Makalah Analisis Hukum Peristiwa Crane J

(1)

MAKALAH ANALISIS TENTANG KEJADIAN

JATUHNYA CRANE DI MASJIDIL HARAM –

MEKKAH

DISUSUN OLEH:

MELANI KHAIRUNNISA

NPM 1406635700

ADMINISTRASI PERKANTORAN DAN SEKRETARI

PROGRAM VOKASI UNIVERSITAS INDONESIA


(2)

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI... ii

KATA PENGANTAR...iii

BAB I PENDAHULUAN...1

1.1. Latar Belakang...1

1.2. Rumusan Masalah...1

1.3. Tujuan...1

BAB 2 PEMBAHASAN...2

1.1. Berita Terkait Tragedi Jatuhnya Crane di Masjidil Haram...2

1.2. Teori Hukum Kealpaan (Culpa)...8

1.3. Kronologis Tragedi Jatuhnya Crane di Masjidil Haram...10

1.4. Upaya Pencegahan Jatuhnya Crane...11

1.5. Analisis Hukum Terhadap Tragedi Jatuhnya Crane di Masjidil Haram...12

BAB 3 PENUTUP...18

3.1. Kesimpulan...18

3.2. Saran...18


(3)

KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kepada Allah SWT karena dengan rahmat dan karunia-Nya saya dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Makalah Analisis Tentang Kejadian Jatuhnya Crane di Masjidil Haram - Mekkah” dengan baik meskipun banyak kekurangan didalamnya. Saya berterima kasih juga kepada para dosen mata kuliah Hukum Perdata Dagang yang mengajar saya.

Saya sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta pengetahuan kita. Saya juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu saya berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan makalah yang telah saya buat untuk di masa mendatang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa kritik, saran dan usulan yang membangun agar lebih baik untuk selanjutnya.

Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya. Sekiranya tulisan yang telah disusun ini dapat berguna bagi saya sendiri, maupun orang yang membacanya. Sebelumnya saya mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan saya memohon kritik dan saran yang membangun demi perbaikan di masa depan.

Jakarta, 17 Oktober 2015


(4)

BAB I PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang

Mekkah yaitu kota suci bagi umat Islam dimana umat Islam melakukan ibadah seperti Umrah dan Haji. Karena banyaknya umat Islam yang ingin beribadah di Mekkah, maka pemerintah Arab Saudi melakukan pembangunan perluasan area di Masjidil Haram agar dapat menampung lebih banyak jamaah.

Maka dari itu, diperlukanlah crane untuk mempermudah aktifitas pembangunan di area Masjidil Haram. Crane adalah alat untuk mengangkat muatan secara vertikal, menahannya apabila diperlukan, dan menurunkan muatan ke tempat lain yang ditentukan dengan mekanisme pendongkrak, pemutar, dan pejalan. Akan tetapi, crane dapat menjadi alat yang mematikan bila dibangun melalui prosedur yang salah atau keliru. Apabila ada cuaca buruk, crane tidak dapat melawan terpaan angin kencang dan kemudian dapat ambruk.

1.2.Rumusan Masalah

Pokok-pokok masalah yang akan dianalisis dalam makalah ini adalah: 1) Kronologis jatuhnya crane di Masjidil Haram

2) Teori hukum kealpaan (culpa) 3) Upaya pencegahan jatuhnya crane

4) Analisis jatuhnya crane di Masjidil Haram menurut hokum

1.3.Tujuan

1) Menyelesaikan tugas yang diberikan oleh dosen Hukum Perdata Dagang

2) Menganalisis kejadian jatuhnya crane di Masjidil Haram

3)Mengetahui pengetahuan akan hukum pidana kealpaan (culpa)


(5)

BAB 2 PEMBAHASAN

1.1. Berita Terkait Tragedi Jatuhnya Crane di Masjidil Haram

Ini Lho Penyebab Asli Crane Jatuh di Masjidil Haram -

Mekah!

Kapanlagi.com - Jumat (11/9) petang publik di seluruh dunia mendadak tertegun. Sebuah kabar kurang menyenangkan datang dari Mekah, Arab Saudi. Masjid Suci umat Islam di seluruh dunia, Masjidil Haram mengalami musibah jatuhnya crane konstruksi pembangunan pada sore kemarin. Setidaknya dalam laporan terakhir menyebutkan ada 107 jamaah tewas.

Tak hanya itu, 238 lainnya dilaporkan dalam kondisi luka-luka. Dari seluruh korban itu, tercatat ada seorang jamaah asal Indonesia yakni Masnauli Hasibuan yang menjadi korban meninggal dunia. Robohnya crane ini memang begitu menyedihkan, mengingat puncak ibadah Haji bakal datang 10 hari lagi.

Dengan segera foto-foto dan video mengenai tragedi mengerikan ini langsung tersebar di jejaring sosial. Dari foto-foto itu kamu bisa melihat betapa crane besar itu roboh di antara Masjidil Haram yang memang tengah melakukan pembangunan. Tubuh-tubuh dan darah berserakan terlihat semakin membuat miris saja. Tentu kamu bertanya-tanya, apa yang menyebabkan crane raksasa itu jatuh, apakah kesalahan manusia?

Hujan badai dan angin kencang membuat crane tiba-tiba roboh © cnn.com Jika kamu termasuk yang menyalahkan pemerintah Arab Saudi karena meletakkan crane raksasa di Masjidil Haram dan tidak melakukan pengecekan rutin, maka itu salah besar. Karena salah seorang saksi yang berada di Masjidil Haram menyebutkan jika cuaca buruk yang kini tengah melanda Mekah adalah penyebab crane itu jatuh, seperti dilansir CNN.


