Diverifikasi Pekerjaan pada Sektor UMKM

(1)

i

Diverifikasi Pekerjaan pada Sektor UMKM

Sebagai Program Penanggulangan Bencana

Siklus

KARYA TULIS ILMIAH

Oleh :

Tina Laksmi Widayati

100810201141

Fakultas Ekonomi

Universitas Jember


(2)

ii

HALAMAN PENGESAHAN

Karya tulis ilmiah berjudul Diversifikasi Pekerjaan pada Sektor UMKM Sebagai Program

Penanggulangan Bencana Siklus telah disetujui oleh Ketua Jurusan Manajemen pada :

Hari : Senin

Tanggal : 30 April 2012

Tempat : Fakultas Ekonomi Universitas Jember

Menyetujui, Ketua Jurusan Manajemen

Dr. Hj. Isti Fadah, SE., M.S. NIP 19661020 199002 2 001


(3)

iii

ABSTRACT

Disaster is always waiting for us. Dangerous and harmful. Management of disaster management has been done. But there is no direct handling of the loss of livelihood leading to unemployment and increasing poverty. Aid there was only one disaster relief, while for the disaster cycle should have special treatment. This is because the cycle of disaster is inevitable.

The idea of diversifying the job came with the two main reasons, namely the risk of employment and increased incomes. Diversifying can be done anywhere in accordance with the conditions of the surrounding environment so that future economic situation of the victims can recover faster


(4)

iv

KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Allah SWT. atas segala rahmat dan karunia-Nya sehingga saya mampu menyelesaikan karya tulis ilmiah yang berjudul Diversifikasi Pekerjaan pada Sektor

UMKM Sebagai Program Penanggulangan Bencana Siklus. Karya tulis ilmiah ini dususun

guna melengkapi persyaratan mahasiswa berprestasi yang diadakan oleh Universitas Jember. Tidak lupa ucapan terimakasih kepada :

1. Ibu I Gusti Ayu Wulandari selaku dosen pembimbing yang sudah memberikan masukan dan arahan sehingga penulisan karya tulis ini semakin mudah

2. Bakesbang Kabupaten Jember yang sudah memberikan bantuan data sehingga karya tulis ilmiah ini bisa terselesaikan.

3. Serta semua pihak terkait yang telah memberikan bantuannya pada penyelesaian karya tulis ini.

Saya sebagai penulis menyadari bahwa karya tulis ilmiah ini jauh dari kata sempurna sehingga kritik, saran, dan masukan selalu diharapkan. Agar nantinya saya bisa memberikan yang lebih baik lagi dari ini. Saya juga mengharapkan nantinya karya tulis ilmiah ini setidaknya bisa bermanfaat bagi pihak-pihak lain yang membutuhkannya.

Jember, 23 April 2012


(5)

v

DAFTAR ISI

Halaman Judul ... i

Halaman Pengesahan ... ii

Abstak... iii

Kata Pengantar ...iv

Daftar Isi ... v

Bab I. Pendahuluan ... 1

1.1. Latar Belakang ... 1

1.2. Rumusan Masalah ... 2

1.3. Tujuan dan Manfaat ... 2

Bab II. Landasan Teori ... 3

2.1. Bencana Alam ... 3

2.2. Bencana Siklus ... 2

2.3. Bencana yang Termasuk Bencana Siklus ... 4

2.4. Penanggulangan Bencana ... 10

2.5. Pengertian Diversifikasi ... 12

Bab III. Pembahasan ... 13

3.1.Akibat Bencana Alam Terhadap Mata Pencaharian ... 13

3.2.Diversifikasi Pekerjaan Sebagai Salah Satu Bentuk Penanggulangan Bencana... 13

3.3.Bentuk Diversifikasi Pekerjaan yang Bisa Dilakukan ... 14

3.4.Contoh Penanggulangan Bencana dan Bagaimana Seharusnya Diversifikasi Diterapkan... 15

Bab IV. Penutup ... 20

4.1. Kesimpulan ... 20

4.2. Saran ... 20


(6)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang

Bencana alam bukanlah sesuatu yang asing lagi bagi kita. Semua tempat dan waktu mempunyai peluang untuk terjadi bencana. Keadaan lingkungan saat ini yang bisa dikatakan semakin memburuk membuat peluang untuk terjadinya bencana menjadi semakin besar. Banyak faktor yang membuat bencana-bencana tersebut terjadi. Entah dari faktor alam ataupun faktor manusia sendiri.

Bencana memberikan dampak yang cukup signifikan pada keadaan masyarakat yang menjadi korban. Banyak hal yang dapat dilihat perbedaannya seperti keadaan sosial, lingkungan sekitar, ataupun keadaan ekonomi masyarakatnya. Keadaan pada saat pra dan pasca bencana adalah hal yang sangat berbeda. Banyak bukti nyata bahwa dengan datangnya bencana membuat keadaan berbeda. Seperti jika dilihat pada keadaan lingkungan, keadaan pasca bencana akan berbeda dengan sebelum bencana. Banyak infrastruktur yang rusak dan keadaan alam yang juga terkena imbasnya. Dari sektor ekonomipun, bencana juga memberikan dampak cukup besar. Contohnya bencana banjir pada sebuah desa yang kebanyakan adalah lahan pertanian akan menimbulkan kerugian berupa kerusakan lahan dan hilangnya mata pencaharian.

Upaya perbaikan pasca bencana sudah banyak dilakukan oleh pihak-pihak yang bertanggung jawab atas penanggulangan dan pengelolaan bencana, seperti perbaikan infrastruktur ataupun lingkungan. Bantuan bahan pokok juga terus mengalir seiring dengan berjalannya perbaikan. Namun tidak satupun upaya tersebut yang mengarah langsung pada perbaikan dan percepatan pemulihan ekonomi masyarakat. Selain itu, pengelolaan dan penangulangan bencana saat ini diprogram hanya untuk satu kali bencana saja. Padahal di lain sisi terdapat bencana siklus yang sudah siap menunggu kita pada saatnya nanti.

