Analisis Pengembangan Usaha Pabrik Tahu Bandung Di Desa Bojong Rangkas Kecamatan Ciampea Kabupaten Bogor

ANALISIS PENGEMBANGAN USAHA PABRIK TAHU BANDUNG DI
DESA BOJONG RANGKAS KECAMATAN CIAMPEA KABUPATEN
BOGOR

FADIL NURHAPIZ DARIANSAH

DEPARTEMEN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2016

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA*
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Analisis
Pengembangan Usaha Pabrik Tahu Bandung di Desa Bojong Rangkas Kecamatan
Ciampea Kabupaten Bogor adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi
pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi
mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan
maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan
dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir disertasi ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut
Pertanian Bogor.
Bogor, Januari 2016

Fadil Nurhapiz Dariansah
NIM H24090142

ABSTRAK
FADIL NURHAPIZ DARIANSAH. Analisis Pengembangan Usaha Pabrik Tahu
Bandung di Desa Bojong Rangkas Kecamatan Ciampea Kabupaten Bogor.
Dibimbing oleh MIMIN AMINAH.
Pabrik tahu Bandung merupakan usaha kecil menengah. Penelitian ini
bertujuan untuk (1) Menganalisis tingkat kelayakan usaha pabrik tahu Bandung
apabila dilihat dari berbagai aspek non finansial dan (2) Menganalisis tingkat
kelayakan usaha pabrik tahu Bandung apabila dilihat dari aspek finansialnya. Data
yang diperoleh yaitu data primer dari hasil wawancara pemilik pabrik dan data
sekunder didapat dari literatur-literatur terkait, informasi dari dinas-dinas terkait,
jurnal, internet, serta dari penelitian terdahulu. Berdasarkan aspek non finansial
usaha pabrik tahu Bandung dikatakan layak secara pasar, layak secara teknis dan
teknologi, layak secara aspek manajemen, serta layak secara sosial ekonomi. Dari

analisis finansialnya, usaha pabrik tahu Bandung yang telah ditentukan umur
proyeknya yaitu selama 10 tahun menghasilkan NPV sebesar Rp. 940.026.679,-,
IRR 22%, Net B/C atau PI adalah 3,57 dan PBP 2,09 tahun. Nilai tersebut
menunjukkan bahwa usaha tahu Bandung layak untuk dijalankan, baik secara
aspek finansial maupun aspek non finansial. Perhitungan analisis sensitivitas pada
usaha tahu Bandung ini menunjukkan kenaikan harga kedelai lebih sensitif
dibandingkan dengan penurunan jumlah produksi.
Kata kunci : studi kelayakan pengembangan usaha, tahu
ABSTRACT
FADIL NURHAPIZ DARIANSAH. Analysis Business Development Tofu
Factory Bandung in Bojong Rangkas Ciampea District of Bogor Regency. Guided
by AMINAH MIMIN.
Bandung tofu factory is small and medium businesses. This study aims to
(1) analyze the feasibility level of tofu factory Bandung when seen from a variety
of non-financial aspects and (2) to analyze the feasibility level of tofu factory
Bandung when seen from the financial aspect. Data obtained by the primary data
from interviews and secondary data obtained from the relevant literature,
information from relevant agencies, journals, internet, previous research. Based on
the non-financial aspects of business Bandung tofu factory in the market is
feasible, technically feasible and technology, viable aspects of management, as

well as socially and economically. Seen from the financial analysis, business tofu
factory Bandung predetermined age for 10-year project that resulted in NPV of
Rp. 940 026 679, -, IRR 22%, Net B / C or PI is 3.57 and the PBP 2.09 years.
These values demonstrate that the business tofu Bandung eligible to run, both
aspects of the financial and non-financial aspects. Calculation of the sensitivity
analysis in the business knows this Bandung showed a rise in soybean prices is
more sensitive than the decrease in production quantities
Keyword : feasibility study business development, tofu

ANALISIS PENGEMBANGAN USAHA PABRIK TAHU BANDUNG DI
DESA BOJONG RANGKAS KECAMATAN CIAMPEA KABUPATEN
BOGOR

FADIL NURHAPIZ DARIANSAH

Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Ekonomi
pada
Departemen Manajemen

Fakultas Ekonomi dan Manajemen
Institut Pertanian Bogor

DEPARTEMEN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2016

PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta’ala atas
segala karunia-Nya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Tema yang
dipilih dalam penelitian yang dilaksanakan bulan Mei 2015 hingga Januarii 2016
ini ialah studi kelayakan usaha, dengan judul Analisis Pengembangan Usaha
Pabrik Tahu Bandung di Desa Bojong Rangkas Kecamatan Ciampea Kabupaten
Bogor.
Terima kasih penulis ucapkan kepada kedua orang tua tercinta, yaitu Agus
Kadarsah dan Nenah Surtinah, serta keluarga yang telah memberikan nasehat,
motivasi, dukungan semangat dan juga doa sehingga penulis berhasil
menyelesaikan skripsi ini. Terima kasih penulis ucapkan kepada dosen

pembimbing, yaitu Ir. Hj. Mimin Aminah, MM atas kesabarannya dalam
memberikan bimbingan dan masukan-masukan kepada penulis dalam menyusun
skripsi ini. Terima kasih kepada dosen penguji yaitu, Ibu Farida Ratna Dewi, SE,
MM dan Ibu Hardiana Widyastuti, S.hut, MM yang telah memberikan saran dan
masukkannya dalam menyusun skripsi ini. Terima kasih kepada seluruh dosen
Departemen Manajemen dan Fakultas Ekonomi Manajemen atas ilmu yang telah
diberikan kepada penulis selama menimba ilmu di Institut Pertanian Bogor.
Terima kasih pula kepada seluruh jajaran staf Tata Usaha Departemen Manajemen
atas pelayanan yang diberikan kepada penulis selama belajar di Institut Pertanian
Bogor.
Terima kasih juga penulis ucapkan kepada Bapak Ade Rahmat selaku
pemilik usaha tahu Bandung yang telah memberikan izin untuk melakukan
penelitian pada usahanya serta telah meluangkan waktunya untuk memberikan
informasi dan pengetahuan terkait skripsi yang dilakukan penulis. Terima kasih
kepada teman-teman Rinjani yang telah memberikan nasehat, motivasi, dan doa
selama ini. Terima kasih kepada seluruh sahabat Manajemen 46 atas nasehat,
motivasi dan doa kepada penulis dan terima kasih kepada seluruh pihak yang
tidak dapat disebutkan satu persatu atas motivasi dan doa yang telah diberikan
kepada penulis. Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.


