Proses Pengolahan Air Logam Mangan dalam Air

air, dan tekanan atmosfer. Semakin besar suhu dan ketinggian serta semakin kecil atmosfer, kadar oksigen terlarut semakin kecil. Semakin tinggi suatu tempat dari permukaan laut, tekanan atmosfer semakin rendah. Setiap peningkatan ketinggian suatu tempat sebesar 100 m diikuti dengan penurunan tekanan hingga 8 mm Hg- 9 mm Hg. Pada kolom air, setiap peningkatan kedalaman sebesar 10 m disertai dengan peningkatan tekanan sebesar 1 atmosfer. Kadar oksigen terlarut juga berfluktuasi secara harian diurnal dan musiman tergantung pada pencampuran mixing dan pergerakan massa air, aktivitas fotosintesis, respirasi, dan limbah yang masuk kebadan air.

2.4. Proses Pengolahan Air

Yang dimakasud dengan pengolahan adalah usaha – usaha teknis yang dilakukan untuk mengubah sifat–sifat suatu zat. Hal ini penting artinya bagi air minum, karena dengan adanya pengolahan ini, maka akan didapatkan suatu air minum yang memenuhi standar air minum yang telah ditentukan. Proses pengolahan air ini pada lazimnya dikenal dengan dua cara, yakni : - Pengolahan lengkap atau Complete treatment process, yaitu air kan mengalami pengolahan lengkap, baik physics, kimiawi, bakteorologik. Pada pengolahan cara ini biasanya dilakukan terhadap air sungai yang kotorkeruh. - Pengolahan sebagian atau partial Treatment Process, misalnya diadakan pengolahan kimiawi danatau pengolahan bakteriologik saja. Pengolahan ini pada lazimnya dilakukan untuk: Mata air bersih dan air dari sumur yang dangkaldalam.

2.5. Kualitas Air

Universitas Sumatera Utara

2.5.1. Kualitas Air Sungai

Hampir setiap hari sungai di seluruh dunia menerima sejumlah besar aliran sedimen baik secara alamiah, buangan industri, buangan limbah rumah tangga, aliran air permukaan, daerah urban dan pertanian. Karena aliran air tersebut, kebanyakan sungai dapat berubah normal kembali dari pencemaran karena arus air dapat mempercepat proses degradasi limbah yang memerlukan oksigen selama sungai tersebut tidak meluap karena banjir. Degradasi dan non degradasi pada arus sungai yang lambat tidak dapat menghilangkan polusi limbah oleh proses penjernihan alamiah tersebut. Kedalaman dan lebar kurva konsentrasi oksigen dan waktu serta jarak sungai dapat kembali normal tergantung pada volume air sungai, laju aliran air, suhu, pH, dan volume degradasi limbah yang masuk. Sungai yang mengalir lambat akan dengan mudah meluap bersama limbah yang memerlukan oksigen. Hal serupa dapat terjadi juga pada sungai berair deras, arusnya mengalir lambat dan volume airnya menurun pada musim kemarau. Suatu kota sebaiknya menggunakan air pada aliran air bagian bawah hilir daripada aliran atas hulu, sehingga hal tersebut dapat meningkatkan kualitas air sungai. Setiap kota harus melakukan pengolahan limbahnya sebelum air limbah dibuang kesungai. Untuk mencegah terjadinya pencemaran air sungai, diperlukan suatu hukum atau aturan dalam mengontrol kualitas air sungai, Di Amerika mulai tahun 1970-an, aturan tersebut diberlakukan. Ternyata hasilnya dapat meningkatkan jumlah dan kualitas sarana penanganan air limbah. Peraturan juga diberlakukan terhadap industri sehingga dapat mengurangi pembuangan air kotor pada permukaan air sungai. Universitas Sumatera Utara Sejak tahun 1972, usaha tersebut membuahkan hasil dengan menentukan garis batas untuk mencegah kenaikan kadar polusi pada hampir semua air sungai dan aliran air terhadap agen penyebab penyakit dan kebutuhan oksigen. Dari survei yang dilakukan pada tahun 1985, ketentuan tersebut dipatuhi sepenuhnya oleh sekitar 73 dari aliran sungai yang diperiksa, terurama untuk keperluan memancing dan berekreasi. Tetapi masih banyak yang dikerjakan untuk peningkatan kualitas air, terutama sungai yang mengalir dipedesaan dan pertanian. Kontaminasi oleh nitrat, fosfat, pestisida dan bahan kimia toksik lainnya ternyata masih meningkat pada kebanyakan air sungai sejak tahun 1972 dan mencemari air minum serta menyebabkan banyak ikan yang mati. Hal ini disebabkan mulai meningkatnya aktivitas pemupukan pertanian, sehingga meningkatkan produksi tanaman yang dipacu oleh meningkatnya kebutuhan akibat peningkatan jumlah penduduk. Darmono, 2001

2.5.2. Kualitas Air Baku P.A.M

Di negara–negara berkembang kebutuhan air minum tidak banyak dimungkinkan dari sistem perpipaan, tetapi banyak menggunakan air permukaan secara langsung tanpa treatment. Karena peledakan penduduk yang memungkinkan secara luas tersebar dan terkontaminasinya air permukaan dengan berbagai kotoran, maka pengendalian terhadap penggunaan air dari sumber harus diperketat. Penggunaan sumber air minum bagi P.A.M. di kota-kota besar masih menggantungkan dari sungai-sungai yang telah dicemari sepanjang berkilo-kilo meter sehingga treatment yang sempurna telah ditemukan secara mutlak. Lebih – lebih bila disekitar sungai terdapat daerah industri yang membuang bahan buangan logam atau bahan racun toxic material. Penggunaan sumber air yang telah mengalami Universitas Sumatera Utara pencemaran total gross pollution merupakan problema di mana treatment harus dilakukan secara modern dan intensif. Ryadi slamet Dr. 1984.

