Persentase Karkas, Potongan Komersial, dan Lemak Abdominal Ayam Broiler yang Diberi Pakan Mengandung Tepung Inti Sawit Ditambah Pollard atau Dedak

PERSENTASE KARKAS, POTONGAN KOMERSIAL, DAN
LEMAK ABDOMINAL AYAM BROILER YANG DIBERI
PAKAN MENGANDUNG TEPUNG INTI SAWIT
DITAMBAH POLLARD ATAU DEDAK

ALDRIAN ARIFIN

DEPARTEMEN ILMU NUTRISI DAN TEKNOLOGI PAKAN
FAKULTAS PETERNAKAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2014

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA*
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Persentase karkas,
Potongan Komersial, dan Lemak Abdominal Ayam Broiler yang Diberi Pakan
Mengandung Tepung Inti Sawit Ditambah Pollard atau Dedak adalah benar karya
saya denganarahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk
apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau
dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah

disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam daftar pustaka di bagian akhir
skripsi ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut
Pertanian Bogor.
Bogor, April2014
Aldrian Arifin
NIM D24080346

ABSTRAK
ALDRIAN ARIFIN. Persentase karkas, Potongan Komersial, dan Lemak
Abdominal Ayam Broiler yang Diberi Pakan Mengandung Tepung Inti Sawit
Ditambah Pollard atau Dedak. Dibimbing oleh NAHROWI dan I KOMANG
GEDE WIRYAWAN.
Industri kelapa sawit memiliki hasil samping maupun produk utama yang
dapat dijadikan bahan pakan yang sangat potensial, salah satu yang belum banyak
diteliti adalah tepung inti sawit. Tujuan penelitian ini adalah mengkaji persentase
karkas, potongan komersial, dan lemak abdominal ayam broiler yang diberi pakan
mengandung tepung inti sawit. Terdapat 3 perlakuan yaitu; P1 (kontrol), P2
(pakan mengandung tepung inti sawit dan pollard), P3 (pakan mengandung
tepung inti sawit dan dedak) dengan 6 ulangan. Hasil penelitian menunjukkan

bahwa bobot akhir dan persentase karkas ayam broiler yang diberi pakan
mengandung tepung inti sawit (P2 dan P3) lebih rendah dari kontrol, namun
meningkatkan potongan komersial (paha atas, paha bawah, sayap, dan punggung).
Lemak abdominal pada pakan P2 lebih tinggi dibandingkan P1 dan P3. Pemberian
tepung inti sawit dalam pakan dapat menurunkan persentase karkas dan
meningkatkan persentase potongan komersial kecuali dada, serta meningkatkan
lemak abdominal.
Kata kunci: Broiler, Lemak Abdominal, Persentase Karkas, Potongan Komersial,
Tepung Inti Sawit

ABSTRACT
ALDRIAN ARIFIN. Percentge of Carcass, Commercial Parts and Broiler
Abdominal Fat been Feed Contains Palm Kernel Powder Plus Pollard or Rice
Bran. Supervised by NAHROWI and I KOMANG GEDE WIRYAWAN.
The palm oil industry has a main product and a byproduct that can be used
as a feeding. One of the product that has not been widely studied is the palm
kernel powder. The purpose of this study was to evaluate the effect offeeding
ration containing palm kernel powder on carcass percentage, commercial cut, and
abdominal fat of broilers. There treatments were; P1 (control), P2 (ration
contained palm kernel powder and pollard), P3 (ration contained palm karnel

powder and rice bran) with 6 replications. The results showed that the percentage
of carcass and commercial cut of broiler fed palm kernel powder (P2 and P3) was
lower than control, but increased commercial cuts (thighs, upper thigh, wings, and
back). Abdominal fat of P2 was higher compared to P1 and P3.Feeding palm
kernel powder in the diet decreasedcarcass percentage and increased commercial
cuts except the breast and abdominal fat.
Keywords: Abdominal Fat, Broiler, Carcass Percentage, Commercial Cuts, Palm
Karnel Powder