Bogor, Januari 2016

Fadil Nurhapiz Dariansah

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL .............................................................................. vii
DAFTAR GAMBAR ......................................................................... vii
DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................... vii
PENDAHULUAN ................................................................................ 1
Latar Belakang .............................................................................. 1
Perumusan Masalah ...................................................................... 3
Tujuan Penelitian .......................................................................... 3
Manfaat Penelitian ........................................................................ 3
Ruang Lingkup Penelitian ............................................................. 4
TINJAUAN PUSTAKA ....................................................................... 4
Definisi Tahu ................................................................................. 4
Faktor Faktor Penentu Kualitas Tahu ........................................... 4
Studi Kelayakan Bisnis ................................................................. 5
Manfaat Studi Kelayakan Bisnis ................................................... 6

Faktor Faktor yang Mempengaruhi Studi Kelayakan Bisnis ........ 6
Aspek Aspek Studi Kelayakan Bisnis ........................................... 7
Penelitian Terdahulu ..................................................................... 7
METODE .............................................................................................. 8
Kerangka Pemikiran ...................................................................... 8
Lokasi dan Waktu Penelitian ...................................................... 10
Jenis Data dan Sumber Data ....................................................... 10
Metode Pengumpulan Data ......................................................... 10
Metode Pengolahan dan Analisis Data ...................................... 10
Aspek non Finansial .................................................................... 10
Aspek Finansial/Keuangan ......................................................... 12
Asumsi Dasar .............................................................................. 14
HASIL DAN PEMBAHASAN ........................................................... 15
Sejarah Pendirian Usaha Pabrik Tahu Bandung ......................... 15
Aspek Pasar dan pemasaran ........................................................ 15
Aspek Teknik dan Teknologi ...................................................... 20
Aspek Manajemen ....................................................................... 22
Aspek Hukum ............................................................................. 24
Aspek Ekonomi, Sosial dan Lingkungan .................................... 24
Aspek Finansial ........................................................................... 24

Implikasi Manajerial ................................................................... 26
SIMPULAN DAN SARAN ................................................................ 27
Simpulan ..................................................................................... 27
Saran .......................................................................................... 28
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................... 28
LAMPIRAN........................................................................................31
RIWAYAT HIDUP ............................................................................. 41

DAFTAR TABEL
1. Perbandingan antara kadar protein kedelai dengan beberapa
bahan makanan lain ......................................................................... 1
2. Komposisi kimia tahu tiap 100 gram ................................................ 2
3. Konsumsi rata-rata per kapita beberapa bahan makanan tahun
2009-2013
2
4. Perbandingan harga tahu Bandung dengan merek lainnya ............. 18
5. Bagan pembagian kerja .................................................................. 23
6. Hasil anslisis sentivitas skenario 1 ................................................. 26
7. Hasil analisis sentivitas skenario 2 ................................................. 26


DAFTAR GAMBAR
1. Kerangka pemikiran ......................................................................... 9
2. Saluran pemasaran tahu bandung saluran I .................................... 19
3. Saluran pemasaran tahu bandungsaluran II .................................... 19
4. Proses produksi pembuatan tahu Bandung ..................................... 21
5. Tata letak pabrik tahu Bandung ...................................................... 22

DAFTAR LAMPIRAN
1. Asumsi non investasi ...................................................................... 31
2. Investasi .......................................................................................... 32
3. Laba rugi ......................................................................................... 33
4. Cash flow usaha tahu Bandung ...................................................... 34
5. Cash flow analisis sensitivitas penurunan produksi 20% ........... 4437
6. Cash flow analisis sensitivitas harga kedelai meningkat 37,5% .... 39

1

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Tahu merupakan makanan yang berbahan dasar kedelai yang merupakan

salah satu tanaman pangan yang banyak mengandung protein yang dibutuhkan
oleh manusia. Tanaman yang masuk dalam jenis kacang-kacangan ini, memiliki
kandungan gizi yang bagus untuk dikonsumsi. Kedelai mengandung protein
(Glysinin 80%) yang berguna untuk mengurangi kolesterol dan menghambat
tekanan darah tinggi dan antioksidan.
Kedelai mengandung serat yang berguna untuk meredakan gangguan usus
dan meningkatkan metabolisme lemak. Dalam 100 gram kedelai mengandung
34,9 persen protein. Bila dibandingkan dengan daging, jagung, telur ayam, dan
ikan segar, kedelai mempunyai kandungan protein yang lebih tinggi, hampir
menyamai protein susu skim kering (Cahyadi , 2009). Pada tabel 1 ditnjukkan
perbandingan antara kadar protein kedelai dengan beberapa bahan makanan lain.
Tabel 1 Perbandingan antara kadar protein kedelai dengan beberapa bahan
makanan lain
Bahan Makanan
Susu skim kering
Kedelai
Kacang hijau
Daging
Ikan segar
Telur ayam

Jagung
Beras
Tepung singkong
Sumber: Cahyadi (2009)

