MAKALAH KONSEP OLAHRAGA DAN PENDIDIKAN J

MAKALAH KONSEP OLAHRAGA DAN
PENDIDIKAN JASMANI
MAKALAH
KONSEP OLAHRAGA DAN PENDIDIKAN JASMANI

disusun oleh:
MUHAMAD BRAM RIYADI
K5610052

PENDIDIKAN KEPELATIHAN OLAHRAGA 2010
JPOK FKIP UNS
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah memberi
kekuatan kepada penyusun untuk menyelesaikan makalah ini.
Dalam rangka untuk menyelesaikan tugas makalah ini kami
berusaha menyusunnya dengan sebaik-baiknya dan bertujuan untuk
memberikan penjelasan kepada kami dan mahasiswa yang lain agar
mengetahui tentang konsep olahraga dan pendidikan jasmani.
Dengan disusunnya makalah ini kami harapkan para mahasiswa
dapat menambah pengetahuannya tentang konsep olahraga dan

pendidikan jasmani tersebut serta dapat mengambil hikmah dari makalah
ini sehingga dapat diajarkan kepada orang yang belum tahu.
Tanpa bantuan dari pihak-pihak yang bersangkutan kami pasti tidak
dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik. Serta tidak lupa ucapan
terima kasih kami tujukan kepada Bapak Drs. H. Sunardi, M.Kes selaku
dosen mata kuliah sejarah dan filsafat olahraga.
Kekurangan dan kelemahan manusia pasti ada. Oleh karena itu kami
mohon kemakluman dan kami harap Bapak Dosen dapat membimbing
kami lebih baik lagi agar di kemudian hari bisa lebih baik dari sekarang.
Demikian dari kami apabila ada kekurangannya kami mohon maaf
yang sebesar-besarnya. Sekian dan terima kasih.
Penyusun.

DAFTAR ISI
Halaman Judul……………………………………………..…....

I

Kata Pengantar……………………………………..….………...


II

Daftar Isi……………………………………………………...…

III

BAB I: Latar Belakang………………………………………….

1

BAB II: Konsep Olahraga dan Pendidikan Jasmani…………….
2
1. Pengertian Pendidikan Jasmani.…….……………………
2. Pengertian Olahraga……..……………………………….
3. Hubungan Olahraga dan Pendidikan Jasmani.…………...

2
4
4


BAB III: Penutup………………………………………….…….
1. Kesimpulan………………………………………......…...
2. Saran………………………………………………….…..
Daftar Pustaka…………………………………………………...

7
7
7
8

BAB I
LATAR BELAKANG
Konsep pendidikan jasmani merupakan bagian penting dalam proses
pendidikan. Artinya pendidikan jasmani bukan hanya dekorasi atau
ornamen yang titempel dalam program sekolah sebagai alat untuk
membuat anak sibuk, tetapi pendidikan jasmani adalah bagian yang
terpenting dalam pendidikan. Melalui pendidikan jasmani diarahkan
dengan baik anak-anak akan mengembangkan ketrampilan yang berguna
bagi pengisian waktu senggang, terlibat dalam aktifas yang konduksif
untuk mengembangkan hidup sehat, berkembang secara sosial, dan

menyumbang pada kesehatan fisik dan mentalnya meskipun pendidikan
jasmani menawarkan kepada anak untuk bergembira, tidaklah tepat untuk
mengatakan penjas diselenggarakan semata-mata agar anak-anak
bergembira dan bersenang-senang.
Jadi pendidikan jasmani diartikan sebagai proses pendidikan melalui
aktivitas jasmani atau olahraga. Inti pengertiaanya adalah mendidik anak.
Yang membedakannya dengan mata pelajaran lain adalah alat yang

digunakan adalah gerak insani, manusia yang bergerak secara sadar oleh
gurunya dan diberikan dalam situasi yang tepat, agar dapat merangsang
pertumbuhan dan perkembangan anak didik.
Tujuan pendidikan jasmani yaitu memberi kesempatan kepada anak
untuk mempelajari berbagai kegiatan yang membina sekaligus
mengembangkan potensi anak baik dalam aspek fisik, mental,sosil,
emosional dan moral. Singkatnya pendidikan jasmani bertujuan
mengembangkan potensi setiap anak setingi-tingginya yaitu meliputi
ranah kognitif, Psikomotor, dan afaktef. Jadi tidak salah jika para ahli
percaya bahwa pendidikan jasmani merupakan wahana yang paling tepat
untuk “membentuk manusia seutuhnya” karena pada dasarnya hasil riset
telah menunjukan adanya hasil psikologis yang positif dan keuntungan