PERSENTASE KARKAS, POTONGAN KOMERSIAL, DAN
LEMAK ABDOMINAL AYAM BROILER YANG DIBERI
PAKAN MENGANDUNG TEPUNG INTI SAWIT
DITAMBAH POLLARD ATAU DEDAK

ALDRIAN ARIFIN

Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Peternakan pada
Departemen Ilmu Nutrisi dan Teknologi Pakan


DEPARTEMEN ILMU NUTRISI DAN TEKNOLOGI PAKAN
FAKULTAS PETERNAKAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2014

Judul Skripsi : Persentase Karkas, Potongan Komersial, dan Lemak Abdominal
Ayam Broiler yang Diberi Pakan Mengandung Tepung Inti Sawit
Ditambah Pollard atau Dedak
Nama
: Aldrian Arifin
NIM
: D24080346

Disetujui oleh

Prof. Dr. Ir. Nahrowi, M.Sc
Pembimbing I


Prof. Dr. Ir. I Komang Gede Wiryawan
Pembimbing II

Diketahui oleh

Prof. Dr. Ir. Panca Dewi Manu Hara Karti S. M. Si
Ketua Departemen

Tanggal Lulus:

PRAKATA
Bismillaahirrahmaanirrahim,
Alhamdulillahhi Rabbil Alamin, penulis panjatkan kehadirat Allah SWT.
karena berkat rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang
berjudul “Persentase Karkas, Potongan Komersial, dan Lemak Abdominal Ayam
Broiler yang diberi Pakan Mengandung Tepung Inti Sawit Ditambah Pollard atau
Dedak” sebagai salah satu syarat dalam memperoleh gelar Sarjana Peternakan
Institut pertanian Bogor.
Penelitian dilaksanakan dari bulan Agustus sampai Oktober 2012. Lokasi
penelitian dilakukan di peternakan ayam Laladon Indah, Bogor. Penelitian

dilakukan bersama saudara Vippasana, Nandini Widyadhari, dan Siti Rosyani
selaku rekan satu angkatan se-Fakultas Peternakan Departemen Ilmu Nutrisi dan
Teknologi Pakan (INTP).

Bogor, April 2014
Aldrian Arifin

DAFTAR ISI
ABSTRAK

ii

LEMBAR PENGESAHAN

v

PRAKATA

vi


DAFTAR TABEL

ix

DAFTAR LAMPIRAN

ix

PENDAHULUAN

1

METODE

2

Waktu dan Lokasi

2


Alat

2

Bahan

2

Prosedur

3

Persiapan Tepung Inti Sawit

3

Persiapan dan Pemeliharaan

3


Pelaksanaan Panen

4

Peubah yang Diamati

4

Rancangan Percobaan dan Analisis Data
HASIL DAN PEMBAHASAN




Bobot Akhir



Persentase Karkas




Persentase Potongan Komersial Dada



Persentase Potongan Komersial Paha Bawah dan Paha Atas



Persentase Potongan Komersial Punggung



Persentase Potongan Komersial Sayap



Persentase Lemak Abdominal




SIMPULAN DAN SARAN

10 

Simpulan

10 

Saran

10 

DAFTAR PUSTAKA

11 

LAMPIRAN

12 

RIWAYAT HIDUP

16 

UCAPAN TERIMAKASIH

16 

DAFTAR TABEL
1
2
3
4
5

Komposisi pakan A dan pakan B
Komposisi nutrien pakan A dan pakan B
Komposisi nutrien pakan komersial
Rataan bobot akhir, bobot potong, bobot kosong, bulu, dan karkas
Bobot Akhir dan Pesentase Karkas.


