mengajak Khuruj atau Itikaf, hanya saja pada saat itu banyak penuh pertanyaan yang muncul di benak peneliti. Tetapi silaturahmi kami masih tetap berjalan dengan baik walaupun peneliti belum mengikuti khuruj atau Itikaf dikarenakan peneliti sering menghadiri malam markas setiap malam jumat. perbincangan tentang perkara iman, amalan rasulullah hingga ke arah enam sifat sahabat dalam berdakwah. Sungguh sangat berbeda jauh dengan latar belakang mereka yang berprofesi sebagai anak band yang populer dan profesional yang sudah memiliki nama di blantika musik Indonesia.

M iechal Alfonso Hutahayan-Ritual K huruj Fii Sabilillah... Program Studi I lmu K omunikasi


(3)

Memang kegiatan para musisi ini lebih ringan dari pada jamaah-jamaah Al-madinah lain yang ada didalamnya. Mereka lebih mencerminkan kepada orang lain bahwa belajar agama tidaklah harus dengan keras atau memiliki sifat radikal yang menjadikan agama sebuah senjata untuk menghakimi sesama demi kepentingan serta pemikiran pribadi, karena sebenarnya dimata Allah SWT kita adalah makhluk yang sama derajatnya tanpa adanya perbedaan.

“Iman, amal, dan rock’n roll” begitulah slogan yang dicetuskan oleh komunitas musisi ini yang mereka beri nama dengan Republik Enjoy. Memang slogan mereka tadi terdengar seperti yang pernah dikatakan dalam sebuah sinetron akan tetapi merekalah sesungguhnya realita sosial yang terjadi tanpa di rekayasa seperti layaknya sinetron. Walaupun profesi mereka sebagai musisi papan atas diblantika musik Indonesia, mereka tetap menjunjung tinggi nilai-nilai agama dalam kehidupan sehari-hari. Komunitas musisi ini mempunyai tiga titik tempat nongkrong di markas antapani, yang pertama kantin atau café Warmin yang berada didepan markas, yang kedua ada di sisi jalan depan gang markas, yang ketiga berada dibawah pohon mangga dibelakang markas yang mereka beri nama area Jon 7 yang artinya bukan Jon biasa yaitu berhusnudzon. Memang sepertinya perilaku yang ada-ada saja, tetapi setiap tingkah laku mereka sedikit-banyaknya membawa nilai-nilai agama disetiap waktu1.

Igoy sang Gitaris band matta pernah berkata “walaupun pekerjaan kamu sebagai pemain musik yang identik dengan keren namun kami berusaha menghidupkan sunah Rasulullah SAW dalam keseharian agar setiap waktu yang dilakukan mendapatkan ridho dari Allah SWT, mudah-mudahan semua’nya bisa terhitung menjadi pahala juga’ amin….”2. itulah suara harapan dari seorang musisi yang keseharian’nya disibukkan

1

Observasi lapangan di markas jamaah Al-Madinah Antapani Kota Bandung

2

Wawancara dengan Igoy (Gitaris Matta Band) di rumahnya Margahayu

M iechal Alfonso Hutahayan-Ritual K huruj Fii Sabilillah... Program Studi I lmu K omunikasi


(4)

dengan bermain band dengan kawan-kawan’nya namun Igoy tidak lupa dengan agama dalam menjalani hidupnya. Igoy merasa dengan menghidupkan sunnah Rasulullah SAW dapat membuat menjadi lebih baik karena Islam mengajarkan bahwa Rasulullah SAW wajib menjadi teladan hidup karena pantas menjadi idola sebenar-benarnya. Disamping kesibukkan Igoy dengan pekerjaan ferforme yang dimana-mana termasuk stasiun-stasiun televisi nasional, Igoy selalu berusaha menyempatkan diri dan berusaha menjaga waktu nisob3 disetiap bulannya. Igoy juga selalu menggunakan gamis dalam rumah jika itu diluar perkerjaannya dan celana yang menggantung di atas mata kaki sebagai tanda ia manjaga kebersihan.

Peneliti sempat berfikir. Apakah yang mereka pelajari dari jamaah tersebut, apakah mungkin ada kedisiplinan seperti itu dalam kehidupan mereka. Fenomena sosial ini mulai terlihat oleh masyarakat, namun tidak semua orang memperhatikan secara jelas tentang apa yang telah terjadi didalamnya. Hanya saja komunitas musisi ini tidak ingin disorot oleh media secara terang-terangan yang peneliti belum bisa ungkapkan secara jelas.