Protein (% berat)
36,00
35,00
22,00
19,00
17,00
13,00
9,20
6,80
1,10

Di Indonesia, tahu banyak dijumpai dipenjuru nusantara, selain rasanya
enak dan mengandung nilai gizi yang tinggi, makanan ini memiliki harga jual
yang murah, sehingga dapat dikonsumsi oleh berbagai kalangan. Di Indonesia
sendiri tahu dikategorikan sebagai salah satu makanan yang menyehatkan, yang
biasa disebut dengan makanan empat sehat lima sempurna. Kandungan gizi pada
tahu yang memberikan nilai gizi tinggi cukup digemari oleh masyarakat Indonesia
dari berbagai kalangan. Berikut kandungan gizi pada tahu :

2
Tabel 2 Komposisi kimia tahu tiap 100 gram
Komponen
Kadar air
Protein
Lemak
Karbohidrat
Kalsium
Abu
Fosfor
Vitamin B1
Energi
Sumber : Mahmud, dkk. (1990)

Kandungan
82,2 g
10,9 g
4,7 g
0,8 g
223,0 g
1,4 g
183,0 g
0,01 g
80,0 kal

Berdasarkan tabel diatas, maka tidak diragukan lagi mengenai gizi yang
terkandung dalam 100gr tahu. Oleh karena itu, masyarakat sangat gemar
mengkonsumsi tahu, baik dikonsumsi untuk individu, rumah tangga, atau bahkan
untuk kebutuhan bisnis. Tahu dapat dikonsumsi dengan cara dimakan sendiri atau
dicampur dengan sayur dan lauk. Seiring dengan meningkatnya jumlah penduduk
dari tahun ke tahun yang terjadi di Indonesia, maka jumlah konsumsi kedelai ikut
meningkat, terutama kedelai yang digunakan untuk bahan dasar tahu yang biasa
dikonsumsi oleh masyarakat.
Menurut KOPTI (2013), kebutuhan kedelai tiap bulannya mencapai
3.300.000 kilogram sehingga kebutuhan tiap tahun rata-rata mencapai 39. 600.000
dan relatif stabil. Stok kedelai Kabupaten Bogor selalu tersedia dan relatif aman.
Jika dikaitkan dengan kebutuhan rata-rata dan stok kedelai yang tersedia, maka
permintaan kedelai oleh para pengrajin tahu dapat selalu terpenuhi. Permintaan
akan produk tahu juga dapat dilihat dari konsumsi tahu rata-rata nasional per
kapita. Konsumsi tahu nasional per kapita menunjukkan angka yang cukup tinggi
dibandingkan dengan konsumsi kacang kedelai. Hal ini menunjukkan bahwa
potensi pasar untuk usaha ini cukup baik. Konsumsi tahu mencapai 6 –7.5
kilogram per tahun per kapita dengan nilai rata-rata pertumbuhan konsumsi relatif
stabil hanya mencapai 0.9 persen.
Tabel 3 Konsumsi rata-rata per kapita beberapa bahan makanan tahun 2009 –2013
Bahan
Satuan
Tahun
RataMakanan unit
rata
2009 2010 2011
2012
2013
pertum
buhan
Kedelai
Kg
0.052 0.052 0.052
0.052 0.052 0.00
Tahu
Kg
7.039 6.987 7.404
6.987 7.039 0.09
Tempe
Kg
7.039 6.935 7.300
7.091 7.091 0.23
Sumber : Deptan (2013)
Dengan melihat tingkat konsumsi yang semakin meningkat, pabrik tahu
Bandung yang berlokasi di desa Bojong Rangkas, Kecamatan Ciampea,

3
Kabupaten Bogor berusaha meningkatkan jumlah produksi tahu di pabriknya. Hal
ini dilakukan agar dapat menambah jumlah output dan memperoleh keuntungan
yang lebih dari sebelumnya. Namun dengan adanya faktor-faktor lain dalam suatu
usaha, seperti ketidakpastian diwaktu yang akan datang, pasar dan pemasran
produk, dan lain sebagainya yang menyangkut dengan hal-hal terhadap
keberlangsungan suatu usaha, Maka dari itu perlu dilakukan analisis kelayakan
usaha pabrik tahu tersebut agar dapat diketahui layak atau tidaknya, baik layak
secara finansial maupun non finansial.
Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka diperlukan suatu analisis untuk
mengkaji apakah langkah yang diambil tepat yaitu, menambah tingkat produksi
dan akan memberikan hasil positif kedepannya atau malah sebaliknya. Maka
diperlukan analisis studi kelayakan yang akan dikaji dalam penelitian ini, antara
lain:
1. Bagaimana tingkat kelayakan usaha pabrik tahu Bandung apabila dilihat dari
berbagai aspek non finansial, seperti aspek pasar dan pemasaran, aspek hukum,
aspek teknis dan teknologi, aspek manajemen, dan aspek sosial budaya dan
lingkungan?
2. Bagaimana tingkat kelayakan usaha pabrik tahu Bandung apabila dilihat dari
aspek finansialnya dengan menganalisis kriteria kelayakan, yaitu Net Present
Value (NPV), Net B/C, Internal Rate of Return (IRR), dan Payback Period
(PBP)?
3. Bagaimana sensitivitas kelayakan bisnis terhadap perubahan-perubahan yang
terjadi pada harga bahan baku dan penurunan produksi?
Tujuan Penelitian
1. Menganalisis tingkat kelayakan usaha pabrik tahu Bandung apabila dilihat dari
berbagai aspek non finansial?
2. Menganalisis tingkat kelayakan usaha pabrik tahu Bandung apabila dilihat dari
aspek finansialnya?
3. Menganalisis sensitivitas kelayakan bisnis terhadap perubahan-perubahan yang
terjadi pada bahan baku dan penurunan produksi?
Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Bagi Pemilik Usaha Tahu Bandung
Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dan
menambah wawasan mengenai kelayakan usaha pabrik tahu Bandung serta
mampu menjadi bahan pertimbangan dalam keberlangsungan dan pengembangan
usaha.
2. Bagi Akademisi
Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan
referensi atau kajian bagi penelitian-penelitian berikutnya dan mampu
memperbaiki serta menyempurnakan kelemahan dalam penelitian ini.

