EFEKTI V ITAS MODEL PEMBELAJARAN INKURI TERBIMBING PADA MA TERI LARUTAN ELEKTROLIT NON - ELEKTROLIT DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGKOMUNIKASIKAN DAN MENYIMPULKAN

ABSTRAK

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN IKUIRI TERBIMBING PADA
MATERI LARUTAN ELEKTROLIT NON-ELEKTROLIT DALAM
MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGKOMUNIKASIKAN
DAN MENYIMPULKAN

Oleh
DESIA ABRISA

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan efektivitas model pembelajaran
Inkuiri terbimbing dalam meningkatkan kemampuan mengkomunikasikan dan
menyimpulkan pada materi pokok larutan elektrolit non-elektrolit. Populasi
dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X KA (Kimia Analis) SMK-SMTI
Tanjung Karang Bandar Lampung Tahun Ajaran 2013-2014. Sampel penelitian
diambil menggunakan teknik purposive sampling dan diperoleh kelas X KA 1
sebagai kelas kontrol dan kelas X KA 2 sebagai kelas eksperimen. Penelitian ini
menggunakan metode kuasi eksperimen dengan Non Equivalent (Pretest and
Posttest) Control Group Design. Efektivitas pembelajaran Inkuiri terbimbing
diukur berdasarkan perbedaan n-Gain yang signifikan antara kelas kontrol dan
kelas eksperimen.


Hasil penelitian menunjukkan nilai rata-rata n-Gain kemampuan mengkomunikasikan untuk kelas kontrol dan eksperimen masing-masing 0,40 dan 0,57 dan
rata-rata n-Gain kemampuan menyimpulkan untuk kelas kontrol dan eksperimen
masing-masing 0,70 dan 0,79. Hal ini menunjukkan bahwa pembelajaran inkuiri
terbimbing efektif dalam meningkatkan kemampuan mengkomunikasikan dan
menyimpulkan.
Kata kunci: model Inkuiri terbimbing, kemampuan mengkomunikasikan,
kemampuan menyimpulkan, Larutan elektrolit non-elektrolit.

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Bandar Lampung, pada tanggal 2 Desember 198, sebagai
anak pertama dari empat bersaudara, dari pasangan Bapak Abri Rasyid dan Ibu
Asiah Herawati. Penulis mengawali pendidikan formal di SD Negeri Enggal
Bandar Lampung pada tahun 1992 selesai pada tahun 1998. Pada tahun yang
sama penulis diterima di MTSN 1 Tanjung Karang yang diselesaikan pada tahun
2001. Tahun 2001 diterima di SMTI Tanjung Karang dan selesai pada tahun
2004. Pada tahun 2007 penulis diterima sebagai mahasiswi di Program Studi
Pendidikan Kimia Jurusan Pendidikan MIPA Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan (FKIP) Universitas Lampung.


Selama menjadi mahasiswa penulis mengikuti Kuliah Kerja Lapangan (KKL) di
Bandung dan Jakarta dan pada tahun 2011. Pada tahun 2012, mengikuti Program
Pengalaman Lapangan (PPL) di SMA Negeri 8 Bandar Lampung.

MOTO

ALLAH tidak akan mengulang waktu tapi ALLAH akan memberi
kesempatan untuk memperindah masa depan

Perbaiki yang salah, nikmati dan berfikir positif

Rencanakanlah masa depan anda karna disitulah anda akan
menghabiska sisa usia anda

Berilah limit waktu untuk cita-citamu jika tidak itu hanya akan
menjadi sebuah cita-cita

Harapan adalah kekuatan untuk bertahan


You’ll Never Walk Alone

PERSEMBAHAN

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang selalu memberikan limpahan
rahmat, nikmat Iman, Islam, dan anugrah serta kesehatan. Dengan penuh
rasa syukur dan kerendahan hati kupersembahkan karyaku yang tidak
sempurna ini kepada:

 Papa dan Mama tersayang yang telah membesarkanku dengan penuh
cinta, mendidik dengan sabar yang tidak ada habisnya, serta selalu
berdo’a untukku yang tidak ada hentinya. Mohon maaf selama ini
banyak menyusahkan dan membuat Mama kecewa, lelah dan marah.
Ananda sangat sadar, walau sampai akhir hayat ananda pun ananda
tidak akan dapat membalasnya. Semoga kelak ananda dapat
membahagiakan dan membuat Papa dan Mama bangga, aamiiiin.
 Adik, kakak, dan seluruh keluarga serta para sahabat seperjuangan
yang ku banggakan, terimakasih yang sebesar-besarnya atas
dukungan penuh, do’a, perhatian, tawa dan canda kalian, semoga kita
sukses bersama dan memiliki kehidupan yang lebih baik kedepannya,

aamiiiin.
 Danur Indrawan yang selalu menemaniku dalam suka dan duka,
yang selalu ada tepat pada waktunya. Yang telah memberikan
pemikiran, tenaga, semangat dan segenap kemampuannya dari awal
kuliah hingga wisudaku.


Atukku Tantowi Amsia, atukku yang selalu memberi nasihat serta
dorongan untuk menggapai kesuksesan. Terima kasih atuk.

 Almamaterku Tercinta Universitas Lampung.

SANWACANA

Bismillahirrohmanirrohim.

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala limpahan rahmat, hidayah dan
karunia-Nya sehingga dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Efektivitas
Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing pada Materi Larutan Elektrolitnonelektrolit untuk Meningkatkan Kemampuan Menyimpulkan dan
mengkomunikasikan”. Shalawat serta salam tercurah pada baginda Rasullulah

Muhammad SAW, keluarga, sahabat, serta umat-Nya yang senantiasa istiqomah
di jalan-Nya.
Pada kesempatan ini, diucapkan terima kasih kepada :
1. Bapak Dr. Bujang Rahman, M.Si., selaku Dekan FKIP Universitas Lampung.
2. Bapak Dr. Caswita, M.Si., selaku Ketua Jurusan Pendidikan MIPA.
3. Ibu Dr. Noor Fadiawati, M.Si., selaku Ketua Program Studi Pendidikan
Kimia.
4. Ibu Dra. Ila Rosilawati, M.Si, selaku dosen Pembimbing I, dan dosen
Pembimbing Akademik atas nasehat, keikhlasan dan kesabarannya untuk
membimbing penulis dalam menyusun skripsi ini.
5. Bapak Drs. Tasviri Efkar, M.S selaku dosen Pembimbing II atas saran dan
kritikan dalam penyusunan skripsi ini.