Fakta sosial yang dimaksud di atas merupakan salah satu konsep dasar dari sosiologi; konsep dasar yang berhubungan dengan keberadaan individu dalam masyarakat. Sebagai suatu konsep dasar, maka membicarakan fakta sosial terlebih dahulu menjadi sangat penting. Pembicaraan fakta sosial menjadi suatu pengantar bagi penelitian lebih jauh tentang hubungan timbal balik antara individu dan masyarakat, terutama ketika membicarakan tentang tentang peranan masyarakat dalam membentuk kepribadian individu. Bahkan, fakta sosial dapat membantu memberikan penjelasan mengenai latar belakang peranan agama dalam masyarakat yang menjadi acuan norma

3

Nisob adalah waktu yang dikorbankan untuk Khuruj dan sudah ditetapkan serta didisiplinkan dalam hidup (Hasan, 2009 : 235)

M iechal Alfonso Hutahayan-Ritual K huruj Fii Sabilillah... Program Studi I lmu K omunikasi


(5)

sosial bagi individu untuk melakukan berbagai tindakan sosial. Istilah fakta sosial pertama kali diperkenalkan oleh seorang ahli sosiologi perancis, Emile Durkheim. Menurutnya, fakta sosial adalah suatu cara bertindak yang tetap atau sementara, yang memiliki kendala dari luar; atau suatu cara bertindak yang umum dalam suatu masyarakat yang terwujud dengan sendirinya sehingga terbebas dari manifestasi individual. Fakta sosial sendiri memiliki empat cirri atau karakteristik yang membedakannya dari yang bukan fakta sosial, yaitu (1) suatu wujud diluar individu; (2) melakukan hambatan atau membuat kendala terhadap individu; (3) bersifat luas atau umum; dan (4) bebas dari manifestasi atau melampaui manifestasi individu (Kahmad, 2009 : 4).

Fakta sosial dijabarkan dalam beberapa gejala sosial yang abstrak, misalnya hokum, adat kebiasaan, norma, bahasa, agama, dan tatanan kehidupan lainnya yang memiliki kekuasaan tertentu untuk memaksa bahwa kekuasaan itu berwujud dalam kehidupan masyarakat diluar kemampuan individu sehingga individu menjadi tidak tampak. Yang dominan dalam hal ini adalah masyarakat (Kahmad, 2009 : 5)

1.2. Fokus Kajian Penelitian

Berdasarkan konteks penelitian yang telah diuraikan, penulis ingin meneliti tentang Berdasarkan konteks penelitian “Bagaimana Makna dan Perilaku Komunikasi Ritual

Khuruj F ii Sabilillah oleh Komunitas Musisi di Jama’ah Al Madinah Kota Bandung?”

selama berlangsung dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Oleh karena iu, penelitian ini berusaha mengungkapkan pandangan dan pengalaman-pengalaman dari subyek penelitian.

Para musisi yang di kaji dalam penelitian ini adalah anak –anak band yang sudah cukup memiliki nama besar ditanah air dengan karir yang berawal dari kota Bandung ini. Sehingga membuat ketertarikan peneliti untuk mengungkap sejujur-jujurnya

M iechal Alfonso Hutahayan-Ritual K huruj Fii Sabilillah... Program Studi I lmu K omunikasi


(6)

tentang kehidupan mereka selama mengikuti khuruj Fii Sabilillah agar peneliti mampu mendeskripsikan secara baik dengan literatur bahasa yang baik pula.

1.3.Pertanyaan Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah yang telah diuraikan, maka identifikasi masalah yang akan dibahas sebagai berikut :

1. Bagaimanakah Motif Ritual Khuruj dalam Fii Shabilillah oleh komunitas Musisi di Jama’ah Al Madinah di kota Bandung?.

2. Bagaimanakah Konstruksi Makna Perilaku Komunikasi Verbal dalam Ritual Khuruj Fii Shabilillah oleh komunitas Musisi di Jama’ah Al Madinah di kota Bandung?.

3. Bagaimanakah Konstruksi Makna Perilaku Komunikasi Nonverbal dalam Ritual Khuruj Fii Shabilillah oleh komunitas Musisi di Jama’ah Al Madinah di kota Bandung?.

1.4. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian mengacu pada masalah penelitian atau hal lain yang ingin diketahui peneliti. Dengan demikian, penelitian ini bertuan untuk :

1. Mengetahui Motif Ritual Khuruj Fii Shabilillah oleh komunitas Musisi di Jama’ah Al Madinah di kota Bandung.

2. Mengetahui Konstruksi Makna Perilaku Komunikasi Verbal dalam Ritual Khuruj Fii Shabilillah oleh komunitas Musisi di Jama’ah Al Madinah di kota Bandung.

3. Mengetahui Konstruksi Makna Perilaku Komunikasi Nonverbal dalam Ritual Khuruj Fii Shabilillah oleh komunitas Musisi di Jama’ah Al Madinah di kota Bandung.

M iechal Alfonso Hutahayan-Ritual K huruj Fii Sabilillah... Program Studi I lmu K omunikasi


(7)

1.5. Kegunaan Teoritis

Secara teoritis, penelitian ini diharapkan dapat menjadi sebuah fenomena baru dalam perkembangannya yang memberikan kontribusi bagi kajian ilmu komunikasi yang diantaranya kajian psikologi komunikasi dan psikologi sosial, sosiologi komunikasi dan sosiologi agama, Filsafat, serta bidang penelitian yang berhubungan dengan fenomena sosial yang terjadi disekeliling ataupun lingkungan hidup manusia sebagai makhluk sosial yang berkomunikasi setiap harinya tidak lepas dari agama. Memberikan pemahaman lebih tentang arti Jihad sesungguhnya.