(6)

"Saat itu kami hendak wudhu dan siap ke Masjidil Haram untuk melakukan salat Maghrib. Cuaca di Mekah memang tengah buruk. Sebelumnya badai pasir melanda Mekah yang kemudian mendadak berubah menjadi hujan badai. Semua penutup alat konstruksi terlepas dan bertebaran begitu saja. Kondisi sangat mengerikan dan alat-alat berat bergerak sendiri karena kuatnya badai, sampai akhirnya tragedi itu terjadi. Semua orang langsung berlarian meninggalkan lokasi crane itu roboh," ungkap Yahya Al Hashemi, iReporter CNN yang merekam video jatuhnya crane.

Karena insiden ini, lebih dari 50 tim penolong dan 80 ambulans disiagakan oleh Kementrian Pertahanan Arab Saudi untuk melakukan evakuasi. Hujan badai dahsyat memang terjadi di Mekah sejak pukul 16.00 sore kemarin. Karena badai itu, hembusan angin yang kuat membuat Mekah kacau dan suhu mendadak turun drastis dari biasanya 42 derajat celcius menjadi 25 derajat celcius. Sungguh, Tuhan pasti punya rencana mengapa musibah ini terjadi.

(cnn/aia)

Sumber: http://plus.kapanlagi.com/inilah-lho-penyebab-asli-crane-jatuh-di-masjidil-haram-mekah-a66002.html


(7)

Usai Tragedi Crane, Bin Laden Tak Akan Diberi Proyek

VIVA.co.id - Raja Arab Saudi, Salman, menepati janjinya untuk melakukan penyelidikan secara menyeluruh dan menjatuhkan sanksi bagi pelaku. Pada Selasa kemarin, Salman memerintahkan, agar sementara waktu, kontraktor Bin Laden tidak diberi proyek apapun.

Dikutip dari laman Gulfnews, Rabu, 16 September 2015, Bin Laden diketahui merupakan kontraktor proyek perluasan Masjidil Haram. Selain itu, Salman juga memerintahkan pencekalan kepada seluruh anggota dewan dan eksekutif senior perusahaan agar tidak bisa bepergian ke mana pun.

Berdasarkan hasil pemeriksaan di lapangan menunjukkan crane atau alat dorong itu dibangun melalui prosedur yang keliru sehingga tidak dapat melawan terpaan angin kencang dan ambruk pada Jumat pekan lalu.

Akibatnya, sebanyak 111 orang tewas akibat tertimpa crane. Belum lagi sebanyak 200 orang lebih mengalami luka. Sebanyak 158 orang di antaranya masih dirawat di rumah sakit. Jamaah haji dari Indonesia, India dan Inggris termasuk dalam korban tewas. Indonesia kehilangan 11 calon jamaah karena insiden itu.

Salman sebelumnya telah memberikan santunan bagi korban tewas dan luka. Bagi keluarga korban tewas, masing-masing akan diberi santunan senilai SAR1 juta atau setara Rp3,8 miliar.

Nilai santunan serupa juga diberikan kepada calon jamaah haji yang mengalami cacat fisik seumur hidup akibat insiden itu. Sementara itu, bagi calon jamaah haji yang mengalami luka ringan akan diberi santunan senilai SAR500 ribu atau setara Rp1,9 miliar.


(8)

Selain itu, keluarga korban tewas akan diberikan kesempatan naik haji gratis tahun depan. Kesempatan yang sama juga diberikan bagi calon jamaah haji yang mengalami luka, sehingga tidak bisa beribadah tahun ini.

Pembangunan Masjidil Haram telah berlangsung selama beberapa tahun dan ingin membuat area lebih luas hingga 400 ribu meter persegi agar bisa menampung 2,2 juta calon jamaah haji sekaligus. Tetapi, seorang insinyur yang bekerja di Grup Bin Ladin membantah ada keteledoran dalam pengerjaan proyek mereka.

"Semua crane yang dipasang dilakukan dengan cara yang profesional. Tidak ada pula kesalahan teknis dalam peralatan kami," kata insinyur itu. (ase) Sumber: http://dunia.news.viva.co.id/news/read/675380-usai-tragedi-crane--bin-laden-tak-akan-diberi-proyek

Faktor Ini Disinyalir Jadi Penyebab Tragedi Crane di

Masjidil Haram

indopos.co.id – Jemaah haji Indonesia yang sudah berada di Makkah diimbau untuk tetap waspada. Cuaca di Makkah sedang ekstrem. Pada cuaca panas, bisa berubah mendadak hingga turun hujan es.

Es-es berukuran kacang pilus turun menyertai hujan deras yang mengguyur kota Makkah, Jumat (11/9/2015). Hujan yang disertai angin kencang mulai turun sekitar pukul 17.10 waktu Arab Saudi.

Angin yang bertiup sungguh kencang, bahkan pintu luar kantor Daker Makkah akhirnya dikunci karena terbuka sendiri oleh hembusan angin. Gemuruh dan kilatan petir juga menghiasi langit di Makkah.

Hingga pukul 17. 36 waktu setempat, hujan deras yang disertai angin kencang masih berlangsung. Genangan air juga mulai bermunculan di pinggir-pinggir jalan kota Makkah. Faktor inilah yang disinyalir menjadi pemicu tragedi jatuhnya crane di Masjidil Haram (ags)


(9)

Sumber: http://www.indopos.co.id/2015/09/faktor-ini-disinyalir-jadi-penyebab-tragedi-crane-di-masjidil-haram.html

RI Mulai Proses Santunan Korban Ambruknya Crane di

Saudi

VIVA.co.id - Pemerintah Arab Saudi dilaporkan mulai memproses pemberian santunan bagi korban ambruknya alat dereka atau crane di Masjidil Haram pada 11 September lalu. Indonesia pun mulai mengurus agar jemaah yang menjadi korban, baik wafat dan luka, bisa memperoleh haknya dari Pemerintah Arab Saudi.