6. Ibu Dr. Ratu Betta Rudibyani, M.Si selaku dosen Pembahas atas segala kritik,
saran dan bimbingan yang diberikan dalam memperbaiki penulisan skripsi ini.
7. Seluruh Dosen dan staf di Jurusan Pendidikan MIPA FKIP Universitas
Lampung.
8. Bapak Drs. Heri Purnomo, M.Pd , selaku kepala SMK-SMTI Tanjung Krang
yang telah memberikan izin dan Ibu Normawati, S.Pd., selaku guru mitra atas
arahan dan bimbingannya serta siswa-siswi SMK-SMTI Tanjung Karang atas

bantuan dan kerjasamanya selama penulis melakukan penelitian.
9. Teristimewa untuk Mama, Papa, Adik-adikku Rian Fauzi, Raska Astri Dini,
Rainzi Diara dan Danur Indrawan atas kasih sayang, do’a, motivasi serta
dukungan penuh yang telah diberikan.
10. Sahabat-sahabatku; Maria dwi natali, Agus, Rohmawati, Oktsria, Gusti, Ria,
helvira, eka yunita, Aria, Andri Kasrani terima kasih untuk semua dukungan,
semangat, kenangan, serta kegalauan yang telah kalian berikan selama ini
kepada ku. Teman-teman seperjuangan Pendidikan Kimia angkatan 2007 serta
adik-adik Pendidikan Kimia angkatan 2008, 2009. Serta semua pihak yang
telah membantu dalam menyelesaikan skripsi ini.
Semoga Allah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada kita semua, serta
berkenan membalas semua budi baik yang diberikan.

Disadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, namun diharapkan
semoga skripsi ini bermanfaat bagi kita semua. Amin.
Bandar Lampung,

Desia Abrisa

DAFTAR ISI


Halaman
DAFTAR TABEL ............................................................................................
DAFTAR GAMBAR ......................................................................................
I.

II.

III.

PENDAHULUAN ..................................................................................

1

A. Latar Belakang ..................................................................................

1

B. Rumusan Masalah .............................................................................


5

C. Tujuan Penelitian ..............................................................................

5

D. Manfaat Penelitian ...........................................................................

5

E. Ruang Lingkup Penelitian ................................................................

6

TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................

8

A. Pembelajaran Kontruktivisme ..........................................................


8

B. Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing ..........................................

10

C. Keterampilan Proses Sains ...............................................................

12

D. Kerangka Pemikiran………………………………... .......................

15

E. Anggapan Dasar……………………………………… ....................

16

F. Hipotesis Penelitian .........................................................................


17

METODOLOGI PENELITIAN .............................................................

18

A. Populasi dan Sampel ........................................................................

18

B. Variabel penelitian ...........................................................................

18

C. Data Penelitian .................................................................................

19

D. Metode dan Desain Penelitian ..........................................................


19

E. Instrumen Penelitian dan Validitas ...................................................

20

F. Pelaksanaan Penelitian ......................................................................

21

G. Teknik Analisis Data ........................................................................

22

Nilai Siswa………………………………. ..................................
Perhitungan n-Gain ......................................................................
Pengujian Hipotesis ....................................................................
Uji Homogenitas .........................................................................
Uji perbedaan dua rata-rata ..........................................................

22
23
23
24
25

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ......................................

28

A. Hasil Penelitian dan Analisis Data ....................................................

28

B. Pembahasan .......................................................................................

32

SIMPULAN DAN SARAN ....................................................................

40

A. Simpulan ...........................................................................................

40

B. Saran ..................................................................................................

40

1.
2.
3.
3.
4.

V.

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.

Silabus Kelas Eksperimen .................................................................
RPP Kelas Eksperimen .....................................................................
RPP Kelas Kontrol …………………………………………………
Lembar Kerja Siswa………………………………………………..
Soal Pretes dan Postes ……………………………………………..
Rubrik Penilaian Soal ………………………………………...........
Pemetaan ...........................................................................................
Lembar Penilaian Aspek Aktivitas Kelas Eksperimen dan Kelas
Kontrol...............................................................................................
9. Lembar Observasi Guru Mengajar…………………….....................
10. Perhitungan dan Analisis Data ..........................................................
11. Kisi-kisi Soal Pretes dan Postes…………………………………
12. Kuesioner siswa…………………………………………………….

42
50
66
77
97
104
109
113
125
131
149
153

DAFTAR TABEL

Tabel

Halaman

1. Tahap pembelajaran Inkuiri Terbimbing……..……………………………

11

2. Indikator keterampilan proses sains ...........................................................

13

2. Desain penelitian .........................................................................................

19

3. Data rata-rata nilai pretes, postes, dan n-Gain keterampilan mengkomunikasikan dan menyimpulkan pada kelas ekesperimen dan kontrol ..............

28

4. Uji normalitas keterampilan mengkomunikasikan ....................................

29

5. Uji normalitas keterampilan menyimpulkan ..............................................

30

6. Uji homogenitas keterampilan mengkomunikasikan .................................

30

7. Uji homogenitas keterampilan menyimpulkan ...........................................

30

9. Uji hipotesis (Uji-t) keterampilan mengkomunikasikan ............................

31

10. Uji hipotesis (Uji-t) keterampilan menyimpulkan ....................................

32

v

DAFTAR GAMBAR

Gambar

Halaman

1. Bagan prosedur pelaksanaan penelitian .....................................................

22

vi

1

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kimia adalah ilmu yang mencari jawaban atas pertanyaan apa, mengapa, dan bagaimana gejala-gejala alam yang berkaitan dengan komposisi, struktur dan sifat,
perubahan, dinamika, dan energetika zat. Ada tiga hal yang berkaitan dengan
kimia yang tak terpisahkan, yaitu kimia sebagai produk (pengetahuan kimia yang
berupa fakta, konsep, prinsip, hukum, dan teori) temuan ilmuwan, kimia sebagai
proses kerja ilmiah dan kimia sebagai sikap. Kimia sebagai proses dan sikap
dapat melatihkan kemampuan berpikir kreatif siswa. Proses sains ini menjadi
kemampuan yang harus dimiliki oleh siswa dalam mempelajari ilmu kimia dan
kemampuan ini lebih dikenal dengan Kemampuan Proses Sains (KPS).

KPS pada pembelajaran sains lebih menekankan pembentukan kemampuan untuk
mengamati, mengklasifikasikan, menyimpulkan, prediksi dan mengkomunikasikan yang merupakan bagian dari pengajaran sains penting bagi seorang guru melatihkan KPS kepada siswa, karena dapat membekali siswa dengan suatu keterampilan berpikir dan bertindak melalui sains untuk menyelesaikan masalah serta
menjelaskan fenomena-fenomena yang ada dalam kehidupannya sehari-hari.
Di dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) disebutkan bahwa
pendidikan ilmu kimia merupakan wahana bagi siswa untuk mempelajari dirinya

2

sendiri dan alam sekitarnya yang menekankan pada pemberian pengalaman langsung, sehingga siswa perlu dibantu mengembangkan kemampuan-kemampuan
untuk memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari. Pengembangan keterampilan dalam pelaksanaan KTSP berdampak pada kegiatan pembelajaran
untuk siswa sehingga lebih aktif, kreatif, dan inovatif, terutama dalam mengembangkan kemampuan berpikirnya.Siswa seharusnya tidak hanya disuapi
dengan berbagai teori saja, tetapi hendaknya ikut aktif dalam pembelajaran di
kelas dalam proses menemukan fenomena yang ada pada kehidupan sehari-hari
yang erat kaitannya dengan kimia (BSNP, 2006).

