Ciri khas dan tujuan penulisan Injil Lukas

Lukas menunjukan pengetahuan tentang jatuhnya Yerusalem ke tangan orang Roma pada tahun 70 ZB Lukas 21:5-24, dan kalau itu benar maka dapat disimpulkan bahwa kitab ini selesai ditulis setelah kejadian itu. Namun ada para ahli lain yang tidak sependapat, dan memberikan waktu yang lebih awal yaitu antara 57-60 ZB. 34 Menurut Leks karena Injil Lukas berhubungan erat sekali dengan Kisah Para Rasul, maka sulit berbicara tentang asal usulnya tanpa memperhatikan Kisah Para Rasul. Zaman tersusunnya Injil Lukas sering kali dibicarakan ada kaitan erat dengan peristiwa penghancuran kota Yerusalem. Lukas tahu bahwa Yerusalem telah dihancurkan oleh tentara Titus pada tahun 70 19:43; 21:20,24. Jadi, ia pasti menyusun Injilnya sesudahnya, antara tahun 80-90. 35 Melihat dari beragam macam pendapat para ahli di atas mengenai tempat dan waktu penulisan ini belum jelas namun melihat dari bukti sejarah maka penyusun mengambil kesimpulan bahwa Injil Lukas ini ditulis di luar Palestina dan waktu penulisan Injil Lukas ini dituliskan setelah kehancuran Yerusalem tahun 70 ZB. karena Injil Lukas ini ditulis menggunakan sumber dari Injil Markus jadi kemungkinan besar Injil Lukas ini ditulis setelah Injil Markus ditulis.

3.4. Ciri khas dan tujuan penulisan Injil Lukas

Tidak seperti penulis Injil lain, Lukas membuka injilnya dengan pendahuluan 1:1-4 untuk menjelaskan mengapa ia menulis Injilnya dan melanjutkan tulisannya dengan buku kedua yaitu John Drane, Memahami Perjanjian Baru Jakarta : BPK Gunung Mulia, 2003, 213. Leks, Tafsir Injil Lukas, 23. Kisah Para Rasul Kisah Para Rasul 1:1-2 tentang lahir dan mulai berkembangnya Gereja di luar Palestina. Injil Lukas adalah Injil yang universal, Injil belaskasih, dan juga merupakan injil yang secara istimewa mengemukakan pribadi Yesus sebagai sahabat orang yang kesepian orang yang sendirian, dan juga merupakan sahabat orang-orang yang tak punya sahabat ini adalah karakter Injil Lukas yang sangat menonjol. Berbeda dengan Lukas, yaitu di mana Matius dan Markus berpikir dalam konsep kedatangan kembali Yesus Kristus dalam waktu dekat. Namun Lukas berpikir dalam konsep tentang Gereja di dunia ini. Matius dan Markus melihat Yesus sebagai akhir sejarah. Tetapi Lukas melihat Yesus sebagai titik pusat sejarah. Hanya Lukas yang berlangkah lebih jauh dari kebangkitan, lalu menulis sejarah gereja dalam Kisah Para Rasul. Ada ide yang amat penting dalam Lukas. kalau dua Injil terdahulu berfikir bahwa akhir zaman tak lama lagi akan tiba. Lukas berpikir tentang zaman gereja, yang bukannya merupakan akhir dari waktu, tetapi merupakan masa datangnya Kerajaan Allah. Lukas juga adalah penemu sejarah gereja. Kalau bagi mereka yang lain Yesus adalah akhir sejarah, bagi Lukas Yesus adalah awal sejarah keselamatan. Lukas melihat hidup, kematian dan kebangkitan Yesus bukan sebagai akhir, tetapi sebagai awal sejarah. Bagi Lukas, Yesus Kristus ada dalam Gereja, hidup terus sebagai penyelamat dunia dan sahabat orang-orang sepi dan sendirian. 36 Pada dasarnya para penulis Injil tidak hanya menulis kitab untuk menjelaskan tantang kehidupan Yesus dan pekerjaan-Nya, tetapi mereka juga ingin menguatkan jemaat dengan Barclay, Penulis dan Warta Perjanjian Baru, 22-24. menuliskan Injil mereka. Tujuan dari penulisan Injil Lukas adalah Lukas memberi tahu tentang tujuan penulisan dalam kata pengantarnya Lukas 1:1-4. Ia menulis kepada seorang yang bernama Teofilus, “supaya engkau dapat mengetahui, bahwa segala sesuatu yang diajarkan kepadamu sungguh benar”. Pada satu pihak jelas Teofilus adalah seorang Kristen. Lukas menulis injilnya untuk menolong Teofilus dan orang percaya lainnya agar memperoleh pengertian yang lebih baik tentang iman Kristen. 37 Lukas juga menulis Injilnya ini yaitu untuk menjawab masalah yang dihadapi oleh jemaat pada waktu itu yang sedang menanti kedatangan Kristus namun peristiwa itu belum terjadi juga. Ketika kota Yerusalem jatuh jemaat menanti kedatangan Kristus untuk memulihkan kehidupan mereka baik secara jasmani maupun rohani namun kenyataannya peristiwa yang dinanti-nantikan itu belum juga terjadi. Sehingga Lukas dengan tegas menuliskan dalam Injilnya bahwa waktu kedatangan Kristus adalah waktu yang berharga. Pada waktu itu orang harus menentukan pilihan-pilihan dasar atas tanggung jawabnya sendiri yaitu menerima atau menolak Kristus, Injil- Nya dan Gereja-Nya. Jemaat pada waktu itu juga tergoda untuk meninggalkan jalan yang telah dipilihnya dan mencari kemungkinan-kemungkinan lain untuk membangun hidup yang lain pula. 38 Dari persoalan-persoalan seperti ini maka Lukas menulis Injilnya kepada jemaat pada saat itu.

3.5. Konteks sosio-politik pada zaman Yesus