Dikutip dari situs Media Centre Haji Kementerian Agama RI, pada Jumat, 9 Oktober 2015, Kepala Daerah Kerja Mekkah Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH), Arsyad Hidayat menyebut sudah ada permintaan dari Konsulat Jenderal RI untuk memperbarui data korban ambruknya crane.

"Sudah kami lakukan (pembaruan data)," ujar Arsyad.

Dalam insiden robohnya crane, terdapat 12 jemaah haji Indonesia yang dilaporkan tewas. Sementara, 42 jemaah haji lainnya diketahui terluka.

Jemaah haji yang dilaporkan baru-baru ini meninggal akibat tertimpa crane diketahui bernama Janniro Siregar binti Gadumbang dari kloter 09 Embarkasi Medan. Janniro menghembuskan napas terakhir pada Kamis kemarin.

Berdasarkan janji Raja Saudi, Salman bin Abdul Aziz, maka keluarga korban tewas akan memperoleh santunan senilai 1 juta Riyal atau setara Rp3,8 miliar. Sedangkan, seluruh jemaah yang mengalami luka akan memperoleh santunan senilai 500 ribu Riyal atau setara Rp1,8 miliar.


(10)

Pemerintah Saudi juga akan mengundang jemaah haji yang tidak bisa menyempurnakan ibadah hajinya tahun ini agar datang lagi tahun depan. Bahkan, mereka diundang khusus menjadi tamu Raja.

Pemerintah Saudi telah membentuk komite khusus untuk memproses pemberian santuan. Komite tersebut telah mulai mengumpulkan data para korban jatuhnya crane di Masjidil Haram.

Direktur Departemen Kesehatan Arab Saudi, Mustapha Baljoun mengatakan tidak ada ruang untuk kecurangan dalam proses pemberian santunan. Mustapha juga menjanjikan tidak ada seorang pun yang mendapat keuntungan dari kompensasi tersebut.

Setiap korban tewas atau terluka, kata Mustapha telah didaftarkan secara teliti, termasuk jam dan menit mereka terdaftar di rumah sakit. Data itu juga mencakup nama, kebangsaan, nomor paspor, tempat tinggal, waktu masuk ke rumah sakit dan waktu kematian.

"Kami akan berhati-hati mengumpulkan data semua korban tewas dan luka. Selanjutnya laporan akan diteruskan ke otoritas yang bersangkutan," kata Mustapha seperti dilansir laman Saudi Gazette.

Sumber: http://dunia.news.viva.co.id/news/read/685356-ri-mulai-proses-santunan-korban-ambruknya-crane-di-saudi


(11)

1.2. Teori Hukum Kealpaan (Culpa)

Pada buku Prof. Dr. Wirjono Prodjodikoro, S.H. yang berjudul Asas-Asas Hukum Pidana di Indonesia (hal.72), menyebutkan bahwa Kealpaan (culpa) dalam ilmu pengetahuan hukum mempunyai arti teknis, yaitu suatu macam kesalahan si pelaku tindak pidana yang tidak seberat seperti kesengajaan, yaitu kurang berhati-hati sehingga akibat yang tidak disengaja terjadi. Tetapi, ada kalanya suatu akibat dari suatu tindak pidana begitu berat merugikan kepentingan seseorang, seperti kematian seorang manusia.

Sedangkan, Jan Remmelink dalam bukunya yang berjudul Hukum Pidana (hal. 177) mengatakan bahwa pada intinya, culpa mencakup kurang (cermat) berpikir, kurang pengetahuan, atau bertindak kurang terarah. Menurut Jan Remmelink, ihwal culpa di sini jelas merujuk pada kemampuan psikis seseorang dan karena itu dapat dikatakan bahwa culpa berarti tidak atau kurang menduga secara nyata (terlebih dahulu kemungkinan munculnya) akibat fatal dari tindakan orang tersebut – padahal itu mudah dilakukan dan karena itu seharusnya dilakukan.

Mengenai ukuran kelalaian dalam hukum pidana, Jan Remmelink (Ibid, hal. 179) mengatakan bahwa menurut MvA (memori jawaban) dari pemerintah, yang menjadi tolak ukur bagi pembuat undang-undang bukanlah diligentissimus pater familias (kehati-hatian tertinggi kepala keluarga), melainkan warga pada umumnya. Syarat untuk penjatuhan pidana adalah sekedar kecerobohan serius yang cukup, ketidakhati-hatian besar yang cukup; bukan culpa levis (kelalaian ringan), melainkan culpa lata (kelalaian yang kentara/besar).

Dalam bukunya berjudul Asas-Asas Hukum Pidana di Indonesia Prof. Dr. Wirjono Prodjodikoro, S.H (hal.73). juga mengatakan bahwa menurut para penulis Belanda, yang dimaksudkan dengan culpa dalam pasal-pasal KUHP adalah kesalahan yang agak berat. Istilah yang mereka pergunakan adalah grove schuld (kesalahan besar). Meskipun ukuran grove schuld ini belum tegas seperti kesengajaan, namun dengan istilah grove schuld ini sudah ada sekedar ancar-ancar bahwa tidak masuk culpa apabila seorang pelaku tidak perlu sangat berhati-hati untuk bebas dari hukuman.