Namun faktanya, pembelajaran kimia di sekolah cenderung hanya menghadirkan
konsep-konsep, hukum-hukum, dan teori-teori saja tanpa memberikan pembelajaran bagaimana proses ditemukannya konsep, hukum, dan teori tersebut sehingga
tidak tumbuh sikap ilmiah dalam diri siswa. Pada saat proses pembelajaran, guru
berperan sebagai pusat dari segala informasi dan siswa hanya menerima informasi
dari apa yang diberikan oleh guru tanpa berpikir untuk mencari informasi lainnya.
Metode yang diberikan guru dalam pembelajaran dominan meggunakan metode
ceramah dan diskusi.

Akibatnya, pembelajaran kimia cenderung hanya sebagai

produk saja sehingga kemampuan mengkomunikasikan dan menyimpulkan siswa
masih rendah.

Hal tersebut diperkuat dengan hasil observasi dan wawancara dengan guru SMK
SMTI Tanjung Karang Bandar Lampung, diperoleh informasi bahwa SMK-SMTI
memiliki dua kegiatan belajar mengajar (KBM) yaitu teori dan praktikum. KBM
teori yaitu mata pelajaran yang sama dengan mata pelajaran di SMA salah satunya

3

pelajaran kimia. Sedangkan KBM praktikum merupakan kegiatan praktikum
kimia yang berbasis analis dan industri. Pada saat proses pembelajaran
berlangsung guru tidak melibatkan siswa untuk menemukan suatu konsep teori,
fakta dan memberi pengalaman secara langsung, konsep langsung diberikan oleh
guru sehingga siswa dalam proses belajar mengajar belum dilatih kemampuan
mengkomunikasikan dan menyimpulkan.

Rendahnya kemampuan mengkomunikasikan dan menyimpulkan siswa terlihat
selama aktivitas pembelajaran, siswa sangat pasif, tidak memiliki keberanian
untuk mengemukakan pendapat, bertanya, tidak kreatif dan mandiri, dalam
mencari sumber sangat tergantung pada apa yang diberikan guru sehingga siswa
mengalami kesulitan untuk menghubungkannya dengan apa yang terjadi dilingkungan sekitar dan tidak merasakan manfaat dari pembelajaran kimia.
Pembelajaran kimia di sekolah tersebut cenderung hanya menghafal konsep, dan
siswa kurang mampu menggunakan konsep tersebut jika diberikan masalah yang
berhubungan dengan kehidupan nyata.
Oleh karena itu perlu dicari model pembelajaran yang dapat diterapkan dan
diharapkan mampu meningkatkan kemampuan mengkominikasikan dan
menyimpilkan. Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk memaksimalkan
peran aktif siswa dan mengembangkan kemampuan berkomunikasi dan
menyimpulkan pada siswa adalah dengan menggunakan model pembelajaran yang
melibatkan siswa secara langsung dalam pembelajaran. Untuk mendapatkan hasil
yang baik, tentunya menggunakan model pembelajaran yang tepat dan cocok
dengan karakteristik siswa serta materi yang akan diajarkan. Ada berbagai

4

macam model pembelajaran yang dapat dijadikan referensi bagi guru dalam
mengajar. Salah satu model pembelajaran yang dapat digunakan adalah model
pembelajaran inkuiri terbimbing. Hal ini didukung hasil penelitian Riyanto
(2012) yaitu tentang efektivitas model pembelajaran inkuiri terbimbing pada
materi laju reaksi dalam meningkatkan kemampuan mengkomunikasikan dan
penguasaan konsep; mengungkapkan bahwa pembelajaran kimia dengan model
pembelajaran inkuiri terbimbing dapat meningkatkan keterampilan
mengkomunikasikan dan penguasaan konsep siswa pada materi laju reaksi.

Model pembelajaran inkuiri terbimbing memiliki ciri-ciri seperti pembelajaran
dimulai dengan adanya pemberian masalah. Biasanya masalah yang diberikan
memiliki konteks yang diambil dari dunia nyata, siswa secara berkelompok aktif
mengidentifikasi masalah yang ada. Mempelajari dan mencari sendiri materi
yang terkait dengan masalah yang diberikan dan kemudian mencari solusi dari
masalah tersebut, sedangkan guru lebih banyak memfasilitasi saja. Meskipun
bukanlah model yang sama sekali baru, penerapan model tersebut mengalami
kemajuan yang pesat di banyak sekolah dan perguruan tinggi dari berbagai
disiplin ilmu di negara-negara maju.

Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan di atas, maka penulis melakukan
penelitian dengan judul “Efektivitas Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing pada
Materi Larutan elekrtolit non-elektrolit Dalam Meningkatkan Kemampuan
Mengkomunikasikan dan Menyimpulkan Siswa”.

5

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan, maka rumusan masalah pada
penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Bagaimana model pembelajaran inkuiri terbimbing efektif dalam meningkatkan kemampuan mengkomunikasikan pada materi larutan elektolit
non-elektrolit ?
2. Bagaimana model pembelajaran inkuiri terbimbing efektif dalam meningkatkan kemampuan menyimpulkan pada materi larutan elektolit
non-elektrolit

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan tujuan penelitian ini
adalah mendeskripsikan efektivitas model pembelajaran inkuiri terbimbing dalam
meningkatkan kemampuan mengkomunikasikan dan menyimpulkan pada materi
larutan elektolit non-elektrolit.

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut:
1.

Model pembelajaran inkuiri terbimbing yang diterapkan dalam proses pembelajaran siswa lebih mudah memahami materi pelajaran kimia dan melatih

6

kemampuan mengkomunikasikan dan menyimpulkan pada materi larutan
elekrtolit non-elektrolit.
2.

Guru
Sebagai bahan petimbangan dalam pemilihan dan penerapan model pembelajaran yang sesuai dengan materi pembelajaran kimia, terutama pada materi
larutan elekrtolit non-elektrolit.

3. Sekolah
Penerapan model pembelajaran inkuiri terbimbing merupakan salah satu
alternatif untuk meningkatkan mutu pembelajaran kimia di sekolah.

E. Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkup penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Model pembelajaran dikatakan efektifapabila secara statistik kemampuan
menyimpulkan dan mengkomunikasikan siswa kelas eksperimen lebih besar
dibanding kemampuan menyimpulkan dan mengkomunikasikan siswa kelas
kontrol yang ditunjukkan dengan perbedaan nilai n-Gain yang signifikan.
2. Keterampilan mengkomunikasikan dan menyimpulkan merupakan bagian
dari Keterampilan Proses Sains (KPS).
3. Keterampilan mengkomunikasikan yaitu memberikan data empiris hasil
percobaan atau pengamatan dalam bentuk tabel, membaca tabel, dan menjelaskan hasil percobaan.
4. Keterampilan menyimpulkan yaitu menjelaskan hasil pengamatan, menyimpulkan dari fakta yang terbatas.

7

5. Model pembelajaran inkuiri terbimbing yang digunakan pada penelitian ini
adalah model pembelajaran inkuiri terbimbing menurut Gulo (Trianto, 2010)
yang terdiri dari tahap-tahap, yaitu : (1) mengajukan permasalahan, (2)
merumuskan hipotesis, (3) mengumpulkan data, (4) analisis data, dan (5)
membuat kesimpulan.