1.6. Kegunaan Praktis

Penelitian ini diharapakan dapat menjadi bahan masukan dan informasi yang bermanfaat bagi keluarga, teman-teman baik akademis maupun non akademis khususnya para musisi, serta masyarakat berbagai golongan yang membutuhkan. Penelitian ini juga ingin memberikan pemahaman tentang perjuangan para kawan-kawan musisi yang sedang melakukan Ritual Khuruj Fii Sabilillah agar keilmuan tentang berkomunikasi dalam agama menjadi sebuah interaksi sosial yang lebih baik. Sehingga dapat dicermati lagi untuk kemudian ditelaah dengan baik agar dapat melahirkan asumsi dalam teori-teori baru yang kajiannya lebih kedalam konsep sosialisi beragama atau interaksi para musisi didalam keseharian sebagai da’i sejati maupun seseorang di dalam lingkungan yang masih pro dan kontra.

1.7. Kerangka Pemikiran

1.7.1. Paradigma Penelitian

Paradigma merupakan orientasi dasar untuk teori dan riset. Pada umumnya suatu paradigma keilmuan merupakan sistem keseluruhan dari berfikir. Paradigma terdiri dari asumsi dasar, tekhnik riset yang digunakan,

M iechal Alfonso Hutahayan-Ritual K huruj Fii Sabilillah... Program Studi I lmu K omunikasi


(8)

dan contoh seperti apa seharusnya teknik riset yang baik (Neuman, 2000 : 178)

Paradigma humanistik menempatkan manusia sebagai subjek utama dalam peristiwa sosial/budaya. Salah satu paradigma humanistik adalah penelitian kualitatif. Paradigma kualitatif berpandangan bahwa fenomena sosial, budaya, dan tingkah laku manusia tidak cukup dengan merekam hal-hal yang tampak secara nyata, melainkan juga harus mencermati secara keseluruhan dalam totalitas konteksnya. Sebab tingkah laku (sebagai fakta) tidak dapat dilepaskan atau dipisahkan begitu saja dari setiap konteks yang melatarbelakanginya, serta tidak dapat disederhanakan kedalam hokum-hukum tunggal yang determenisitik dan bebas konteks. Pada penelitian ini peneliti menggunakan pendekatan kualitatif. Pendekatan ini dipandang lebih relevan dan cocok karena penelitian ini bertujuan untuk menggali dan memahami apa yang tersembunyi dibalik fenomena (Creswell, 1998 : 15).

“pendekatan kualitatif memiliki fokus pada banyak

metode, meliputi pendeketan intrepretif dan naturalistic terhadap pokok persoalannya. Ini berarti bahwa para peneliti kualitatif mempelajari segala sesuatu dilingkungan yang alami, mencoba untuk memahami atau menafsirkan fenomena menurut makna-makna yang diberikan kepada fenomena tersebut adalah orang-orang. Penelitian kualitatif meliputi penggunaan dan pengumpulan berbagai bahan empiris yang diteliti penelitian kasus, pengalaman pribadi, introspektif, kisah kehidupan, wawancara, pengalaman, sejarah, interaksi dan naskah-naskah visual yangmenggambarkan momen momen problematic dan kehidupan sehari-hari serta makna

yang ada di dalam kehidupan individu”. (Creswell, 1998 : 15)

Melalui paradigma kualitatif, penelitian ini lebih memfokuskan pada studi kualitatif, dimana peneliti berusaha memahami arti peristiwa terhadap orang-orang yang mengalami situasi tertentu. Penelitian kulaitatif menekankan aspek

M iechal Alfonso Hutahayan-Ritual K huruj Fii Sabilillah... Program Studi I lmu K omunikasi


(9)

subjektif dan perilaku seseorang. Peneliti berusaha untuk masuk kedalam dunia konseptual para subjek yang ditelitinya sedemikian rupa sehingga mereka mengerti apa dan bagaimana suatu pengertian yang dikembangkan oleh mereka di sekitar peristiwa dalam kehidupan sehari-harinya (Moleong, 2006 : 9). Subjek yang dimaksud dalam penelitian ini adalah komunitas musisi yang mengikuti ritual agama Khuruj Fii Sabilillah.

1.7.2. Kerangka Konseptual

Kerangka konseptual berfungsi sebagai panduan dalam penelitian agar tetap terfokus pada masalah yang akan diteliti. Dalam penelitian ini adalah mengenai Pemaknaan dan Perilaku Komunikasi dalam Ritual Khuruj Fii Sabilillah bagi musisi di Jama’ah Al-Madinah.

Perilaku komunikasi merupakan penggunaan simbol-simbol atau lambang-lambang komunikasi yaitu baik penggunaan dalam bentuk verbal dan nonverbal yang dimaknai oleh pelaku komunikasi dalam penelitian ini adalah para musisi dalam perilaku komunikasi yang tengah melakukan ritual Khuruj Fii Sabilillah.