4
3. Bagi Masyarakat
Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dan
masukan bagi masyarakat umum. semoga penelitian ini bermanfaat untuk
dijadikan bahan bacaan dan kajian sebelum memulai usaha.
Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkup penelitian ini, membahas mengenai kelayakan suatu usaha
pabrik tahu Bandung yang dilihat dari aspek finansial dan aspek non finansial.
Penelitian ini dilakukan di daerah Kampung Warung Borong, RT 03/02, Desa
Bojong Rangkas, Kecamatan Ciampea, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.

TINJAUAN PUSTAKA
Definisi Tahu
Tahu merupakan makanan yang populer di masyarakat Indonesia
walaupun asalnya dari Cina. Kepopuleran tahu tidak hanya terbatas karena
rasanya enak, tetapi juga mudah membuatnya dan dapat diolah menjadi berbagai
bentuk masakan serta harganya murah. Selain itu tahu memiliki kandungan gizi
terutama protein yang tinggi, yaitu 10,9 gram per 100 gram tahu (Mahmud,1990).
Kandungan protein tahu yang tinggi ini setara mutunya dengan mutu protein
hewani. Tahu juga mengandung zat gizi yang penting lainnya, seperti lemak,
vitamin, dan mineral dalam jumlah yang cukup tinggi.
Tahu mempunyai daya cerna yang sangat tinggi yaitu mendekati 95 %
sehingga dapat dikonsumsi oleh semua golongan umur, termasuk orang yang
mengalami gangguan pencernaan. Kandungan karbohidrat dan kalorinya rendah
menjadikan tahu baik sebagai menu bagi orang yang menjalani diet karbohidrat.
Setiap 200 gram tahu hanya memberikan 7,2 % dari kebutuhan kalori orang
dewasa perhari (Mien, dkk, 1990).
Tingginya kadar protein dan kadar air menyebabkan tahu mudah rusak
karena mudah ditumbuhi mikroba, sehingga tahu hanya mampu bertahan
maksimal 2 hari setelah diproduksi. Dalam memperpanjang masa simpan tahu,
umumnya industri tahu menambahkan pengawet. Bahan pengawet yang
ditambahkan tidak terbatas pada pengawet yang diijinkan, tetapi banyak
pengusaha yang menambahkan formalin sebagai pengawet. Penggunaan formalin
sebagai bahan pengawet sangat murah, mudah, dan praktis, namun hal ini sangat
membahayakan konsumen, karena formalin sama sekali tidak diperuntukkan
sebagai bahan pengawet makanan (Anonymous, 2006).
Faktor-Faktor Penentu Kualitas Tahu
Menurut Suprapti (2005), beberapa hal yang menyebabkan kondisi
(kualitas) tahu berbeda-beda adalah sebagai berikut :
1. Tingkat Kepadatan
Pembuatan tahu padat (dimampatkan) seperti halnya tahu Kediri,
memerlukan bahan (bakal tahu) yang jauh lebih banyak daripada bahan yang
diperlukan dalam pembuatan tahu gembur.

5
2. Adanya Bau Asam
Tahu yang dicetak tidak terlalu padat, umumnya relatif lebih mudah rusak
(karena kadar airnya lebih tinggi). Oleh karena itu, umumnya tahu gembur
dipasarkan atau dijual dalam keadaan direndam air. Selain mengawetkan,
perlakuan ini juga dapat mencegah mengecilnya ukuran tahu karena kandungan
airnya keluar (apabila tidak direndam). Namun, air perendaman tersebut harus
diganti setiap hari. Apabila tidak, tahu akan menjadi berlendir, berbau dan berasa
asam.
3. Penampilan
Penampilan produk tahu menyangkut warna serta keseragaman bentuk dan
ukurannya. Warna yang biasa digunakan untuk tahu adalah kuning, disamping
warna aslinya (putih). Sementara, untuk mendapatkan bentuk dan ukuran yang
sama dapat digunakan cetakan.
4. Cita Rasa Tahu
Cita rasa tahu akan menjadi lebih lezat apabila ke dalam bakal tahu
(sebelum dicetak) ditambahkan bahan-bahan yang dapat berfungsi sebagai
penyedap rasa, seperti garam dan flavour buatan.
Studi Kelayakan Bisnis
Studi kelayakan bisnis merupakan penelaah atau analisis tentang apakah
suatu kegiatan investasi manfaat atau asil bila dilaksanakan. Studi kelayakan
bisnis telah banyak dikena oleh masyarakat, terutama masyarakat yang bergerak
dalam bidang bisnis. Banyak peluang dan kesempatan yang ada dalam kegiatan
bisnis menuntut adanya penilaian, sejauh mana kegiatan dan kesempatan tersebut
dapat memberikan manfaat (benefit) bila bisnis dilakukan.
Umar (2003) menyatakan bahwa terdapat perbedaan antara studi
kelayakan proyek dan studi kelayakan bisnis. Studi kelayakan proyek merupakan
penelitian tentang layak atau tidaknya suatu proyek dibangun dalam jangka waktu
tertentu. Sedangkan, studi kelayakan bisnis merupakan penelitian terhadap
rencana bisnis yang tidak hanya menganalisis layak atau tidaknya bisnis dibangun,
tetapi juga saat dioperasionalkan secara rutin dalam rangka pencapaian
keuntungan yang maksimal untuk waktu yang tidak ditentukan.
Menurut Ibrahm (2009), studi kelayakan yag sering disebut juga feasibility
study merupakan bahan pertimbangan dalam mengambil suatu keputusan, apakah
menerima atau menolak dari suatu gagasan usaha/proyek yang direncanakan.
Pengertian layak dalam penilaian ini adalah kemungkinan dari gagasan
saha/proyek yang akan dilaksanakan memberikan manfaat (benefit), baik dalam
arti financial benefit maupun dalam arti social benefit. Layakya suatu gagasan
usaha/proyek dalam arti social benefit tidak selalu menggambarkan layak dalam
arti financial benefit, hal ini tergantung dari segi penilaian yang dilakukan.
Sedangkan menurut Suiyanto (2010), studi kelayakan merupakan
penelitian yang bertujuan memutuskan apakah sebuah bisnis layak utuk
dilaksanakan atau tidak. Sebuah ide bisnis dinyatakan layak untuk dilaksanakan
jika ide tersebut dapat mendtangkan manfaat yang lebih besar dari semua pihak
(stakeholder) dibandingkan dampak negatif yang ditimbulkan.

