Profil fraksi protein anak sapi friesian holstein yang diberi pakan dengan tambahan mineral Zn
PROFIL FRAKSI PROTEIN ANAK SAPI Friesian Holstein YANG
DIBERI PAKAN DENGAN TAMBAHAN MINERAL Zn
DANNY NUGROHO
FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2014
PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Profil Fraksi Protein
Anak Sapi Friesian Holstein yang Diberi Pakan dengan Tambahan Mineral
Znadalah benar karya saya denganarahan dari komisi pembimbing dan belum
diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber
informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak
diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam
Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut
Pertanian Bogor.
Bogor, Desember 2014
Danny Nugroho
NIM B04100205
ABSTRAK
DANNY NUGROHO. Profil Fraksi Protein Anak Sapi Friesian Holstein yang
Diberi Pakan dengan Tambahan Mineral Zn. Dibimbing oleh SUS DERTHI
WIDHYARI dan ANITA ESFANDIARI.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mempelajariprofil kadar total protein,
albumin, globulindan rasio albumin-globulin (rasio A/G) anak sapiFriesian
Holstein (FH) yang diberi tambahan mineral Zinc (Zn) dalam pakannya.Penelitian
ini menggunakan sembilan ekor anak sapi FH yang sehat secara klinis dan berumur
antara 6-10 bulan. Anak sapi dibagi kedalam tiga kelompok perlakuan, masingmasing kelompok terdiri dari 3 ekor, yaitu kelompok kontrol (diberi pakan tanpa
suplementasi Zn), kelompok yang diberi pakan dengan suplementasi Zn 60 ppm
dankelompok yang diberi pakan dengan suplementasi Zn 120 ppm. Pengambilan
sampel darahdilakukan melalui vena jugularis. Sampel darah diambil pada saat
sebelum dan setelah diberi perlakuan setiap bulan selama tiga bulan, untuk
dianalisis terhadap kadar total protein, albumin, globulin dan rasio albuminglobulin (rasio A/G). Hasil pengamatan memperlihatkan bahwa kadar total protein
berfluktuasi antara 6,4-7,87g/dl. Kadar albumincenderung meningkat dan berkisar
antara 3,57-3,9 g/dl, kadar globulin cenderung menurun berkisar antara 2,67-4,25
g/dl, dan rasio A/G cenderung meningkat berkisar antara 0,88-1,43selama
pengamatan berlangsung. Secara umum, profil fraksi protein dalam darah pada
anak sapi FH yang diberi suplementasi mineral Zn sebesar 60 ppm dan 120 ppm
selama 3 bulanberada pada kisaran normal.
Kata kunci:Zn, total protein, albumin, globulin, rasio albumin-globulin.
ABSTRACT
DANNY NUGROHO. Protein Fraction Profiles of Friesian Holstein Calves
Supplemented by Zn.Supervised by SUS DERTHI WIDHYARI and ANITA
ESFANDIARI.
The objective of this experiment was to study the effects of zinc
supplementation in Friesian Holstein (FH) calves on total protein, albumin,
globulin and albumin-globulin ratio (A/Gratio) profiles. Nine healthy Holstein
calves,6-8 months of age were used in this experiment. Calves were divided into
three groups. Each group were consisted of three calves i.e. with zero(control), 60
ppm and 120 ppmof Zn supplementation, respectively. Blood samples were taken
from jugular vein prior to and every month following Zn supplementation for three
months for total protein, albumin, globulin and albumin-globulin ratio (A/Gratio)
analysis. Result of this experiment indicated that the concentration of total protein
were fluctuative in all groups (6.4-7.87 g/dl). Albumin concentration tended to
increase with therange from of 3.57 to 3.9 g/dl,while globulin concentration tended
to decrease with range2.67 to 4.25 g/dl. A/G ratio tended to increase between 0.88
to 1.43. In conclusion, the profiles of protein on calves supplemented by 60 ppm
and 120 ppmof Zn for 3 months were in a normal range.
Keywords:Zn, total protein, albumin, globulin, albumin-globulin ratio.
PROFIL FRAKSI PROTEIN ANAK SAPI Friesian Holstein YANG
DIBERI PAKAN DENGAN TAMBAHAN MINERAL Zn
DANNY NUGROHO
Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Kedokteran Hewan
pada
FakultasKedokteran Hewan
FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2014
Judul Skripsi: Profil Fraksi Protein Anak Sapi Friesian Holstein yang Diberi Pakan
dengan Tambahan Mineral Zinc
Nama
: Danny Nugroho
NIM
: B04100205
Disetujui oleh
Diketahui oleh
Drh Agus Setiyono, MS, Ph.D, APVet
Wakil Dekan FKH IPB
Tanggal Lulus:
PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Alloh subhanahu wa ta’ala atas
limpahan nikmat, rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis telah menyelesaikan
skripsi ini dengan baik.Judul yang dipilih dalam penelitian adalah “Profil Fraksi
Protein Anak Sapi Friesian Holstein yang Diberi Pakan dengan Tambahan Mineral
Zn”.
Penulis mengucapkan terima kasih dan penghargaan setinggi-tingginya
kepada:
1. Kedua orang tua Ibu Ninuk Dwi Astuti, Bapak Aswin H. Djafar, adik Dimas
Prasetyo dan Putri Cahaya Rani, serta segenap keluarga besar penulis atas
segala do’a, semangat, dan kasih sayang yang selalu diberikan kepada penulis.
2. Dr Drh Sus Derthi Widhyari,MSi danDr Drh Anita Esfandiari,MSiselaku
pembimbing skripsi yang telah memberikan pengarahan, ilmu, dan bimbingan
kepada penulis. Drh Kusdiantoro Mohammad, MSi selaku pembimbing
akademik yang selalu memberikan pengarahan dan bimbingan selama proses
perkuliahan dan seluruh keluarga besar Fakultas Kedokteran Hewan IPB dan
seluruh pihak yang telah membantu kelancaran studi penulis, baik selama
kuliah maupun dalam penyelesaian skripsi ini.
3. Saudara-saudaraBrotherhood,Alm. Baheramsyah, Edy, Reza, Oka, Oki, Raya,
Oky, Rian, Helmi, Jodi yang selalu memberikan penulis inspirasi, semangat,
motivasi dalam memberikan makna dari menjalani hidup.
4. Sahabat-sahabat Jancukers, Adit, Asrang, Ari, Singgih, Deka, Alif, Dayat yang
selalu membantu dan memberikan warna-warni kehidupan selama penulis
berada di Bogor.
5. Seluruh keluarga di Asrama Mahasiswa Kalimantan Barat Bogor yang telah
membantu kelancaran studi penulis.
6. Penulis juga ingin mengucapkan terimakasih kepada Meishytah Eka Aprilianti
atas seluruh kebaikannya sehingga penulis dapat menyelesaikan masa studi di
IPB dengan baik.
Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.
Bogor, Desember 2014
Danny Nugroho
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
x
PENDAHULUAN
1
Latar Belakang
1
Tujuan Penelitian
2
Manfaat Penelitian
2
TINJAUAN PUSTAKA
2
Sapi Friesian Holstein
2
Mineral Zn
2
Fraksi Protein
3
METODE PENELITIAN
4
Waktu dan Tempat Penelitian
4
Bahan dan Alat
4
Hewan Percobaan
4
Pengambilan Sampel Darah
5
Pemeriksaan Kadar Total Protein, Albumin, Globulin dan Rasio A/G
5
Pengolahan Data
5
HASIL DAN PEMBAHASAN
5
Kadar Total Protein
5
Kadar Albumin
7
Kadar Globulin
Rasio Albumin/Globulin (A/G)
SIMPULAN DAN SARAN
7
8
9
Simpulan
9
Saran
9
DAFTAR PUSTAKA
RIWAYAT HIDUP
9
12
DAFTAR TABEL
1 Rataan kadar total protein (g/dl) anak sapi FH sebelum dan setelah diberi
pakan dengan tambahan mineral Zn
2 Rataan kadar albumin (g/dl) anak sapi FH sebelum dan setelah diberi
pakan dengan tambahan mineral Zn
3 Rataan kadar globulin (g/dl) anak sapi FH sebelum dan setelah diberi
pakan dengan tambahan mineral Zn
4 Rataan rasio A/Ganak sapi FH sebelum dan setelah diberi pakan dengan
tambahan mineral Zn
5
7
8
9
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Sapi merupakan salah satu komoditas penghasil protein hewani yang
memiliki peran dalam memenuhi kebutuhan gizi masyarakat Indonesia. Oleh
karena itu diperlukan upaya peningkatan produktivitas sapi untuk memenuhi
kecukupan gizi masyarakat Indonesia. Produktivitas sapi ditentukan oleh beberapa
faktor seperti lingkungan, genetik dan manajemen pemeliharaan. Pemeliharaan
dan pemberian pakan yang baik akan membantu sapi mencapai produktivitas yang
optimal.
