Jenis Hipertensi Klasifikasi Hipertensi Faktor Risiko Hipertensi

sehingga mengakibatkan vasokontriksi. Vasokonstriksi mengakibatkan peningkatan kerja jantung untuk memompa lebih kuat sehingga menghasilkan tekanan yang lebih besar. Peningkatan volume sekuncup dapat disebabkan oleh gangguan pengaturan garam dan air oleh ginjal atau peningkatan konsumsi garam. Selain itu, peningkatan abnormal kadar renin dan aldosteron atau penurunan aliran darah ke ginjal juga dapat mengganggu pengaturan garam dan air di ginjal McPhee Ganong, 2006; McPhee Hammer, 2010.

2.1.3 Jenis Hipertensi

Peningkatan risiko morbiditas dan mortalitas pasien hipertensi seiring dengan tingginya penyimpangan tekanan darah dari batas normal Hinkle Cheever, 2013. Berbagai faktor dianggap berperan dalam menyebabkan hipertensi, namun secara umum hipertensi dibedakan menjadi dua jenis, yaitu: a. Hipertensi primer hipertensi esensial Kira-kira 95 orang dewasa mengalami hipertensi primer yaitu hipertensi yang penyebabnya tidak diketahui McPhee Ganong, 2006. Hipertensi primer sering dihubungkan dengan faktor lingkungan yang meliputi tingginya intake garam, obesitas, dan gaya hidup yang menetap; faktor genetik, peningkatan aktivitas sistem renin-angiotensin-aldosteron RAA dan sistem saraf simpatik; serta penyebab lain yaitu semakin kakunya aorta akibat peningkatan usia Weber, et al, 2014. b. Hipertensi sekunder Hipertensi ini meliputi hanya 5 dari seluruh penderita hipertensi, dimana penyebab peningkatan tekanan darah dapat diidentifikasi dan biasanya diobati Price Wilson, 2012; Weber, et al, 2014. Hipertensi sekunder biasanya disebabkan oleh gagal ginjal kronik, stenosis arteri renalis, peningkatan sekresi aldosteron, peokromositoma, dan apnea ketika tidur Weber, et al, 2014.

2.1.4 Klasifikasi Hipertensi

Menurut Weber, et al 2014 dalam Clinical Practice Guidelines for The Management of Hypertension in The Community: A Statement by The American Society of Hypertension and The International Society of Hypertension, tekanan darah dapat diklasifikasikan berdasarkan besarnya penyimpangan dari nilai normal untuk usia 18 tahun keatas, dengan kriteria sebagai berikut: Tabel 2.1. Klasifikasi Hipertensi Klasifikasi Sistolik mmHg Diastolik mmHg Normal 120 Dan 80 Prehipertensi 120-139 Atau 80-89 Hipertensi derajat 1 140-159 Atau 90-99 Hipertensi derajat 2 ≥160 Atau ≥100 Sumber. Weber, et al, 2014