8

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Pembelajaran Konstruktivisme

Konstruktivisme merupakan salah satu aliran filsafat pengetahuan yang menekankan bahwa pengetahuan kita merupakan hasil konstruksi (bentukan) kita sendiri.
Konstruktivisme menurut Von Glasersfeld dalam Pannen (2001) mengemukakan
bahwa konstruktivisme juga menyatakan bahwa semua pengetahuan yang kita
peroleh adalah ha-sil konstruksi sendiri, maka sangat kecil kemungkinan.
Adanya transfer penge-tahuan dari seseorang kepada yang lain.

Menurut Von Glasersfeld dalam Pannen, Mustafa, dan Sekarwinahyu (2001),
agar siswa mampu mengkonstruksi pengetahuan, maka diperlukan:
1. Kemampuan siswa untuk mengingat dan mengungkapkan kembali
pengalaman. Kemampuan untuk mengingat dan mengungkapkan kembali
pengalaman sangat penting karena pengetahuan dibentuk berdasarkan
interaksi individu siswa dengan pengalaman-pengalaman tersebut.
2. Kemampuan siswa untuk membandingkan, dan mengambil keputusan
mengenai persamaan dan perbedaan suatu hal. Kemampuan
membandingkan sangat penting agar siswa mampu menarik sifat yang lebih
umum dari pengalaman-pengalaman khusus serta melihat kesamaan dan
perbedaannya untuk selanjutnya membuat klasifikasi dan mengkonstruksi
pengetahuannya.
3. Kemampuan siswa untuk lebih menyukai pengalaman yang satu dari yang
lain (selective conscience). Melalui “suka dan tidak suka” inilah muncul
penilaian siswa terhadap pengalaman, dan menjadi landasan bagi
pembentukan pengetahuannya.

9

Trianto (2007) mengemukakan: “Setiap orang membangun pengetahuannya sendiri, sehingga transfer pengetahuan akan sangat mustahil terjadi. Pengetahuan
bu-kanlah suatu barang yang dapat ditransfer dari orang yang mempunyai pengetahuan kepada orang yang belum mempunyai pengetahuan. Bahkan, bila seorang
guru bermaksud mentransfer konsep, ide, dan pengertiannya kepada siswa, pemindahan itu harus di interpretasikan dan dikonstruksikan oleh siswa itu lewat
pengalamannya”

Secara sederhana konstruktivisme merupakan konstruksi dari kita yang mengetahui sesuatu.Pengetahuan itu bukanlah suatu fakta yang tinggal ditemukan, melainkan suatu perumusan yang diciptakan orang yang sedang mempelajarinya.
Bettencourt menyimpulkan bahwa konstruktivisme tidak bertujuan mengerti hakikat realitas, tetapi lebih hendak melihat bagaimana proses kita menjadi tahu
tentang sesuatu (Suparno, 1997).

Ciri atau prinsip dalam belajar menurut Suparno (1997) sebagai berikut:
1. Belajar berarti mencari makna. Makna diciptakan oleh siswa dari apa
yangmereka lihat, dengar, rasakan dan alami.
2. Konstruksi makna adalah proses yang terus menerus.
3. Belajar bukanlah kegiatan mengumpulkan fakta, tetapi merupakan pengembangan pemikiran dengan membuat pengertian baru. Belajar bukanlah
hasil perkembangan tetapi perkembangan itu sendiri.
4. Hasil belajar dipengaruhi oleh pengalaman subjek belajar dengan dunia
fisik dan lingkungannya.
5. Hasil belajar seseorang tergantung pada apa yang telah diketahui, subjek
belajar, tujuan, motivasi yang mempengaruhi proses interaksi dengan bahan
yang sedang dipelajari.

Menurut Sagala (2010) konstruktivisme merupakan landasan berfikir (filosofi)
pendekatan kontekstual, yaitu pengetahuan dibangun sedikit demi sedikit, yang

10

hasilnya diperluas melalui konteks yang terbatas (sempit) dan tidak dengan tibatiba. Pengetahuan bukanlah seperangkat fakta-fakta, konsep atau kaidah yang
siap untuk diambil dan diingat. Tetapi manusia harus mengkonstruksi pengetahuan itu dan memberi makna melalui pengalaman nyata.

Siswa perlu di

biasa-kan untuk memecahkan masalah, menemukan sesuatu yang berguna bagi
diri-nya, dan bergelut dengan ide-ide, yaitu siswa harus mengkonstruksikan
penge-tahuan dibenak mereka sendiri. Landasan berfikir konstruktivisme
adalah lebih menekankan pada strategi memperoleh dan mengingat pengetahuan.

B. Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing

Inkuiri dapat diartikan sebagai proses bertanya dan mencari tahu jawaban terhadap pertanyaan ilmiah yang diajukannya. Dengan kata lain, inkuiri adalah suatu
proses untuk memperoleh dan mendapatkan informasi dengan melakukan observasi dan atau eksperimen untuk mencari jawaban atau memecahkan masalah terhadap pertanyaan atau rumusan masalah (Ibrahim, 2002).
Langkah awal pembelajaran inkuiri terbimbing ialah merumuskan masalah, siswa
diberikan masalah atau pertanyaan dari guru kemudian siswa bekerja untuk menemukan jawaban terhadap masalah tersebut di bawah bimbingan yang intensif dari
guru.

Setelah masalah diungkapkan, siswa mengembangkan dalam bentuk hipo-

tesis yang akan diuji kebenarannya. Kemampuan yang dituntut dalam mengembangkan hipotesis. Setelah siswa mengembangkan hipotesis, langkah selanjutnya
siswa mengumpulkan data-data dengan melakukan percobaan dan telaah literatur.

11

Siswa kemudian menganalisis data dari hasil pengumpulan data. Terakhir siswa
dapat menarik kesimpulan dari pembelajaran yang telah dilakukan.

Pada penelitian ini tahapan pembelajaran inkuiri terbimbing yang digunakan
mengadaptasi dari tahapan pembelajaran inkuiri terbimbing yang dikemukakan
oleh Gulo dalam Trianto (2010). Tahapan pembelajaran inkuiri terbimbing
tersebut dapat dijelaskan pada Tabel 1 sebagai berikut:
Tabel 1. Tahap pembelajaran inkuiri terbimbing
No.
Fase
1.
Mengajukan pertanyaan atau
permasalahan
2.

3.

4.

5.

Kegiatan Guru
Guru membimbing
siswa mengidentifikasi
masalah. Membagi
siswa dalam kelmpok
Membuat hipotesis
Guru memberikan kesempatan pada siswa
untuk curah pendapat
dalam membuat hipotesis. Membimbing
siswa dalam menentukan hipotesis yang
relevan dengan permasalahan dan memprioritaskan hipotesis mana
yang menjadi prioritas
penyelidikan.
Mengumpulkan data Guru membimbing
siswa mendapatkan
informasi atau datadata melalui percobaan
maupun telaah literatur
Menganalisis data
Guru memberi kesempatan pada tiap kelompok untuk menyampaikan hasil pengolahan data yang
terkumpul
Membuat
Guru membimbing
kesimpulan
siswa dalam membuat
kesimpulan

Kegiatan Siswa
Siswa mengidentifikasi
masalah dan siswa
duduk dalam kelompoknya masing-masing.
Siswa memberikan
pendapat dan menentukan hipotesis yang
relevan dengan
permasalahan.