6
Manfaat Studi Kelayakan Bisnis
Menurut Johan (2011), adanya studi kelayakan dalam bentuk apapun
terutama dalam sebuah bisnis pastilah memiliki manfaat yang cukup banyak, baik
untuk internal maupun eksternal pihak yang melakukan studi kelayakan bisnis itu
sendiri. Beberapa manfaat studi kelayakan bisnis antara lain yaitu:
1. Manfaat bagi Investor , jika hasil studi kelayakan bisnis tersebut dinilai layak
untuk diaplikasikan dilapangan, maka hasil laporan studi kelayakan bisnis
pun layak untuk ditawarkan kepada calon investor. Sebab investor
berkepentingan secrala langsung tentang keuntungan yang akan diperoleh
serta jaminan atas keselamatan modal yang akan ditanamkan.
2. Manfaat bagi Kreditor, pihak yang sering kali atau yang paling kita fahami
mana kala ingin memperoleh dana tidak lain adalah bank secara umum. Pihak
kreditor akan memberikan dana atau modal kredit jika usaha yang dijalankan
secara penuh bahkan akan menawarkan diri jika usaha yang akan dijalankan
telah teruji dalan layak.
3. Manfaat bagi Manajemen Perusahaan, bagi sebuh perusahaan sudahlah tentu
banyak memberikan manfaat secara manajemen internal maupun eksternal
perusahaan. Perusahan melakukan studi kelayakan bisnis atau memanfaatkan
studi kelayakan bisnis tidak lain adalah untuk melakukan ekspansi untuk
peningkatan laba perusahaan.
4. Manfaat bagi Pemerintah dan Masyarakat , dalam pelaksanaan studi
kelayakan bisnis harusalah meperhatikan kebijakanp kebijakan yang
ditetapkan pemeirntah karena bagaimana pun pemerintah dapat secara
langsung maupun tidak lansung mempengaruhi kebijakan perusahaan.
Penghematan devisa, dan pemakainan tenaga kerja masal merukapan contohcontoh kebijakan pemerintah di sektor ekonomi.
5. Manfaat bagi Pembangunan Ekonomi , dalam studi kelayakan bisnis untuk
menjadikan usaha tersebut layak untuk dijalankan perlu meperhatikan aspekaspek rencana pembangunan nasional, sehingga memberikan kontribusi demi
tujuan pembangunan ekonomi nasional.
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Studi Kelayakan Bisnis
Menurut Rangkuti (2012), hal yang harus diperhatikan dalam melakukan
analisis studi kelayakan bisnis, yaitu :
1. Besarnya dana yang diinvestasikan. Umumnya semakin besar dana jumlah
yang ditanamkan akan semakin mendalam studi yang perlu dilakukan.
2. Tingkat ketidakpastian bisnis. Semakin sulit kita memprediksikan
penghasilan penjualan, biaya, aliran kas, dan lain-lain, semakin berhati-hati
dalam melakukan studi kelayakan. Hal ini misalnya untuk investasi pada
produk-produk baru. Berbagai cara ditempuh untuk mengatasi ketidakpastian
ini, dengan analisis sensitivitas, taksiran konservatif, dan sebagainya.
3. Kompleksitas elemen-elemen yang mempengaruhi bisnis. Faktor-faktor yang
mempengaruhi suatu bisnis mungkin menjadi sangat kompleks, sehingga
pihak yang melakukan studi kelayakan terhadap bisnis tersebut akan semakin
berhati-hati.

