Latar Belakang Masalah Pengaruh Kepuasan Kerja, Komitmen Organisasional, dan Stres Kerja Terhadap Turnover Intention Karyawan PT. Indonusa Algaemas Prima Bali.
3
penting dalam segala aspek yang mendukung suksesnya perusahaan, sehingga berbagai faktor yang dapat meningkatkan turnover intention karyawan perlu
diperhatikan, dikurangi, bahkan dihilangkan. Harnoto 2002; dalam Sianipar dan Haryanti, 2014 menjelaskan tanda-tanda
karyawan melakukan intensi turnover adalah: absensi yang meningkat, mulai malas bekerja, peningkatan pelanggaran terhadap tata tertib kerja, meningkatnya protes
terhadap atasan, dan perilaku positif yang sangat berbeda dari biasanya. Berdasarkan observasi yang dilakukan, PT. Indonusa Algaemas Prima Bali menghadapi masalah
dalam bidang turnover intention. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya karyawan yang sering melanggar tata tertib perusahaan, seperti seringnya karyawan yang datang
terlambat untuk bekerja. Selain itu penurunan kinerja juga dialami oleh karyawan, menurut direktur pabrik dalam proses penjemuran rumput laut karyawan seharusnya
melakukan pembalikan setiap tiga jam sekali agar mendapatkan hasil yang maksimal, akan tetapi pada kenyataannya karyawan tidak melakukan hal tesebut. Selain itu juga
banyak dari karyawan yang merasa bahwa gaji yang mereka terima tidak sesuai dengan pekerjaan yang mereka lakukan sehingga sering terjadi protes yang dilakukan
karyawan terkait dengan hal tersebut. Berdasarkan data yang diperoleh dari perusahaan terlihat bahwa tingkat absensi karyawan PT. Indonusa Algaemas Prima
Bali juga cukup tinggi, seperti yang terlihat pada tabel berikut:
4
Tabel 1.1 Data Absensi Karyawan pada PT. Indonusa Algaemas Prima Bali Tahun 2014.
Bulan Jumlah
karyaw an
Alasan absen Jumla
h S
Persenta se
I Persentas
e Lai
n Persentase
Januari 64
2 3,1
4 6,2
2 3,1
8 Februari
64 2
3,1 3
4,7 2
3,1 7
Maret 64
2 3,1
3 4,7
3 4,7
8 April
64 1
1,6 5
7,8 3
4,7 9
Mei 64
1 1,6
3 4,7
4 6,2
8 Juni
64 2
3,1 6
9,4 5
7,8 13
Juli 64
3 4,7
6 9,4
3 4,7
12 Agustus
64 2
3,1 4
6,2 2
3,1 8
September 64
4 6,2
4 6,2
2 3,1
10 Oktober
64 2
3,1 5
7,8 1
1,6 8
November 64
1 1,6
5 7,8
1 1,6
7 Desember
64 2
3,1 6
9,4 3
4,7 11
Jumlah 64
2 4
5 4
31 109
Sumber: Data Perusahaan, Tahun 2014 Menurut Sutanto dan Stiawan 2000 untuk daerah yang tingkat penduduknya
cukup padat tingkat absensi yang normal adalah tiga persen, sedangkan tingkat absensi karyawan pada PT. Indonusa Algaemas Prima Bali lebih dari tiga persen, ini
berarti tingkat absensi karyawa cukup tinggi. Turnover intention karyawan yang terjadi pada perusahaan yang sudah berdiri kurang lebih 20 tahun ini cukup
mengundang perhatian, suatu perusahaan besar mengalami turnover intention karyawan yang tinggi. Padahal dengan pengalaman yang dimiliki perusahaan serta
berbagai program yang bertujuan untuk mendukung kebutuhan karyawan, PT. Indonusa Algaemas Prima Bali seharusnya mampu menciptakan lingkungan kerja
5
yang nyaman dan mampu menjaga karyawannya dengan baik sehingga dapat bekerja secara maksimal untuk perusahaan.
Tingginya turnover intention karyawan pada PT. Indonusa Algaemas Prima Bali disebabkan oleh berbagai faktor, salah satunya adalah kepuasan kerja.
Berdasarkan observasi dan wawancara yang dilakukan peneliti, terlihat bahwa karyawan merasa pekerjaan yang mereka lakukan terasa berat dan hasil yang mereka
peroleh tidak sesuai dengan pekerjaan yang mereka lakukan, shingga mengakibatkan karyawan merasa malas untuk bekerja dan sering datang terlambat dalam bekerja.