Kualitas dan kuantitas pakan akan berpengaruh terhadap kesehatan,
produksi dan reproduksi sapi. Pakan yang diberikan harus dalam keadaan baik,
mudah didapat dan mengandung zat-zat yang dapat memenuhi kebutuhan tubuh
sapi. Zat yang diperlukan oleh sapi terdiri dari karbohidrat, protein, lemak,
mineral dan vitamin.Selain pakan utama, suplemen juga diberikanuntuk
menambah nilai nutrisi yang sudah ada di dalam pakan sapi.
Pakan pada umumnya hanya mengandung mineral Zn dengan kadar berkisar
antara 20-30 mg/kg bahan kering (Suprijati 2013). National Research Council
(NRC) merekomendasikan pemberian tambahanmineral Zn dalam pakan sebanyak
40 – 60 ppm untuk membantu mengoptimalkan sistem kekebalan tubuh
sapi.Mineral Zn diperlukan dalam jumlah yang sedikit namun memiliki fungsi
yang esensial dalam memenuhi kebutuhan tubuh sapi.
Mineral Zn dibutuhkan oleh sapi untuk berbagai proses metabolisme dan
menjaga fungsi fisiologis tubuh. Mineral Zn juga berperan dalam membantu
pertumbuhan mikroba rumen yang akan mendegradasi protein dalam pakan.
Defisiensi mineral Zn akan mengakibatkan proses pencernaan protein dalam
pakan menjadi tidak optimal, sehingga kadar total protein dalam darah menjadi
rendah (Underwood& Suttle 2001).
Protein dalam darah berperan dalam proses pembekuan darah,
mempertahankan tekanan osmosis dan mekanisme pertahanan tubuh(Nelson &
Cox 2004).Mineral Zn sangat penting untuk perkembangan tubuh sapi dan sistem
kekebalan yang optimal. Profil fraksi protein dalam darah dapat menjadi indikator
status kesehatan pada anak sapi.Informasi tentang profil fraksi protein pada anak
sapi yang disuplementasi mineral Zn belum banyak dilaporkan. Oleh karena itu
penelitian ini penting untuk dilakukan.
Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui profil kadar total protein,
albumin, globulin dan rasio albumin-globulin (rasio A/G) pada anak sapi FH yang
diberi tambahan mineral Zn dalam pakannya.
Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi tentang
gambaran kadar total protein, albumin, globulin serta rasio A/G pada anak sapi
2
FH yang diberi tambahan mineral Zn dalam pakannya. Penambahan mineral Zn
dalam pakan diharapkan dapat membantu proses pencernaan sehingga
mengoptimalkan kadar fraksi protein pada anak sapi.
TINJAUAN PUSTAKA
Sapi Friesian Holstein
Sapi Friesian Holstein(FH) dikenal juga dengan nama Fries Holland.
Bangsa sapi ini di Amerika disebut Holstein, dan di Eropa disebut
denganFriesian(Sudono et al.2003). Sapi ini memiliki populasi terbesar hampir
di seluruh dunia, baik di negara subtropis maupun tropis, termasuk Indonesia
(Aak 1995). Rambut sapi FH pada umumnya berwarna hitam dan putih, kadang–
kadang merah dan putih dengan batasan warna yang jelas (Sudono et al.2003).
Periode umur yang menentukan tercapainya potensi genetik sapi FH betina
dalam mencapai tingkat reproduksi dan produksi susu yang tinggi adalah pada
saat periode pertumbuhan mulai dari umur lepas sapih (4-5 bulan) sampai siap
untuk kawin pertama (15-16 bulan). Sapi pejantan yang memiliki kualitas semen
yang baik dapat meningkatkan mutu genetik sapi dalam membuahi betina.
Kemampuan tertinggi pejantan membuahi betina dicapai pada umur 5-7 tahun dan
dapat dipertahankan hingga umur 15 tahun (Aak 1995).
Pemenuhan terhadap kebutuhan nutrisi sapi betina pada periode umur 4-10
bulan sangat penting dalam menunjang pembentukan alveoli dan kelenjar susu
dalam menghasilkan susu. Pemenuhan terhadap kebutuhan energi pada umur 4-10
bulan juga sangat penting untuk dapat menghasilkan bobot badan yang ideal
(Niezen et al. 1996).
Mineral Zn
Mineral Zn merupakan mikromineral esensial yang diperlukan bagi hewan
dan manusia dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Zn adalah unsur inorganik
yang berarti tidak dapat dikonversikan dari zat gizi lain sehingga harus selalu
tersedia dalam makanan atau pakan yang dikonsumsi (Bender 1993). Mineral Zn
membantu mengoptimalkan aktivitas mikroorganisme yang ada di dalam rumen
hewan ruminansia untuk mencerna pakan berserat melalui proses fermentasi
(Underwood & Suttle 2001).Mineral Zn dapat ditemukan pada beberapa jaringan
tubuh, terutama pada hati,ginjal, tulang, otot, pankreas, mata, kelenjar prostat,
kulit, rambut, bulu, dan kuku (King & Keen 1999). Mineral Zn diekskresikan
melalui pankreas, empedu, kelenjar keringat dan urin (Cheeke 2005).
Enzim membutuhkan Zn sebagai katalisator. Mineral Zn memengaruhi
enzim karboksipeptidase pada pankreas yang berfungsi sebagai protease maupun
peptidase untuk mencerna protein dalam usus serta memengaruhi enzim yang
menyintesis protein seperti DNA polimerase. Mineral Zn juga berfungsi untuk
meningkatkan respon imunitas, berperan dalam proses persembuhan, merangsang
perkembangan fetus dan meningkatkan laju pertumbuhan (Linder 1992).
3
Defisiensi Zn berdampak buruk bagi kesehatan tubuh manusia maupun
hewan. Manusia atau hewan yang kekurangan Zn dapat mengalami dermatitis,
diare, kehilangan bobot badan, dan hipogonadism. Defisiensi Zn akan menjadikan
hewan dalam cekaman fisiologis yang diakibatkan oleh tidak berfungsinya
beberapa enzim dan beberapa fungsi metabolik lainnya (Berg & Austin 1987).
Batas aman bagi sapi untuk mengkonsumsi Zn adalah kurang dari 500
mg/kg. Kelebihan Zn akan memberikan efek negatif seperti terganggunya
penyerapan mineral Cu dan Fe, reaksi degeneratif pada hati, ginjal dan pankreas
(Allen et al. 1983). Bakteri selulolitik di dalam rumen akan menurun akibat kadar
Zn yang berlebih sehingga sapi mengalami penurunan berat badan, konsumsi, dan
efesiensi penggunaan ransum (Eryavuz & Dehority2009).
Fraksi Protein
Total protein merupakan kumpulan unsur-unsur kimia darah yang berada di
dalam plasma atau serum. Peningkatan dan penurunan fraksi total protein di
dalam tubuh berhubungan dengan status kesehatan tubuh (Kaslow 2010). Oleh
karena itu sapi membutuhkan pakan yang mengandung protein yang cukup untuk
menjaga kesehatan tubuhnya. Menurut Rastogi (2007) mineral Zn diperkirakan
memberikan pengaruh terhadap kadar protein dalam darahpada hewan
ternak.Penambahan mineral Zn pada pakan akan mengaktifkan enzim proteolitik
di dalam rumen yang akan menghidrolisa protein menjadi asam amino.
Peningkatan aktivitas enzim ini akan meningkatkan kadar protein dalam plasma
(Linder 1992). Aktifitas enzim dan mikroba yang ada di dalam rumen akan
terganggu apabila kadar mineral Zn di dalam tubuh rendah. Gangguan ini akan
mengakibatkan tidak berubahnya protein pakan yang akan mengakibatkan
rendahnya kadar total protein dalam serum (Underwood & Suttle 2001). Kisaran
normal kadar total protein pada sapi perah adalah 7,68±1,17g/dl (Earley et al.
2006).
Albumin merupakan fraksi protein yang memiliki kemampuan larut di
dalam air. Albumin memiliki kadar garam dalam jumlah sedang dan mudah
terkoagulasi jika terpapar oleh panas. Albumin di dalam darah merupakan protein
plasma yang diproduksi di dalam hati. Albumin dalam darah dapat mencapai 60%
dari total protein plasma(Nelson & Cox 2004).Kisaran normal kadar albumin pada
sapi perah adalah 3,54±0,45 g/dl (Earley et al. 2006).
Albumin menjalankan banyak fungsi penting bagi tubuh antara lain
membantu penggunaan asam lemak bebas, menjaga osmolalitas plasma darah dan
cairan interstisial dan membantu ekskresi bilirubin (Nelson & Cox 2004).Albumin
juga memiliki fungsi dalam mengatur penyerapan Zn, karena sekitar 67% Zn yang
ada di dalam plasma berikatan dengan albumin (Prasad 1991).
Kadar albumin yang meningkat dalam darah dapat disebabkan oleh gagal
jantung,
kegagalantubuh
dalam
menyintesis
protein,
dan
faktor
keturunan/congenital. Menurunnya kadar albumin dalam darah dapat disebabkan
oleh dehidrasi kronis, penyakit hipotiroid, malnutrisi, gejala rusaknya ginjal,
kehilangan protein, enterophaty, terbakar, kegagalan fungsi hati dan
ketidakcukupan hormon anabolik seperti hormon pertumbuhan (Kaslow 2010).