(12)

Lebih lanjut, dikatakan bahwa untuk culpa ini harus diambil sebagai ukuran bagaimana kebanyakan orang dalam masyarakat bertindak dalam keadaan yang in concreto terjadi. Jadi, tidaklah dipergunakan sebagai ukuran seorang yang selalu sangat berhati-hati, dan juga tidak seorang yang selalu serampangan dalam tindak tanduknya.

Jadi, pada dasarnya yang dijadikan tolak ukur adalah ukuran kehati-hatian yang ada di masyarakat, akan tetapi tidak menutup kemungkinan bahwa hakim juga berperan serta dalam menentukan hal tersebut.

Adapun dalam Pasal 359 Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (“KUHP”) diatur mengenai perbuatan yang mengakibatkan orang mati karena salahnya:

“Barang siapa karena kesalahannya (kealpaannya) menyebabkan orang lain mati, diancam dengan pidana penjara paling lama lima tahun atau pidana kurungan paling lama satu tahun.”


(13)

1.3. Kronologis Tragedi Jatuhnya Crane di Masjidil Haram

Pada hari Jumat, tanggal 11 September 2015, cuaca buruk memang tengah melanda kota Mekah. Cuaca di Mekah sangat ekstrem. Badai pasir melanda Mekah yang kemudian mendadak berubah menjadi hujan badai. Karena badai itu, hembusan angin yang kuat membuat Mekah kacau dan suhu mendadak turun drastis dari biasanya 42 derajat celcius menjadi 25 derajat celcius. Pada cuaca panas, bisa berubah mendadak hingga turun hujan es. Es-es berukuran kacang pilus turun menyertai hujan deras yang mengguyur kota Mekah. Hujan yang disertai angin yang kencang mulai turun sekitar pukul 17.10 waktu Arab Saudi.

Angin yang bertiup sungguh kencang, bahkan pintu luar kantor Daker Mekah akhirnya dikunci karena terbuka sendiri oleh hembusan angin. Gemuruh dan kilatan petir juga menghiasi langit di Mekah.

Hingga pukul 17. 36 waktu setempat, hujan deras yang disertai angin kencang masih berlangsung. Genangan air juga mulai bermunculan di pinggir-pinggir jalan kota Mekah. Karena semua hal itu, semua penutup alat konstruksi menjadi terlepas dan bertebaran. Alat-alat bergerak sendiri karena terpaan badai dan kondisi menjadi sangat mengerikan. Karena tidak sanggup menahan terpaan badai, crane yang digunakan untuk pembangunan perluasan Masjidil Haram terjatuh dan karena banyak jamaah yang sedang melakukan ibadah tidak sempat melarikan diri dari bahaya, mereka pun tewas tertimpa crane raksasa dan ada juga yang mengalami luka-luka.

Akibat dari insiden ini, sebanyak 111 orang tewas akibat tertimpa crane. Belum lagi sebanyak 200 orang lebih mengalami luka. Sebanyak 158 orang di antaranya masih dirawat di rumah sakit. Jamaah haji dari Pakistan, Indonesia, India, dan jamaah dari berbagai Negara lainnya juga termasuk dalam korban tewas. Lebih dari 50 tim penolong dan 80 ambulans disiagakan oleh Kemeterian Pertahanan Arab Saudi untuk melakukan evakuasi.


(14)

1.4. Upaya Pencegahan Jatuhnya Crane

Upaya pencegahan atau upaya preventif disebut juga “non penal” dalam hal ini adalah upaya-upaya yang dilakukan untuk menjaga kemungkinan akan terjadinya jatuhnya crane yang menimbulkan korban jiwa, merupakan upaya pencegahan penangkalan adanya suatu kejadian yang mengakibatkan meninggalnya orang lain.

Dalam mengoperasikan crane agar tidak terjadi insiden yang tidak diinginkan, tindakan pencegahan yang dikutip dari SafetyBLR dapat dilakukan dengan cara memperhatikan hal-hal sebagai berikut :

1) Crane hanya boleh dioperasikan oleh teknisi ahli dan terlatih 2) Seseorang yang berwenang harus memeriksa crane dan semua

kontrol sebelum digunakan

3) Pastikan crane berada diatas permukaan yang stabil

4) Selama perakitan dan pembongkaran, tidak membuka atau menghapus pin kecuali bagian yang diblokir dan aman

5) Gunakan grafik beban yang benar untuk konfigurasi crane, setup, berat beban, dan lift

6) Jangan melebihi kapasitas grafik beban pada saat membuat lift 7) Angkat beban beberapa inci dan kemudian tahan, memverifikasi,

dan menguji sistem rem sebelum memberikan beban. 8) Jangan memindahkan beban yang berlebih pada pekerja 9) Ikuti tanda dan petunjuk dari pabrik.


(15)

1.5. Analisis Hukum Terhadap Tragedi Jatuhnya Crane di Masjidil Haram A. Kesalahan disebabkan oleh faktor cuaca

Seperti yang dilansir dari indopos, pada hari Jumat (11 September 2015) cuaca di Mekah memang sedang ekstrem. Pada cuaca panas, bisa berubah mendadak hingga turun hujan es. Es-es berukuran kacang pilus turun menyertai hujan deras yang mengguyur kota Mekah. Hujan yang disertai angin kencang mulai turun sekitar pukul 17.10 waktu Arab Saudi.

Angin yang bertiup sungguh kencang, bahkan pintu luar kantor Daker Mekah akhirnya dikunci karena terbuka sendiri oleh hembusan angin. Gemuruh dan kilatan petir juga menghiasi langit di Mekah.