Perilaku verbal ataupun perilaku nonverbal dapat berfungsi sebagai pesan. Sebelum perilaku tersebut dapat disebut pesan, perilaku itu harus memenuhi dua syarat. Pertama, perilaku harus diobservasi oleh seseorang, dan kedua, perilaku harus mengandung makna. Dengan kata lain setiap perilaku yang dapat diartikan adalah suatu pesan.

1.7.2.1. Motif

Motif adalah suatu alasan/dorongan yang menyebabkan seseorang berbuat sesuatu/melakukan tindakan/bersikap tertentu. Dalam suatu motif umumnya terdapat dua unsure pokok yaitu unsur dorongan/kebutuhan dan

M iechal Alfonso Hutahayan-Ritual K huruj Fii Sabilillah... Program Studi I lmu K omunikasi


(10)

unsur tujuan (Handoko, 1992 : 9). Dari pernyataan tersebut kita dapat menyimpulkan bahwa motif adalah suatu alasan/dorongan (pemenuhan kebutuhan atau pencapaian tujuan) yang menyebabkan seseorang berbuat sesuatu/melakukan tindakan/bersikap tertentu. Motif manusia merupakan dorongan, keinginan, hasrat, dan tenaga penggerak lainnya yang berasal dari dalam dirinya, untuk melakukan sesuatu. Motif-motif itu member tujuan dan arah kepada tingkah laku kita (Gerungan, 2002 : 141) motif terdapat pada individu sebelum menjadi perbuatan bila ada perangsang dating. Berdasarkan uraian ini akan terjadilah mekanisme kerja sebagai berikut (Handoko, 1992 : 54) :

Dalam penelitian ini, peneliti mencoba mengungkap motif yang melatar belakangi para musisi yang bergabung dalam jamaah Al-Madinah dengan mengikuti ritual khuruj Fii Sabilillah, serta mangangkat tentang proses para musisi mengikuti khuruj ini.

DORONGAN/KEBUTUHAN

MOTIF

RANGSANG

PERBUATAN

TUJUAN

M iechal Alfonso Hutahayan-Ritual K huruj Fii Sabilillah... Program Studi I lmu K omunikasi


(11)

1.7.2.2. Perilaku Komunikasi

Perilaku komunikasi merupakan penggunaan simbol-simbol atau lambang-lambang komunikasi yaitu baik penggunaan dalam bentuk verbal dan nonverbal yang dimaknai oleh pelaku komunikasi dalam penelitian ini adalah para musisi dalam perilaku komunikasi yang tengah melakukan Ritual Khuruj Fii Sabilillah.

Perilaku verbal ataupun perilaku nonverbal dapat berfungsi sebagai pesan. Sebelum perilaku tersebut dapat disebut pesan, perilaku itu harus memenuhi dua syarat. Pertama, perilaku harus diobservasi oleh seseorang, dan kedua, perilaku harus mengandung makna. Dengan kata lain setiap perilaku yang dapat diartikan adalah suatu pesan.

Komunikasi dengan menggunakan lambang verbal (komunikasi verbal) terjadi ketika partisipan komunikasi menggunakan kata-kata, baik itu melalui bahasa lisan maupun tulisan. Komunikasi non verbal adalah ketika partisipan komunikasi menggunakan simbol selain kata-kata seperti nada bicara, ekspresi wajah dsb. (Kuswarno, 2009:103)

syarat (gestures), gerakan tubuh, postur tubuh, gerakan kepala, ekspresi wajah, dan kontak mata adalah perilaku-perilaku yang kesemuanya disebut bahasa tubuh yang mengandung makna pesan yang potensial. Bahasa nonverbal mempunyai pengertian yang sangat luas. Namun dalam penelitian ini, peneliti mengadakan pembatasan penelitian perilaku nonverbal, yang terdiri dari yaitu: sentuhan, cara berpakaian, isyarat tangan.

M iechal Alfonso Hutahayan-Ritual K huruj Fii Sabilillah... Program Studi I lmu K omunikasi


(12)

1.8. Metodologi Penelitian

Metodologi penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metodologi penelitian kualitatif. Menurut Nasution, “penelitian kualitatif pada hakekatnya ialah mengamati orang dalam lingkungan hidupnya, berinteraksi dengan mereka, berusaha memahami dan tafsiran mereka tentang dunia sekitarnya”. (Nasution, 1996 : 5). Dari pengertian kualitatif tersebut dapat ditangkap bahwa penelitian ini cenderung mengandung nilai perspektif yang lebih subjektif seperti yang dikemukakan Deddy Mulyana (Deddy Mulyana, 2002 : 148). Artinya, dalam penelitian ini mencoba menangkap realitas yang terjadi didalam sebuah fenomena sosial yang sedang berkembang dengan cepat khususnya dalam komunitas musisi atau anak band dalam belajar untuk memahami kegunaan agama dalam kehidupan keseharian mereka.