Widhyari (2005) melaporkan bahwa pemberian suplementasi Zn tidak
4
memengaruhi kadar albumin pada kambing peranakan etawa periode sekitar
partus.
Globulin merupakan salah satu fraksi protein darah utama selain albumin
(Nelson & Cox 2004). Globulin terbagi menjadi tiga subfraksi yaitu α-globulin, globulin, dan -globulin. Alfa-globulin dan -globulin memiliki fungsi dalam
pengangkutan fraksi lemak dalam protein, serta -globulin yang berfungsi sebagai
antibodi.Mandal dan Dass (2010) melaporkan bahwa tidak ada perubahan kadar
globulin yang signifikan pada kelompok sapi crossbreed yang diberi tambahan Zn
dalam pakan. Kadar globulin normal pada sapi adalah 4,16±1,15 g/dl (Earley et al.
2006).
Rasio albumin/globulin (A/G) adalah parameter yang digunakan untuk
interpretasi adanya perubahan kadar fraksi protein dalam darah. Nilai rasio A/G
dapat digunakan untuk menentukan adanya kelainan pada organ hati yang terjadi
ketika kadar albumin berada dibawah kadar normal dan kadar globulin diatas
normal. Kasus seperti kanker, penyakit ginjal, infeksi HIV, penyakit autoimun,
memperlihatkan kadar albumin dalam darah yang rendah. Rasio A/G dapat
digunakan juga sebagai parameter status gizi individu (Goldwasser & Feldman
1997).
METODE PENELITIAN
Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian dilakukan pada bulan Mei hingga Oktober 2013. Pengambilan
sampel darah anak sapi dilakukan di peternakan rakyat desa Citapen kecamatan
Ciawi Bogor, Jawa Barat. Pemeriksaan sampel darah dilakukan di Laboratorium
komersial di Bogor dan Laboratorium Patologi Klinik Divisi Penyakit Dalam,
Departemen Klinik, Reproduksi dan PatologiFakultas Kedokteran Hewan Institut
Pertanian Bogor.
Bahan dan Alat
Peralatan yang digunakan dalam penelitian ini meliputi spektrofotometer,
sentrifus, disposablesyringe, tabung reaksi, gelas piala, pipet, dan tabung ependorf.
Bahan bahan yang digunakan antara lain seperangkat kit total protein dan albumin,
sampel darah sapi, aquades, Zn biokomplek, serta pakan sapi berupa rumput dan
konsentrat.
Hewan Coba
Penelitian ini menggunakan sembilan ekor anak sapi Friesian Holstein yang
sehat secara klinis, umur antara 6-10 bulan. Pakan yang diberikan berupa rumput
dan konsentrat. Pakan diberikan setiap hari sesuai kebutuhan menurut NRC
(1980). Air minum diberikan secara ad libitum.
Sapi dibagi kedalam tiga kelompok perlakuan. Masing-masing kelompok
terdiri dari 3 ekor, yaitukelompok kontrol (diberi pakan tanpa suplementasi Zn),
5
kelompok yang diberi pakan dengan suplementasi Zn 60 ppmdan kelompok yang
diberi pakan dengan suplementasiZn 120 ppm.
Pengambilan Sampel Darah
Pengambilan sampel darahdilakukan pada saat sebelum dan setelah diberi
perlakuan setiap bulan selama tiga bulan. Sampel darah diambil melalui vena
jugularis sebanyak 10 ml menggunakan disposable syringe.Sampel
darahdidiamkan pada suhu ruangsampai keluar serum kemudian disentrifugasi
selama 15 menit dengan kecepatan 1500 rpm. Serum yang diperoleh dipisahkan
dan disimpan dalam tabung ependorf. Serum yang diperolehkemudian disimpan
dalam freezer sampai analisis dilakukan. Serum dianalisis terhadap kadar total
protein, albumin, globulin dan rasio A/G.
Pemeriksaan Kadar Total Protein, Albumin, Globulin, dan Rasio A/G
Pemeriksaan kadar total protein dan albumin dilakukan menggunakan alat
spektrofotometerdengan menggunakan kit komersial. Kadar globulin diperoleh
dari pengurangan antara kadar total protein dengan kadar albumin. Setelah kadar
globulin diperoleh, dihitung rasio albumin terhadap globulin (rasio A/G).
Pengolahan Data
Data yang diperoleh dianalisis menggunakan Analisis Sidik Ragam
(Analysis of Variance/ANOVA). Jika terdapat pengaruh perlakuan, akan
dilanjutkan dengan uji bedaTukey (Tukey`s Multiple Range Test).
HASIL DAN PEMBAHASAN
Kadar Total Protein
Tabel 1 menyajikan hasil pengamatan terhadap kadar total protein anak sapi
FH sebelum dan setelah pemberian pakan dengan tambahan Zn dalam pakannya.
Secara umum, kadar total protein cenderung mengalami penurunan setelah
pemberian pakan dengan tambahan Zn.
Tabel 1 Rataan kadar total protein (g/dl) anak sapi FH sebelum dan setelah diberi
pakan dengan tambahan mineral Zn
Perlakuan
Waktu Pengamatan (bulan)
0
1
2
3
Kontrol
7,8 ± 0,40
6,47 ± 0,31
7,47 ± 0,99
Zn 60 ppm
7,87 ± 0,99
6,6 ± 0,20
6,93 ± 0,42
7,07 ± 0,46
Zn 120 ppm
7,27 ± 0,50
6,4 ± 0,57
7,1 ± 0,71
7, ± 0,20
7,2 ± 0
6
Kadar total protein selama pengamatan berfluktuasi antara 6,4 – 7,87 g/dl.
Kadar total protein pada semua kelompok perlakuan cenderung menurun pada
bulan pertama setelah suplementasi mineral Zn. Namun demikian, kadar total
protein pada semua kelompok perlakuan pada penelitian ini masih berada dalam
kisaran referensi normal menurut Earley et al. (2006) yaitu 7,68±1,17g/dl. Hasil
analisa statistik memperlihatkan bahwa kadar total protein tidak berbeda nyata
antar kelompok perlakuan (P>0,05).
Penurunan kadar total protein pada bulan pertama setelah pemberian Zn
diduga berhubungan dengan kondisi fisologis, adaptasi pakan dan kandungan
protein dalam pakan. Menurunnya kadar total protein dalam darah pada anak sapi
diduga dikarenakan kebutuhan protein anak sapi yang meningkat dan kandungan
protein dalam pakan yang kurang memenuhi kebutuhan protein anak sapi.
Terjadinya peningkatan kadar total protein setelah bulan pertama diduga karena
anak sapi mulai beradaptasi terhadap pakan yang diberikan. Brown et al (2006)
melaporkan anak sapi yang diberikan tambahan pakan konsentrat sebanyak 5590% bahan kering selama kurang dari 14 hari tanpa proses adaptasi akan
menunjukkan penurunan kesehatan selama pemberian pakan.
Kadar total protein dalam darah dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti
umur, stres akibat cuaca yang ekstrem dan kandungan nutrisi dalam pakan yang
diberikan. Sapi yang baru lahir memiliki kadar total protein dan albumin yang
tinggi sedangkan kadar globulin sangat rendah. Kadar total protein akan
meningkat seiring dengan meningkatnya umur sapi. Temperatur lingkungan yang
ekstrem akan menyebabkan sapi mengalami hipotermia atau hipertermia. Hal ini
akan menyebabkan terjadinya penurunan kadar total protein dan albumin di dalam
darah serta peningkatan kadar globulin dalam darah (Kaneko et al.2008).
Kadar total protein di dalam darah juga dipengaruhi oleh jumlah protein
dalam pakan yang diberikan. Protein dalam pakan akan memberikan pengaruh
langsung terhadap kadar total protein dalam darah, karena protein dalam pakan
akan dicerna dan diubah menjadi protein yang beredar di dalam darah (Kaneko et
al 2008).
Hasil penelitian ini sejalan dengan El Hendy et al. (2001), dimanakelompok
tikus yang diberi suplementasi Zn dalam pakannya memperlihatkan kadar total
protein dan globulin darah yang lebih rendah dibandingkan dengan kelompok
tikus kontrol.Daghash dan Mousa (1999) juga melaporkan bahwa tidak ada
perubahan terhadap kadar total protein pada sapi yang berada dibawah cekaman
iklim yang panas setelah penambahan Zn dalam pakannya.
Menurut Kaslow (2010), penting untuk melihat tinggi atau rendahnya
kadar total protein dalam darah karena berhubungan dengan status kesehatan
tubuh. Peningkatan kadar total protein darah diatas kisaran referensi normal dapat
disebabkan oleh adanya infeksi kronis, leukemia, dan penyakit pada saluran
pernafasan. Rendahnya kadar total protein darah dibawah kisaran referensi normal
dapat disebabkan oleh penyakit hati, malnutrisi, malabsorbsi, dan gangguan
rumen.
7
Kadar Albumin
Hasil pengamatan kadar albumin anak sapi FH sebelum dan setelah
pemberian pakan dengan tambahan Zn dalam pakannya disajikan pada Tabel 2.