Hingga pukul 17. 36 waktu setempat, hujan deras yang disertai angin kencang masih berlangsung. Genangan air juga mulai bermunculan di pinggir-pinggir jalan kota Mekah. Bahkan sebelumnya badai pasir melanda Mekah, barulah kemudian berubah menjadi hujan badai. Karena itu, semua penutup alat konstruksi menjadi terlepas dan bertebaran. Alat-alat bergerak sendiri karena terpaan badai dan kondisi menjadi sangat mengerikan. Kemudian terjadilah tragedi jatuhnya crane di Masjidil Haram.

Pada faktor cuaca ini, sebenarnya tak ada yang bisa disalahkan karena faktor perubahan cuaca adalah murni kehendak dari Tuhan Yang Maha Kuasa. Manusia dapat memperkirakan cuaca, tapi itu hanyalah sebuah perkiraan yang tidak pasti benar atau salahnya. Maka dari itu, faktor perubahan cuaca adalah hal yang tidak bisa diduga walaupun sebenarnya masih dapat dilakukan upaya pencegahan agar tidak terjadi insiden yang tidak diinginkan.

B. Kesalahan disebabkan oleh Kontraktor

Crane, yang digunakan untuk mengangkat muatan secara vertikal, menahannya apabila diperlukan, dan menurunkan muatan ke tempat lain yang ditentukan dengan mekanisme pendongkrak, pemutar, dan pejalan, terjatuh karena terpaan badai angin di kawasan Masjidil Haram dan menewaskan serta melukai banyak jamaah.


(16)

Crane yang terjatuh tersebut dioperasikan oleh Bin Laden Group yang merupakan kontraktor pembangunan Masjidil Haram di Mekah. Seorang insinyur yang bekerja di Bin Laden Group membantah adanya keteledoran dalam pengerjaan proyek mereka. Dan juga semua crane yang dipasang dilakukan dengan cara yang professional, juga tidak ada pula kesalahan teknis dalam peralatan mereka.

Akan tetapi, setelah dilakukan pemeriksaan di lapangan menunjukkan crane itu dibangun melalui prosedur yang keliru sehingga tidak dapat melawan terpaan angin kencang dan ambruk, yang kemudian menewaskan dan melukai jamaah yang sedang ibadah di kawasan Masjidil Haram.

Pada buku Prof. Dr. Wirjono Prodjodikoro, S.H. yang berjudul Asas-Asas Hukum Pidana di Indonesia, menyebutkan bahwa Kealpaan (culpa) dalam ilmu pengetahuan hukum mempunyai arti teknis, yaitu suatu macam kesalahan si pelaku tindak pidana yang tidak seberat seperti kesengajaan, yaitu kurang berhati-hati sehingga akibat yang tidak disengaja terjadi. Tetapi, ada kalanya suatu akibat dari suatu tindak pidana begitu berat merugikan kepentingan seseorang, seperti kematian seorang manusia.

Dalam Pasal 359 Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (“KUHP”) diatur mengenai perbuatan yang mengakibatkan orang mati karena salahnya:

“Barang siapa karena kesalahannya (kealpaannya) menyebabkan orang lain mati, diancam dengan pidana penjara paling lama lima tahun atau pidana kurungan paling lama satu tahun.”

Mengenai tindak pidana yang mengakibatkan orang mati atau luka karena kelalaian ini, dapat diputuskan bahwa si Kontraktor karena perbuatannya yang membangun crane melalui prosedur yang keliru sehingga tidak dapat melawan terpaan angin kencang dan ambruk yang kemudian menewaskan dan melukai orang-orang, dapat dituntut dengan dakwaan melanggar Pasal 359 KUHP Jo Pasal 55 Ayat (1) ke-1 KUHP.


(17)

Pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHP:

(1) Dipidana sebagai pelaku tindak pidana:

1. Mereka yang melakukan, yang menyuruh melakukan, dan yang turut serta melakukan perbuatan;

2. Mereka yang dengan memberi atau menjanjikan sesuatu, dengan menyalahgunakan kekuasaan atau martabat, dengan kekerasan, ancaman atau penyesatan, atau dengan memberi kesempatan, sarana atau keterangan, sengaja menganjurkan orang lain supaya melakukan perbuatan.

C. Jumlah Korban

Musibah crane besar yang jatuh di Masjidil Haram bersamaan dengan hujan dan angia yang kencang menelan sejumlah korban jamaah haji dari berbagai Negara yang sedang beribadah di Masjidil Haram, termasuk jamaah haji asal Indonesia. Berikut daftar nama yang dirilis oleh Kantor Daerah Kerja Makkah PPIH Arab Saudi yang kemudian dilansir dari portal Kementerian Agama Republik Indonesia :

1) ITI RASTI DARMINI, No Paspor: B0716645, Kloter: JKS – 023 (Keterangan: Wafat)

2) MASNAULI SIJUADIL HASIBUAN, No. Paspor: B1061545, Kloter: MES – 009 (Wafat)

3) SUJI SYARBAINI IRONO, No Paspor: B1306321, Kloter: BTH – 014 (dirawat BPHI Makkah)

4) ERNAWATI MUHAMMAD SAAD, No. Paspor A4761751, Kloter: BTH – 001 (dirawat di RSAS)

5) KURSIA NANTING LEMBONG, No. Paspor B0507644, Kloter: BTH – 017 (dirawat di RSAS)

6) NASRIAH BINTI MUHAMMAD ABDURRAHMAN, No Paspor: B1175082, Kloter: BTJ – 001, (dirawat di RSAS)