Sedangkan jenis penelitiannya menggunakan metode kualitatif yakni mengenai komunikasi verbal dan nonverbal dalam Ritual khuruj Fii Sabilillah oleh komunitas musisi di jamaah Al-Madinah kota Bandung.

1.8.1. Unit Analisis

Unit Analisis dalam penelitian ini meliputi :

1. Hal-hal yang diperoleh dan atau dirasakan individu yang berprofesi sebagai musisi sebelum dan sesudah melakukan Ritual Khuruj Fii Sabilillah sebagai jamaaah Al-Madinah.

2. Perilaku komunikatif individu baik verbal maupun nonverbal yang berprofesi sebagai musisi setelah melakukan Ritual Khuruj Fii Sabilillah.

M iechal Alfonso Hutahayan-Ritual K huruj Fii Sabilillah... Program Studi I lmu K omunikasi


(13)

1.8.2. Metode Penelitian

Pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi fenomenologi yang dikembangkan dalam tradisi kualitiarif. Seorang fenomenolog suka melihat gejala. Dalam hal ini penulis melihat adanya gejala terhadap Ritual khuruj Fii Sabilillah oleh komunitas musisi di jamaah Al-Madinah kota Bandung.

Studi yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi fenomenologi karena mampu menjelaskan dan mengungkapkan esensi dari pengalaman manusia. Fenomenologi adalah studi tentang pengetahuan yang berasal dari kesadaran atau cara dimana orang-orang menjadi paham akan objek-objek dan peristiwa-peristiwa dengan mengalaminya sendiri (Littlejohn, 1989:354). Dari pengertian tersebut kita dapat pahami bahwa pemahaman dihasilkan dari pengalaman.

1.8.3. Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini, teknik pengumpulan data yang paling utama adalah wawancara (depth interview sebagai metode pengumpulan data utama), baik terekam maupun tidak terekam. Penggunaan rekaman disesuaikan dengan perjanjian kepada para subjek penelitian. Peneliti juga melakukan observasi langsung dengan cara ikut bergabung bersama narasumber dalam keseharian narasumber sebagai participant Jama’ah Al Madinah. Serta metode lain yang digunakan adalah mendapatkan data dari sumber lain seperti mencari informasi literature yang ada.

Ada pun data-data penelitian yang diperoleh dalam penelitian ini diantaranya :

M iechal Alfonso Hutahayan-Ritual K huruj Fii Sabilillah... Program Studi I lmu K omunikasi


(14)

1. Key informan

Tipikasi key informan tadi adalah Musisi di Jama’ah Al Madinah dan Reza Peterpan pada khususnya.

2. Tri Angulasi. Dan

Amir Jama’ah, jama’ah tetap lainnya serta melibatkan Reza Peterpan sekaligus pada saat melakukan Khuruj atau Itikaf pada saat melakukan Khuruj atau Itikaf dari satu masjid ke masjid yang lainnya

3. Individu peneliti sebagai partisipan.

Peneliti yang ikut serta secara langsung sebagai peserta jama’ah yang sedang melakukan Khuruj atau Itikaf dari satu masjid ke masjid yang lainnya.

Dalam penelitian ini dilakukan teknik pengambilan data untuk mendapatkan keterangan yang diperlukan untuk pembahasan masalah dalam penelitian. Pengambilan data yang dilakukan yaitu dengan cara :

1. Observasi

Observasi atau pengamatan adalah kegiatan keseharian manusia dengan menggunakan pancaindra mata sebagai alat bantu utamanya selain pancaindra lainnya seperti telinga, penciuman, mulut dan kulit. Karena itu observasi adalah kemampuan seseorang untuk menggunakan pengamatannya melalui hasil kerja pancaindra mata serta dibantu dengan pancaindra lainnya.

Observasi dilakukan melalui pengamatan awal dan terjun langsung bersama kalangan tunanetra. Observasi partisipan

M iechal Alfonso Hutahayan-Ritual K huruj Fii Sabilillah... Program Studi I lmu K omunikasi


(15)

memungkinkan menemukan sumber utama dari kegiatan aktor yang valid terhadap situasi sosial dalam pengambilan keputusan.

2. Wawancara

Wawancara secara umum adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab sambil bertatap muka antara pewawancara dengan informan atau orang yang diwawancarai, dengan atau tanpa menggunakan pedoman (guide) wawancara, dimana pewawancara dan informan terlibat dalam kehidupan sosial yang relatif lama. Adapun macam-macam jenis wawancara yang dikemukakan oleh Patton (1980 : 197) sebagai berikut : a. Wawancara pembicaraan informal, b. Pendekatan menggunakan petunjuk umum wawancara, c. Wawancara baku terbuka. (Moleong, 2007 : 186-187)

Pada penelitian ini, peneliti menggunakan wawancara pembicaraan informal. Pada jenis wawancara ini pertanyaan yang diajukan sangat bergantung pada pewawancara itu sendiri.