Secara umum, kadar albumin pada semua kelompok perlakuan cenderung
meningkat sampai dengan akhir pengamatan.Hasil penelitian ini sejalan dengan
Mandal dan Dass (2010) yang melaporkan bahwa terjadi peningkatan rataan kadar
albumin pada sapi crossbreed yang diberi tambahan Zn dalam pakannya selama
rentang 120 – 150 hari.Kadar albumin pada penelitian iniselama pengamatan
berfluktuasi antara 3,57-3,9 g/dl. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kadar
albumin dalam darah tetap terjaga pada kisaran nilai normal. Kadar albumin pada
semua kelompok perlakuanmasih berada pada kisaran referensi normal menurut
Earley et al. (2006), yaitu 3,54±0,45 g/dl. Hasil analisa statistik memperlihatkan
kadar albumin berbeda nyata antara kelompok perlakuan Zn 60 ppm dan Zn 120
ppm dengan kelompok kontrol pada bulan pertama setelah pemberian Zn (P0,05). Secara umum, rasio A/G pada
semua kelompok perlakuan cenderungmengalami peningkatan selama
pengamatan berlangsung. Rasio A/Gselama pengamatan berfluktuasi antara 0,88
hingga 1,43. Namun demikian, rasio A/G pada semua kelompok perlakuan masih
berada dalam kisaran referensi normal menurut Alberghina et al. (2011), yaitu
0,88±0,43. Hasil penghitungan rasio A/G anak sapi FH sebelum dan setelah
pemberian pakan dengan tambahan Zn disajikan pada Tabel 4.
9
Tabel 4 Rasio albumin/globulin anak sapi FH sebelum dan setelah diberi pakan
dengan tambahan mineral Zn
Perlakuan
Waktu Pengamatan (bulan)
0
1
2
3
Kontrol
0,90 ± 0,14
1,43 ± 0,15
1,04 ± 0,19
1,18 ± 0,05
Zn 60 ppm
0,88 ± 0,17
1,24 ± 0,07
1,28 ± 0,14
1,22± 0,12
Zn 120 ppm
0,95 ± 0,14
1,31 ± 0,18
1,28 ± 0,19
1,17 ± 0,14
Rasio A/G merupakan penghitungan terhadap distribusikadar albumindan
globulin dalam darah. Peningkatan rasio A/G dapat disebabkan oleh beberapa
faktor, yaitu meningkatnya kadar albumin disertai kadar globulin yang tetap
dalam darah, kadar albumin yang tetap disertai menurunnya kadar globulin dalam
darah, dan meningkatnya kadar albumin disertai penurunan kadar globulin dalam
darah. Penurunan rasio A/G dapat terjadi jika kadar globulin meningkat disertai
penurunan atau tetapnya kadar albumin dalam darah (Kanekoet al. 2008). Rasio
A/G juga dapat digunakan sebagai parameter status gizi individu (Goldwasser &
Feldman 1997). Menurut Jain (1993), nilai rasio A/G dapat memberikan informasi
tentang fungsi hati, keadaan hipotiroidisme, hiperglukokortikoid, dan peningkatan
diet protein.
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Secara umum profil fraksi protein dalam darah pada anak sapi FH yang
diberi suplementasi Zn sebesar 60 ppm dan 120 ppm selama 3 bulan berada pada
kisaran normal. Kadar fraksi total protein, albumin dan globulin pada anak sapi
FH terendah dijumpai pada bulan pertama setelah suplementasi Zn.
Saran
Penelitian lebih lanjut perlu dilakukan untuk mendapatkanprofil fraksi
protein yang optimal pada anak sapi FH yang diberi tambahan mineral Zn dalam
pakan denganmenggunakan sumber suplemen mineral Zn yang berbeda, dosis
pemberian lebih bervariasi dan selang waktu pengamatan yang berbeda.
DAFTAR PUSTAKA
Aak.1995.Petunjuk Praktis Beternak Sapi Perah. Yogyakarta (ID): Kanisius.
Alberghina D, Ferrantelli V, Giannetto C, Piccione G, Vazzana I, 2011. Reference
Intervals for Total Protein Concentration, Serum Protein Fractions, and
Albumin/Globulin Ratios. J Vet Diagn Invest. 23: 111-114.
10
Allen JG,Masters HG, Peet RL. 1983. Zinc Toxicity in Ruminants. JPath 93: 363377.
Azizzadeh M. Mohri M. Seifi HA. 2005. Effect of Oral Zinc Supplementation on
Hematology, Serum Biochemistry, Performance, and Health in Neonatal
Dairy Calves. Comp Clin Path. 14:67–71.
Bender AD. 1993. Introduction to Nutrition and Metabolism. London (GB): UCL
Pr.
Berg A, Austin J. 1987. Nutrition Policies and Programs: A Decade of
Redirection in Food Policy: Integrating Supply, Distribution and
Consumption. Washington (US): Brookings Institute Pr.
Brown MS, Ponce CH,Pulikanti R. 2006. Adaptation of Beef Cattle to High
Concentrate Diets: Performance and Ruminal Metabolism. J Animal Sci. 84:
25-33.
Cheeke PR. 2005. Applied Animal Nutrition. 3rd Ed. New Jersey (US): Pearson
Education Inc.
Earley B, Fisher AD, Riordan EGO.2006. Effects of Pretransport Fasting on the
Physiological Responses of Young Cattle to 8-hour Road Transport. J
AgriFood Res Irish. 45: 51–60.
El Hendy HA, Yousef MI, Abo El, Nega NI. 2001. Effect of DietaryZinc
Deficiency on Hematological and Biochemical Parameters and
Concentrations of Zinc, Copper and Iron in Growing Rats. Toxicol.
167:163–170.
Eryavuz A, Dehority BA. 2009. Effects of Supplemental Zinc Concentration on
Cellulose Digestion and Cellulolytic and Total Bacterial Numbers in Vitro.
Anim Feed Sci Technol. 151:185-193
Goldwasser P, Feldman J. 1997. Association of SerumAlbumin and Mortality
Risk. J Clin Epidemiol.50 (6):693-703.
Jain NC. 1993. Essentials of Veterinary Hematology. Philadelphia(US): Lea
&Febiger.
Kaneko JJ, Harvey JW, Bruss ML. 2008. Clinical Biochemistry of
DomesticAnimal.6th Ed. New York (US): Elsevier Inc.
Kaslow JE. 2010. Analysis of Serum Protein. Santa Ana(US): 720 North Tustin
Avenue Suite 104.
King JC, Keen CL. 1999. Modern Nutrition in Health and Disease. 9th Ed.New
York(US): Rose Tree Corporate Center.
Lieberman S, Bruning N. 1990. The Real Vitamin and Mineral Book. New York
(US): Garden City Park.
Linder MC. 1992. Biokimia Nutrisi dan Metabolisme. Parakkasi A, penerjemah.
Jakarta (ID): UI Pr. Terjemahan dari: NutritionalBiochemistry and
Metabolism.
Mandal GP,Dass RS. 2010. Haematobiochemical Profile of Crossbred Calves
Supplemented With Inorganic and Organic Source of Zinc.Indian J Anim
Res. 44(3): 197- 200.
Nelson DL, Cox MM. 2004. Lehninger Principles of Biochemistry. 4th Ed. New
York (US): W. H. Freeman.
Niezen JH, Grieve DG, McBride BW, Burton JH. 1996. Effect of Plane Nutrition
Before and After 200 Kilograms of Body Weigh on Mammary
Development of Prepubertal Holstein Heifer. J. Dairy Sci. 79: 1255.
11
[NRC] National Research Council. 1980. Recommended dietary Allowances. 9th
Ed. Washington (US): National Academy Press.
Prasad AS. 1991. Discovery of Human Zinc Deficiency and Studies in an
Experimental Human Model. Am J Clin Nutr 53:403-412.
Rastogi SC. 2007. Essential of Animal Physiology. 4th Ed. New Delhi (IN): New
Age International.
Sudono A, Rosdiana F, Setiawan B. 2003. Beternak Sapi Perah Secara
Intensif.Jakarta (ID):Agromedia Pustaka.
Suprijati. 2013. Seng Organik sebagai Imbuhan Pakan Ruminansia. Wartazoa 23:
142-157
Underwood EJ, Suttle NF. 2001. The Mineral Nutrition of Livestock. Wahington
(US): CABI Publishing.
Widhyari SD. 2005. Patofisiologi Sekitar Partus pada Kambing Peranakan
Etawah: Kajian Peran Suplementasi Zincum terhadap Respons Imunitas dan
Produktivitas [disertasi]. Bogor: Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian
Bogor.
12
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Pontianak, Kalimantan Barat pada tanggal 4 April
1992 sebagai putra pertama dari pasangan Bapak Aswin dan Ibu Ninuk. Penulis
bersekolah di SD Muhammadiyah 2 Pontianak, SMP Negeri 10 Pontianak, dan
SMA Negeri 03 Pontianak, kemudian penulis melanjutkan studinya di Institut
Pertanian Bogor sebagai mahasiswa Kedokteran Hewan melalui jalur Beasiswa
Utusan Daerah (BUD).
Selama menjalani studi penulis aktif dalam organisasi Ikatan Mahasiswa
Kedokteran Hewan Indonesia (Imakahi) dan Himpunan Profesi Ruminansia FKH
IPB.
