Pendidikan Baliseering Penjelasan Konsep

bentuk diferensiasi, ekspurgasi yang lain; reifikasi dengan bentuk naturalisasi, eternalisasi, nominalisasipasivikasi Thompson, 2015:84. Demikian luasnya pengertian ideologi, terkait dengan tulisan ini ideologi kapitalis lebih didominasi oleh ideologi pasar dalam tulisannya Nyoman Dhana 2010 menyebutkan ideologi pasar atau disebut pula agama pasar mengacu pada gagasan yang tidak saja berbeda tetapi sekaligus bertolak belakang dengan karakteristik Agama Hindu 2010:29, terutama digunakan dalam menilai materialisasi gagasan mitologi timur dalam relief dan catus pata. Di samping itu digunakan konsep ideologi bervariasi disesuaikan dengan topik yang dikaji dalam tulisan ini.

2.2.4 Pendidikan Baliseering

Pendidikan Baliseering Kolonial Belanda adalah usaha sadar dari kolonial Belanda dalam menyelenggarakan pendidikan modern untuk pegawai rendahan dalam birokrasi modern yang diterapkan di Bali. Dengan melakukan pendidikan memuseumkan Bali, melaksanakan pendidikan dengan filosofis konservatif agar Bali tidak berubah. Karena Bali dirancang untuk menjadi “mesin dollar” dalam wisata budaya eksotis. Namun sistem pendidikan barat tetap dilaksanakan dengan membatasi pengembangan intelektual peserta didiknya, dengan melakukan dominasi dan hegemoni dalam pendidikan. Pendidikan Baliseering, baik pendidikan formal maupun nonformal, terutama kolonisasi melalui hegemoni pada masyarakat Bali dengan memasukkan ideologi barat dalam inti budaya dan pendidikan formal seperti yang pemerintah kolonial Belanda inginkan. Pendidikan di masyarakat, dalam konteks animal educandum diperlukan adanya: a transformasi dari organisme biologis ke organisme yang berbudaya; b transmisi budaya; c internalisasi budaya; d kontrol sosial untuk pelestarian budaya; e pendidikan sama dengan personalisasi peran sosial budaya personalisasi peradaban. Pendidikan sebagai “usaha sadar terstruktur dalam kultur dan ideologis penyelengaranya” dengan kata lain adalah pembentukan, rekayasa pola tingkah laku, internalisasi, dan pembiasaan pada generasi yang lebih muda untuk dapat menjadi manusia dewasa, bertanggung jawab pada diri, keluarga, dan masyarakat, bangsa dan negara Mudyahardjo, 2009:2001. Sistem Pendidikan Nasional dalam UU No. 20 tahun 2003 dijelaskan, bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan, membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggungjawab Sardiman, 2010:86. Rumusan tujuan pendidikan di atas sangat ideal, lengkap tetapi implementasinya dalam dunia pendidikan, melalui kurikulum sekolah yang sering berubah terkesan sangat semerawut, bahkan citranya “ganti mentri ganti krikulum”. Kurikulum 2013 dengan menggunakan perbedaan standar terkesan penuh dengan hegemoni modal asing, sulit diterapkan dalam pendidikan secara rial, sehingga terjadi tarik-ulur penerapannya.

2.2.5 Implikasi Era Globalisasi