Menurut beberapa karyawan, mereka yang keluar mengharapkan gaji yang lebih tinggi, karena mereka merasa bahwa gaji yang diberikan perusahaan dirasa belum
mencukupi untuk kebutuhan sehari-hari. Kepuasan kerja merupakan perasaan positif tentang pekerjaan seseorang yang
dihasilkan dari evaluasi karakteristik pekerjaan tersebut Robbins dan Judge, 2013:75. Kepuasan kerja merupakan perasaan emosional karyawan terhadap
pekerjaannya Kardam dan Rangnekar, 2012. Meningkatkan kepuasan karyawan adalah kunci suksesnya organisasi bisnis, hal tersebut merupakan dasar bagi
perusahaan untuk melihat seperti apa keinginan karyawan, lingkungan kerja yang diinginkan dan dengan hal tersebut akan dapat meningkatkan pengabdian karyawan
Rizwan, 2014. Penyebab lain dari adanya niat karyawan untuk keluar dari perusahaan adalah
terjadinya penurunan komitmen organisasional karyawan Kumar et al., 2012. Komitmen organisasi merupakan keadaan dimana karyawan memihak organisasi
6
tertentu serta tujuan dan keinginannya untuk mempertahankan keanggotaan dalam organisasi tersebut Darmawati dkk., 2013. Komitmen karyawan sangat penting bagi
perusahan agar perusahaan dapat berjalan dengan efektif dan efisien Kumar et al., 2012. Penurunan komitmen organisasional juga terjadi pada karyawan PT. Indonusa
Algemas Prima Bali. Berdasarkan observasi yang dilakukan peneliti, terlihat bahwa pekerjaan yang dilakukan oleh karyawan akan memuaskan ketika diawasi oleh
pimpinan, tetapi ketika tidak di awasi oleh pimpinan, hasil dari pekerjaan karyawan kurang memuaskan. Hal tersebut menunjukkan bahwa kurangnya kesadaran dari
dalam diri karyawan untuk bekerja secara maksimal. Menurut Robbins dan Judge 2013:75, komitmen organisasi merupakan suatu
keadaan di mana karyawan memihak organisasi tertentu serta tujuan-tujuan dan keinginannya untuk mempertahankan keanggotaan dalam organisasi tersebut.
Komitmen organisasi merupakan salah satu jaminan dalam menjaga keberlangsungan sebuah perusahaan. Komitmen adalah semacam kesepakatan antara individu-individu
yang sifatnya mengikat dan mengarah pada keseluruhan Sidharta dan Margaretha, 2011. Menurut Darmawati dkk. 2013, komitmen organisasi merupakan sikap yang
merefleksikan loyalitas karyawan pada organisasi dan proses berkelanjutan di mana anggota organisasi mengekspresikan perhatiannya terhadap organisasi dan
keberhasilan serta kemajuan yang berkelanjutan. Komitmen organisasi akan mempengaruhi keputusan karyawan untuk tetap tinggal atau keluar dari perusahaan.
Penelitian yang dilakukan Kumar et al. 2012, menunjukkan bahwa komitmen
7
organisasi akan mempengaruhi keinginan turnover, ketika komitmen organisasi dari karyawan tinggi, maka keinginan turnover rendah.
Selain itu menurut Syahronica dkk. 2015, turnover intention yang terjadi pada karyawan juga dapat dipicu oleh stres kerja, hal ini dikarenakan banyaknya
kebutuhan yang harus di penuhi, beban kerja yang semakin berat dan persaingan kerja yang semakin ketat. Menurut Nazenin dan Palupiningdyah 2014, stres kerja sangat
berpengaruh terhadap turnover intention, apabila stres kerja yang dirasakan karyawan sangat tinggi maka, hal tersebut dapat meningkatkan turnover intention, begitupun
sebaliknya apabila tingkat stres kerja karyawan rendah maka hal tersebut dapat mengurangi tingkat turnover intention karyawan. Stres kerja juga dialami oleh
karyawan PT. Indonusa Algaema Prima Bali. Berdasarkan observasi yang dilakukan peneliti, terlihat bahwa karyawan merasa tidak nyaman dalam bekerja, hal ini
dikarenakan karyawan harus bekerja di luar ruangan dalam situasi yang sangat panas yang menyebabkan karyawan sering beristirahat meski masih pada jam bekerja.
Beban kerja yang dirasa berat juga menjadi pemicu stres yang dirasakan karyawan. Stres merupakan respon seseorang terhadap suatu hal yang ia hadapi baik
dalam hal interaksi dengan orang lain maupun terhadap pekerjaan, lingkungan, dan kejadian yang menuntut perhatian yang dapat membawa dampak positif atau negatif
terhadap seseorang Anatan dan Ellitan, 2007:55. Menurut Rivai dan Sagala 2011:1008, stres kerja adalah suatu kondisi ketegangan yang menciptakan adanya
ketidakseimbangan fisik dan psikis, yang mempengaruhi emosi, proses berpikir, dan kondisi seorang karyawan. Mangkunegara 2000; dalam Sari 2014 menyatakan
8
bahwa stres kerja adalah perasaan yang menekan atau merasa tertekan yang dialami karyawan dalam menghadapi pekerjaan.
Beberapa pendapat diatas menunjukkan bahwa kepuasan kerja, komitmen organisasional dan stres kerja mampu mempengaruhi turnover intention karyawan.
Tujuan dari penelitian adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi turnover intention karyawan pada PT. Indonusa Algaemas Prima Bali, dimana
penelitian ini akan menguji pengaruh tiga faktor yang mampu mempengaruhi turnover intention, yaitu: kepuasan kerja, komitmen organisasional dan stres kerja
terhadap turnover intention.