Siswa melakukan percobaan maupun telaah
literatur untuk mendapatkan data-data atau
informasi
Siswa mengumpulkan
dan menganalisi data
serta menyampaikan
hasil pengolahan data
yang terkumpul
Siswa membuat kesimpulan

12

Menurut Roestiyah (1998), inkuiri memiliki keunggulan yang dapat dikemukakan
sebagai berikut:
1. Dapat membentuk dan mengembangkan ”Self-Concept” pada diri
siswa, sehingga siswa dapat mengerti tentang konsep dasar dan
ide-ide yang lebih baik.
2. Membantu dalam menggunakan ingatan dan transfer pada situasi
proses belajar yang baru.
3. Mendorong siswa untuk berpikir dan bekerja atas inisiatifnya
sendiri, bersikap obyektif, jujur dan terbuka.
4. Situasi proses belajar menjadi lebih terangsang.
5. Dapat mengembangkan bakat atau kecakapan individu.
6. Memberi kebebasan siswa untuk belajar sendiri.
7. Dapat memberikan waktu pada siswa secukupnya sehingga
mereka dapat mengasimilasi dan mengakomodasi informasi.
Sedangkan kelemahan dari model pembelajaran inkuiri antara lain:
1. Guru harus tepat memilih masalah yang akan dikemukan untuk
membantu siswa menemukan konsep.
2. Guru dituntut menyesuaikan diri terhadap gaya belajar siswasiswanya.
3. Guru sebagai fasilitator diharapkan kreatif dalam mengembangkan pertanyaan-pertanyaan.

C. Keterampilan Proses Sains

Keterampilan proses sains (KPS) dibutuhkan untuk menggunakan dan memahami
sains ( Hartono, 2007). Untuk dapat memahami hakikat IPA secara utuh, yakni
IPA sebagai proses, produk, dan aplikasi, siswa harus memiliki kemampuan KPS.
Dalam pembelajaran IPA aspek proses perlu ditekankan bukan hanya pada hasil
akhir dan berpikir benar lebih penting dari pada memperoleh jawaban yang benar.
Dengan kata lain bila seseorang telah memiliki KPS, IPA sebagai produk akan
mudah dipahami, bahkan mengaplikasikan dan mengembangkannya. KPS adalah
semua keterampilan yang terlibat pada saat proses berlangsungnya sains. KPS
penting dimiliki guru untuk digunakan sebagai jembatan untuk menyampaikan

13

pengetahuan/ informasi baru kepada siswa atau mengembangkan pengetahuan
atau informasi yang telah dimiliki siswa.

Menurut Semiawan (1992) keterampilan proses sains adalah keterampilanketerampilan fisik dan mental untuk menemukan dan mengembangkan sendiri
fakta dan konsep sains serta menumbuhkan dan mengembangkan sikap dan nilai
yang dituntut.

Menurut Indrawati dalam Nuh (2010) mengemukakan bahwa KPS merupakan keseluruhan keterampilan ilmiah yang terarah (baik kognitif maupun psikomotor)
yang dapat digunakan untuk menemukan suatu konsep atau prinsip atau teori, untuk mengembangkan konsep yang telah ada sebelumnya, ataupun untuk melakukan penyangkalan terhadap suatu penemuan (falsifikasi)".
Jadi KPS adalah kemampuan siswa untuk menerapkan metode ilmiah dalam
memahami, mengembangkan dan menemukan ilmu pengetahuan. KPS sangat
penting bagi setiap siswa sebagai bekal untuk menggunakan metode ilmiah dalam
mengembangkan sains serta diharapkan memperoleh pengetahuan baru atau
mengembangkan pengetahuan yang telah dimiliki
Hartono (2007) menyusun indikator keterampilan proses sains dasar ditunjukkan
pada Tabel 2:
Tabel 2.

Indikator keterampilan proses sains dasar

Keterampilan Dasar
Observasi

Indikator
Mampu menggunakan semua indera (penglihatan, pembau, pendengaran, pengecap, dan peraba) untuk mengamati, mengidentifikasi, dan memahami sifat benda dan
kejadian secara teliti dari hasil pengamatan

14

Tabel 2 (Lanjutan)
Klasifikasi

Pengukuran

Komunikasi

Menarik Kesimpulan

Mampu menentukan perbedaan, mengkontraskan ciriciri, mencari kesamaan, membandingkan, dan
menentukan dasar penggolongan terhadap suatu objek
Mampu memilih dan menggunakan peralatan untuk
menentukan secara kuantitatif dan kualitatif ukuran suatu
benda secara benar yang sesuai untuk panjang, luas,
volume, waktu, berat, dan lain-lain. Dan mampu
mendemonstrasikan perubahan suatu satuan pengukuran
ke satuan pengukuran lain
Mampu membaca dan mengkompilasi informasi dalam
grafik atau diagram, menggambar data empiris dengan
grafik, tabel, atau diagram, menjelaskan hasil percobaan,
menyusun dan menyampaikan laporan secara sistematis
dan jelas
Mampu membuat suatu kesimpulan tentang suatu benda
atau fenomena setelah mengumpulkan, menginterpretasi
data dan informasi

Menurut Mahmuddin (2010) keterampilan proses dasar diuraikan oleh sebagai
berikut
1. Observasi atau mengamati, menggunakan lima indera untuk mencari tahu
informasi tentang obyek seperti karakteristik obyek, sifat, persamaan, dan
fitur identifikasi lain.
2. Klasifikasi, proses pengelompokan dan penataan objek
3. Mengukur, membandingkan kuantitas yang tidak diketahui dengan jumlah
yang diketahui, seperti: standar dan non-standar satuan pengukuran.
4. Komunikasi, menggunakan multimedia, tulisan, grafik, gambar, atau cara
lain untuk berbagi temuan.
5. Menyimpulkan, membentuk ide-ide untuk menjelaskan pengamatan.
6. Prediksi, mengembangkan sebuah asumsi tentang hasil yang diharapkan.

Keenam keterampilan proses dasar di atas terintegrasi secara bersama-sama ketika
ilmuan merancang dan melakukan penelitian, maupun dalam kehidupan seharihari. Semua komponen keterampilan proses dasar penting baik secara parsial
mau-pun ketika terintegrasi secara bersama-sama. Oleh karena itu, sangat
penting dimiliki dan dilatihkan bagi siswa.

15

Keterampilan proses sebagaimana disebutkan di atas merupakan KPS yang di
aplikasikan pada proses pembelajaran. Pembentukan keterampilan dalam memperoleh pengetahuan merupakan salah satu penekanan dalam pembelajaran sains.
Oleh karena itu, penilaian terhadap keterampilan proses siswa harus dilakukan
terhadap semua keterampilan proses sains baik secara parsial maupun secara utuh.
Pada penelitian ini indikator KPS yang dikembangkan adalah:
1.

Komunikasi yaitu mampu membaca dan mengkompilasi informasi dalam
grafik atau diagram, menggambar data empiris dengan grafik, tabel, atau
diagram.