3
3
5
7

 

DAFTAR LAMPIRAN
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14

Analisis ragam bobot hidup pada ayam broiler
Uji lanjut duncan bobot hidup ayam broiler
Analisis ragam persentase karkas pada ayam broiler
Uji lanjut duncan persentase karkas ayam broiler
Analisis ragam persentase potongan komersial dada pada ayam broiler
Uji duncan persentase potongan komersial dada pada ayam broiler
Analisis ragam persentase potongan komersial sayap pada ayam broiler
Uji duncan persentase potongan komersial sayap pada ayam broiler
Analisis ragam persentase potongan komersial punggung pada ayam
broiler
Uji duncan persentase potongan komersial punggung pada ayam broiler
Analisis ragam persentase potongan komersial paha atas pada ayam
broiler
Uji duncan persentase potongan komersial paha atas pada ayam broiler
Analisis ragam persentase potongan komersial paha bawah pada ayam
broiler
Uji lanjut duncan persentase potongan komersial paha bawah pada
ayam broiler
 

13 
13 
13
13
13 
14 
14 
14 
14 
14 
15 
15 
15 
15 

PENDAHULUAN
Industri ayam mempunyai prospek ekonomi yang cukup cerah, karena
usaha peternakan ayam relatif mudah dikembangkan, cepat menghasilkan, serta
usaha pemotongannya yang sederhana. Permintaan pasar yang cukup tinggi
terhadap karkas ayam broiler maka produsen diharapkan dapat menyediakan
karkas dengan kualitas yang baik.
Karkas yang baik mempunyai persentase yang tinggi terhadap bobot
hidupnya.Persentase menjadi perhitungan untuk menentukan kualitas daging
ayam broiler. Potongan komersial yang sering dijumpai yaitu dada, paha bawah,
paha atas, sayap dan punggung. Persentase dada yang diharapkan mempunyai
nilai yang jauh lebih tinggi dari persentase potongan komersial lainnya
menjadikannya indikator kualitas karkas pada ayam broiler, karena bagian ini
dikenal lebih lunak dagingnya dan mempunyai kandungan lemak yang rendah.
Pakan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi jumlah dan
kualitas karkas, sehingga pemilihan bahan pakan yang tepat sangat diperlukan.
Salah satu hasil samping industri kelapa sawit yang belum banyak diteliti yaitu
tepung inti sawit. Tepung inti sawit berbeda dengan bungkil inti sawit.Bungkil inti
sawit merupakan hasil turunan dari buah inti kelapa sawit yang telah diambil
minyak sawitnya, sedangkan tepung inti sawit diambil langsung dari buah inti
sawit yang sudah dipisahkan dari serabut dan telah dipisahkan dari kulit arinya.
Hasil analisis tepung inti sawit menunjukan kandungan bahankering 94.35 %,
protein kasar 9.56 %, serat kasar 29.41 %, lemak kasar 46.51 % dan energi
metebolis 4 460 kkalkg-1 (Saputra2012). Kandungan energi yang tinggi pada
tepung inti sawit menjadikan bahan baku ini sangat potensial, namun ada faktor
pembatas yang harus diperhatikan seperti kandungan serat dan lemak yang tinggi.
Kandungan serat dan lemak yang tinggi tentunya akan menjadi faktor pembatas
dan menurunkan persentase nutrisi bahan makanan lainnya. Serat dan lemak yang
tinggi harus diperhatikan, terutama bila diberikan kepada ternak nonrumansia
khususnya ayam karena dapat mempengaruhi performa ternak tersebut.
Penambahan pollard dan dedak padi dalam pakan berguna untuk menguragi
persentase penggunaan tepung inti sawit dalam menyumbang energi.
Penelitian terdahulu terhadap sifat fisik tepung inti sawit sudah dilakukan
oleh Syamfitri (2012) dan kimia oleh Saputra (2012), namun untuk penerapannya
pada ternak belum dilakukan.Oleh karena itu penelitian ini dilakukan untuk
menguji pengaruh pemberian pakan yang ditambahkan tepung inti sawit terhadap
bobot akhir, persentase karkas, potongan komersial, dan lemak abdominal pada
ayam broiler yang ditambah pollard atau dedak.
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi acuan untuk penelitian selanjutnya
mengenai penggunaan inti sawit maupun produk lain dari industri kelapa sawit
seperti pelepah sawit (oil palm frond), serabut mesokarp(palm press fibre),
lumpur sawit (palm oil sludge), dan bungkil inti sawit (palm kernel meal), sebagai
bahan pakan alternatif ternak khususnya unggas. Inti sawit yang ketersediaannya
cukup melimpah diharapkan dapat dipergunakan sebagai bahan pakan
konvensional yang cukup potensial, untuk mengurangi ketergantunganterhadap
bahan pakan impor.