DIBERI PAKAN DENGAN TAMBAHAN MINERAL Zn
DANNY NUGROHO
FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2014
PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Profil Fraksi Protein
Anak Sapi Friesian Holstein yang Diberi Pakan dengan Tambahan Mineral
Znadalah benar karya saya denganarahan dari komisi pembimbing dan belum
diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber
informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak
diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam
Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut
Pertanian Bogor.
Bogor, Desember 2014
Danny Nugroho
NIM B04100205
ABSTRAK
DANNY NUGROHO. Profil Fraksi Protein Anak Sapi Friesian Holstein yang
Diberi Pakan dengan Tambahan Mineral Zn. Dibimbing oleh SUS DERTHI
WIDHYARI dan ANITA ESFANDIARI.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mempelajariprofil kadar total protein,
albumin, globulindan rasio albumin-globulin (rasio A/G) anak sapiFriesian
Holstein (FH) yang diberi tambahan mineral Zinc (Zn) dalam pakannya.Penelitian
ini menggunakan sembilan ekor anak sapi FH yang sehat secara klinis dan berumur
antara 6-10 bulan. Anak sapi dibagi kedalam tiga kelompok perlakuan, masingmasing kelompok terdiri dari 3 ekor, yaitu kelompok kontrol (diberi pakan tanpa
suplementasi Zn), kelompok yang diberi pakan dengan suplementasi Zn 60 ppm
dankelompok yang diberi pakan dengan suplementasi Zn 120 ppm. Pengambilan
sampel darahdilakukan melalui vena jugularis. Sampel darah diambil pada saat
sebelum dan setelah diberi perlakuan setiap bulan selama tiga bulan, untuk
dianalisis terhadap kadar total protein, albumin, globulin dan rasio albuminglobulin (rasio A/G). Hasil pengamatan memperlihatkan bahwa kadar total protein
berfluktuasi antara 6,4-7,87g/dl. Kadar albumincenderung meningkat dan berkisar
antara 3,57-3,9 g/dl, kadar globulin cenderung menurun berkisar antara 2,67-4,25
g/dl, dan rasio A/G cenderung meningkat berkisar antara 0,88-1,43selama
pengamatan berlangsung. Secara umum, profil fraksi protein dalam darah pada
anak sapi FH yang diberi suplementasi mineral Zn sebesar 60 ppm dan 120 ppm
selama 3 bulanberada pada kisaran normal.
Kata kunci:Zn, total protein, albumin, globulin, rasio albumin-globulin.
ABSTRACT
DANNY NUGROHO. Protein Fraction Profiles of Friesian Holstein Calves
Supplemented by Zn.Supervised by SUS DERTHI WIDHYARI and ANITA
ESFANDIARI.
The objective of this experiment was to study the effects of zinc
supplementation in Friesian Holstein (FH) calves on total protein, albumin,
globulin and albumin-globulin ratio (A/Gratio) profiles. Nine healthy Holstein
calves,6-8 months of age were used in this experiment. Calves were divided into
three groups. Each group were consisted of three calves i.e. with zero(control), 60
ppm and 120 ppmof Zn supplementation, respectively. Blood samples were taken
from jugular vein prior to and every month following Zn supplementation for three
months for total protein, albumin, globulin and albumin-globulin ratio (A/Gratio)
analysis. Result of this experiment indicated that the concentration of total protein
were fluctuative in all groups (6.4-7.87 g/dl). Albumin concentration tended to
increase with therange from of 3.57 to 3.9 g/dl,while globulin concentration tended
to decrease with range2.67 to 4.25 g/dl. A/G ratio tended to increase between 0.88
to 1.43. In conclusion, the profiles of protein on calves supplemented by 60 ppm
and 120 ppmof Zn for 3 months were in a normal range.
Keywords:Zn, total protein, albumin, globulin, albumin-globulin ratio.
PROFIL FRAKSI PROTEIN ANAK SAPI Friesian Holstein YANG
DIBERI PAKAN DENGAN TAMBAHAN MINERAL Zn
DANNY NUGROHO
Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Kedokteran Hewan
pada
FakultasKedokteran Hewan
FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2014
Judul Skripsi: Profil Fraksi Protein Anak Sapi Friesian Holstein yang Diberi Pakan
dengan Tambahan Mineral Zinc
Nama
: Danny Nugroho
NIM
: B04100205
Disetujui oleh
Diketahui oleh
Drh Agus Setiyono, MS, Ph.D, APVet
Wakil Dekan FKH IPB
Tanggal Lulus:
PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Alloh subhanahu wa ta’ala atas
limpahan nikmat, rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis telah menyelesaikan
skripsi ini dengan baik.Judul yang dipilih dalam penelitian adalah “Profil Fraksi
Protein Anak Sapi Friesian Holstein yang Diberi Pakan dengan Tambahan Mineral
Zn”.
Penulis mengucapkan terima kasih dan penghargaan setinggi-tingginya
kepada:
1. Kedua orang tua Ibu Ninuk Dwi Astuti, Bapak Aswin H. Djafar, adik Dimas
Prasetyo dan Putri Cahaya Rani, serta segenap keluarga besar penulis atas
segala do’a, semangat, dan kasih sayang yang selalu diberikan kepada penulis.
2. Dr Drh Sus Derthi Widhyari,MSi danDr Drh Anita Esfandiari,MSiselaku
pembimbing skripsi yang telah memberikan pengarahan, ilmu, dan bimbingan
kepada penulis. Drh Kusdiantoro Mohammad, MSi selaku pembimbing
akademik yang selalu memberikan pengarahan dan bimbingan selama proses
perkuliahan dan seluruh keluarga besar Fakultas Kedokteran Hewan IPB dan
seluruh pihak yang telah membantu kelancaran studi penulis, baik selama
kuliah maupun dalam penyelesaian skripsi ini.
3. Saudara-saudaraBrotherhood,Alm. Baheramsyah, Edy, Reza, Oka, Oki, Raya,
Oky, Rian, Helmi, Jodi yang selalu memberikan penulis inspirasi, semangat,
motivasi dalam memberikan makna dari menjalani hidup.
4. Sahabat-sahabat Jancukers, Adit, Asrang, Ari, Singgih, Deka, Alif, Dayat yang
selalu membantu dan memberikan warna-warni kehidupan selama penulis
berada di Bogor.
5. Seluruh keluarga di Asrama Mahasiswa Kalimantan Barat Bogor yang telah
membantu kelancaran studi penulis.
6. Penulis juga ingin mengucapkan terimakasih kepada Meishytah Eka Aprilianti
atas seluruh kebaikannya sehingga penulis dapat menyelesaikan masa studi di
IPB dengan baik.
Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.
Bogor, Desember 2014
Danny Nugroho
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
x
PENDAHULUAN
1
Latar Belakang
1
Tujuan Penelitian
2
Manfaat Penelitian
2
TINJAUAN PUSTAKA
2
Sapi Friesian Holstein
2
Mineral Zn
2
Fraksi Protein
3
METODE PENELITIAN
4
Waktu dan Tempat Penelitian
4
Bahan dan Alat
4
Hewan Percobaan
4
Pengambilan Sampel Darah
5
Pemeriksaan Kadar Total Protein, Albumin, Globulin dan Rasio A/G
5
Pengolahan Data
5
HASIL DAN PEMBAHASAN
5
Kadar Total Protein
5
Kadar Albumin
7
Kadar Globulin
Rasio Albumin/Globulin (A/G)
SIMPULAN DAN SARAN
7
8
9
Simpulan
9
Saran
9
DAFTAR PUSTAKA
RIWAYAT HIDUP
9
12
DAFTAR TABEL
1 Rataan kadar total protein (g/dl) anak sapi FH sebelum dan setelah diberi
pakan dengan tambahan mineral Zn
2 Rataan kadar albumin (g/dl) anak sapi FH sebelum dan setelah diberi
pakan dengan tambahan mineral Zn
3 Rataan kadar globulin (g/dl) anak sapi FH sebelum dan setelah diberi
pakan dengan tambahan mineral Zn
4 Rataan rasio A/Ganak sapi FH sebelum dan setelah diberi pakan dengan
tambahan mineral Zn
5
7
8
9
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Sapi merupakan salah satu komoditas penghasil protein hewani yang
memiliki peran dalam memenuhi kebutuhan gizi masyarakat Indonesia. Oleh
karena itu diperlukan upaya peningkatan produktivitas sapi untuk memenuhi
kecukupan gizi masyarakat Indonesia. Produktivitas sapi ditentukan oleh beberapa
faktor seperti lingkungan, genetik dan manajemen pemeliharaan. Pemeliharaan
dan pemberian pakan yang baik akan membantu sapi mencapai produktivitas yang
optimal.
Kualitas dan kuantitas pakan akan berpengaruh terhadap kesehatan,
produksi dan reproduksi sapi. Pakan yang diberikan harus dalam keadaan baik,
mudah didapat dan mengandung zat-zat yang dapat memenuhi kebutuhan tubuh
sapi. Zat yang diperlukan oleh sapi terdiri dari karbohidrat, protein, lemak,
mineral dan vitamin.Selain pakan utama, suplemen juga diberikanuntuk
menambah nilai nutrisi yang sudah ada di dalam pakan sapi.