Bencana siklus merupakan bencana yang terulang menurut siklusnya masing-masing. Karena bencana ini akan berulang maka harusnya mendapatkan perhatian lebih dan kontinuitas tindakan pengelolaan sehingga nantinya bencana ini tidak terlalu banyak memakan kerugian. Program pengelolaan yang saat ini ada hanyalah program jangka pendek seperti perbaikan sekolah, perbaikan infrastruktur, program pemulihan trauma, ataupun program bantuan yang tidak mendapatkan kontrol secara berkala.


(7)

2 Diversifikasi pekerjaan merupakan ide yang coba dimunculkan disini sebagai upaya pengelolaan bencana siklus. Dimana ide ini berdasarkan pada ide diversifikasi investasi yang biasanya dipakai dalam bidang investasi keuangan. Diversifikasi pekerjaan disini diharapkan mampu membuat suatu program jangka panjang yang nantinya bisa meminimalisir akibat bencana yang memang tidak dapat dihindari lagi kedatangannya. Terutama untuk daerah kabupaten Jember yang saat ini sudah ditetapkan sebagai daerah rawan bencana. Meskipun bencana yang terjadi bukan berskala nasional dan dianggap biasa, namun hal ini perlu mendapatkan solusi yang tepat dalam penanganannya.

1.2.Rumusan Masalah

Rumusan masalah yang coba diangkat disini adalah :

1. Alasan kenapa diversifikasi pekerjaan perlu diterapkan 2. Diversifikasi pekerjaan yang bagaimana yang bisa diterapkan

3. Gambaran pengaruh diversifikasi pekerjaan nantinya pada keadaan perekonomian penduduk

1.3.Tujuan dan Manfaat

A. Tujuan :

1. Untuk mengetahui bahwa ide diversifikasi pekerjaan bisa diterapkan sebagai upaya pengelolaan bencana siklus

2. Untuk mengetahui diversifikasi pekerjaan yang seperti apa yang bisa diterapkan sebagai pengelolaan bencana siklus

B. Manfaat :

1. Untuk mengetahui apa yang bisa dilakukan sebagai upaya pengelolaan bencana siklus agar peningkatan ekonomi para korban pasca bencana bisa berjalan dengan lebih cepat

2. Untuk mengetahui pengelolaan pasca bencana yang tepat, khususnya dari segi ekonomi para korban

3. Agar ada suatu tindakan real yang nantinya bisa dijadikan sebagai upaya pengelolaan bencana siklus dari segi ekonomi pada tempat tersebut ataupun tempat lain yang serupa


(8)

3

BAB 2

LANDASAN TEORI

2.1.Bencana Alam

Menurut Carter dalam Kodoatie dan Sjarief (2006), bencana adalah suatu kejadian, alam atau buatan manusia, tiba-tiba atau progresive yang menimbulkan dampak yang dahsyat (hebat) sehingga komunitas (masyarakat) yang terkena atau terpengaruh harus merespon dengan tindakan-tindakan luar biasa.Berdasarkan UN-ISDR (2000), bencana adalah suatu gangguan serius terhadap keberfungsian masyarakat, sehingga menyebabkan kerugian yang melas pada kehidupan manusia dari segi materi, ekonomi atau lingkungan, dan gangguan itu melapaui kemampuan masyarakat yang bersangkutan untuk mengatasi dengan menggunakan sumberdaya mereka sendiri.1

Sedangkan menurut UU no. 24 tahun 2007, istilah bencana dijelaskan sebagai peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan, baik oleh faktor alam dan / atau faktor nonalam maupun faktor manusia sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda, dan dampak psikologis.2 Dalam undang-undang tersebut, bencana dibedakan menjadi tiga jenis. Pertama adalah bencana alam, yaitu bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau serangkaian peristiwa yang disebabkan oleh alam antara lain berupa gempa bumi, tsunami, gunung meletus, banjir, kekeringan, angin topan, dan tanah longsor. Kedua adalah bencana non alam, yaitu adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau rangkaian peristiwa nonalam yang antara lain berupa gagal teknologi, gagal modernisasi, epidemi, dan wabah penyakit. Ketiga adalah bencana social, yaitu adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau serangkaian peristiwa yang diakibatkan oleh manusia yang meliputi konflik sosial antar kelompok atau antar komunitas masyarakat, dan teror.

Bencana berasal dari bahasa inggris yang dikenal dengan istilah disaster. Secara etimologis disaster berasal dari kata DIS yang berarti sesuatu yang tidak enak

(unfavorable) dan ASTRO yang berarti bintang (star). Dis-astro berarti an event

precipitated by stars (peristiwa jatuhnya bintang-bintang ke bumi).

1

ht t p:/ / cendikiaw a.w ordpress.com/ 2012/ 03/ 27/ bencana-apa-it u-sebenar nya-bencana/

2


(9)

4 Pada dasarnya, bencana adalah sesuatu yang terjadi sebagai bentuk dari suatu tindakan entah itu dari alam ataupun faktor luar yang menyebabkan kerugian, entah itu materi, kehidupan, ataupun hilangnya nyawa seseorang.

2.2.Bencana Siklus

Banyak jenis atau bentuk bencana yang sudah kita ketahui seperti banjir, longsor, kekeringan, angin topan, ataupun tsunami. Kejadian-kejadian tersebut sudah sering terjadi disekitar kita sampai-sampai kita sudah akrab dengan bencana-bencana tersebut. Namun pernahkah kita sadar bahwa terdapat beberapa bencana yang selalu berulang pada tempat dan waktu yang sama?

Itulah yang disebut dengan bencana siklus, yaitu bencana yang mempunyai sistem berulang untuk terjadi.

Setiap bencana memiliki siklus yang berbeda meskipun jenis bencana mereka sama. Contohnya saja bencana banjir di daerah Panti yang diprediksi memiliki siklus 8 tahunan tidak sama dengan siklus banjir di tempat lain yang rata-rata memiliki siklus 5 tahunan. Banyak faktor yang menyebabkan bencana siklus ini terjadi.