7
Aspek-aspek Studi Kelayakan Bisnis
Menurut Sucipto (2011) dalam studi kelayakan bisnis terdapat beberapa
aspek yang harus dianalisis, yaitu :
a. Aspek Hukum, berkaitan dengan legalisasi keberadaan bisnis yang akan
dijalankan baik dari segiperijinan maupun dari segi badan hukumnya.
b. Aspek pasar dan pemasaran, berkaitan dengan potensi pasar produk yang
akan dipasarkan, analisis kekuatan pesaing, estimasi penjualan yang mungkin
bisa diraih (market share).
c. Aspek teknis/operasi dan teknologis, berkaitan dengan pemilihan lokasi
bisnis, pemilihan mesin dan peralatan yang sesuai dengan kapasitas produksi,
penataan layout serta pemilihan teknologi yang sesuai.
d. Aspek manajemen dan organisasi, berkaitan dengan manajemen dalam
pembangunan fisik serta manajemen dalam operasionalnya dan struktur
organisasi.
e. Aspek sosial ekonomi, mencakup pengaruh proyek terhadap kehidupan sosial
dan perekonomian secara makro dan lain sebagainya.
f. Aspek keuangan, berkaitan dengan sumber penggunaan dana serta proyeksi
pengembaliannya dengan tingkat biaya modal dari masing-masing sumber
dana yang bersangkutan.
Penelitian Terdahulu
Penelitian yang dilakukan oleh Hadiyanti (2014) yang berjudul Analisis
Kelayakan Usaha Tahu Bandung Kayun-yun Desa Cihideung Ilir, Kecamatan
Ciampea, Kabupaten Bogor. dengan hasil pengolahan data yang dilihat dari aspek
strategi pemasaran, aspek teknis dan teknologi, mancakup kapasitas produksi
ekonomis, mesin, peralatan, rencana investasi, lokasi, tata letak, dan proses
produksi serta quality control. Kriteria kelayakan investasi menghasilkan NPV
usaha bernilai Rp. 293.316.530,-, IRR 39 persen, Net B/C atau PI 3,07 dan PBP
adalah 5,7 tahun. Analisis sensitivitas menunjukkan kenaikan harga kedelai
merupakan variabel yang lebih sensitif dibandingkan dengan penurunan jumlah
produksi.
Penelitian yang dilakukan oleh Kasman Syarif (2011) yang berjudul
Analisis keayakan usaha produk minyak aromatik merk FLOSH (Studi kasus pada
UKM Marun Aromaterapi) dengan hasil pengolahan data yang dilihat dari aspek
pasar dan pemasaran, aspek teknis dan teknologi, aspek manajemen, aspek
lingkungan, dan analisis keuangan. Kriteria kelayakan investasi menghasilkan
NPV usaha bernilai Rp. 659.100.845,-, IRR 79.50 persen, Net B/C atau PI 2.50,
dan PBP adalah 1,25 tahun. Hasil analisis sensitivitas dengan skenario
peningkatan biaya variabel 10 persen menunjukkan usaha ini menjadi tidak layak.
Berbeda dengan skenario penurunan volume penjualan 20 persen menunjukkan
usaha ini masih layak untuk dijalankan.
Penelitian yang dilakukan oleh Sakina Tiara, (2009) mengenai Analisis
Kelayakan Usaha Srikaya Organik pada Perusahaan Wahana Cory Kecamatan
Tamansari, Kabupaten Bogor, Jawa Barat memiliki hasil analisis terhadap aspek
finansial yang meliputi NPV, Net B/C, IRR dan Payback Period, pengusahaan
srikaya organik oleh Wahana Cory layak untuk dijalankan. Hal ini dapat dilihat
dari analisis finansial yang menunjukan bahwa NPV>0 yaitu sebesar Rp

8
1.034.057.465,24, Net B/C>1 yaitu sebesar 2,75 dan IRR sebesar 26,86 persen,
dimana ini lebih besar dari tingkat suku bunga (discount rate) sebesar 9 %. Serta
Payback Period yang diperoleh dalam pengusahaan srikaya organik adalah 5
tahun 8 bulan. Jika dilihat dari analisis switching value, penurunan jumlah
produksi pengusahaan srikaya organik adalah hal yang paling berpengaruh
terhadap kelangsungan usaha dibandingkan dengan penurunan biaya operasional.
Analisis Studi Kelayakan Investasi Pengembangan Usaha Distribusi PT.
Aneka Andalan Karya yang dilakukan oleh Afandi, (2008) menghasilkan hasil
perhitungan sebagai berikut: Payback Period menunjukkan bahwa waktu yang
diperlukan untuk menutup investasi adalah 2 tahun 16 hari. Metode ARR
(Average Rate of Return) menunjukkan bahwa tingkat keuntungan rata-rata yang
diperoleh sebesar 215,91%. Metode NPV (Net Present Value) didapat nilai yang
positif sebesar Rp 225.586.113. Dari IRR (Internal Rate of Return) diperoleh
tingkat bunga sebesar 37,77%. Hasil ini menunjukkan bahwa tingkat
pengembalian yang diperoleh lebih besar dari tingkat suku bunga yang ditentukan
yaitu 14%. Sedangkan PI (Profitability Indeks) menunjukkan hasil yang diperoleh
lebih besar dari 1 yaitu sebesar 1,72. Dari perhitungan tersebut dapat ditunjukkan
bahwa rencana pengembangan usaha PT. Aneka Andalan Karya dapat diterima
dan layak dilaksanakan.
Analisis Kelayakan Usaha Mobile Carwash di Kota Bandung yang
dilakukan oleh Fiqhi Lazuardi Reza, Fitria Lisye, Bakar Abu (2014) diperoleh
hasil kelayakan yang berdasarkan kepada: Payback Period untuk usaha Mobile
Carwash ini adalah 2 tahun 11 bulan. Nilai Net Present Value adalah positif
sebesar Rp. 103,817,577-3. Nilai Internal Rate of Return adalah sebesar 21,85%
dimana nilai tersebut lebih besar dari nilai Minimum Attractive Rate Of Return
(MARR) , yaitu9,71 % Berdasarkan hasil analisis aspek finansial diatas, maka
dapat disimpulkan usaha Mobile Carwash layak untuk dilaksanakan.

METODE
Kerangka Pemikiran
Pabrik tahu Bandung yang didirikan oleh Bapak Ade rahmat dapat
dikatagorikan sebagai usaha skala kecil atau rumahan. Usaha yang bergerak
dibidang produksi tahu ini telah berdiri sejak 2009. Hingga saat ini pabrik tahu
Bandung memiliki 8 orang karyawan yang secara keseluruhan adalah sanak
saudara. Dalam perjalanannya, pabrik tahu Bandung telah mengalami banyak
rintangan dan hambatan, hal tersebut tentu sudah lumrah didalam suatu usaha,
karena adanya ketidakpastian dimasa yang akan datang.
Perkembangan pabrik tahu Bandung milik Bapak Ade Rahmat ini cukup
pesat. Seiring berjalannya waktu, permintaan terhadap tahu Bandung menngkat
dari hari ke hari. Melihat hal tersebut Bapak Ade Rahmat berniat untuk
menambah jumlah produksi tahu di pabriknya. Namun jika hanya melihat dari
banyaknya permintaan saja tentu tidak cukup memberikan keyakinan yang kuat
untuk menganalisis ketidakpastian yang akan datang. Maka dari itu perlu
dilakukannya analisis studi kelayakan yang mengkaji aspek-aspek kriteria
kelayakan suatu usaha.