Pakan pada umumnya hanya mengandung mineral Zn dengan kadar berkisar
antara 20-30 mg/kg bahan kering (Suprijati 2013). National Research Council
(NRC) merekomendasikan pemberian tambahanmineral Zn dalam pakan sebanyak
40 – 60 ppm untuk membantu mengoptimalkan sistem kekebalan tubuh
sapi.Mineral Zn diperlukan dalam jumlah yang sedikit namun memiliki fungsi
yang esensial dalam memenuhi kebutuhan tubuh sapi.
Mineral Zn dibutuhkan oleh sapi untuk berbagai proses metabolisme dan
menjaga fungsi fisiologis tubuh. Mineral Zn juga berperan dalam membantu
pertumbuhan mikroba rumen yang akan mendegradasi protein dalam pakan.
Defisiensi mineral Zn akan mengakibatkan proses pencernaan protein dalam
pakan menjadi tidak optimal, sehingga kadar total protein dalam darah menjadi
rendah (Underwood& Suttle 2001).
Protein dalam darah berperan dalam proses pembekuan darah,
mempertahankan tekanan osmosis dan mekanisme pertahanan tubuh(Nelson &
Cox 2004).Mineral Zn sangat penting untuk perkembangan tubuh sapi dan sistem
kekebalan yang optimal. Profil fraksi protein dalam darah dapat menjadi indikator
status kesehatan pada anak sapi.Informasi tentang profil fraksi protein pada anak
sapi yang disuplementasi mineral Zn belum banyak dilaporkan. Oleh karena itu
penelitian ini penting untuk dilakukan.
Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui profil kadar total protein,
albumin, globulin dan rasio albumin-globulin (rasio A/G) pada anak sapi FH yang
diberi tambahan mineral Zn dalam pakannya.
Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi tentang
gambaran kadar total protein, albumin, globulin serta rasio A/G pada anak sapi
2
FH yang diberi tambahan mineral Zn dalam pakannya. Penambahan mineral Zn
dalam pakan diharapkan dapat membantu proses pencernaan sehingga
mengoptimalkan kadar fraksi protein pada anak sapi.
TINJAUAN PUSTAKA
Sapi Friesian Holstein
Sapi Friesian Holstein(FH) dikenal juga dengan nama Fries Holland.
Bangsa sapi ini di Amerika disebut Holstein, dan di Eropa disebut
denganFriesian(Sudono et al.2003). Sapi ini memiliki populasi terbesar hampir
di seluruh dunia, baik di negara subtropis maupun tropis, termasuk Indonesia
(Aak 1995). Rambut sapi FH pada umumnya berwarna hitam dan putih, kadang–
kadang merah dan putih dengan batasan warna yang jelas (Sudono et al.2003).
Periode umur yang menentukan tercapainya potensi genetik sapi FH betina
dalam mencapai tingkat reproduksi dan produksi susu yang tinggi adalah pada
saat periode pertumbuhan mulai dari umur lepas sapih (4-5 bulan) sampai siap
untuk kawin pertama (15-16 bulan). Sapi pejantan yang memiliki kualitas semen
yang baik dapat meningkatkan mutu genetik sapi dalam membuahi betina.
Kemampuan tertinggi pejantan membuahi betina dicapai pada umur 5-7 tahun dan
dapat dipertahankan hingga umur 15 tahun (Aak 1995).
Pemenuhan terhadap kebutuhan nutrisi sapi betina pada periode umur 4-10
bulan sangat penting dalam menunjang pembentukan alveoli dan kelenjar susu
dalam menghasilkan susu. Pemenuhan terhadap kebutuhan energi pada umur 4-10
bulan juga sangat penting untuk dapat menghasilkan bobot badan yang ideal
(Niezen et al. 1996).
Mineral Zn
Mineral Zn merupakan mikromineral esensial yang diperlukan bagi hewan
dan manusia dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Zn adalah unsur inorganik
yang berarti tidak dapat dikonversikan dari zat gizi lain sehingga harus selalu
tersedia dalam makanan atau pakan yang dikonsumsi (Bender 1993). Mineral Zn
membantu mengoptimalkan aktivitas mikroorganisme yang ada di dalam rumen
hewan ruminansia untuk mencerna pakan berserat melalui proses fermentasi
(Underwood & Suttle 2001).Mineral Zn dapat ditemukan pada beberapa jaringan
tubuh, terutama pada hati,ginjal, tulang, otot, pankreas, mata, kelenjar prostat,
kulit, rambut, bulu, dan kuku (King & Keen 1999). Mineral Zn diekskresikan
melalui pankreas, empedu, kelenjar keringat dan urin (Cheeke 2005).
Enzim membutuhkan Zn sebagai katalisator. Mineral Zn memengaruhi
enzim karboksipeptidase pada pankreas yang berfungsi sebagai protease maupun
peptidase untuk mencerna protein dalam usus serta memengaruhi enzim yang
menyintesis protein seperti DNA polimerase. Mineral Zn juga berfungsi untuk
meningkatkan respon imunitas, berperan dalam proses persembuhan, merangsang
perkembangan fetus dan meningkatkan laju pertumbuhan (Linder 1992).
3
Defisiensi Zn berdampak buruk bagi kesehatan tubuh manusia maupun
hewan. Manusia atau hewan yang kekurangan Zn dapat mengalami dermatitis,
diare, kehilangan bobot badan, dan hipogonadism. Defisiensi Zn akan menjadikan
hewan dalam cekaman fisiologis yang diakibatkan oleh tidak berfungsinya
beberapa enzim dan beberapa fungsi metabolik lainnya (Berg & Austin 1987).
Batas aman bagi sapi untuk mengkonsumsi Zn adalah kurang dari 500
mg/kg. Kelebihan Zn akan memberikan efek negatif seperti terganggunya
penyerapan mineral Cu dan Fe, reaksi degeneratif pada hati, ginjal dan pankreas
(Allen et al. 1983). Bakteri selulolitik di dalam rumen akan menurun akibat kadar
Zn yang berlebih sehingga sapi mengalami penurunan berat badan, konsumsi, dan
efesiensi penggunaan ransum (Eryavuz & Dehority2009).
Fraksi Protein
Total protein merupakan kumpulan unsur-unsur kimia darah yang berada di
dalam plasma atau serum. Peningkatan dan penurunan fraksi total protein di
dalam tubuh berhubungan dengan status kesehatan tubuh (Kaslow 2010). Oleh
karena itu sapi membutuhkan pakan yang mengandung protein yang cukup untuk
menjaga kesehatan tubuhnya. Menurut Rastogi (2007) mineral Zn diperkirakan
memberikan pengaruh terhadap kadar protein dalam darahpada hewan
ternak.Penambahan mineral Zn pada pakan akan mengaktifkan enzim proteolitik
di dalam rumen yang akan menghidrolisa protein menjadi asam amino.
Peningkatan aktivitas enzim ini akan meningkatkan kadar protein dalam plasma
(Linder 1992). Aktifitas enzim dan mikroba yang ada di dalam rumen akan
terganggu apabila kadar mineral Zn di dalam tubuh rendah. Gangguan ini akan
mengakibatkan tidak berubahnya protein pakan yang akan mengakibatkan
rendahnya kadar total protein dalam serum (Underwood & Suttle 2001). Kisaran
normal kadar total protein pada sapi perah adalah 7,68±1,17g/dl (Earley et al.
2006).
Albumin merupakan fraksi protein yang memiliki kemampuan larut di
dalam air. Albumin memiliki kadar garam dalam jumlah sedang dan mudah
terkoagulasi jika terpapar oleh panas. Albumin di dalam darah merupakan protein
plasma yang diproduksi di dalam hati. Albumin dalam darah dapat mencapai 60%
dari total protein plasma(Nelson & Cox 2004).Kisaran normal kadar albumin pada
sapi perah adalah 3,54±0,45 g/dl (Earley et al. 2006).
Albumin menjalankan banyak fungsi penting bagi tubuh antara lain
membantu penggunaan asam lemak bebas, menjaga osmolalitas plasma darah dan
cairan interstisial dan membantu ekskresi bilirubin (Nelson & Cox 2004).Albumin
juga memiliki fungsi dalam mengatur penyerapan Zn, karena sekitar 67% Zn yang
ada di dalam plasma berikatan dengan albumin (Prasad 1991).
Kadar albumin yang meningkat dalam darah dapat disebabkan oleh gagal
jantung,
kegagalantubuh
dalam
menyintesis
protein,
dan
faktor
keturunan/congenital. Menurunnya kadar albumin dalam darah dapat disebabkan
oleh dehidrasi kronis, penyakit hipotiroid, malnutrisi, gejala rusaknya ginjal,
kehilangan protein, enterophaty, terbakar, kegagalan fungsi hati dan
ketidakcukupan hormon anabolik seperti hormon pertumbuhan (Kaslow 2010).
Widhyari (2005) melaporkan bahwa pemberian suplementasi Zn tidak
4
memengaruhi kadar albumin pada kambing peranakan etawa periode sekitar
partus.