Pada dasarnya bencana siklus merupakan bencana yang tidak bisa dihindari namun dapat diminimalisir dampaknya. Hal ini dikarenakan bencana ini dapat diprediksi kapan terjadinya sehingga para calon korban bisa menyipakan diri mereka. Berbeda dengan bencana-bencana yang tidak memiliki siklus, mereka lebih membahayakan untuk para korban karena datang tanpa terduga.

Namun saat ini terdapat beberapa anomali dimana bencana siklus sudah tidak dapat diprediksikan lagi. Menurut beberapa pendapat, hal ini karena keadaan alam yang tidak menentu, sehingga para korban tidak bisa lagi memprediksikan waktu yang tepat kapan bencana tersebut datang. Hal ini membuat bencana siklus selalu menjadi mimpi buruk yang pasti terjadi.

2.3.Bencana yang Termasuk Bencana Siklus

Seperti yang telah diungkapkan diatas, tidak semua bencana termasuk bencana siklus. Dibawah ini akan dijelaskan, bencana-bencana apa saja yang mungkin menjadi bencana siklus dan akibat apa saja yang bisa disebabkan olehnya. Terutama dampak bagi mata pencaharian para korban yang terkena bencana.


(10)

5

1. Tsunami

Tsunami berasal dari bahasa Jepang yaitu "tsu" yang berarti pelabuhan dan "nami" yang berarti gelombang sehingga secara umum tsunami dapat diartikan sebagai pasang laut yang besar di pelabuhan.3 Tsunami dapat diartikan sebagai gelombang laut dengan periode panjang yang ditimbulkan oleh gangguan impulsif dari dasar laut. Biasanya tsunami terjadi dengan kisaran waktu 10 – 60 menit. 4

Secara gampangnya bencana tsunami terjadi karena terdapat gempa di dasar laut yang menyebabkan terdapat gelombang air yang sangat tinggi seperti ombak yang sangat besar. Ombak yang dihasilkan memiliki potensi energi yang sangat tinggi sehingga berpotensi untuk merusak semua yang dilaluinya. Contoh dari tsunami yang bisa kita lihat adalah seperti tsunami aceh di Indonesia, dan tsunami di Jepang. Dampak tsunami tersebut cukup besar. Tidak sedikit korban jiwa yang hilang akibat bencana ini. Begitu juga dengan kerugian materiil. Banyak penduduk yang kehilangan tempat tinggal dan juga mata pencaharian mereka karena semuanya sudah tersapu bersih oleh ombak besar tersebut. Dampak besar terjadi pada Negara Jepang dimana reaktor nuklir milik Negara tersebut juga mengalami kerusakan yang berpotensi untuk menyebabkan bencana lain, yaitu radiasi nuklir.

Tsunami memang memiliki siklus yang lama. Untuk aceh sendiri tsunami dikabarkan memiliki siklus 600 tahunan. Di daerah Jember sendiri, tsunami terakhir kali terjadi pada tahun 1993, tepatnya di daerah pesisir pantai Payangan. Namun kembali lagi, siklus ini hanya perkiraan saja sehingga kita perlu melakukan antisipasi dan pengelolaan bencana dari segala aspek, seperti pembuatan peringatan dini dari aspek keselamatan, relokasi perumahan pada lokasi yang rawan terkena bencana, ataupun rencana jangka panjang seperti diversifikasi pekerjaan sebagai bentuk antisipasi jika lahan penghasilan utama kita terkena imbas dari bencana tsunami, mengingat dampak dari bencana ini sangat besar.

2. Longsoran

Longsoran merupakan salah satu jenis gerakan massa tanah atau batuan, ataupun percampuran keduanya, menuruni atau keluar lereng akibat dari terganggunya kestabilan tanah atau batuan penyusun lereng tersebut. Tanah longsor terjadi karena ada gangguan kestabilan pada tanah / batuan penyusun lereng.

3

ht t p:/ / pi ba.t dmr c.org/ cont ent / apakah-t sunami-it u

4


(11)

6 Terdapat enam jenis longsoran yang diketahui paling banyak memakan korban jiwa,5 yaitu longsoran translasi, longsoran rotasi, pergerakan blok, runtuhan batu, rayapan tanah, dan aliran bahan rombakan. Banyak faktor yang bisa menyebabkan tanah longsor terjadi. Seperti yang diungkapkan oleh PIBA atau Pusat Informasi Bencana Aceh, terdapat 14 faktor yang mungkin saja menjadi alas an kenapa longsor terjadi, diantaranya adalah :

- Hujan - Lereng terjal

- Tanah yang kurang padat dan tebal - Batuan yang kurang kuat

- Jenis tata lahan - Getaran

- Susutna muka air atau bendungan - Adanya beban tambahan

- Pengikisan atau erosi

- Adanya material timbunan pada tebing - Bekas longsoran lama

- Adanya bidang diskontinuitas - Penggundulan hutan

- Daerah pembuangan sampah

Sudah bisa kita lihat bahwa bencana longsor memang sangat merugikan. Timbunan tanah dan batuan bisa merusak perumahan penduduk, infrastruktur, lahan pertanian, perkebunan, atau yang lainnya. Hal ini juga menyebabkan hilangnya mata pencaharian penduduk. Contohnya seperti logsor yang disertai banjir yang terjadi di daerah Panti pada tahun 2006. Hal ini selain menyebabkan kerugian materiil juga menyebabkan hilangnya mata pencaharian utama sebagian penduduk yang rata-rata bermatapencaharian sebagai pekerja perkebunan. Inilah yang menimbulkan pemulihan ekonomi tidak begitu cepat, karena penduduk tidak mempunyai mata pencaharian lain.

Hal tersebut perlu diberikan perhatia khusus, karena Indonesia memiliki lebih dari 800 titik daerah yang rawan longsor. 6

5

ht t p:/ / pi ba.t dmr c.org/ cont ent / jenis-jenis-t anah-longsor

6


(12)

7 Gambar 1. Peta Sebaran Titik Daerah Rawan Longsor

Gambar 1 : http://piba.tdmrc.org/content/selama-dan-sesudah-terjadi-bencana

Peta diatas menunjukkan banyaknya titik daerah rawan longsor yang menyebar di Indonesia. Perlu penangan khusus dan pengelolaan bencana yang pas agar dampak nantinya tidak terlalu besar bagi masyarakat.