9
Dewasa ini usaha pabrik pengolahan tahu sudah banyak berdiri dengan
berbagai merek dan cita rasa yang semakin ramai membanjiri pasar. Hal tersebut
disadari akan menimbulkan persaingan yang tentunya harus dihadapi oleh pabrik
tahu Bandung untuk bisa terus menjaga eksistensi produknya dipasaran dan secara
keseluruhan mampu bertahan dalam menjalankan dan mengembangkan usahanya.
Dengan demikian analisis kelayakan usaha terhadap pabrik tahu Bandung perlu
diakukan, untuk mengetahui layak atau tidaknya usaha pabrik tahu Bandung
dilihat dari aspek non-finansial dan aspek finansialnya.
Studi kelayakan bisnis sangat penting dilakukan dalam memulai suatu usaha
maupun menganalisis usaha yang sudah berjalan, yang bertujuan untuk
mengetahui layak atau tidaknya bisnis tersebut. Studi kealayakan bisnis
membahas mengenai kelayakan dari berbagai aspek kelayakan bisnis yaitu, aspek
pasar dan pemasaran, aspek teknis dan teknologi, aspek manajemen, aspek
hukum, aspek ekonomi sosial dan budaya, serta aspek finansial atau keuangan.
Dengan dilakukannya studi kelayakan bisnis, maka dapat memberi masukan atau
pengetahuan mengenai target ataupun tujuan yang akan dicapai dari suatu bisnis
yang akan dilaksanakan maupun yang sudah berjalan. Kerangka pemikiran dalam
penelitian ini dapat dilihat pada gambar 1.
Meningkatnya permintaan
konsumsi tahu di wilayah Bogor
Pabrik Tahu Bandung
Menambah mesin penggiling kedelai
Peningkatan jumlah produksi
Kajian studi kelayakan Usaha
Aspek Finansial :
1. NPV
2. IRR
3. Net B/C
4. PBP
5. Sensitivitas

Layak
Pengembangan usaha

Aspek non Finansial :
1. Pasar dan Pemasaran
2. Teknis dan teknologi
3. Manajemen
4. Hukum
5. Ekonomi, sosisl,dan
lingkungan.

Tidak Layak
Evaluasi

Gambar 1 Kerangka pemikiran

10
Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini akan dilakukan di pabrik tahu Bandung yang akan mengkaji
aspek finansial dan aspek non finansial. Penelitian ini akan dilakukan di daerah
Kampung Warung Borong, RT 03/02, Desa Bojong Rangkas, Kecamatan
Ciampea, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Kegiatan pengambilan data pada
penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei 2015 - Januari 2016.
Jenis Data dan Sumber Data
Jenis data yang digunakan adalah data primer dan sekunder yang terdiri
dari data kualitatif dan kuantitatif. Data primer bersumber dari pemilik pabrik,
staff, dan karyawan atau pegawai. Data sekunder bersumber dari studi pustaka dan
informasi dari beberapa instansi terkait seperti BPS Kabupaten Bogor, Dinas
Pertanian Kabupaten Bogor, BSN (Badan Standarisasi Nasional) dan referensireferensi lainnya berupa makalah, hasil penelitian terdahulu, jurnal dan internet.
Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang dipergunakan pada penelitian ini adalah :
a. Wawancara, salah satu metode untuk mengumpulkan data dengan
mewawancarai pihak yang terkait. Pihak-pihak yang di wawancarai antara lain
adalah pemilik pabrik, karyawan, dan tenaga pemasaran.
b. Observasi langsung, yaitu metode pengumpulan data dengan cara melihat
langsung obyek yang akan diteliti, terutama terhadap kelangsungan proyek.
c. Studi literatur, bertujuan untuk dapat menganalisa secara teoritis terhadap
masalah yang berhubungan dengan penulisan dengan cara membaca skripsi dan
studi kepustakaan dilakukan dengan membaca berbagai buku yang terkait dengan
penelitian ini.
Metode Pengolahan dan Analisis Data
Metode pengolahan data dilakukan secara kualitatif dan kuantitatif.
Analisis secara kualitatif yaitu degan menganalisis kelayakan usaha pabrik Tahu
Bandung dari aspek pasar dan pemasaran, teknis dan teknologi, aspek manajemen,
aspek hukum dan aspek sosial, ekonomi, dan budaya. Metode analisis data secara
kuantitatif dilakukan dengan menghitung kelayakan usaha ini dari aspek
finansial. Kemudian hasil analisis tersebut dijelaskan secara deskriptif. Hal yang
dilakukan berkenaan dengan aspek finansial yaitu menghitung Net Present Value
(NPV), Internal Rate of Return (IRR), Net Benefit-Cost Ratio (Net B/C), Pay
Back Period (PBP), dan analisis sensitivitas.
Aspek non finansial
Aspek Pasar dan Pemasaran
Pemasaran memegang peranan sebagai suatu faktor penting untuk tetap
bertahan menjalankan usaha dan bergelut dalam dunia persaingan. Kata
pemasaran sendiri berasal dari kata pasar, atau bisa juga diartikan dengan
mekanisme yang mempertemukan permintaan dan penawaran. Aspek pasar