Globulin merupakan salah satu fraksi protein darah utama selain albumin
(Nelson & Cox 2004). Globulin terbagi menjadi tiga subfraksi yaitu α-globulin, globulin, dan -globulin. Alfa-globulin dan -globulin memiliki fungsi dalam
pengangkutan fraksi lemak dalam protein, serta -globulin yang berfungsi sebagai
antibodi.Mandal dan Dass (2010) melaporkan bahwa tidak ada perubahan kadar
globulin yang signifikan pada kelompok sapi crossbreed yang diberi tambahan Zn
dalam pakan. Kadar globulin normal pada sapi adalah 4,16±1,15 g/dl (Earley et al.
2006).
Rasio albumin/globulin (A/G) adalah parameter yang digunakan untuk
interpretasi adanya perubahan kadar fraksi protein dalam darah. Nilai rasio A/G
dapat digunakan untuk menentukan adanya kelainan pada organ hati yang terjadi
ketika kadar albumin berada dibawah kadar normal dan kadar globulin diatas
normal. Kasus seperti kanker, penyakit ginjal, infeksi HIV, penyakit autoimun,
memperlihatkan kadar albumin dalam darah yang rendah. Rasio A/G dapat
digunakan juga sebagai parameter status gizi individu (Goldwasser & Feldman
1997).
METODE PENELITIAN
Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian dilakukan pada bulan Mei hingga Oktober 2013. Pengambilan
sampel darah anak sapi dilakukan di peternakan rakyat desa Citapen kecamatan
Ciawi Bogor, Jawa Barat. Pemeriksaan sampel darah dilakukan di Laboratorium
komersial di Bogor dan Laboratorium Patologi Klinik Divisi Penyakit Dalam,
Departemen Klinik, Reproduksi dan PatologiFakultas Kedokteran Hewan Institut
Pertanian Bogor.
Bahan dan Alat
Peralatan yang digunakan dalam penelitian ini meliputi spektrofotometer,
sentrifus, disposablesyringe, tabung reaksi, gelas piala, pipet, dan tabung ependorf.
Bahan bahan yang digunakan antara lain seperangkat kit total protein dan albumin,
sampel darah sapi, aquades, Zn biokomplek, serta pakan sapi berupa rumput dan
konsentrat.
Hewan Coba
Penelitian ini menggunakan sembilan ekor anak sapi Friesian Holstein yang
sehat secara klinis, umur antara 6-10 bulan. Pakan yang diberikan berupa rumput
dan konsentrat. Pakan diberikan setiap hari sesuai kebutuhan menurut NRC
(1980). Air minum diberikan secara ad libitum.
Sapi dibagi kedalam tiga kelompok perlakuan. Masing-masing kelompok
terdiri dari 3 ekor, yaitukelompok kontrol (diberi pakan tanpa suplementasi Zn),
5
kelompok yang diberi pakan dengan suplementasi Zn 60 ppmdan kelompok yang
diberi pakan dengan suplementasiZn 120 ppm.
Pengambilan Sampel Darah
Pengambilan sampel darahdilakukan pada saat sebelum dan setelah diberi
perlakuan setiap bulan selama tiga bulan. Sampel darah diambil melalui vena
jugularis sebanyak 10 ml menggunakan disposable syringe.Sampel
darahdidiamkan pada suhu ruangsampai keluar serum kemudian disentrifugasi
selama 15 menit dengan kecepatan 1500 rpm. Serum yang diperoleh dipisahkan
dan disimpan dalam tabung ependorf. Serum yang diperolehkemudian disimpan
dalam freezer sampai analisis dilakukan. Serum dianalisis terhadap kadar total
protein, albumin, globulin dan rasio A/G.
Pemeriksaan Kadar Total Protein, Albumin, Globulin, dan Rasio A/G
Pemeriksaan kadar total protein dan albumin dilakukan menggunakan alat
spektrofotometerdengan menggunakan kit komersial. Kadar globulin diperoleh
dari pengurangan antara kadar total protein dengan kadar albumin. Setelah kadar
globulin diperoleh, dihitung rasio albumin terhadap globulin (rasio A/G).
Pengolahan Data
Data yang diperoleh dianalisis menggunakan Analisis Sidik Ragam
(Analysis of Variance/ANOVA). Jika terdapat pengaruh perlakuan, akan
dilanjutkan dengan uji bedaTukey (Tukey`s Multiple Range Test).
HASIL DAN PEMBAHASAN
Kadar Total Protein
Tabel 1 menyajikan hasil pengamatan terhadap kadar total protein anak sapi
FH sebelum dan setelah pemberian pakan dengan tambahan Zn dalam pakannya.
Secara umum, kadar total protein cenderung mengalami penurunan setelah
pemberian pakan dengan tambahan Zn.
Tabel 1 Rataan kadar total protein (g/dl) anak sapi FH sebelum dan setelah diberi
pakan dengan tambahan mineral Zn
Perlakuan
Waktu Pengamatan (bulan)
0
1
2
3
Kontrol
7,8 ± 0,40
6,47 ± 0,31
7,47 ± 0,99
Zn 60 ppm
7,87 ± 0,99
6,6 ± 0,20
6,93 ± 0,42
7,07 ± 0,46
Zn 120 ppm
7,27 ± 0,50
6,4 ± 0,57
7,1 ± 0,71
7, ± 0,20
7,2 ± 0
6
Kadar total protein selama pengamatan berfluktuasi antara 6,4 – 7,87 g/dl.
Kadar total protein pada semua kelompok perlakuan cenderung menurun pada
bulan pertama setelah suplementasi mineral Zn. Namun demikian, kadar total
protein pada semua kelompok perlakuan pada penelitian ini masih berada dalam
kisaran referensi normal menurut Earley et al. (2006) yaitu 7,68±1,17g/dl. Hasil
analisa statistik memperlihatkan bahwa kadar total protein tidak berbeda nyata
antar kelompok perlakuan (P>0,05).
Penurunan kadar total protein pada bulan pertama setelah pemberian Zn
diduga berhubungan dengan kondisi fisologis, adaptasi pakan dan kandungan
protein dalam pakan. Menurunnya kadar total protein dalam darah pada anak sapi
diduga dikarenakan kebutuhan protein anak sapi yang meningkat dan kandungan
protein dalam pakan yang kurang memenuhi kebutuhan protein anak sapi.
Terjadinya peningkatan kadar total protein setelah bulan pertama diduga karena
anak sapi mulai beradaptasi terhadap pakan yang diberikan. Brown et al (2006)
melaporkan anak sapi yang diberikan tambahan pakan konsentrat sebanyak 5590% bahan kering selama kurang dari 14 hari tanpa proses adaptasi akan
menunjukkan penurunan kesehatan selama pemberian pakan.
Kadar total protein dalam darah dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti
umur, stres akibat cuaca yang ekstrem dan kandungan nutrisi dalam pakan yang
diberikan. Sapi yang baru lahir memiliki kadar total protein dan albumin yang
tinggi sedangkan kadar globulin sangat rendah. Kadar total protein akan
meningkat seiring dengan meningkatnya umur sapi. Temperatur lingkungan yang
ekstrem akan menyebabkan sapi mengalami hipotermia atau hipertermia. Hal ini
akan menyebabkan terjadinya penurunan kadar total protein dan albumin di dalam
darah serta peningkatan kadar globulin dalam darah (Kaneko et al.2008).
Kadar total protein di dalam darah juga dipengaruhi oleh jumlah protein
dalam pakan yang diberikan. Protein dalam pakan akan memberikan pengaruh
langsung terhadap kadar total protein dalam darah, karena protein dalam pakan
akan dicerna dan diubah menjadi protein yang beredar di dalam darah (Kaneko et
al 2008).
Hasil penelitian ini sejalan dengan El Hendy et al. (2001), dimanakelompok
tikus yang diberi suplementasi Zn dalam pakannya memperlihatkan kadar total
protein dan globulin darah yang lebih rendah dibandingkan dengan kelompok
tikus kontrol.Daghash dan Mousa (1999) juga melaporkan bahwa tidak ada
perubahan terhadap kadar total protein pada sapi yang berada dibawah cekaman
iklim yang panas setelah penambahan Zn dalam pakannya.
Menurut Kaslow (2010), penting untuk melihat tinggi atau rendahnya
kadar total protein dalam darah karena berhubungan dengan status kesehatan
tubuh. Peningkatan kadar total protein darah diatas kisaran referensi normal dapat
disebabkan oleh adanya infeksi kronis, leukemia, dan penyakit pada saluran
pernafasan. Rendahnya kadar total protein darah dibawah kisaran referensi normal
dapat disebabkan oleh penyakit hati, malnutrisi, malabsorbsi, dan gangguan
rumen.
7
Kadar Albumin
Hasil pengamatan kadar albumin anak sapi FH sebelum dan setelah
pemberian pakan dengan tambahan Zn dalam pakannya disajikan pada Tabel 2.