3. Gunung Berapi

Gunung api adalah lubang kepundan atau rekahan dalam kerak bumi tempat keluarnya cairan magma atau gas atau cairan lainnya ke permukaan bumi.7 Gunung berapi sangat berbahaya karena bisa menimbulkan beberapa bahaya, diantaranya adalah leleran lava, awan panas, jatuhan piroklastik, lahar letusan, gas vulkanik beracun. Bahaya lainnya adalah lahar hujan, banjir bandang, dan longsoran vulkanik. Akibat-akibat yang bisa disebabkan oleh gunung berapi tersebut juga memberikan kerugian pada para korbannya, entah dari segi kehidupan mereka, ekonomi, social, ataupun budaya mereka.

7


(13)

8 Gambar 2. Jumlah Gunung Api di Indonesia

Gambar 2 : http://piba.tdmrc.org/content/jumlah-dan-sebaran-gunungapi-di-indonesia

Indonesia termasuk Negara yang banyak mempunyai gunung berapi. Bisa kita lihat pada tabel diatas, lebih dari 100 titik gunung api yang masih aktif dan sewaktu-waktu bisa meletus. Bida kita lihat juga bahwa daerah yang paling banyak adalah di pulau Jawa.

Masyarakat sekitar gunung berapi rata-rata memiliki pekerjaan sebagai petani, agrobisnis, ataupun bekerja di sector pariwisata. Namun dengan adanya musibah tersebut, mereka kehilangan pekerjaan mereka. Memang bantuan untuk pemulihan kembali selalu ada, namun selama proses tersebut kehidupan mereka tergantung atas bantuan, karena mereka tidak mempunyai penghasilan lain selain dari pekerjaan utama mereka yang sudah terkena bencana.

Maka dari itu, meskipun terkadang bencana ini memiliki siklus yang lama, perlu pengelolaan bencana dimana nantinya bisa meminimalisir akibatnya pada kehidupan penduduk tidak terkecuali permasalahan ekonomi mereka.

4. Banjir

Banjir adalah dimana suatu daerah dalam keadaan tergenang oleh air dalam jumlah yang begitu besar. Sedangkan banjir bandang adalah banjir yang datang secara tiba-tiba yang disebabkan oleh karena tersumbatnya sungai maupun karena pengundulan hutan disepanjang sungai sehingga merusak rumah-rumah penduduk maupun menimbulkan korban jiwa. Banjir merupakan bencana yang tidak bisa diprediksikan datangnya meskipun mereka memunyai suatu siklus. Banjir juga merupakan bencana yang paling sering terjadi, entah itu di desa ataupun di kota. Bahkan terkadang banjir juga bisa datang pada daerah yang jauh dari sumber air.


(14)

9 Saat ini sudah banyak program dan cara agar bisa mengidentifikasi kapan banjir akan datang, seperti pengukuran tinggi muka air atau beberpa metode peramalan yang disarankan oleh para ahli seperti peramalan model empiris, model black box, dan model simulasi. Namun tetap saja, peramalan tersebut hanya untuk meminimalisir damapak seperti kerugian harta benda dan minimnya korban. Namun bagaimana dengan kehidupan perekonomian mereka atau pekerjaan mereka? Hal inilah yang menyebabkan perlunya suatu hal yang tidak hanya berpusat pada saat bencana dan akibat secara nyata atau yang terlihat saja. Namun pengelolaan yang nantinya bisa menjadikan baha bencana terbut bisa datag kapan saja dan para penduduk sudah siap dengan plan B mereka masing-masing.

Gambar 3. Peta Lokasi Daerah Rawan Banjir

Sumber : http://piba.tdmrc.org

5. Kekeringan

Kekeringan adalah hubungan antara ketersediaan air yang jauh dibawah kebutuhan air baik untuk kebutuhan hidup, pertanian, kegiatan ekonomi dan lingkungan. bencana kekeringan merupakan bencana yang berlangsung lambat, dimana bencana tersebut datang ketika curah hujan atau sumber air memang benar-benar tidak ada. Sehingga tanah menjadi kehilangan kandungan airnya.

Secara statistic, siklus bencana kekeringan adalah sekitar 4-5 tahun. Siklus ini dipengaruhi oleh kondisi cuaca meskipun saat ini hal ini juga sudah mengalami anomaly karena beberpa factor seperti global warming atau rusaknya lapisan ozon. Kemarau panjang juga bisa menjadi sebab kekeringan dimana sangat sulit untuk mendapatkan air.


(15)

10 Bencana kekeringan memang tidak terlihat langsung dampaknya seperti banjir, longsor, ataupun tsunami. Namun pada dasarnya ini adalah bencana yang dapat menimbulkan beberapa masalah seperti konflik antar warga yang berebut air, gagal panen, ataupun tidak berjalannya beberapa hal yang mempunyai hubungan kebutuhan yang besar dengan air.

6. Gelombang pasang

Gelombang pasang adalah gelombang air laut yang melebihi batas normal dan dapat menimbulkan bahaya, baik di lautan, maupun di darat, terutama daerah pinggir pantai.8 Umumnya gelombang pasang terjadi karena adanya angin kencang/topan, perubahan cuaca yang sangat cepat, dan karena ada pengaruh dari gravitasi bulan maupun matahari. Kecepatan gelombang pasang sekitar 10-100 km/jam.

Gelombang pasang mempunyai cirri perubahan cuaca yang tiba-tiba, angin kencang, dan badai yang terjadi di tengah laut. Gelombang pasang sangat berbahaya bagi para penduduk yang berada di daerah pesisir dan perahu-perahu yang sedang berada di tengah laut.

Bencana ini sangat merugikan masyarakat pesisir pantai yang rata-rata merupakan seorang nelayan. Mereka tidak bisa bekerja mencari ikan karena gelombang pasang bisa mencelakakan mereka jika memaksa. Hal ini membuat perekonomian penduduk pesisir patai mengalami kesulitan ekonomi karena mereka tidak memiliki penghasilan selama gelombang pasang terjadi.