2.

Menyimpulkan yaitu mampu membuat suatu kesimpulan tentang suatu benda
atau fenomena setelah mengumpulkan, menginterpretasi data dan informasi.

D. Kerangka Pemikiran

Prinsip dasar model pembelajaran inkuiri terbimbing adalah guru memberikan
permasalahan kemudian siswa diminta untuk memecahkan permasalahannya tersebut melalui pengamatan, eksplorasi dan prosedur penelitian. Pada tahap
pertama pembelajaran inkuiri terbimbing ialah merumuskan masalah, siswa
diberikan masalah atau pertanyaan dari guru kemudian siswa bekerja untuk
menemukan jawaban terhadap masalah tersebut di bawah bimbingan guru.
Dalam tahapan ini keterampilan mengkomunikasikan dilatihkan kepada siswa.
Siswa diharapkan terampil dalam mengkomunikasikan pendapat tentang elektolit
non-elektrolit yang mereka ketahui. Pada tahap tersebut, siswa akan termotivasi
untuk bertanya atau merumuskan pertanyaan terhadap permasalahan. Setelah
masalah diungkapkan, siswa mengembangkan dalam bentuk hipotesis yang akan

16

diuji kebenarannya. Pada tahap tersebut, siswa akan meramalkan kemungkinan
hipotesis yang relevan dengan permasalahan yang diberikan guru.
Setelah siswa mengembangkan hipotesis, langkah selanjutnya siswa mengumpulkan data-data dengan melakukan percobaan dan telaah literatur, siswa pun akan
terpacu untuk meneliti, bertanya, dan bereksperimen untuk membuktikan hipotesis sebelumnya. Pada tahap ini diharapkan keterampilan mengkomunikasikan
dan menyimpulkan siswa dapat berkembang, siswa dapat mengajukan pertanyaan
berkaitan dengan percobaan yang dilakukan kemudian siswa diminta untuk
menyajikan data hasil percobaan ke dalam bentuk essay. Langkah berikutnya
menganalisis data dari hasil pengumpulan data. Pada tahap ini guru memberi
kesempatan pada tiap kelompok untuk menyampaikan hasil pengolahan data
yang terkumpul. Terakhir siswa dapat menarik kesimpulan dari pembelajaran
yang telah dilakukan. Pada tahap ini diharapkan keterampilan menyimpulkan
siswa semakin meningkat dalam proses pembelajaran.

Pada akhirnya, berdasarkan uraian dan langkah-langkah di atas diharapkan dengan
diterapkannya pembelajaran inkuiri terbimbing dapat meningkatkan keterampilan
berpikir orisinil siswa.

E. Anggapan Dasar

Anggapan dasar dalam penelitian ini adalah:
1.

Siswa-siswi kelas XI KAI SMK-SMTI Tanjung Karang Bandar Lampung
tahun pelajaran 2013/2014 yang menjadi subjek penelitian mempunyai
kemampuan akademik yang sama.

17

2.

Perbedaan n-Gain keterampilan mengkomunikasikan dan menyimpulkan
terjadi karena perbedaan perlakuan dalam proses pembelajaran.

3.

Faktor-faktor lain diluar perlakuan pada kedua kelas diabaikan.

F. Hipotesis Penelitian

Hipotesis dalam penelitian ini adalah:
Model pembelajaran inkuiri terbimbing efektif dalam meningkatkan kemampuan
mengkomunikasikan dan menyimpulkan pada materi elektolit non-elektrolit.

18

III. METODOLOGI PENELITIAN

A. Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas X Kimia Analis (KA) SMKSMTI Tanjung Karang tahun pelajaran 2013/2014 yang berjumlah sebanyak 252
siswa dan tersebar dalam enam kelas. Pengambilan sampel dilakukan dengan
teknik purposive sampling, yaitu teknik pengambilan sampel yang didasarkan
pada suatu pertimbangan tertentu berdasarkan ciri atau sifat-sifat populasi yang
sudah diketahui sebelumnya, yakni siswa yang memiliki kemampuan nilai
akademis yang relatife sama. Berdasarkan teknik ini maka peneliti menetapkan
kelas X KA1 sebagai kelas eksperimen yang mengalami pembelajaran inkuiri
terbimbing dan X KA 2 sebagai kelas kontrol yang mengalami pembelajaran
konvensional.

B. Variabel Penelitian

Variabel dalam penelitian ini adalah :
a. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah penggunaan model pembelajaran
inkuiri terbimbing dan model pembelajaran konvensional.
b. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah keterampilan mengkomunikasikan
dan menyimpulkan.

19

C. Data Penelitian

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data yang bersifat
kuantitatif yaitu data hasil tes sebelum pembelajaran diterapkan (pretes) dan hasil
tes setelah pembelajaran diterapkan (postet) siswa. Adapun data pendukung yang
diperlukan yaitu, data kinerja guru dan aktivitas belajar siswa.
Sumber data dibagi menjadi dua kelompok yaitu :
1. Data hasil pretest dan posttest kelompok eksperimen.
2. Data hasil pretest dan posttest kelompok kontrol.

Data penelitian ini bersumber dari seluruh siswa kelas eksperimen dan seluruh
siswa kelas kontrol.

D. Desain dan Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan adalah kuasi eksperimen dengan desain Non
Equivalence Control Group Design (Louis Cohen, 2007). Di dalamnya terdapat
langkah-langkah yang menunjukkan suatu urutan kegiatan penelitian yaitu:

Tabel 4.Desain penelitian
Kelas

Pretes

Perlakuan

Posttes

Kelas eksperimen

O1

X

O2

Kelas kontrol

O1

-

O2

Keterangan:
X:

Pembelajaran kimia dengan menggunakan model pembelajaran inkuiri
terbimbing.

20

O1: Kelas eksperimen dan kelas control diberi pretes
O2: Kelas eksperimen dan kelas kontrol diberi postes

E. Instrumen dan Validitas Penelitian

Instrumen adalah alat yang berfungsi untuk mempermudah pelaksanaan.
Instrumen pengumpulan data merupakan alat yang digunakan oleh pengumpul
data untuk melaksanakan tugasnya mengumpulkan data (Arikunto, 1997). Pada
penelitian ini instrumen yang digunakan antara lain adalah: silabus, Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), LKS kimia yang berbasis model pembelajaran
inkuiri terbimbing pada materi elektolit non-elektrolit sejumlah 3 LKS, soal
pretest, dan soal posttest yang berupa soal uraian yang kemampuan
mengkomunikasikan dan menyimpulkan.

Penelitian ini menggunakan validitas isi. Validitas isi adalah kesesuaian antara
instrumen dengan ranah atau domain yang diukur (Ali, 1992). Adapun pengujian
validitas isi pada penelitian ini dilakukan dengan cara judgement. Dalam hal ini
pengujian dilakukan dengan menelaah kisi-kisi soal, terutama kesesuaian
indikator, tujuan pembelajaran dan butir-butir pertanyaannya. Bila antara unsurunsur itu terdapat kesesuaian, maka dapat dinilai bahwa instrumen dianggap valid
untuk digunakan dalam mengumpulkan data sesuai kepentingan penelitian yang
bersangkutan. Oleh karena dalam melakukan judgement diperlukan ketelitian
dan keahlian penilai, maka peneliti meminta ahli untuk melakukannya yaitu dosen
pembimbing.