2.6. Logam Mangan dalam Air

Mangan Mn adalah kation logam yang memiliki karakteristik kimia serupa besi. Mangan berada dalam bentuk manganous Mn 2+ dan manganik Mn 4+ . Didalam tanah, Mn 4+ berada dalam bentuk senyawa mangan dioksida. Pada perairan dengan kondisi anaerob akibat dekomposisi bahan organik dengan kadar tinggi, Mn 4+ pada senyawa mangan dioksida mengalami reduksi menjadi Mn 2+ yang bersifat larut.Mn 2+ berikatan dengan nitrat,sulfat,dan klorida,dan larut dalam air. Mangan dan besi valensi dua hanya terdapat pada perairan yang memiliki kondisi anaerob. Jika perairan kembali mendapat cukup aerasi,Mn 2+ mengalami reoksidasi membentuk Mn 4+ yang selanjutnya mengalami presipitasi dan mengendap di dasar perairan. Kadar mangan pada kerak bumi sekitar 950 mgkg. Sumber alami mangan adalah pyrolusite MnO 2 ,rhodocrosite MnCO 3 ,manganite Mn 2 O 3 . H 2 O,hausmanite Mn 3 O 4 ,biotite mica dan amphibole. Mangan merupakan salah satu logam yang biasa digunakan dalam industri baja,baterai,gelas,keramik,cat,dan bahan celupan. Kadar mangan pada perairan alami sekitar 0,2 mgliter atau kurang. Kadar yang lebih besar dapat terjadi pada air tanah dalam dan pada danau yang dalam. Perairan asam dapat mengandung mangan sekitar 10-150 mgliter. Perairan laut mengandung mangan sekitar 0,002 mgliter.Kadar mangan pada perairan tawar sangat bervariasi,antara 0,002 mgliter hingga lebih dari 4,0 mgliter. Pada air minum ,kadar mangan maksimum 0,05 mgliter. Perairan yag diperuntukkan bagi irigasi pertanian untuk tanah yang bersifat asam sebaliknya memiliki kadar mangan sekitar 0,2 mgliter,sedangkan untuk tanah yang bersifat netral dan alkalis sekitar 10 mgliter. Universitas Sumatera Utara Mangan merupakan nutrien renik yang esensial bagi tumbuhan dan hewan.Logam ini berperan dalam pertumbuhan dan merupakan salah satu komponen penting pada sistem enzim. Defenisi mangan dapat mengakibatkan mengakibatkan pertumbuhan terhambat,serta sistem saraf dan proses reproduksi terganggu. Pada tumbuhan,mangan merupakan unsur esensial dalam peroses metabolisme. Meskipun tidak bersifat toksik,mangan dapat mengendalikan kadar unsur toksik di perairan,misalnya logam berat. Jika dibiarkan diudara terbuka dan mendapat cukup oksigen,air dengan kadar mangan Mn 2+ tinggi lebih dari 0,01 mgliter akan membentuk koloid karena terjadinya proses oksidasi Mn 2+ menjadi Mn 4+ .Koloid ini mengalami presipitasi membentuk warna coklat gelap sehingga air menjadi keruh.Effendi,H.2003.

2.7. Dampak Mangan Mn Dalam Kehidupan

Dokumen yang terkait

Penentuan Kadar Amoniak pada Air Reservoir Sungai PDAM Tirtanadi Secara Spektrofotometri

7 82 56

Penentuan Kadar Besi (Fe) Dari Air Baku Dan Air Reservoir di PDAM Tirtanadi IPA Limau Manis Secara Spektrofotometri Sinar Tampak

2 42 37

Penentuan Kadar Mangan (Mn) dari Air Baku dan Air Reservoir Pada Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Instalasi Pengolahan Air Tirtanadi Limau Manis Secara Spektrofotometri Sinar Tampak

2 32 38

Penentuan Kadar Aluminium (Al) dan Mangan (Mn) Pada Air Reservoir Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Instalasi Pengolahan Air Tirtanadi Limau Manis Secara Spektrofotometri Sinar Tampak

2 69 36

Analisa Kadar Mangan (Mn) Pada Air Baku dan Air Reservoir di PDAM Tirtanadi IPA Sunggal

8 89 35

Penetapan Kadar Mangan (Mn) Pada Air Reservoir PDAM Tirtanadi Instalasi Pengolahan Air Deli Tua Secara Spektrofotometri

5 51 40

Penetapan Kadar Mangan Dan Kromium Pada Air Reservoir PDAM Tirtanadi Instalasi Deli Tua Secara Spektrofotometri

1 40 37

Penentuan Kadar Ammonia (NH3) Pada Air Baku Dan Air Reservoir WTP Mini Kelambir V Di PDAM Tirtanadi Secara Spektrofotometri

5 69 55

Analisa Kadar Mangan (Mn) Pada Air Baku Dan Reservoir Secara Spektrofotometri Di Perusahaan Daerah Air Minum (Pdam) Instalasi Pengolahan Air Di Sunggal Medan

3 72 37

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Air - Penentuan Kadar Mangan (Mn) dari Air Baku dan Air Reservoir Pada Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Instalasi Pengolahan Air Tirtanadi Limau Manis Secara Spektrofotometri Sinar Tampak

0 0 17