2.4.Penanggulangan Bencana

Pengertian penanggulangan bencana menurut UU no. 24 tahun 2007, penanggulangan bencana adalah serangkaian upaya yang meliputi penetapan kebijakan pembangunan yang berisiko timbulnya bencana, kegiatan pencegahan bencana, tanggap darurat, rehabilitasi dan rekonstruksi. Penanggulangan bencana merupakan bagian dari siklus pengelolaan bencana, dimana didalamnya terdapat beberapa hal yang harus dilakukan selama pra-bencana, pada saat bencana, dan pasca bencana.

Kegiatan dalam Pra Bencana ditujukan untuk mengurangi resiko bencana, bersifat preventif seperti:

8


(16)

11 • Pencegahan

• Mitigasi atau penjinakan

• Kesiapsiagaan meliputi peringatan dini dan perencanaan Saat Bencana (tanggap darurat) :

• Peringatan atau tanda bahaya • Pengkajian darurat

• Rencana operasi • Tanggap darurat Setelah bencana: • Rehabilitasi • Rekonstruksi

Berikut adalah gambaran siklus pengelolaan bencana dimana didalamnya terdapat penanggulangan bencana agar bencana dapat diminimalisir, dihindari, ataupun dicegah.

Gambar 4. Siklus Pengelolaan Bencana

Sumber : http://pirba.hrdp-network.com

Dalam pengelolaan bencana, terdapat istilah mitigasi bencana, yaitu serangkaian upaya untuk mengurangi risiko bencana, baik melalui pembangunan fisik maupun


(17)

12 penyadaran dan peningkatan kemampuan menghadapi ancaman bencana9. Terdapat dua bentuk mitigasi, yaitu :

– Mitigasi struktural (membuat check dam, bendungan, tanggul sungai, dll) – Mitigasi non struktural (peraturan, tata ruang, pelatihan, dll)

Pada kegiatan pasca bencana terdapat dua hal yang harus dilakukan, yaitu :

1. Rehabilitasi (rehabilitation), yaitu upaya langkah yang diambil setelah kejadian bencana untuk membantu masyarakat memperbaiki rumahnya, fasilitas umum dan fasilitas sosial penting, dan menghidupkan kembali roda perekonomian.

2. Rekonstruksi (reconstruction), yaitu program jangka menengah dan jangka panjang guna perbaikan fisik, sosial dan ekonomi untuk mengembalikan kehidupan masyarakat pada kondisi yang sama atau lebih baik dari sebelumnya.

2.5.Pengertian Diversifikasi

Diversifikasi menurut kamus besar bahasa Indonesia berarti penganekaragaman. Istilah diversifikasi biasanya dipakai untuk pembahasan investasi, strategi produk dalam suatu perusahaan, bisnis, dan pangan.

Menurut Bettis and Mahajan (1985) diversifikasi bisnis adalah keanekaragaman jenis usaha baik yang saling berkaitan (related business) maupun yang tidak saling berkaitan

(unrelated business). Selanjutnya Coulter, (2002:260) menyatakan bahwa strategi

diversifikasi adalah strategi pertumbuhan perusahaan dimana perusahaan melakukan ekspansi operasinya dengan memasuki industri yang berbeda. Rumelt (1986:11) menyatakan strategi diversifikasi sebagai “the firms’s commitment to diversify per see; together with strengths, skills or purposes that span this diversity demonstrated by the way new activities are related to old activities.

Dari penjelasan diversifikasi diatas, kita bisa mengaitkan atau mengubahnya ke bidang pekerjaan, dimana pendiversifikasia pekerjaan berarti memili keanekaragama pekerjaan. Sehingga setiap orang tidak hanya memiliki satu jenis pekerjaan saja.

9


(18)

13

BAB 3

PEMBAHASAN

3.1.Akibat Bencana Alam Terhadap Mata Pencaharian

Jika kita melihatnya secara luas, kita bisa melihat begitu banyaknya hal yang diakibatkan oleh bencana alam. Seperti yang bisa kita lihat secara langsung akibat bencana adalah kerusakan infrastruktur public, kerusakan perumahan warga, hilangnya nyawa warga, hilangnya harta benda para korban, dan masih banyak lagi yang lainnya. Namun dibalik itu semua, ternyata kerusakan yang timbul akibat bencana memicu masalah lainnya. Contohnya saja meningkatnya angka kemiskinan, pengangguran, kerentaan, ataupun penurunan kualitas sumber daya manusia yang ada. Akibat bencana yang akan dibahas lebih mendalam adalah tentang pengangguran, dimana hal ini diakibatkan oleh hilangnya mata pencaharian warga karena imbas bencana.

Nanga (2005: 249) mendefinisikan pengangguran adalah suatu keadaan di mana seseorang yang tergolong dalam kategori angkatan kerja tidak memiliki pekerjaan dan secara aktif tidak sedang mencari pekerjaan. Sedangkan International Labor

Organization (ILO) memberikan definisi pengangguran yaitu:

1. Pengangguran terbuka adalah seseorang yang termasuk kelompok penduduk usia

kerja yang selama periode tertentu tidak bekerja, dan bersedia menerima pekerjaan, serta sedang mencari pekerjaan.

2. Setengah pengangguran terpaksa adalah seseorang yang bekerja sebagai buruh

karyawan dan pekerja mandiri (berusaha sendiri) yang selama periode tertentu secara terpaksa bekerja kurang dari jam kerja normal, yang masih mencari pekerjaan lain atau masih bersedia mencari pekerjaan lain/tambahan (BPS, 2001: 4).

Pengangguran karena bencana terjadi karena hilangnya mata pencaharian pokok para korban akibat bencana tersebut.

Bencana merupakan kejadian yang tidak dapat diduga kehadirannya. Meskipun untuk kasus bencana siklus, hal tersebut dapat diprediksikan. Itulah yang menyebabkan banyak warga kehilangan mata pencaharian mereka. Contohnya pada para petani. Mereka tidak bisa memperkirakan kapan tepatnya banjir akan datang. Sehingga mereka menanam padi atau tanaman yang lainnya tanpa memperhitungkan banjir. Namun apa yang terjadi. Banyak kasus tentang kerugian para petani yang disebabkan oleh banjir. Para petani harus rela menelan kerugian tersebut karena memang tidak bisa melakukan apa-apa lagi.