2.1.5 Faktor Risiko Hipertensi

Faktor risiko adalah pengalaman, perilaku, atau karakteristik individu yang apabila pajanan terhadapnya meningkat, dapat mempermudah terbentuknya suatu penyakit, atau gangguan Kabo, 2008. a. Faktor risiko yang dapat dimodifikasi Faktor risiko yang dapat dimodifikasi adalah faktor yang dapat diubah untuk menghindari terjadinya penyakit atau gangguan. Faktor risiko hipertensi yang dapat dimodifikasi adalah intake garam, berat badan, merokok, konsumsi alkohol, aktivitas fisik, dan stres psikososial Mancia, et al, 2013; Weber, et al, 2014. 1 Intake garam Pada orang normal, konsumsi garam dalam satu hari tidak boleh melebihi enam gram satu sendok teh karena telah mengandung 2300 mg natrium. Garam sangat erat kaitannya dengan hipertensi karena tiga gram garam dapat menaikkan tekanan darah sistolik sebesar 5 mmHg dan tekanan darah diastolik sebesar 3 mmHg Susanto, 2010. 2 Berat badan Tingginya komposisi lemak tubuh khususnya pada area abdominal erat kaitannya dengan hipertensi, sehingga penurunan berat badan efektif dalam menurunkan tekanan darah Ross, Caballero, Cousins, Tucker, Ziegler, 2012. Terdapat 2 mekanisme utama yang mengakibatkan peningkatan tekanan darah akibat tingginya komposisi lemak tubuh yaitu terjadinya resistensi insulin dan adanya kelainan struktur dan fungsi vaskuler Mohler Townsend, 2006. 3 Merokok Nikotin yang terdapat dalam rokok merupakan substansi yang dapat menyebabkan koagulasi serta meningkatkan risiko arterosklerosis. Disamping itu, nikotin bersifat toksik terhadap sistem saraf simpatis yang dapat meningkatkan tekanan darah, denyut jantung, dan peningkatan beban kerja jantung Hinkle Cheever, 2013. 4 Konsumsi alkohol Konsumsi alkohol yang regular tiap hari meningkatkan risiko hipertensi. Sampai saat ini mekanisme alkohol mempengaruhi tekanan darah masih belum jelas, namun sering dihubungkan dengan perubahan sistem saraf simpatik diantaranya dapat meningkatkan denyut nadi, kontraksi jantung dan vasokonstriksi serta dapat menurunkan sensitivitas baroreseptor Porth, Hannon, Pooler, 2009. 5 Aktivitas fisik Aktivitas fisik mempengaruhi tekanan darah dalam jangka waktu yang panjang. Selama latihan tekanan darah meningkat secara tajam akibat peningkatan resistensi pembuluh darah, namun kemudian menurun Stensel Hardman, 2009. Penurunan tekanan darah setelah aktivitas fisik tampak setelah 15 menit istirahat Chrysant, 2010. Efek penurunan tekanan darah ini menetap selama 22 jam pascalatihan pada lansia. Penurunan tekanan darah pascalatihan ini dapat terjadi akibat penurunan akitivitas saraf simpatik dan peningkatan respon vasodilator seperti NO yang menginisiasi terjadinya penurunan resistensi perifer Stensel Hardman, 2009. 6 Stres psikologis Stres psikologis memiliki pengaruh terhadap tekanan darah pada rentang usia 18-64 tahun. Individu dengan peningkatan tekanan darah selama stres dan pada periode adaptasi menunjukkan peningkatan risiko terjadinya hipertensi Gasperin, Netuveli, Dias, Pattussi, 2009. b. Faktor yang tidak dapat dimodifikasi Faktor risiko yang tidak dapat dimodifikasi adalah karakteristik yang tidak dapat diubah dan dapat mempermudah terjadinya penyakit atau gangguan. Faktor risiko hipertensi yang tidak dapat dimodifikasi adalah faktor genetik, usia, dan jenis kelamin Mancia, et al, 2013; Weber, et al, 2014. 1 Faktor genetik Faktor keturunan berkaitan dengan nilai tekanan darah dan respon terhadap penurunan intake natrium. Hal ini dibuktikan dengan adanya genotip yang teridentifikasi memengaruhi aksis RAA pada pengaturan garam di ginjal Institute of Medicine, 2005. 2 Usia Tekanan darah sistolik biasanya meningkat sejajar dengan pertambahan usia, sedangkan tekanan darah diastolik meningkat biasanya hanya sampai usia 50 tahun Kabo, 2008. Hal ini berhubungan dengan perubahan fisiologis yang terjadi pada masa lansia, meliputi penebalan dan kekakuan katup jantung, penurunan kemampuan memompa darah, penurunan elastisitas pembuluh darah, serta peningkatan resistensi pembuluh darah perifer Maryam, Ekasari, Rosidawati, Jubaedi, Batubara, 2008. 3 Jenis kelamin Perbedaan tekanan darah berdasarkan jenis kelamin dimulai pada masa remaja hingga lansia. Pada pria yang berusia kurang dari 60 tahun, rata-rata tekanan darah sistolik lebih tinggi 6-7 mmHg dan tekanan darah diastolik lebih tinggi 3-5 mmHg daripada wanita dengan usia yang sama. Namun setelah usia 60 tahun, tekanan darah meningkat pada wanita sehingga hipertensi lebih sering terjadi pada wanita daripada pria. Hormon ovarium diperkirakan sangat berpengaruh terhadap penurunan tekanan darah wanita premenopausal Benhagen, 2005.

2.1.6 Manifestasi Klinis Hipertensi

Dokumen yang terkait

PENGARUH LATIHAN NAFAS DALAM TERHADAP PERUBAHAN TEKANAN DARAH PADA PENDERITA HIPERTENSI DI WILAYAH Pengaruh Latihan Nafas Dalam Terhadap Perubahan Tekanan Darah Pada Penderita Hipertensi Di Wilayah Kecamatan Karas Kabupaten Magetan.

0 0 18

PENGARUH LATIHAN NAFAS DALAM TERHADAP PERUBAHAN TEKANAN DARAH PADA PENDERITA HIPERTENSI DI WILAYAH Pengaruh Latihan Nafas Dalam Terhadap Perubahan Tekanan Darah Pada Penderita Hipertensi Di Wilayah Kecamatan Karas Kabupaten Magetan.

0 0 14

GAMBARAN PERILAKU PASIEN HIPERTENSI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BANJARANGKAN II KABUPATEN KLUNGKUNG BALI 2014.

0 0 6

Pengaruh Edukasi Manajemen Diri Terhadap Perilaku Sehat dan Tekanan Darah Pasien Hipertensi di Wilayah Kerja Puskesmas Kota Medan

0 0 15

Pengaruh Edukasi Manajemen Diri Terhadap Perilaku Sehat dan Tekanan Darah Pasien Hipertensi di Wilayah Kerja Puskesmas Kota Medan

0 0 2

Pengaruh Edukasi Manajemen Diri Terhadap Perilaku Sehat dan Tekanan Darah Pasien Hipertensi di Wilayah Kerja Puskesmas Kota Medan

1 1 10

Pengaruh Edukasi Manajemen Diri Terhadap Perilaku Sehat dan Tekanan Darah Pasien Hipertensi di Wilayah Kerja Puskesmas Kota Medan

0 0 41

Pengaruh Edukasi Manajemen Diri Terhadap Perilaku Sehat dan Tekanan Darah Pasien Hipertensi di Wilayah Kerja Puskesmas Kota Medan

0 10 6

Pengaruh Edukasi Manajemen Diri Terhadap Perilaku Sehat dan Tekanan Darah Pasien Hipertensi di Wilayah Kerja Puskesmas Kota Medan

0 4 17

PENGARUH HIPNOTERAPI TERHADAP TEKANAN DARAH PENDERITA HIPERTENSI DI JOMBATAN WILAYAH KERJA PUSKESMAS JABON Rifki Ainur Siska Arif Wijaya Leo Yosdimyati R ABSTRAK - PENGARUH HIPNOTERAPI TERHADAP TEKANAN DARAH PENDERITA HIPERTENSI DI JOMBATAN WILAYAH KERJA

1 1 6