sosial dari keterlibatan anak muda dalam aktifitas jasmani. Bukti terkuat
adalah dalam lingkup self - esteem, dan self concept dikalangan adolens.
Selain itu juga ada bukti mengenai hubungan positif anatara aktifitas
jasmani dan kemampuan kognitif.
Temuan juga menunjukan hubungan negative antara aktifitas
jasmani dan sejumlah simtom psiko-somatik yang berarti menunjukan
bahwa anak-anak muda yang lebih aktif dalam olahraga dan aktivitas
jasmani memiliki kemampuan yang lebih tinggi mengatasi stress. Temuan
juga serupa untuk gejala kenakalan dan penyimpangan perilaku remaja.

BAB II
KONSEP OLAHRAGA DAN PENDIDIKAN JASMANI
Pendidikan jasmani merupakan bagian integral dari sistem
pendidikan secara keseluruhan. Oleh karena itu, pelaksanaan pendidikan
jasmani harus diarahkan pada pencapaian tujuan pendidikan tersebut.
Tujuan pendidikan jasmani bukan aktivitas jasmani itu sendiri, tetapi untuk
mengembangkan potensi siswa melalui aktivitas jasmani.
Persepsi yang sempit dan keliru terhadap pendidikan jasmani akan
mengakibatkan nilai-nilai luhur dan tujuan pendidikan yang terkandung di
dalamnya tidak akan pernah tercapai. Orientasi pembelajaran harus

disesuaikan, dengan perkembangan anak, isi dan urusan materi serta cara
penyampaian harus disesuaikan sehingga menarik dan menyenangkan,
sasaran pembelajaran ditujukan bukan hanya mengembangkan
keterampilan olahraga, tetapi perkembangan pribadi anak seutuhnya.
Konsep dasar pendidikan jasmani dan model pengajaran pendidikan
jasmani yang efektif perlu dipahami bagi orang yang hendak mengajar
pendidikan jasmani.
Pengertian pendidikan jasmani sering dikaburkan dengan konsep
lain, dimana pendididkan jasmani disamakan dengan setiap usaha atau
kegiatan yang mengarah pada pengembangan organ-organ tubuh
manusia (body building), kesegaran jasmani (physical fitness), kegiatan
fisik (pysical activities), dan pengembangan keterampilan (skill
development). Pengertian itu memberikan pandangan yang sempit dan
menyesatkan arti pendidikan jasmani yang sebenarnya. walaupun
memang benar aktivitas fisik itu mempunyai tujuan tertentu, namun

karena tidak dikaitkan dengan tujuan pendidikan, maka kegiatan itu tidak
mengandung
unsur-unsur
pedagogi.

Pendidikan jasmani bukan hanya merupakan aktivitas pengembangan fisik
secara terisolasi, akan tetapi harus berada dalam konteks pendidikan
secara umum (general education). Tentunya proses tersebut dilakukan
dengan sadar dan melibatkan interaksi sistematik antarpelakunya untuk
mencapai tujuan yang ditetapkan.
1. Pengertian Pendidikan Jasmani
Kata fisik atau jasmani (physical) menunjukkan pada tubuh atau
badan (body). Kata fisik seringkali digunakan sebagai referensi dalam
berbagai karakteristik jasmaniah, seperti kekuatan fisik (physical
strenght), perkembangan fisik (physical development), kecakapan fisik
(physical prowess), kesehatan fisik (physical health). dan penampilan fisik
(physical appearance).
Kata fisik dibedakan dengan jiwa atau fikiran (mind). Oleh karena
itu, jika kata pendidikan (education) ditambahkan dalam kata fisik, maka
membentuk frase atau susunan kata pendidikan fisik atau pendidikan
jasmani (physical education), yakni menunjukkan proses pendidikan
tentang aktivitas-aktivitas yang mengembangkan dan memelihara tubuh
manusia.
Nixon and Cozens (1963: 51) mengemukakan bahwa pendidikan
jasmani didefinisikan sebagai fase dari seluruh proses pendidikan yang