(19)

14 Contoh bencana lain yang bisa menyebabkan pengangguran adalah pada saat terjadi bencana gelombang pasang. Pada saat gelombang pasang, para nelayan tidak bisa mencari ikan sehingga untuk sementara waktu mereka menganggur. Hal tersebut menyebabkan keadaan ekonomi para nelayan semakin terpuruk.

3.2.Diversfikasi Pekerjaan Sebagai Salah Satu Bentuk Penanggulangan Bencana

Pada landasan teori telah dibahas tentang pengertian diversifikasi dan bagaimana penerapannya pada dunia pekerjaan. Diversifikasi pekerjaan selama ini masih belum pernah dijadikan sebagai suatu bentuk program pasti. Namun secara logika kita bisa memikirkannya dengan mudah. Anggap saja setiap mata pencaharian pokok seperti seorang nelayan menghasilkan 900 ribu rupiah setiap bulannya. Mereka bekerja rata-rata 13 jam sehari. Penghitungan waktu istirahat sekitar 7 jam sehari sehingga mereka mempunyai waktu luang sebanyak 4 jam. Waktu tersebut bisa digunakan sebagai pemberdayaan usaha lain seperti perikanan, dagang, atau usaha kerajinan lainnya yang memiliki potensi di daerah tersebut. Meskipun tidak sebanyak penghasilan pekerjaan pokok, namun pekerjaan sambilan tersebut bisa menjadi tambahan penghasilan bagi para nelayan. Contohnya saja pada usaha pertambakan udang yang biasanya dijadikan sebagai usaha bersama. Hasil dari usaha tersebut bisa dijadikan sebagai tambahan saving bagi para nelayan. Hal ini sesuai dengan teori ekonomi dimana ketika pemasukan mengalami peningkatan, maka tingkat saving masyarakat akan berbanding lurus atau juga mengalami peningkatan. Selain nantinya bisa menaikkan tingkat saving, diversifikasi pekerjaan juga bisa mengurangi resiko terhadap hilangnya mata pencaharian penduduk karena imbas bencana. Jadi ketika mata pencaharian utama penduduk sebagai seorang nelayag berhenti sejenak karena gelombang pasang, mereka bisa meluangkan waktu lebih pada sector pertambakan, sehingga arus pemasukan mereka tidak terhenti.

Pekerjaan pada sector lain jika memiliki penanganan yang tepat juga akan mampu dijadikan sebagai diversifikasi pekerjaan. Dimana nantinya diversifikasi pekerjaan ini bisa dijadikan sebagai usaha penanggulangan pasca bencana, yaitu pada saat rehabilitasi dan rekonstruksi.

Pada bencana siklus, rehabilitasi dan rekonstruksi merupakan cikal bakal dari mitigasi bencana sebagai suatu system yang nantinya dapat menjadikan penanggulangan bencana lebih baik lagi. Bencana siklus merupakan bencana yang sudah pasti terjadi sesuai dengan siklusnya masing-masing. Sehingga seharusnya program penaggulangan yang dijadikan sebagai pengelolaannya adalah program yang berkesinambungan. Namun saat


(20)

15 ini program yang ada masih terfokus pada kondisi lingkungan yang memang mempunyai peran paling besar terhadap kebencanaan. Namun harusnya kita juga memikirkannya dari segi ekonomi korban setelah bencana terjadi. Disinilah ide difersifikasi pekerjaan dimunculkan, sehingga nantinya tidak ada penduduk yang menganggur lagi karena kehilangan mata pencaharian mereka.

3.3.Bentuk Diversifikasi Pekerjaan yang Bisa Dilakukan

Pada dasarnya pelaksanaan diversifikasi bisa dilaksanakan seperti program-program lainnya. Namun yang perlu ditekankan adalah keterlaksanaan dan kontinuitas dari program tersebut. Banyak program penanggulangan yang hanya dilakukan sekali atau dua kali saja dan terkadang hanya berupa penyuluhan saja. Memang hal tersebut diperlukan untuk menyadarkan masyarakat atas kondisi lingkungan sekitarnya. Namun alangkah baiknya kalau program-program penanggulangan tersebut bisa berbentuk nyata, seperti pembangunan kembali desa, yang bisa langsung terlihat bentuknya.

Selama ini pemulihan kondisi ekonomi para korban bencana sering dilakukan dengan memberikan bantuan secara langsung. Entah itu uang tunai, ternak, atau hal lainnya. Namun sayangnya penggunaan bantuan ini tidak memiliki control berkelanjutan sehingga tujuan utama sebagai pemulihannya tidak tercapai. Yang coba diungkapkan disini adalah mencoba mengubah hal tersebut. Dimana masyarakat dituntut untuk mandiri dan kreatif dalam memilih hal terbaik untuk diri mereka sendiri. Sehingga sikap “manja” tidak berlarut-larut menjadi sikap yang melekat pada masyarakat.

Bentuk usaha mikro kecil dan menengah atau biasanya disingkat UMKM merupakan pilihan yang bisa diambil. Dimana semuanya langsung dari masyarakat dan pemerintah hanya selaku fasilitator saja. Dengan UMKM, masyarakat bisa mengembangkan daya kreatifitasnya dan meningkatkan kualitasnya dalam meningkatkan taraf hidup perekonomian mereka sendiri. UMKM bisa dilakukan pada berbagai jenis pekerjaan, seperti UMKM agrobisnis, UMKM pariwisata, UMKM sumber daya laut, dan lain sebagainya. Penerapan UMKM-UMKM tersebut bisa dikembalikan pada kondisi lingkungan sekitar daerah yang rawan bencana tersebut. Sehingga nantinya UMKM tersebut bisa tepat guna.