3. Studi Kepustakaan

Dokumen digunakan peneliti sebagai data, karena dalam banyak hal dokumen sebagai sumber data dimanfaatkan untuk menguji, menafsirkan, bahkan untuk meramalkan.

1.8.4. Teknik Analisis Data

Analisis data kualitatif adalah upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data, mengorganisasikan data, memilah-milahnya menjadi satuan yang dapat dikelola, mensistesiskannya, mencari dan menemukan pola,

M iechal Alfonso Hutahayan-Ritual K huruj Fii Sabilillah... Program Studi I lmu K omunikasi


(16)

menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari, dan memutuskan apa yang dapat diceritakan kepada orang lain. (Moleong, 2007 : 248)

Proses analisis data yang digunakan dalam penelitian ini (Sugiyono : 2008, 92-99) meliputi :

1. Reduksi Data. Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya. Dalam mereduksi data ini, peneliti (yaitu penulis) akan dipandu oleh tujuan yang akan dicapai.

2. Penyajian data (data display). Penyajian data memudahkan untuk memahami apa yang terjadi. Penyajian data dapat dilakukan dengan teks yang bersifat naratif, juga dapat berupa matrik dan chart.

3. Mengambil kesimpulan dan verifikasi. Kesimpulan merupakan teman baru yang sebelumnya belum pernah ada, dapat berupa deskripsi atau gambaran objek, hubungan kausal atau interaktif, hipotesis atau teori. 1.8.5. Keabsahan Data

Uji keabsahan data dalam penelitian ini yaitu dengan triangulasi. Triangulasi merupakan pengecekan data dari berbagai sumber dengan berbagai cara, dan berbagai waktu (Sugiyono : 2008, 125). Terdapat beberapa jenis triangulasi yang dapat dilakukan yaitu triangulasi sumber, triangulasi metode/teknik pengumpulan data, dan triangulasi waktu.

Triangulasi sumber dilakukan dengan cara mengecek data yang telah diperoleh kemudian di analisis oleh peneliti sehingga menghasilkan suatu kesimpulan, kemudian dimintakan kesepakatan (member check) dengan para sumber data di antaranya Luckman Hakim (gitaris Peterpan), Ilsyah Ryan Reza

M iechal Alfonso Hutahayan-Ritual K huruj Fii Sabilillah... Program Studi I lmu K omunikasi


(17)

(Drummer Peterpan), Yogi atau yang biasa disebut dengan Igoy (gitaris band Matta), Wok Bachman (Drummer band Matta), Bani (vokalis band Kapten), dan Ray (vokalis Nineball). Triangulasi sumber dalam penelitian ini adalah dengan para partisipan dan seorang rekan dijama’ah Al Madinah tempat para responden melakukan aktivitas Ritual Khuruj Fii Sabilillah karena mereka cukup mengenal hampir semua partisipan.

Triangulasi teknik/metode dilakukan untuk melakukan pengecekan terhadap penggunaan metode/teknik pengumpulan data, apakah informasi yang didapat dengan metode interview atau wawancara mendalam sama dengan metode observasi, atau apakah hasil observasi sesuai dengan informasi yang diberikan ketika di interview atau di wawancara (Bungin , 2007 : 257).

Triangulasi waktu dilakukan dengan melakukan pengecekan diantaranya yaitu wawancara, observasi, atau teknik lain dalam waktu atau situasi yang berbeda. Misalnya, data yang diperoleh dari wawancara disaat nara sumber dalam keadaan segar, belum banyak masalah, akan lebih terbuka dibandingkan bila nara sumber sedang dalam kondisi yang kurang baik atau sedang sibuk. Waktu waktu yang mendukung dalam penelitian ini adalah malam markas pada malam Jum’at dan waktu nisob. Waktu nisob merupakan waktu yang telah ditetapkan di kala khuruj atau itikaf berlangsung.

1.8.6. Subjek Penelitian

Dalam studi Deskriptif Kualitatif, kriteria informan yang baik adalah individu yang telah mengalami fenomena yang akan diteliti ,”all individuals

studied represent people who have experienced the phenomenon” (cresswell,

M iechal Alfonso Hutahayan-Ritual K huruj Fii Sabilillah... Program Studi I lmu K omunikasi


(18)

1998 : 118), yakni Komunitas Musisi yang terbentuk dalam Jamaah Al-Madinah.

1.8.7. Objek Penelitian

Objek penelitian dalam penelitian ini adalah fenomena soaial pada kegiatan Khuruj Fii Sabilillah yang dilakukan oleh komunitas Musisi. Istilah Khutuj Fii Sabilillah memiliki makna umum dan khusus. Penelitian ini membahas tentang perilaku komunikasi dalam kegiatan Khuruj Fii Sabilillah baik verbal maupun nonverbal.

1.8.8. Waktu dan Lokasi Penelitian

Metode penelitian kualitatif menurut penelitian dilakukan dalam setting yang alamiah. Oleh karena itu, penelitian dilakukan ditempat individu (yang menjadi subjek penelitian) biasa beraktivitas yang disepakati oleh individu dan peneliti. Faktor penentu utama lokasi penelitian adalah kenyamanan subjek penelitian dan kemudahan akses bagi subjek dan peneliti. Dengan demikian penelitian ini dilangsungkan dimarkas Al-Madinah daerah antapani kota bandung seta masjid-masjid yang digunakan untuk Ritual Khuruj Fii Sabilillah.