berhubungan dengan aktivitas dan respons otot yang giat dan berkaitan
dengan perubahan yang dihasilkan individu dari respons tersebut.
Dauer dan Pangrazi (1989: 1) mengemukakan bahwa pendidikan
jasmani adalah fase dari program pendidikan keseluruhan yang
memberikan kontribusi, terutama melalui pengalaman gerak, untuk
pertumbuhan dan perkembangan secara utuh untuk tiap anak. Pendidikan
jasmani didefinisikan sebagai pendidikan dan melalui gerak dan harus
dilaksanakan dengan cara-cara yang tepat agar memiliki makna bagi
anak. Pendidikan jasmani merupakan program pembelajaran yang
memberikan perhatian yang proporsional dan memadai pada domaindomain pembelajaran, yaitu psikomotor, kognitif, dan afektif.
Bucher, (1979). Mengemukakan pendidikan jasmani merupakan
bagian integral dari suatu proses pendidikan secara keseluruhan, adalah
proses pendidikan melalui kegiatan fisik yang dipilih untuk
mengembangkan dan meningkatkan kemampuan organik, neuromuskuler,
interperatif, sosial, dan emosional.
Ateng (1993) mengemukakan; pendidikan jasmani merupakan
bagian integral dari pendidikan secara keseluruhan melalui berbagai
kegiatan jasmani yang bertujuan mengembangkan secara organik,
neuromuskuler, intelektual dan emosional.
Definisi Pendidikan jasmani adalah suatu proses pendidikan melalui

aktivitas jasmani yang didesain untuk meningkatkan kebugaran jasmani,
mengembangkan keterampilan motorik, pengetahuan dan perilaku hidup
sehat dan aktif, sikap sportif, dan kecerdasan emosi. Lingkungan belajar
diatur secara seksama untuk meningkatkan pertumbuhan dan
perkembangan seluruh ranah, jasmani, psikomotorik, kognitif, dan afektif
setiap siswa.

2. Pengertian Olahraga
Makna olahraga menurut ensiklopedia Indonesia adalah gerak
badan yang dilakukan oleh satu orang atau lebih yang merupakan regu
atau rombongan. Sedangkan dalam Webster’s New Collegiate Dictonary
(1980) yaitu ikut serta dalam aktivitas fisik untuk mendapatkan
kesenangan, dan aktivitas khusus seperti berburu atau dalam olahraga
pertandingan (athletic games di Amerika Serikat).
UNESCO mendefinisikan olahraga sebagai “setiap aktivitas fisik
berupa permainan yang berisikan perjuangan melawan unsur-unsur alam,
orang lain, ataupun diri sendiri”. Sedangkan Dewan Eropa merumuskan
olahraga sebagai “aktivitas spontan, bebas dan dilaksanakan dalam
waktu luang”. Definisi terakhir ini merupakan cikal bakal panji olahraga di
dunia “Sport for All” dan di Indonesia tahun 1983, “memasyarakatkan

olahraga dan mengolahragaka masyarakat” (Rusli dan Sumardianto,2000:
6).
Menurut Cholik Mutohir olahraga adalah proses sistematik yang
berupa segala kegiatan atau usaha yang dapat mendorong
mengembangkan, dan membina potensi-potensi jasmaniah dan rohaniah
seseorang sebagai perorangan atau anggota masyarakat dalam bentuk
permainan, perlombaan/pertandingan, dan prestasi puncak dalam
pembentukan manusia Indonesia seutuhnya yang berkualitas berdasarkan
Pancasila.
Untuk penjelasan pengertian olahraga menurut Edward (1973)
olahraga harus bergerak dari konsep bermain, games, dan sport. Ruang
lingkup bermain mempunyai karakteristik antara lain; a. Terpisah dari
rutinitas, b. Bebas, c. Tidak produktif, d. Menggunakan peraturan yang
tidak baku. Ruang lingkup pada games mempunyai karakteristik; a. ada
kompetisi, b. hasil ditentukan oleh keterampilan fisik, strategi,
kesempatan. Sedangkan ruang lingkup sport; permainan yang
dilembagakan.
3. Hubungan Olahraga dan Pendidikan Jasmani
Dalam memahami arti pendidikan jasmani, kita harus juga
mempertimbangkan hubungan antara bermain (play) dan olahraga

(sport), sebagai istilah yang lebih dahulu populer dan lebih sering
digunakan dalam konteks kegiatan sehari-hari. Pemahaman tersebut akan
membantu para guru atau masyarakat dalam memahami peranan dan
fungsi pendidikan jasmani secara lebih konseptual.
Bermain pada intinya adalah aktivitas yang digunakan sebagai
hiburan. Kita mengartikan bermain sebagai hiburan yang bersifat fisikal
yang tidak kompetitif, meskipun bermain tidak harus selalu bersifat fisik.
Bermain bukanlah berarti olahraga dan pendidikan jasmani, meskipun
elemen dari bermain dapat ditemukan di dalam keduanya. Olahraga di
pihak lain adalah suatu bentuk bermain yang terorganisir dan bersifat
kompetitif. Beberapa ahli memandang bahwa olahraga semata-mata
suatu bentuk permainan yang terorganisasi, yang menempatkannya lebih
dekat kepada istilah pendidikan jasmani. Akan tetapi, pengujian yang
lebih cermat menunjukkan bahwa secara tradisional, olahraga melibatkan
aktivitas kompetitif.