Secara umum, kadar albumin pada semua kelompok perlakuan cenderung
meningkat sampai dengan akhir pengamatan.Hasil penelitian ini sejalan dengan
Mandal dan Dass (2010) yang melaporkan bahwa terjadi peningkatan rataan kadar
albumin pada sapi crossbreed yang diberi tambahan Zn dalam pakannya selama
rentang 120 – 150 hari.Kadar albumin pada penelitian iniselama pengamatan
berfluktuasi antara 3,57-3,9 g/dl. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kadar
albumin dalam darah tetap terjaga pada kisaran nilai normal. Kadar albumin pada
semua kelompok perlakuanmasih berada pada kisaran referensi normal menurut
Earley et al. (2006), yaitu 3,54±0,45 g/dl. Hasil analisa statistik memperlihatkan
kadar albumin berbeda nyata antara kelompok perlakuan Zn 60 ppm dan Zn 120
ppm dengan kelompok kontrol pada bulan pertama setelah pemberian Zn (P0,05). Secara umum, rasio A/G pada
semua kelompok perlakuan cenderungmengalami peningkatan selama
pengamatan berlangsung. Rasio A/Gselama pengamatan berfluktuasi antara 0,88
hingga 1,43. Namun demikian, rasio A/G pada semua kelompok perlakuan masih
berada dalam kisaran referensi normal menurut Alberghina et al. (2011), yaitu
0,88±0,43. Hasil penghitungan rasio A/G anak sapi FH sebelum dan setelah
pemberian pakan dengan tambahan Zn disajikan pada Tabel 4.
9
Tabel 4 Rasio albumin/globulin anak sapi FH sebelum dan setelah diberi pakan
dengan tambahan mineral Zn
Perlakuan
Waktu Pengamatan (bulan)
0
1
2
3
Kontrol
0,90 ± 0,14
1,43 ± 0,15
1,04 ± 0,19
1,18 ± 0,05
Zn 60 ppm
0,88 ± 0,17
1,24 ± 0,07
1,28 ± 0,14
1,22± 0,12
Zn 120 ppm
0,95 ± 0,14
1,31 ± 0,18
1,28 ± 0,19
1,17 ± 0,14
Rasio A/G merupakan penghitungan terhadap distribusikadar albumindan
globulin dalam darah. Peningkatan rasio A/G dapat disebabkan oleh beberapa
faktor, yaitu meningkatnya kadar albumin disertai kadar globulin yang tetap
dalam darah, kadar albumin yang tetap disertai menurunnya kadar globulin dalam
darah, dan meningkatnya kadar albumin disertai penurunan kadar globulin dalam
darah. Penurunan rasio A/G dapat terjadi jika kadar globulin meningkat disertai
penurunan atau tetapnya kadar albumin dalam darah (Kanekoet al. 2008). Rasio
A/G juga dapat digunakan sebagai parameter status gizi individu (Goldwasser &
Feldman 1997). Menurut Jain (1993), nilai rasio A/G dapat memberikan informasi
tentang fungsi hati, keadaan hipotiroidisme, hiperglukokortikoid, dan peningkatan
diet protein.
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Secara umum profil fraksi protein dalam darah pada anak sapi FH yang
diberi suplementasi Zn sebesar 60 ppm dan 120 ppm selama 3 bulan berada pada
kisaran normal. Kadar fraksi total protein, albumin dan globulin pada anak sapi
FH terendah dijumpai pada bulan pertama setelah suplementasi Zn.
Saran
Penelitian lebih lanjut perlu dilakukan untuk mendapatkanprofil fraksi
protein yang optimal pada anak sapi FH yang diberi tambahan mineral Zn dalam
pakan denganmenggunakan sumber suplemen mineral Zn yang berbeda, dosis
pemberian lebih bervariasi dan selang waktu pengamatan yang berbeda.
DAFTAR PUSTAKA
Aak.1995.Petunjuk Praktis Beternak Sapi Perah. Yogyakarta (ID): Kanisius.
Alberghina D, Ferrantelli V, Giannetto C, Piccione G, Vazzana I, 2011. Reference
Intervals for Total Protein Concentration, Serum Protein Fractions, and
Albumin/Globulin Ratios. J Vet Diagn Invest. 23: 111-114.
10
Allen JG,Masters HG, Peet RL. 1983. Zinc Toxicity in Ruminants. JPath 93: 363377.
Azizzadeh M. Mohri M. Seifi HA. 2005. Effect of Oral Zinc Supplementation on
Hematology, Serum Biochemistry, Performance, and Health in Neonatal
Dairy Calves. Comp Clin Path. 14:67–71.
Bender AD. 1993. Introduction to Nutrition and Metabolism. London (GB): UCL
Pr.
Berg A, Austin J. 1987. Nutrition Policies and Programs: A Decade of
Redirection in Food Policy: Integrating Supply, Distribution and
Consumption. Washington (US): Brookings Institute Pr.
Brown MS, Ponce CH,Pulikanti R. 2006. Adaptation of Beef Cattle to High
Concentrate Diets: Performance and Ruminal Metabolism. J Animal Sci. 84:
25-33.
Cheeke PR. 2005. Applied Animal Nutrition. 3rd Ed. New Jersey (US): Pearson
Education Inc.
Earley B, Fisher AD, Riordan EGO.2006. Effects of Pretransport Fasting on the
Physiological Responses of Young Cattle to 8-hour Road Transport. J
AgriFood Res Irish. 45: 51–60.
El Hendy HA, Yousef MI, Abo El, Nega NI. 2001. Effect of DietaryZinc
Deficiency on Hematological and Biochemical Parameters and
Concentrations of Zinc, Copper and Iron in Growing Rats. Toxicol.
167:163–170.
Eryavuz A, Dehority BA. 2009. Effects of Supplemental Zinc Concentration on
Cellulose Digestion and Cellulolytic and Total Bacterial Numbers in Vitro.
Anim Feed Sci Technol. 151:185-193
Goldwasser P, Feldman J. 1997. Association of SerumAlbumin and Mortality
Risk. J Clin Epidemiol.50 (6):693-703.
Jain NC. 1993. Essentials of Veterinary Hematology. Philadelphia(US): Lea
&Febiger.
Kaneko JJ, Harvey JW, Bruss ML. 2008. Clinical Biochemistry of
DomesticAnimal.6th Ed. New York (US): Elsevier Inc.
Kaslow JE. 2010. Analysis of Serum Protein. Santa Ana(US): 720 North Tustin
Avenue Suite 104.
King JC, Keen CL. 1999. Modern Nutrition in Health and Disease. 9th Ed.New
York(US): Rose Tree Corporate Center.
Lieberman S, Bruning N. 1990. The Real Vitamin and Mineral Book. New York
(US): Garden City Park.
Linder MC. 1992. Biokimia Nutrisi dan Metabolisme. Parakkasi A, penerjemah.
Jakarta (ID): UI Pr. Terjemahan dari: NutritionalBiochemistry and
Metabolism.
Mandal GP,Dass RS. 2010. Haematobiochemical Profile of Crossbred Calves
Supplemented With Inorganic and Organic Source of Zinc.Indian J Anim
Res. 44(3): 197- 200.
Nelson DL, Cox MM. 2004. Lehninger Principles of Biochemistry. 4th Ed. New
York (US): W. H. Freeman.
Niezen JH, Grieve DG, McBride BW, Burton JH. 1996. Effect of Plane Nutrition
Before and After 200 Kilograms of Body Weigh on Mammary
Development of Prepubertal Holstein Heifer. J. Dairy Sci. 79: 1255.
11
[NRC] National Research Council. 1980. Recommended dietary Allowances. 9th
Ed. Washington (US): National Academy Press.
Prasad AS. 1991. Discovery of Human Zinc Deficiency and Studies in an
Experimental Human Model. Am J Clin Nutr 53:403-412.
Rastogi SC. 2007. Essential of Animal Physiology. 4th Ed. New Delhi (IN): New
Age International.
Sudono A, Rosdiana F, Setiawan B. 2003. Beternak Sapi Perah Secara
Intensif.Jakarta (ID):Agromedia Pustaka.
Suprijati. 2013. Seng Organik sebagai Imbuhan Pakan Ruminansia. Wartazoa 23:
142-157
Underwood EJ, Suttle NF. 2001. The Mineral Nutrition of Livestock. Wahington
(US): CABI Publishing.
Widhyari SD. 2005. Patofisiologi Sekitar Partus pada Kambing Peranakan
Etawah: Kajian Peran Suplementasi Zincum terhadap Respons Imunitas dan
Produktivitas [disertasi]. Bogor: Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian
Bogor.
12
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Pontianak, Kalimantan Barat pada tanggal 4 April
1992 sebagai putra pertama dari pasangan Bapak Aswin dan Ibu Ninuk. Penulis
bersekolah di SD Muhammadiyah 2 Pontianak, SMP Negeri 10 Pontianak, dan
SMA Negeri 03 Pontianak, kemudian penulis melanjutkan studinya di Institut
Pertanian Bogor sebagai mahasiswa Kedokteran Hewan melalui jalur Beasiswa
Utusan Daerah (BUD).
Selama menjalani studi penulis aktif dalam organisasi Ikatan Mahasiswa
Kedokteran Hewan Indonesia (Imakahi) dan Himpunan Profesi Ruminansia FKH
IPB.