2

METODE
Waktu dan Lokasi
Penelitian ini dilakukan dari bulan Agustus 2012 hingga Oktober 2012.
Lokasi pemeliharaan dilakukan di Kandang Penelitian Laladon Indah, Bogor.
Pembuatan pakan dilakukan di Laboratorium Industri Pakan, dan pengukuran
organ dalam dilakukan di Laboratorium Nutrisi Ternak Unggas, Fakultas
Peternakan, Institut Pertanian Bogor.
Alat
Peralatan yang digunakan untuk pemeliharaan ayam broiler berupa tempat
pakan, tempat air minum, timbangan digital, termometer, hygrothermometer,
kertas koran, sekam, sapu lidi, karung, dan tirai. Penerangan kandang
menggunakan lampu pijar 75 watt.
Bahan
Penelitian ini menggunakan day old chick (DOC) strain Cobb, CP 707 dari
perusahaan breeder PT. Charoen Pokphand Jaya Farm sebanyak 180 ekor.
Terdapat 18 petak kandang dengan luasan 1 m2, masing-masing kandang berisikan
10 ekor.
Pakan P2 terdiri atas konsentrat yang disusun dari inti sawit, jagung, bungkil
kedelai, corn gulten meal (CGM), meat bone meal (MBM), dicalcium phosphat
(DCP), garam, metionin, premix, dan anti oksidan yang dicampur dengan pollard.
Komposisi pakan P2 sama seperti pakan P3, namun pada pakan P3 dicampur
dengan bahan tambahan berupa dedak padi. Sedangkan untuk kontrol, digunakan
pakan komersial yang terdiri atas jagung, dedak padi, bungkil kedelai, bungkil
kelapa, MBM, pecahan gandum, bungkil kacang tanah, tepung daun canola,
kalsium, fospor, vitamin, trace mineral, dan anti oksidan. Komposisi pakan yang
digunakan pada penelitian ini disajikan pada Tabel 1, komposisi nutrien pada
pakan buatan disajikan pada Tabel 2, dan komposisi nutrien pakan komersil
disajikan pada Tabel 3.
Prosedur
Persiapan Tepung Inti Sawit
Kelapa sawit dibuang serabutnya kemudian buah sawit yang diperoleh
dijemur untuk mempermudah proses pemisahan antara inti dengan batoknya.
Setelah terpisah dari batoknya, inti sawit dijemur kembali hingga kering.Inti sawit
yang sudah kering kemudian digiling menjadi tepung.
Persiapan dan Pemeliharaan
Sebelum DOC datang, kandang dipersiapkan terlebih dahulu. Hal yang perlu
dilakukan adalah membersihkan kandang, mengalasi kandang dengan sekam,
sanitasi kandang, peralatan kandang, dan lingkungan disekitar kandang.