(21)

16

3.4.Contoh Penanggulagan Bencana dan Bagaimana Seharusnya Diversifikasi Diterapkan

Setelah melihat tentang diversifikasi yang seperti apa yang bisa diterapkan di beberapa daerah rawan bencana, kita bisa langsung menerapkannya langsung pada daerah Jember. Dimana saat ini daerah Jember sudah termasuk pada kategori daerah rawan bencana. Dimana setiap tahunnya dimulai dari tahun 2007, terdapat sekitar 41 bencana setiap tahunnya dan 80 persen diantaranya merupakan bencana siklus.

Lepas dari rekamedik bencana, pada tahun 2006 kabupaten Jember mengalami bencana nasional. Bencana banjir dan longsor ini menimpa 11 wilayah kecamatan dan diantaranya terdapat satu kecamatan dengan keadaan paling parah, yaitu kaecamatan Panti. Bencana tersebut memakan korban jiwa sebanyak 73 orang dan meyebabkan kerugian sekitar 59.005 miliar rupiah10.

Bencana panti menurut para analisis mempunyai siklus 8 tahunan, sehingga dimungkinkan nantinya pada tahun 2014 bencana serupa akan terjadi lagi. Penangaan-penanganan khusus telah dilakukan oleh badan-badan penanggulangan bencana seperti Satlak PB. Berikut akan dijelaskan tentang beberapa hal yang menjadi pedoman dalam rangka penanggulangan bencana di Jember

3.4.1. Upaya Penanggulangan Bencana di Kabupaten Jember

Setiap bencana memiliki bentuk penanggulangan sendiri. Di kabupaten Jember sendiri terdapat beberapa bentuk penanggulan yang di lakukan oleh Satlak PB, diantaranya adalah :

1. Pra bencana

- Pendataan dan penyusunan peta bencana

- Penyususnan Perda, Protap, Juklak sekrta Juknis terkait penanggulangan bencana beserta penganggaran biayanya dalam APBD

- Pengadaan peralatan operasional

- Pembangunan pos pengamanan, menara intai, dan sarana pengamanan bencana yang lain serta pemasangan rambu-rambu

- Pembentukan Satgas Penanggulangan Bencana disertai dengan pelatihan serta penyuluhan kepada masyarakat

2. Tanggap bencana

10


(22)

17 - Mengkoordinir Tim Reaksi Cepat PB, Satgas PB, serta sukarelawan

- Pengumpulan dan penyaluran bantuan dari donator - Pengamanan lokasi bencana

- Mendirikan sarana dan prasarana sementara 3. Pasca bencana

- Mewaspadai kemungkinan terjadinya bencana susulan

- Melaksanakan pencatatan atau inventrisasi korban dan kerugian harta benda - Melaksanakan kegiatan rehabilitasi mental dan fisik

- Menyusun program pembangunan kembali sarana dan prasarana jalan, pemukiman, fasilitas social, dan fasilitas umum

- Membuat laporan terjadinya bencana dan upaya yang dilaksanakan

Pada Banjir Panti, penanggulanga bencana, khususnya untuk rehabilitasi fisik, Satlak PB melakukan kegiatan sebagai berikut.

a. Bidang ke-PU-an

- Pembuatan jembatan - Peningkatan jalan - Pembangunan drainase - Pemukiman

- pasar

b. Bidang Pengairan - Pembuatan dam

- Perbaikan tangkis / plengseran - Normalisasi saluran

- Pengerukan lumpur / pencetakan sawah baru c. Bidang Pertanian

- Rehabilitasi jalan usaha tani (padat karya) - Rehabilitasi jaringan irigasi desa

- Rehabilitasi jaringan irigasi tingkat usaha tani d. Bidang Kehutanan dan Perkebunan

- Pembangunan huta rakyat - Terasering

- DAM penahan


(23)

18 e. Bidang Pendidikan

- Relokasi SD Kemiri 04

- Pembangunan Ponpes Al-Hasan f. Bidang Kesehatan

- Perbaikan gedung polindes g. Bidang Energi

- Penyambungan aliran listrik ke rumah

3.4.2. Contoh Program Diversifikasi Pekerjaan

Dari bentuk penanggulangan diatas, terdapat program padat karya untuk para petani. Namun ternyata program tersebut masih tetap membuat mereka terpaku pada satu pekerjaan saja. Sedangkan yang kita tahu, setelah bencana berakhir, pemulihan perekonomian para petani dan pekerja perkebunan yang lahannya terkena imbas bencana sangat sulit sekali. Mereka hanya menggantungkan nasib mereka dari bantuan pemerintah dan perusahaan perkebunan yang memiliki kuasa atas perkebunan disana. Mereka menjadi pengangguran sementara selama proses pemulihan lahan dan menunggu turunnya batuan atas rehabilitasi lahan mereka. Disinilah seharusnya poin diversifikasi ini dimasukkan. Agar nantinya bencana siklus yang diperkirakan terjadi pada tahun 2014 bisa meminimalkan dampak pada segi perekonomian penduduk. Penduduk tidak lagi merasakan kehilangan pekerjaan sehingga mereka bisa memulihkan keadaan perekonomian mereka kembali.

Diversifikasi pekerjaan yang bisa dilakukan, terutama di kecamatan panti adalah pada sector UMKM kerajinan, pariwisata, pertanian, perkebunan, dan agrobisnis. UMKM tersebut sesuai dengan kondisi lingkungan alam di daerah Panti, dimana didaerah tersebut berupa pegunungan yang dijadikan sebagai wilayah perkebunan. Disana juga terdapat air terjun yang masih alami sehingga bisa dijadikan perkembangan pariwisata.

1. UMKM Kerajinan

Pada sector kerajinan, penduduk bisa dijadikan sebagai kelompok-kelompok tertentu dimana jenis kerajinan yang nanti akan dibuat sesuai dengan sumber daya yang ada. Sector kerajinan ini nantinya bisa dijadikan sebagai sumber tambahan pendapatan bagi warga. Sector kerajina ini juga bisa dijadikan salah satu ikon yang nantinya bisa mencitrakan daerah panti.