11
bertujuan untuk mengetahui berapa besar luas pasar, pertumbuhan permintaan,
dan pangsa pasar dari produk yang bersangkutan.
Dalam aspek pasar dan pemasaran, memiliki bauran pemasaran yang
terdapat alat pemasaran yang dikenal dalam istilah 4P, yaitu produk, harga, tempat
atau saluran distribusi, dan promosi. Adapun pengertian 4P menrut Kotler dan
Amstrong (2012).
1. Produk
Produk adalah mengelola unsur produk termasuk perencanaan dan
pengembangan produk atau jasa yang tepat untuk dipasarkan dengan
mengunbah produ atau jasa yang ada dengan menambah dan mengambil
tindakan yang lain yang mempengaruhi bermacam-macam produk atau jasa.
2. Harga
Harga adalah suatu sistem manajemen perusahaan yang akan menentukan
harga dasar yang tepat bagi produk atau jasa dan harus menentukan strategi
yang menyangkut potongan harga, pembayaran ongkos angkut dan berbagai
variabel yang bersangkutan.
3. Distribusi
Distribusi, yakni memilih dan mengelola saluran perdagangan yang dipakai
untuk menyalurkan produk atau jasa dan juga untuk melayani pasar sasaran,
serta mengembangkan sistem distribusi untuk pengiriman dan perniagaan
produk secara fisisk.
4. Promosi
Promosi adalah suatu unsur yang digunakan untuk memberitahukan dan
membujuk pasar tentang produk atau jasa yang baru pada perusahaan melalui
iklan, penjualan pribadi, promosi penjualan, maupun publikasi.
Berdasarkan penjelasan tersebut mengenai bauran pemasara, maka dapat
disimpulkan bahwa bauran pemasaran memiliki elemen-elemen yang sangat
berpengaruh dalam penjualan, karena elemen terdesebut dapat mempengaruhi
minat konsumen dalam melakukan keputusan pembelian.
Aspek Teknis dan Teknologi
Aspek Teknis dan Teknologi dibutuhkan untuk pemilihan lokasi proyek,
jenis mesin, atau peralatan lainnya yang sesuai dengan kapasitas produksi yang
optimal, letak pabrik dan layout-nya dan letak usaha, Rencana pengendalian
persediaan bahan baku dan barang jadi, Pengawasan kualitas produk, baik dalam
bentuk barang maupun jasa. Selain itu teknologi juga membantu untuk
pengembangan suatu produk.
Aspek Manajemen
Aspek manajemen bertujuan untuk mengetahui apakah pembangunan dan
implementasi bisnis dapat direncanakan, dilaksanakan dan dikendalikan, sehingga
rencana bisnis dapat dinyatakan layak atau tidak. Dibawah ini merupakan tiga
bentuk perencanaan :
1. Perencanaan Jangka Panjang. Perencanaan yang menjangkau waktu sekitar
20-30 tahun kedepan.

12
2.

3.

Perencanaan Jangka Menengah. Biasanya akan menjangkau waktu sekitar 35 tahun. Perencanaan jangka panjang akan di pecah-pecah manjadi beberapa
kali pelaksanaan jangka menengah.
Perencanaan Jangka Pendek. Perencanaan waktu ini akan menjangkau
waktu paling lama satu tahun. Perencanaan ini lebih konkret dan rinci.

Aspek Hukum
Berkaitan dengan keberadaan secara legal dimana proyek akan dibangun
yang memilki ketentuan hukum yang berlaku. Hal ini diperlukan agar suatu
proyek yang akan dijalankan memiliki legalitas dan perizinan, misalnya perizinan
lokasi yang menyangkut sertifikat (akta tanah), bukti pembayaran PBB yang
terakhir, pendirian usaha yang berbentuk akta dari notaris atau berbentuk badan
hukum lainnya.
Aspek Sosial, Ekonomi, dan Budaya
Aspek sosial diperlukan dalam suatu proyek atau bisnis yang akan
dijalankan agar mampu memberikan manfaat-manfaat sosial yang dapat diterima
dan membantu masyarakat. Misalnya membuka lapangan kerja baru,
meningkatkan kualitas hidup masyarakat, memberikan pengetahuan baru, dan
pengaruh positif lainnya yang membuat taraf hidup masyarakat semakin
meningkat. Secara tidak langsung, hal ini akan mempengaruhi pertumuhan
ekonomi karena meningkatnya pendapatan nasional dan mengurangi angka
pengangguran di Indonesia.
Aspek ekonomi digunakan untuk melihat apakah proyek yang dijalankan
akan memberikan sumbangan atau mempunyai peran positif dalam pembangunan
ekonomi seluruhnya, seperti peningkatan pendapatan per kapita penduduk sekitar
yang akan pula mempengaruhi tingkat pendapatan nasioanal, pendapatan darin
pajak dan mampu menambah aktivitas ekonomi. Selain itu, apakah peranan itu
cukup besar untuk membenarkan penggunaan sumber-sumber langka yang
dibutuhkan. Sudut pandang yang diambil adalah masyarakat secara keseluruhan
(Gittinger, 1986).
Aspek Finansial/Keuangan
Analisis aspek finansial pada studi kelayakan merupakan hal yang penting.
Hal ini bertujuan untuk menentukan layak atau tidaknya usaha yang akan
dijalankan dilihat dari aspek finansialnya.
Menurut Husnan dan Muhammad (2009), aspek finansial mencakup aspek
keuangan yang membahas tentang kebutuhan dana yang dipergunakan dalam
proyek, sumber dana, dan pengalokasian dana.
Analisis pada aspek finansial ini sangat penting untuk menentukan apakah
pabrik tahu Bandung dapat diktakan layak atau tidak apabila dilihat dari aspek
finansialnya, yang terdiri dari :
1. Net Present Value (NPV), merupakan nilai sekarang dari arus tambahan
manfaat bagi pelaksanaan yang ditimbulkan oleh penanaman investasi,
dihitung berdasarkan tingkat diskonto (Gittinger, 1986). Bisnis yang akan
dijalankan dapat dinyatakan layak jika NPV bernilai positif (NPV>0).

13
Dengan demikian jika NPV yang dihasilkan bernilai negatif (NPV