Ketika kita menunjuk pada olahraga sebagai aktivitas kompetitif
yang terorganisir, kita mengartikannya bahwa aktivitas itu sudah
disempurnakan dan diformalkan hingga kadar tertentu, sehingga memiliki
beberapa bentuk dan proses tetap yang terlibat. Peraturan, misalnya, baik
tertulis maupun tak tertulis, digunakan atau dipakai dalam aktivitas
tersebut, dan aturan atau prosedur tersebut tidak dapat diubah selama
kegiatan berlangsung, kecuali atas kesepakatan semua pihak yang
terlibat.
Di atas semua pengertian itu, olahraga adalah aktivitas kompetitif.
Kita tidak dapat mengartikan olahraga tanpa memikirkan kompetisi,
sehingga tanpa kompetisi itu, olahraga berubah menjadi semata-mata
bermain atau rekreasi. Bermain, karenanya pada satu saat menjadi
olahraga, tetapi sebaliknya, olahraga tidak pernah hanya semata-mata
bermain; karena aspek kompetitif teramat penting dalam hakikatnya.
Di pihak lain, pendidikan jasmani mengandung elemen baik dari
bermain maupun dari olahraga, tetapi tidak berarti hanya salah satu saja,
atau tidak juga harus selalu seimbang di antara keduanya. Sebagaimana
dimengerti dari kata-katanya, pendidikan jasmani adalah aktivitas jasmani
yang memiliki tujuan kependidikan tertentu. Pendidikan Jasmani bersifat
fisik dalam aktivitasnya dan penjas dilaksanakan untuk mendidik. Hal itu
tidak bisa berlaku bagi bermain dan olahraga, meskipun keduanya selalu
digunakan dalam proses kependidikan.
Bermain, olahraga dan pendidikan jasmani melibatkan bentukbentuk gerakan, dan ketiganya dapat melumat secara pas dalam konteks
pendidikan jika digunakan untuk tujuan-tujuan kependidikan. Bermain
dapat membuat rileks dan menghibur tanpa adanya tujuan pendidikan,
seperti juga olahraga tetap eksis tanpa ada tujuan kependidikan.
Misalnya, olahraga profesional (di Amerika umumnya disebut athletics)
dianggap tidak punya misi kependidikan apa-apa, tetapi tetap disebut
sebagai olahraga. Olahraga dan bermain dapat eksis meskipun secara
murni untuk kepentingan kesenangan, untuk kepentingan pendidikan,
atau untuk kombinasi keduanya. Kesenangan dan pendidikan tidak harus
dipisahkan secara eksklusif; keduanya dapat dan harus beriringan
bersama.

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Beberapa pelajaran mengenai konsep olahraga dan pendidikan
jasmani serta hal-hal lain yang menerangkan tentang konsep tersebut
telah teruraikan dalam makalah ini walau mungkin tak sempurna dan
masih banyak kekurangan di dalamnya.
B. Saran
Dari beberapa hal di atas saya berpendapat bahwa Pendidikan
Jasmani dapat berdampingan/ sejajar dengan Olahraga, dimana saya
memandang dari beberapa aspek seperti halnya ; Pendidikan jasmani
yang benar dan olahraga yang benar akan memberikan sumbangan yang
sangat berarti terhadap pendidikan anak secara keseluruhan . Hal nyata
yang diperoleh dalam pendidikan jasmani dan olahraga adalah
perkembangan yang lengkap, meliputi aspek fisik, mental, emosi, sosial
dan moral. Saya percaya bahwa pendidikan jasmani dan olahraga
merupakan wahana yang paling tepat untuk “ membentuk manusia
seutuhnya”.

DAFTAR PUSTAKA
http://geraksehat.wordpress.com
http://www.rancahbetah.info
http://wengayo.blogspot.com
http://rosy46nelli.wordpress.com