Penelitian ini dimulai dari September 2011 sampai dengan Mei 20112. Wilayah penelitian meliputi daerah kosan kelima informan dikota Bandung Jawa Barat. Dan aktivitas penelitian ini secara keseluruhan dilaksanakan selama enam bulan dengan persiapan awal, pra penelitian yaitu perencanaan judul yang tepat untuk dijadikan sebagai skripsi dan melakukan penentuan lokasi penelitian, serta menentukan informan yang ingin dijadikan sebagai actor dalam pembuatan skripsi ini untuk dapat dilakukan wawancara sebagai

M iechal Alfonso Hutahayan-Ritual K huruj Fii Sabilillah... Program Studi I lmu K omunikasi


(19)

subjek untuk diteliti sesuai dengan judul penelitian. Berikut tabel dari waktu pelaksanaan dari penelitian ini sebagai berikut :

No Tahapan Kegiatan

Waktu Pelaksanaan Oktober

2011

November 2011

Desember 2011

Januari 2012

Februari 2012

Maret 2012

April 2012 1. Persiapan

2. Observasi 3. Wawancara 4. Konsultasi 5. Sidang

1.8. Tabel Jadwal penelitian dan penentuan wilayah Penelitian

M iechal Alfonso Hutahayan-Ritual K huruj Fii Sabilillah... Program Studi I lmu K omunikasi


(1)

1. Key informan

Tipikasi key informan tadi adalah Musisi di Jama’ah Al Madinah dan Reza Peterpan pada khususnya.

2. Tri Angulasi. Dan

Amir Jama’ah, jama’ah tetap lainnya serta melibatkan Reza Peterpan sekaligus pada saat melakukan Khuruj atau Itikaf pada saat melakukan Khuruj atau Itikaf dari satu masjid ke masjid yang lainnya

3. Individu peneliti sebagai partisipan.

Peneliti yang ikut serta secara langsung sebagai peserta jama’ah yang sedang melakukan Khuruj atau Itikaf dari satu masjid ke masjid yang lainnya.

Dalam penelitian ini dilakukan teknik pengambilan data untuk mendapatkan keterangan yang diperlukan untuk pembahasan masalah dalam penelitian. Pengambilan data yang dilakukan yaitu dengan cara :

1. Observasi

Observasi atau pengamatan adalah kegiatan keseharian manusia dengan menggunakan pancaindra mata sebagai alat bantu utamanya selain pancaindra lainnya seperti telinga, penciuman, mulut dan kulit. Karena itu observasi adalah kemampuan seseorang untuk menggunakan pengamatannya melalui hasil kerja pancaindra mata serta dibantu dengan pancaindra lainnya.

Observasi dilakukan melalui pengamatan awal dan terjun langsung bersama kalangan tunanetra. Observasi partisipan


(2)

memungkinkan menemukan sumber utama dari kegiatan aktor yang valid terhadap situasi sosial dalam pengambilan keputusan.

2. Wawancara

Wawancara secara umum adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab sambil bertatap muka antara pewawancara dengan informan atau orang yang diwawancarai, dengan atau tanpa menggunakan pedoman (guide) wawancara, dimana pewawancara dan informan terlibat dalam kehidupan sosial yang relatif lama. Adapun macam-macam jenis wawancara yang dikemukakan oleh Patton (1980 : 197) sebagai berikut : a. Wawancara pembicaraan informal, b. Pendekatan menggunakan petunjuk umum wawancara, c. Wawancara baku terbuka. (Moleong, 2007 : 186-187)

Pada penelitian ini, peneliti menggunakan wawancara pembicaraan informal. Pada jenis wawancara ini pertanyaan yang diajukan sangat bergantung pada pewawancara itu sendiri.

3. Studi Kepustakaan

Dokumen digunakan peneliti sebagai data, karena dalam banyak hal dokumen sebagai sumber data dimanfaatkan untuk menguji, menafsirkan, bahkan untuk meramalkan.

1.8.4. Teknik Analisis Data

Analisis data kualitatif adalah upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data, mengorganisasikan data, memilah-milahnya menjadi satuan yang dapat dikelola, mensistesiskannya, mencari dan menemukan pola,


(3)

menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari, dan memutuskan apa yang dapat diceritakan kepada orang lain. (Moleong, 2007 : 248)

Proses analisis data yang digunakan dalam penelitian ini (Sugiyono : 2008, 92-99) meliputi :

1. Reduksi Data. Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya. Dalam mereduksi data ini, peneliti (yaitu penulis) akan dipandu oleh tujuan yang akan dicapai.

2. Penyajian data (data display). Penyajian data memudahkan untuk memahami apa yang terjadi. Penyajian data dapat dilakukan dengan teks yang bersifat naratif, juga dapat berupa matrik dan chart.