3
Sebanyak 180 ekor DOC ayam broiler dibagi menjadi 18 petak kandang,
masing-masing kandang terdiri dari 10 ekor ayam broiler. Ternak dipelihara
dalam petak kandang yang berbeda-beda selama empat minggu. Pada minggu
pertama dan kedua, pemberian pakan dilakukan lima kali sehari, yaitu pagi hari
pukul 06.00, pukul 10.00, siang hari pukul 12.00, sore hari pukul 17.00 dan
malam hari pukul 20.00, sedangkan pada minggu ketiga dan keempat pemberian
pakan dilakukan tiga kali sehari, yaitu pada pagi hari pukul 06.00, siang hari
pukul 12.00, dan malam hari pukul 20.00. Pakan dan air minum diberikan secara
ad libitum. Penimbangan bobot badan dan perhitungan konsumsi dilakukan setiap
satu kali dalam seminggu.
Tabel 1. Komposisi pakan P2 dan pakan P3
Bahan Baku
Inti Sawit
Jagung
Bungkil Kedelai
CGM
MBM
DCP
Garam
Metionin
Pollard
Dedak Padi

Penggunaan (%)
Pakan P2
7.650
53.35
18.00
8.000
5.900
0.400
0.400
0.300
6.000
-

Pakan P3
7.650
53.35
18.00
8.000
5.900
0.400
0.400
0.300
6.000

Ket : P2 = pakan perlakuan 2, P3 = pakan perlakuan 3,CGM : corn gluten meal, MBM : meat bone meal,
DCP : dicalcium phosphat.

Tabel 2. Komposisi nutrien pakan (as fed)
Perlakuan
Nutrien pakan
EM (Kkal kg-1)
PK (%)
LK (%)
SK (%)
Ca (%)
P (%)

a

P1
BR1 (0-14 hari) BR2 (15-28 hari)
2820 – 2920
2920 – 3020
21.00 – 23.00
19.00 – 21.00
5.000
5.000
5.000
5.000
0.900
0.900
0.600
0.600

P2b

P3b

3150
21.46
7.840
5.970
0.740
0.670

3007
20.96
7.050
6.130
0.460
0.420

Ket : P1= pakan kontrol (CP BR1 & BR2), P2 = jagung dan pollard sebagai bahan utama ditambah
konsentrat super, P3 = jagung dan dedak padi sebagai bahan utama ditambah konsentrat super, (a) data
kandungan nutrisi pakan komersial pada label, (b) hasil analisis laboratorium Ilmu Nutrisi dan Teknologi
Pakan, IPB (2012);

4
Pelaksanaan Panen
Pelaksanaan panen dilakukan pada hari ke-28.Sebanyak 36 ekor ayam (dua
ekor yang bobot badannya masuk ke dalam rata-rata bobot badan dari masingmasing kandang setiap perlakuan ulangan) diambil dan dilakukan penimbangan
bobot hidup akhir kemudian dipotong. Pemotongan dilakukan pada bagian leher
dengan cara memotong esofagus, pembuluh darah venajugularis, trakea dan arteri
karotidae. Setelah dipotong ayam dibiarkan dalam kondisi kepala berada di bawah
selama 2 sampai 3 menit yang bertujuan agar darah dapat keluar dengan cepat dan
sempurna. Ayam yang sudah dipotong selanjutnya direndam dalam air panas
selama ± 2 menit kemudian dilakukan pencabutan bulu. Perendaman dengan air
panas bertujuan untuk mempermudah proses pencabutan bulu. Setelah itu
dilakukan penimbangan karkas, potongan komersial (dada, sayap, punggung, paha
bawah, dan paha atas), dan lemak abdominal.
Peubah yang Diamati
Berat hidup (g ekor-1) diperoleh dari penimbangan bobot badan pada
minggu terakhir penelitian.
Bobot karkas (g ekor -1) diperoleh dari penimbangan tubuh tanpa bulu,
kepala, leher, kaki, dan jeroan.
Persentase bobot karkas (%) diperoleh dari bobot hidup dibagi dengan
bobot karkas dikali seratus persen.
Persentase bobot dada (%) diperoleh dengan cara menimbang bagian
karkas yang diambil pada daerah scapula sampai bagian tulang dada (g).
bobot dada
Persentase bobot dada (%) =
×100%
bobot karkas
Persentase paha atas (%) diperoleh dengan cara menimbang bagian
karkas yang diambil pada daerah persendian tulang paha bawah hingga pinggul
(g).
bobot paha atas
Persentase paha atas (%) =
×100%
bobot karkas
Persentase paha bawah (%) diperoleh dengan cara menimbang bagian
karkas yang diambil pada daerah persendian paha bawah hingga lutut (g).
bobot paha bawah
Persentase paha bawah (%) =
×100%
bobot karkas
Persentase punggung (%) diperoleh dengan cara menimbang bagian
karkas yang diambil pada tulang belakang hingga tulang panggul (g).
bobot punggung
Persentase punggung (%) =
×100%
bobot karkas
Persentase sayap (%) diperoleh dengan cara menimbang bagian karkas
yang diambil pada bagian daerah persendian antara lengan atas dengan scapula
(g).
bobot sayap
×100%
Persentase sayap (%) =
bobot karkas