(18)

7) ARDIAN SUKARNO EFFIEN, No. Paspor: B0907275, Kloter: JKG – 007, (dirawat di RSAS)

8) TETI HERAWATI MAD SALEH, No. Paspor: B0941422, Kloter: JKS – 005, (dirawat di RSAS)

9) APIP SAHRONI ROHMAN, No. Paspor: B0941479, Kloter: JKS – 005, (dirawat di RSAS)

10) EMMIWATY JANAHAR SALEH, No Paspor: B1354467, Kloter: MES – 008, (dirawat di RSAS)

11) NUR BAIK NASUTION, No. Paspor: B1061239, Kloter: MES – 009, (dirawat di RSAS)

12) SOPIAH TAIZIR NASUTION, No. Paspor: A6773447, Kloter: MES – 009, (dirawat di RSAS)

13) TRI MURTI ALI, No. Paspor: B0396519, Kloter: PDG – 003, (dirawat di RSAS)

14) ZULFITRI ZAINI HAJI, No. Paspor: A3910753, Kloter: PDG – 003, ( dirawat di RSAS)

15) ZALNIWARTI MUNAF UMMA, No. Paspor: B0393772, Kloter: PDG – 004, (dirawat di RSAS)

16) ALI SABRI SELAMUN, No. Paspor: B0785804, Kloter: PDG – 007, (dirawat di RSAS)

17) UMI DALIJAH AMAT RAIS, No. Paspor B0957604, Kloter: SOC – 024, (dirawat di RSAS)

18) ENDANG KASWINARNI POERWOMARTON, No. Paspor: B1107076, Kloter: SOC – 046, (dirawat di RSAS)

19) DJUMALI JAMARI SETRO WIJOYO, No. Paspor: B1496896, Kloter: SOC – 052, (dirawat di RSAS)

20) MURODI YAHYA KASANI, No. Paspor: B0754094, Kloter: SUB – 001, ( dirawat di RSAS)

21) HASAN MANSUR AHMAD, No. Paspor: B0746467, KLoter: SUB – 010, (dirawat di RSAS)


(19)

23) NURUDDIN BAASITH SUJIYONO, No. Paspor: B1035292, Kloter: SUB – 021, (dirawat di RSAS)

24) ISNAINY FADJARIJAH ABDUL DJUMALI, No. Paspor: B1052806, Kloter SUB – 021, (dirawat di RSAS)

25) SAHARMI UMAR PASSIRE, No. Paspor: B0590380, Kloter: UPG – 002, (dirawat di RSAS)

26) NORMA LATANG KULASSE, No. Paspor: B1161965, Kloter: UPG – 005, (dirawat di RSAS)

27) ROSNALLANG CACO BABA, No. Paspor: B0901348, Kloter: UPG – 005, (dirawat di RSAS)

28) HADIAH SYAMSUDDIN SAK, No. Paspor: B1162080, Kloter: UPG – 015, (dirawat di RSAS)

29) MUHAMMAD HARUN ABDUL HAMID, No . Paspor: B1163100, Kloter: UPG – 016, (dirawat di RSAS)

30) FATMAWATI ABDUL JALIL, No. Paspor: B1162645, KLoter: UPG – 018, (dirawat di RSAS)

31) ABDUL JALIL CONCI LETA, No. Paspor: B1162600, Kloter: UPG – 018, (dirawat di RSAS)

32) ROSDIANA MUDU TOHENG, No. Paspor: B1162756, Kloter: UPG – 018, (dirawat di RSAS); dan

33) ERNI SAMPE DOSEN,, No. Paspor: B1162715, Kloter: UPG – 018, (dirawat di RSAS).

Kepala Daker Makkah Arsyad Hidayat menegaskan bahwa informasi dan data yang terkait dengan musibah jatuhnya crane ini akan terus di-update dan diinformasikan ke masyarakat.


(20)

D. Pemberian santunan kepada korban

Raja Saudi, Salman bin Abdul Aziz berjanji untuk memberikan santunan kepada semua korban jatuhnya crane di Masjidil Haram. Untuk korban yang meninggal dan cacat fisik seumur hidup akan memperoleh santunan senilai 1 juta Riyal atau setara Rp3,8 miliar. Sedangkan, seluruh jemaah yang mengalami luka atau cidera akan memperoleh santunan senilai 500 ribu Riyal atau setara Rp1,8 miliar.

Selain itu juga, pemerintah Saudi juga akan mengundang jemaah haji yang tidak bisa menyempurnakan ibadah hajinya tahun ini agar datang lagi tahun depan. Bahkan, mereka diundang khusus menjadi tamu Raja.

Pemerintah Saudi juga telah membentuk komite khusus untuk memproses pemberian santuan. Komite tersebut telah mulai mengumpulkan data para korban jatuhnya crane di Masjidil Haram.

Mustapha Baljoun, Direktur Departemen Kesehatan Arab Saudi mengatakan tidak ada ruang untuk tindak kecurangan dalam proses pemberian santunan. Mustapha juga menjanjikan tidak ada seorang pun yang mendapat keuntungan dari kompensasi tersebut.