21

F. Pelaksanaan Penelitian

Langkah-langkah yang digunakan penelitian ini adalah:
1. Observasi pendahuluan
Tujuan observasi pendahuluan:
a. Studi dokumentasi nilai uji blok siswa untuk keperluan pemilihan sampel.
b. Menentukan populasi dan sampel penelitian.
2. Pelaksanaan penelitian
Prosedur pelaksanaan penelitian terdiri dari beberapa tahap, yaitu:
a. Tahap persiapan
Yaitu menyiapkan silabus, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP),
Lembar Kerja Siswa (LKS), lembar kinerja guru dan lembar aktivitas siswa.
b. Tahap pelaksanaan
Pada pelaksanaan penelitian, adapun prosedur pelaksanaan penelitian
adalah:
(1) Melakukan pretest dengan soal-soal yang sama pada kelas eksperimen
dan kelas kontrol
(2) Melaksanakan kegiatan pembelajaran pada materi elektolit nonelektrolit sesuai dengan pembelajaran yang telah ditetapkan di masingmasing kelas, pembelajaran inkuiri terbimbing diterapkan di kelas
eksperimen serta pembelajaran konvensional diterapkan di kelas kontrol
(3) Melakukan posttest dengan soal-soal yang sama pada kelas eksperimen
dan kelas kontrol
(4) Melakukan tabulasi dan analisis data

22

Adapun langkah-langkah penelitian tersebut ditunjukkan pada alur penelitian,
seperti ditunjukkan pada Gambar 1 berikut:
Observasi Pendahuluan

Menentukan Populasi dan
Sampel

Mempersiapkan instrumen
Validasi instrumen

Kelas Eksperimen

Pretest

Pembelajaran inkuiri
terbimbing

Posttest

Kelas Kontrol

Pembelajaran
konvensional

Analisis Data
Kesimpulan
Gambar 1. Prosedur pelaksanaan penelitian.
G. Teknik Analisis Data

Tujuan analisis data yang dikumpulkan adalah untuk memberikan makna atau arti
yang digunakan untuk menarik suatu kesimpulan yang berkaitan dengan masalah,
tujuan, dan hipotesis yang telah dirumuskan sebelumnya.
1. Nilai siswa
Nilai pretest dan posttest dirumuskan sebagai berikut:
Nilai siswa =

23

2. Perhitungan n-Gain
n-Gain digunakan untuk mengukur efektivitas suatu pembelajaran. Melalui
perhitungan ini di-dapatkan data n-Gain sejumlah siswa yang mengikuti tes
tersebut. Rumus n-Gain menurut Meltzer sebagai berikut:

3. Pengujian hipotesis
a. Uji normalitas
Uji normalitas digunakan untuk menentukan statistik yang akan digunakan
dalam mengolah data, yang paling penting adalah untuk menentukan apakah
menggunakan statistik parametrik atau nonparametrik. Untuk menguji
normalitas data sampel yang diperoleh yaitu gain ternormalisasi dapat
digunakan uji Chi-Kuadrat. Uji normalitas ini dilakukan juga untuk melihat
apakah sampel berasal dari populasi berdistribusi normal atau tidak.
Rumusan hipotesis untuk uji ini adalah:
H0 : sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal
H1 : sampel berasal dari populasi yang tidak berdistribusi normal

Langkah-langkah uji normalitas adalah sebagai berikut:
1) Menyusun data dan mencari nilai tertinggi dan terendah.
2) Membuat interval kelas dan menentukan batas kelas.
3) Menghitung rata-rata dan simpangan baku.
4) Membuat tabulasi data kedalam interval kelas.
5) Menghitung nilai z dari setiap batas kelas dalam Sudjana (2002) dengan

24

rumus:

Z=

dimana S adalah simpangan baku dan

adalah rata-rata sampel

6) Mengubah harga Z menjadi luas daerah kurva normal dengan menggunakan
tabel.
7) Menghitung frekuensi harapan berdasarkan kurva dalam Sudjana (2002)

Dengan:
X2 = Chi–kuadrat
Oi = frekuensi observasi
Ei = frekuensi yang diharapkan
8) Membandingkan harga Chi–kuadrat dengan tabel Chi–kuadrat X2 dengan
taraf signifikan 5%
9) Menarik kesimpulan, jika
atau terima H0

maka data berdistribusi normal

b. Uji homogenitas
Uji homogenitas dilakukan untuk memperoleh asumsi bahwa sampel penelitian
homogen, yang selanjutnya untuk menentukan statistik yang akan digunakan
da-lam pengujian hipotesis. Uji homogenitas dilakukan dengan menyelidiki
apakah kedua sampel mempunyai varians yang sama atau tidak. Untuk uji
homogenitas dua varians ini rumusan hipotesisnya adalah:
H0 : σ12= σ22 (Data n-Gain kelas eksperimen dan kelas kontrol memiliki varian
yang homogen)

25

H1 : σ12≠ σ22 (Data n-Gain kelas eksperimen dan kelas kontrol memiliki
varians yang tidak homogen)
Uji homogenitas kedua varians kelas sampel, digunakan uji kesamaan dua
varians, dengan rumusan statistik :
dengan

Keterangan:
S = simpangan baku
x = n-Gain siswa
= rata-rata n-Gain
n = jumlah siswa
Dengan kriteria uji adalah terima

jika

pada taraf nyata 5%

(sudjana, 2005).

c. Uji perbedaan dua rata-rata
Rumusan hipotesis adalah sebagai berikut:
1) Hipotesis 1 (keterampilan mengkomunikasikan)
H0 µ 1x≤ µ2x : Rata-rata n-Gain keterampilan mengkomunikasikan pada materi
elektolit non-elektrolit pada kelas yang diterapkan pembelajaran
inkuiri terbimbing lebih rendah atau sama dengan rata-rata
n-Gain keterampilan mengkomunikasikan pada kelas yang
diterapkan pembelajaran konvensional.