3. Mengambil kesimpulan dan verifikasi. Kesimpulan merupakan teman baru yang sebelumnya belum pernah ada, dapat berupa deskripsi atau gambaran objek, hubungan kausal atau interaktif, hipotesis atau teori.

1.8.5. Keabsahan Data

Uji keabsahan data dalam penelitian ini yaitu dengan triangulasi. Triangulasi merupakan pengecekan data dari berbagai sumber dengan berbagai cara, dan berbagai waktu (Sugiyono : 2008, 125). Terdapat beberapa jenis triangulasi yang dapat dilakukan yaitu triangulasi sumber, triangulasi metode/teknik pengumpulan data, dan triangulasi waktu.

Triangulasi sumber dilakukan dengan cara mengecek data yang telah diperoleh kemudian di analisis oleh peneliti sehingga menghasilkan suatu kesimpulan, kemudian dimintakan kesepakatan (member check) dengan para sumber data di antaranya Luckman Hakim (gitaris Peterpan), Ilsyah Ryan Reza


(4)

(Drummer Peterpan), Yogi atau yang biasa disebut dengan Igoy (gitaris band Matta), Wok Bachman (Drummer band Matta), Bani (vokalis band Kapten), dan Ray (vokalis Nineball). Triangulasi sumber dalam penelitian ini adalah dengan para partisipan dan seorang rekan dijama’ah Al Madinah tempat para responden melakukan aktivitas Ritual Khuruj Fii Sabilillah karena mereka cukup mengenal hampir semua partisipan.

Triangulasi teknik/metode dilakukan untuk melakukan pengecekan terhadap penggunaan metode/teknik pengumpulan data, apakah informasi yang didapat dengan metode interview atau wawancara mendalam sama dengan metode observasi, atau apakah hasil observasi sesuai dengan informasi yang diberikan ketika di interview atau di wawancara (Bungin , 2007 : 257).

Triangulasi waktu dilakukan dengan melakukan pengecekan diantaranya yaitu wawancara, observasi, atau teknik lain dalam waktu atau situasi yang berbeda. Misalnya, data yang diperoleh dari wawancara disaat nara sumber dalam keadaan segar, belum banyak masalah, akan lebih terbuka dibandingkan bila nara sumber sedang dalam kondisi yang kurang baik atau sedang sibuk. Waktu waktu yang mendukung dalam penelitian ini adalah malam markas pada malam Jum’at dan waktu nisob. Waktu nisob merupakan waktu yang telah ditetapkan di kala khuruj atau itikaf berlangsung.

1.8.6. Subjek Penelitian

Dalam studi Deskriptif Kualitatif, kriteria informan yang baik adalah individu yang telah mengalami fenomena yang akan diteliti ,”all individuals


(5)

1998 : 118), yakni Komunitas Musisi yang terbentuk dalam Jamaah Al-Madinah.

1.8.7. Objek Penelitian

Objek penelitian dalam penelitian ini adalah fenomena soaial pada kegiatan Khuruj Fii Sabilillah yang dilakukan oleh komunitas Musisi. Istilah Khutuj Fii Sabilillah memiliki makna umum dan khusus. Penelitian ini membahas tentang perilaku komunikasi dalam kegiatan Khuruj Fii Sabilillah baik verbal maupun nonverbal.

1.8.8. Waktu dan Lokasi Penelitian

Metode penelitian kualitatif menurut penelitian dilakukan dalam setting yang alamiah. Oleh karena itu, penelitian dilakukan ditempat individu (yang menjadi subjek penelitian) biasa beraktivitas yang disepakati oleh individu dan peneliti. Faktor penentu utama lokasi penelitian adalah kenyamanan subjek penelitian dan kemudahan akses bagi subjek dan peneliti. Dengan demikian penelitian ini dilangsungkan dimarkas Al-Madinah daerah antapani kota bandung seta masjid-masjid yang digunakan untuk Ritual Khuruj Fii Sabilillah.

Penelitian ini dimulai dari September 2011 sampai dengan Mei 20112. Wilayah penelitian meliputi daerah kosan kelima informan dikota Bandung Jawa Barat. Dan aktivitas penelitian ini secara keseluruhan dilaksanakan selama enam bulan dengan persiapan awal, pra penelitian yaitu perencanaan judul yang tepat untuk dijadikan sebagai skripsi dan melakukan penentuan lokasi penelitian, serta menentukan informan yang ingin dijadikan sebagai actor dalam pembuatan skripsi ini untuk dapat dilakukan wawancara sebagai


(6)

subjek untuk diteliti sesuai dengan judul penelitian. Berikut tabel dari waktu pelaksanaan dari penelitian ini sebagai berikut :

No Tahapan Kegiatan

Waktu Pelaksanaan

Oktober 2011

November 2011

Desember 2011

Januari 2012

Februari 2012

Maret 2012

April 2012 1. Persiapan

2. Observasi 3. Wawancara 4. Konsultasi 5. Sidang