(21)

BAB 3 PENUTUP

3.1. Kesimpulan

Kontraktor Bin Laden Group sebagai kontraktor proyek perluasan Masjidil Haram dapat dimintakan pertanggungjawaban pidana terhadap kelalaian yang mengakibatkan meninggalnya orang lain dalam proyeknya. Pertanggungjawaban pidana dalam delik kealpaan yang menyebabkan meninggalnya orang lain tertuang dalam Pasal 359 KUHP yang berbunyi “Barang siapa karena kesalahannya (kealpaannya) menyebabkan orang lain mati, diancam dengan pidana penjara paling lama lima tahun atau pidana kurungan paling lama satu tahun.”. Tujuan pertanggungjawaban pidana adalah untuk menjatuhkan pidana kepada kontraktor. Untuk menjatuhkan pidana terhadap kontraktor maka harus terdapat kesalahan pada dirinya, kontraktor dapat membayangkan kemungkinan timbulnya akibat yang tidak dikehendaki oleh undang-undang, adanya kemampuan bertanggungjawab serta tidak adanya alasan pemaaf pada diri kontraktor.

3.2. Saran

Adanya pengaturan khusus yang tegas mengenai proyek pembangunan dan pengoperasian crane yang tegas mengenai tindak pidana kelalaian khususnya kelalaian yang mengakibatkan meninggalnya orang lain dalam hukum pidana.


(22)

DAFTAR PUSTAKA

Aditya, R. (2015, September 12). Indopos. Retrieved from Indopos:

http://www.indopos.co.id/2015/09/faktor-ini-disinyalir-jadi-penyebab-tragedi-crane-di-masjidil-haram.html

Kemenag. (2015, September 12). Retrieved from Portal Kementerian Agama Republik Indonesia: http://www.kemenag.go.id/index.php?

a=berita&id=288685

Prodjodikoro, W. (2009). Asas-Asas Hukum Pidana di Indonesia (3rd ed.). (J. Budhi, Ed.) Bandung: PT Refika Aditama.

Remmelink, J. (2013). Hukum Pidana. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Safety Training & Compliance Just Got Easier. (2014, October 6). Retrieved from Safety.BLR.com:

http://safety.blr.com/workplace-safety- news/construction-safety/cranes-and-derricks-construction/12-tips-for-preventing-crane-accidents/

Tobing, L. (2013, May 20). Hukum Online. Retrieved from Hukum Online: http://www.hukumonline.com/klinik/detail/lt517da4b063376/jerat-hukum-jika-kelalaian-mengakibatkan-kematian


(1)

Pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHP:

(1) Dipidana sebagai pelaku tindak pidana:

1. Mereka yang melakukan, yang menyuruh melakukan, dan yang turut serta melakukan perbuatan;

2. Mereka yang dengan memberi atau menjanjikan sesuatu, dengan menyalahgunakan kekuasaan atau martabat, dengan kekerasan, ancaman atau penyesatan, atau dengan memberi kesempatan, sarana atau keterangan, sengaja menganjurkan orang lain supaya melakukan perbuatan.

C. Jumlah Korban

Musibah crane besar yang jatuh di Masjidil Haram bersamaan dengan hujan dan angia yang kencang menelan sejumlah korban jamaah haji dari berbagai Negara yang sedang beribadah di Masjidil Haram, termasuk jamaah haji asal Indonesia. Berikut daftar nama yang dirilis oleh Kantor Daerah Kerja Makkah PPIH Arab Saudi yang kemudian dilansir dari portal Kementerian Agama Republik Indonesia :

1) ITI RASTI DARMINI, No Paspor: B0716645, Kloter: JKS – 023 (Keterangan: Wafat)

2) MASNAULI SIJUADIL HASIBUAN, No. Paspor: B1061545, Kloter: MES – 009 (Wafat)

3) SUJI SYARBAINI IRONO, No Paspor: B1306321, Kloter: BTH – 014 (dirawat BPHI Makkah)

4) ERNAWATI MUHAMMAD SAAD, No. Paspor A4761751, Kloter: BTH – 001 (dirawat di RSAS)

5) KURSIA NANTING LEMBONG, No. Paspor B0507644, Kloter: BTH – 017 (dirawat di RSAS)

6) NASRIAH BINTI MUHAMMAD ABDURRAHMAN, No Paspor: B1175082, Kloter: BTJ – 001, (dirawat di RSAS)


(2)

7) ARDIAN SUKARNO EFFIEN, No. Paspor: B0907275, Kloter: JKG – 007, (dirawat di RSAS)

8) TETI HERAWATI MAD SALEH, No. Paspor: B0941422, Kloter: JKS – 005, (dirawat di RSAS)

9) APIP SAHRONI ROHMAN, No. Paspor: B0941479, Kloter: JKS – 005, (dirawat di RSAS)

10) EMMIWATY JANAHAR SALEH, No Paspor: B1354467, Kloter: MES – 008, (dirawat di RSAS)

11) NUR BAIK NASUTION, No. Paspor: B1061239, Kloter: MES – 009, (dirawat di RSAS)

12) SOPIAH TAIZIR NASUTION, No. Paspor: A6773447, Kloter: MES – 009, (dirawat di RSAS)

13) TRI MURTI ALI, No. Paspor: B0396519, Kloter: PDG – 003, (dirawat di RSAS)

14) ZULFITRI ZAINI HAJI, No. Paspor: A3910753, Kloter: PDG – 003, ( dirawat di RSAS)

15) ZALNIWARTI MUNAF UMMA, No. Paspor: B0393772, Kloter: PDG – 004, (dirawat di RSAS)

16) ALI SABRI SELAMUN, No. Paspor: B0785804, Kloter: PDG – 007, (dirawat di RSAS)

17) UMI DALIJAH AMAT RAIS, No. Paspor B0957604, Kloter: SOC – 024, (dirawat di RSAS)

18) ENDANG KASWINARNI POERWOMARTON, No. Paspor: B1107076, Kloter: SOC – 046, (dirawat di RSAS)