5
Persentase lemak abdominal (%) diperoleh dengan cara menimbang
bagian bobot hidup bagian lemak yang terletak diantara proventiculus, gizzard,
duodenum, dan disekitar kloaka (g).
bobot lemak abdominal
×100%
Persentase lemak abdominal (%) =
bobot hidup
Rancangan Percobaan dan Analisis Data
Rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap
(RAL) dengan 3 perlakuan dan 6 ulangan. Model matematika dari rancangan
tersebut adalah sebagai berikut:
Yij = µ + τi + ij
Keterangan :
Yij
µ
τi
ij

= Nilai pengamatan perlakuan ke-i dan ulangan ke-j
= Rataan umum
= Efek perlakuan
= Galat perlakuan ke-i dan ke-j

Peubah yang diamati dalam penelitian ini adalah bobot hidup, persentase
karkas, persentase potongan komersial (dada, sayap, punggung, paha atas, paha
bawah). Data yang diperoleh dianalisis dengan sidik ragam (ANOVA) dan untuk
melihat perbedaan diantara perlakuan dilakukan uji lanjut Duncan (Steel dan
Torrie 1993).

6

HASIL DAN PEMBAHASAN
Bobot Akhir
Tabel 4.Rataan bobot akhir, bobot potong, bobot kosong, bulu, dan karkas
Peubah yang diamati
P1
P2
P3
Konsumsi
FCR
Bobot akhir
Bobot potong
Bobot kosong
Bulu dan organ dalam
(g)
% (bobot hidup)
Karkas
(g)
% (bobot hidup)
Keterangan :

2 508 ± 106.13a
1.550 ± 0.1300b
1615 ± 88.540a
1535 ± 85.600a
1326 ± 76.310a

1 719 ± 145.43b
1.750 ± 0.2600a
981 ± 129.180b
930 ± 124.990b
765.0 ± 96.430b

1 656± 134.10b
1.840 ± 0.2900a
899 ± 119.650b
844 ± 106.320b
692.0 ± 88.310b

209.0 ± 11.530a
12.940 ± 0.420b

165.0 ± 30.150b
16.810 ± 0.960a

152.0 ± 18.94b
16.85 ± 0.630a

1108 ± 71.520a
68.560 ± 1.400a

621 ± 81.530b
63.31 ± 1.380b

565 ± 71.290b
62.89 ± 1.920b

P1= kontrol, P2 =Pakan A (94% konsentrat + 6% pollard), P3 =Pakan B (94%
konsentrat + 6% dedak padi).

Bobot akhir pada ayam broiler merupakan indikator keberhasilan dalam
pemeliharaan, karena dari bobot akhir persentase karkas akan mengikuti juga.
Penambahan tepung inti sawit pada pakan sangat nyata (P