26

H1 µ 1x> µ 2x : Rata-rata n-Gain keterampilan mengkomunikasikan pada materi
elektolit non-elektrolit pada kelas yang diterapkan pembelajaran
inkuiri terbimbing lebih tinggi dari pada rata-rata n-Gain
keterampilan mengkomunikasikan pada kelas yang diterapkan
pembelajaran konvensional.
2) Hipotesis 2 (keterampilan menyimpulkan)
H0 : μ1y ≤ μ 2y : Rata-rata n-Gain keterampilan menyimpulkan pada materi
elektolit non-elektrolit pada kelas yang diterapkan pembelajaran inkuiri terbimbing lebih rendah atau sama dengan ratarata n-Gain keterampilan menyimpulkan pada kelas yang
diterapkan pembelajaran konvensional.
H1: μ 1x > μ 2x : Rata-rata n-Gain keterampilan menyimpulkan pada materi
elektolit non-elektrolit pada kelas yang diterapkan pembelajaran inkuiri terbimbing lebih tinggi dari pada rata-rata n-Gain
keterampilan menyimpulkan pada kelas yang diterapkan
pembelajaran konvensional.
Keterangan:
µ 1 : Rata-rata n-Gain (x,y) pada materi elektolit non-lektrolit siswa pada kelas
yang diterapkan pembelajaran inkuiri terbimbing
µ 2 : Rata-rata n-Gain (x,y) pada materi elektolit non-elektrolit siswa pada
kelas dengan pembelajaran konvensional
x : keterampilan mengkomunikasikan
y : keterampilan menyimpulkan

27

Uji statistik ini sangatlah bergantung pada homogenitas kedua varians data,
karena kedua varians kelas sampel homogen (

=

), maka uji yang dilakukan

mengguna-kan rumus sebagai berikut : (Sudjana, 2002):
̅̅̅̅ ̅̅̅̅


...................................(4)

Keterangan :
thitung = perbedaan dua rata-rata
̅̅̅ = Rata-rata n-Gain keterampilan mengkomunikasikan dan menyimpulkan
pada materi elektolit non-elektrolit yang diterapkan model
pembelajaran inkuiri terbimbing.
̅̅̅ = Rata-rata n-Gain keterampilan mengkomunikasikan dan menyimpulkan
pada materi elektolit non-elektrolit yang diterapkan model
pembelajaran konvensional.
= Jumlah siswa pada kelas yang diterapkan inkuiri terbimbing
= Jumlah siswa yang menggunakan pembelajaran konvensional.
Dengan kriteria uji : Terima H0 jika thitung < t (1-α) dan tolak sebaliknya.

V. SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil analisis data, pengujian hipotesis, dan pembahasan dalam
penelitian ini, maka dapat disimpulkan bahwa:
1. Rata-rata n-Gain penguasaan konsep siswa dengan pembelajaran inkuiri
terbimbing lebih tinggi dari pada rata-rata n-Gain penguasaan konsep siswa
dengan pembelajaran konvensional pada materi Lautan elektrolit non-elektrolit.
2. Model pembelajaran inkuiri terbimbing lebih efektif dibandingkan pembelajaran konvensional untuk meningkatkan penguasaan konsep siswa pada
materi lautan elektrolit non-elektrolit.

B. Saran

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, disarankan bahwa:
1. Pembelajaran inkuri terbimbing dapat dipakai sebagai alternatif model pembe
lajaran bagi guru dalam membelajarkan materi pokok Lautan elektrolit nonelektrolit dan materi lain dengan karakteristik yang sama.
2. Agar pembelajaran inkuiri terbimbing berjalan efektif, hendaknya guru
menguasai kelas dengan baik, pengelolaan waktu dalam proses pembelajaran
menjadi maksimal dan efisien.

41

3. Penerapan pembelajaran inkuiri terbimbing membutuhkan pengorganisasian
waktu secara efektif pada masing-masing fase, hal ini bertujuan agar siswa
dapat memanfaatkan waktu sebaik-baiknya saat proses pembelajaran
berlangsung.
4. Agar penerapan pembelajaran inkuiri terbimbing berjalan maksimal, perlu
adanya perbaikan mutu kurikulum yang sesuai dengan standar SMK.

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. 1997. Penilaian Program Pendidikan. Edisi III. Bina Aksara. Jakarta
Badan Standar Nasional Pendidikan. 2006. Panduan penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan Jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah . BSNP. Jakarta.
Djamarah, S. B dan A. Zain.2002. Strategi Belajar Mengajar. Rineka Cipta.
Jakarta.
Hartono. 2007. Profil Keterampilan Proses Sains Mahasiswa Program
Ibrahim, M. 2000. Pembelajaran Inkuiri. Diakses 13 Juli 2013 dari
http://herfis.blogspot.com/2009/07/ pembelajaran-inkuiri.html
Pendidikan Jarak Jauh SI PGSD Universitas Sriwijaya. Seminar Proseeding
of The International Seminar of Science Education, 27 Oktober 2007.
Bandung.
Purba, M. 2004. Kimia untuk SMA Kelas XI. Erlangga. Jakarta
Roestiyah, N.K. 1998. Strategi Belajar Mengajar. Rineka Cipta. Jakarta
Riyanto, E. 2012.Efektivitas Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Pada Materi Laju
Reaksi Dalam Meningkatkan Keterampilan Mengkomunikasikan dan Penguasaan
Konsep.(skripsi). FKIP Unila. Bandar Lampung.
Sagala, S. 2010. Konsep dan Makna Pembelajaran. Alfabeta. Bandung
Semiawan, C. 1992. Pendidikan Ketrampilan Proses Sains. Jakarta : Gramedia.
Sudjana, N. 2002. Metode Statistika. Tarsito. Bandung.
Suparno, P.1997.Filsafat Konstruktivisme dalam Pendidikan.Kanisius. Jakarta.
Trianto. 2010. Model Pembelajaran Terpadu, Konsep, Strategi dan Implementasinya dalam
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Bumi Aksara. Jakarta.
Trianto. 2007.Model-model Pembelajaran inovatif Berorientasi konstruktivisme. Prestasi
Pustaka Publisher. Jakarta.

Dokumen yang terkait

Pengembangan modul berbasis inkuiri terbimbing pada materi larutan elektrolit dan non-elektrolit

1 21 12

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING DALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENGELOMPOKKAN DAN MENGKOMUNIKASIKAN PADA MATERI POKOK LARUTAN ELEKTROLIT DAN NON-ELEKTROLIT SERTA REDOKS

1 22 43

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING DALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN MEMBERIKAN PENJELASAN SEDERHANA DAN MENYIMPULKAN PADA MATERI LARUTAN ELEKTROLIT DAN NON ELEKTROLIT

0 10 48

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING PADA MATERI LARUTAN NON-ELEKTROLIT DAN ELEKTROLIT DALAM MENINGKATKANKETERAMPILAN MENGELOMPOKKAN DAN INFERENSI

0 7 47

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING PADA MATERI POKOK LARUTAN NON ELEKTROLIT DAN ELEKTROLIT DALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENGELOMPOKKAN DAN MENYIMPULKAN

0 6 42

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN PREDICT-OBSERVE-EXPLAN PADA MATERI LARUTAN NON-ELEKTROLIT DAN ELEKTROLIT DALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENGKOMUNIKASIKAN DAN MENYIMPULKAN SISWA KELAS X

1 21 40

EFEKTIVITAS MODEL PROBLEM SOLVING PADA MATERI LARUTAN ELEKTROLIT DAN NON ELEKTROLIT DALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENGELOMPOKKAN DAN MENGKOMUNIKASIKAN

1 17 48

EFEKTIVITAS MODEL PLGI PADA MATERI LARUTAN ELEKTROLIT NON-ELEKTROLIT DALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENGKOMUNIKASIKAN DAN MENYIMPULKAN

1 14 49

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING PADA MATERI LARUTAN ELEKTROLIT DAN NON-ELEKTROLIT DALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERPIKIR ORISINIL

6 28 47

Materi Larutan Elektrolit dan Non Elektr

0 0 3