(3)

23) NURUDDIN BAASITH SUJIYONO, No. Paspor: B1035292, Kloter: SUB – 021, (dirawat di RSAS)

24) ISNAINY FADJARIJAH ABDUL DJUMALI, No. Paspor: B1052806, Kloter SUB – 021, (dirawat di RSAS)

25) SAHARMI UMAR PASSIRE, No. Paspor: B0590380, Kloter: UPG – 002, (dirawat di RSAS)

26) NORMA LATANG KULASSE, No. Paspor: B1161965, Kloter: UPG – 005, (dirawat di RSAS)

27) ROSNALLANG CACO BABA, No. Paspor: B0901348, Kloter: UPG – 005, (dirawat di RSAS)

28) HADIAH SYAMSUDDIN SAK, No. Paspor: B1162080, Kloter: UPG – 015, (dirawat di RSAS)

29) MUHAMMAD HARUN ABDUL HAMID, No . Paspor: B1163100, Kloter: UPG – 016, (dirawat di RSAS)

30) FATMAWATI ABDUL JALIL, No. Paspor: B1162645, KLoter: UPG – 018, (dirawat di RSAS)

31) ABDUL JALIL CONCI LETA, No. Paspor: B1162600, Kloter: UPG – 018, (dirawat di RSAS)

32) ROSDIANA MUDU TOHENG, No. Paspor: B1162756, Kloter: UPG – 018, (dirawat di RSAS); dan

33) ERNI SAMPE DOSEN,, No. Paspor: B1162715, Kloter: UPG – 018, (dirawat di RSAS).

Kepala Daker Makkah Arsyad Hidayat menegaskan bahwa informasi dan data yang terkait dengan musibah jatuhnya crane ini akan terus di-update dan diinformasikan ke masyarakat.


(4)

D. Pemberian santunan kepada korban

Raja Saudi, Salman bin Abdul Aziz berjanji untuk memberikan santunan kepada semua korban jatuhnya crane di Masjidil Haram. Untuk korban yang meninggal dan cacat fisik seumur hidup akan memperoleh santunan senilai 1 juta Riyal atau setara Rp3,8 miliar. Sedangkan, seluruh jemaah yang mengalami luka atau cidera akan memperoleh santunan senilai 500 ribu Riyal atau setara Rp1,8 miliar.

Selain itu juga, pemerintah Saudi juga akan mengundang jemaah haji yang tidak bisa menyempurnakan ibadah hajinya tahun ini agar datang lagi tahun depan. Bahkan, mereka diundang khusus menjadi tamu Raja.

Pemerintah Saudi juga telah membentuk komite khusus untuk memproses pemberian santuan. Komite tersebut telah mulai mengumpulkan data para korban jatuhnya crane di Masjidil Haram.

Mustapha Baljoun, Direktur Departemen Kesehatan Arab Saudi mengatakan tidak ada ruang untuk tindak kecurangan dalam proses pemberian santunan. Mustapha juga menjanjikan tidak ada seorang pun yang mendapat keuntungan dari kompensasi tersebut.


(5)

BAB 3 PENUTUP 3.1. Kesimpulan

Kontraktor Bin Laden Group sebagai kontraktor proyek perluasan Masjidil Haram dapat dimintakan pertanggungjawaban pidana terhadap kelalaian yang mengakibatkan meninggalnya orang lain dalam proyeknya. Pertanggungjawaban pidana dalam delik kealpaan yang menyebabkan meninggalnya orang lain tertuang dalam Pasal 359 KUHP yang berbunyi “Barang siapa karena kesalahannya (kealpaannya) menyebabkan orang lain mati, diancam dengan pidana penjara paling lama lima tahun atau pidana kurungan paling lama satu tahun.”. Tujuan pertanggungjawaban pidana adalah untuk menjatuhkan pidana kepada kontraktor. Untuk menjatuhkan pidana terhadap kontraktor maka harus terdapat kesalahan pada dirinya, kontraktor dapat membayangkan kemungkinan timbulnya akibat yang tidak dikehendaki oleh undang-undang, adanya kemampuan bertanggungjawab serta tidak adanya alasan pemaaf pada diri kontraktor.

3.2. Saran

Adanya pengaturan khusus yang tegas mengenai proyek pembangunan dan pengoperasian crane yang tegas mengenai tindak pidana kelalaian khususnya kelalaian yang mengakibatkan meninggalnya orang lain dalam hukum pidana.


(6)

DAFTAR PUSTAKA

Aditya, R. (2015, September 12). Indopos. Retrieved from Indopos:

http://www.indopos.co.id/2015/09/faktor-ini-disinyalir-jadi-penyebab-tragedi-crane-di-masjidil-haram.html

Kemenag. (2015, September 12). Retrieved from Portal Kementerian Agama Republik Indonesia: http://www.kemenag.go.id/index.php?

a=berita&id=288685

Prodjodikoro, W. (2009). Asas-Asas Hukum Pidana di Indonesia (3rd ed.). (J. Budhi, Ed.) Bandung: PT Refika Aditama.

Remmelink, J. (2013). Hukum Pidana. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. Safety Training & Compliance Just Got Easier. (2014, October 6). Retrieved from

Safety.BLR.com:

http://safety.blr.com/workplace-safety- news/construction-safety/cranes-and-derricks-construction/12-tips-for-preventing-crane-accidents/

Tobing, L. (2013, May 20). Hukum Online. Retrieved from Hukum Online: http://www.hukumonline.com/klinik/detail/lt517da4b063376/jerat-hukum-jika-kelalaian-mengakibatkan-kematian