(24)

19 Keadaan alam pada daerah Panti sangat mendukung pada sector ini. Pada dusun Delima terdapat perkebunan yang bisa dijadikan sebagai tempat pariwisata bagi warga luar daerah. Hal ini juga didukung dengan adanya air terjun yang masih alami yang biasaya banyak dijadikan sebagai obyek pariwisata oleh masyarakat. Usaha ini nantinya bisa diupayakan sebagai lahan mata pencaharian penduduk di sela-sela pekerjaan utama mereka yang rata-rata seorang petani dan pekerja perkebunan. sehingga masyarakat bisa menaikkan tingkat pendapatan mereka. Sehingga ketika nantinya bencana mereka menghancurkan lahan pertanian dan sebagian besar perkebunan, maka mereka masih mempunyai tingkat saving yang tinggi agar mereka bisa memulihkan kembali usaha mereka.

3. UMKM Peternakan

Sebenarnya pengembangan usaha ternak oleh pemerintah sudah dicoba sebagai pemulihan keadaan ekonomi masyarakat pada daerah Panti, terutama dusun Delima yang mendapatkan akibat paling besar. Namun karena tidak ada usaha control dari pemerintah atau aparat daerah setempat, usaha ini terasa sia-sia. Hanya beberapa kepala keluarga saja yang masih membudidayakan ternak mereka sehingga bisa dijadikan sebagai penghasilan tambahan mereka. Usaha pada sector peternakan merupakan usaha yang sebetulnya menjanjikan. Apalagi jika usaha ini dikelola dengan skala besar oleh warga sekitar, yang natinya bisa dijadikan sebagai usaha lain ketika lahan pencaharian utama mereka terkena imbas bencana.

4. UMKM Agrobisnis

Agrobisnis sudah mulai dikembangkan di daerah perkebunan di dusun Delima. Terbukti terdapat beberapa keluarga yang sudah mulai membudayakan tanaman buah-buahan seperti arbei dan buah naga di daerah tersebut. Hal ini nantinya bisa menarik minat wisatawan sehingga akan menghasilkan pendapatan lain.


(25)

20

BAB IV

PENUTUP

4.1.Kesimpulan

Mengembalikan kondisi perekonomian masyarakat seperti sedia kala memanglah bukan pekerjaan yang mudah untuk dilakukan. Namun setiap usaha patut untuk dicoba, sekecil apapun dan sesepele apapun, ketika ide tersebut masih masuk akal dan bisa dinalar secara logika atau matematis. Begitu juga dengan diversifikasi pekerjaan. Mungkin sebelum mengetahui istilah diversifikasi, sudah ada beberpa orang yang mencoba mengembangkan dunia usahanya sebagai tambahan pengasilan agar keadaan ekonomi mereka lebih baik lagi. Namun tidak ada salahnya jika program sederhana ini disebarluaskan, sehingga nantinya jika bencana tersebut benar-benar datang, kita sudah mempunyai cara untuk meminimalisir dampaknya. Entah itu pada lingkungan atau perekonomian yang sangat mempengaruhi kehidupan masa depan.

Diversifikasi pekerjaan secara keseluruhan bisa bersifat luwes atau menyesuaikan dengan kondis social dan lingkungan. tergantung bagaimana menerapkannya agar tujuan utamanya bisa tercapai.

4.2.Saran

Penanggulangan bencana memanglah bukan hal yang mudah untuk dilakukan. Banyak kendala yang harus dihadapi. Disinilah peran pemerintah untuk ikut bercampur tangan. Mereka bisa menjadi seorang fasilitator namun tidak membuat masyarakat seperti anak kecil yang dimanjakan. Mengajarkan kemandirian dengan program-program pealatihan yang bertindak lanjut sehingga nantinya daya kreatifitas masyarakat bisa terasah.

Bantuan langsung memang sangat dibutuhkan selama proses pengembangan kemandirian. Namun alangkah baiknya jika bantuan tersebut dikontrol secara berkala sehingga bantuan tersebut memang benar-benar bisa memenuhi tugasnya.


(26)

21

DAFTAR PUSTAKA

_____. 1997. Kearifan Traadisional Dalam upaya Pemeliharaan Lingkungan Hidup di Daerah Timor Timur. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Propinsi Timor Timur.

_____. 1985. Pertumbuhan Pemukiman Masyarakat di Lingkungan Perairan Daerah

Sumatra Utara. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Marsuki, SE., DEA., Dr. 2006. Pemikiran dan Strategi Memberdayakan Sektor UMKM di Indonesia. Jakarta : Mitra Wacana Media.

http://100jutasebulan.com/definisi/10416-Definisi-Mitigasi.html

http://cendikiawa.wordpress.com/2012/03/27/bencana-apa-itu-sebenarnya-bencana/ http://kauje.net/Arsip/bencana-alam-dan-kemiskinan.html

http://kuliahitukeren.blogspot.com/2011/07/pengertian-pengangguran-dan-jenis.html http://muhsholeh.blogspot.com/2011/01/definisi-bencana-alam.html

http://piba.tdmrc.org

http://pirba.hrdp-network.com/e5781/e5795/e5809/e14422/eventReport14449/pengantarBencanaFILEmi nimizer.ppt

http://sirrma.bppt.go.id/home/rapid-assessment/longsor-dan-banjir-bandang-di-jember http://sofian.staff.ugm.ac.id/artikel/Rekonstruksi-Daerah-Bencana-Tsunami.pdf

http://www.beritaindonesia.co.id/berita-utama/tsj-megapolitan-solusi-atasi-banjir/page-4 http://www.depsos.go.id/unduh/BAHAN%20DAMPAK%20SOSIAL%20PAPARAN.pdf http://www.mpbi.org/files/ruupb/Bab%20II%20KAJIAN.pdf

http://www.penataanruang.net/taru/nspm/pedoman%20pemanfaatan%20ruang/longsor-nov/PDF/Lampiran%28L1%29.pdf

http://www.scribd.com/doc/59720958/15/Definisi-Diversifikasi http://www.scribd.com/wmuk/d/52427686/2-Pengertian-UMKM


(1)

16 3.4.Contoh Penanggulagan Bencana dan Bagaimana Seharusnya Diversifikasi

Diterapkan

Setelah melihat tentang diversifikasi yang seperti apa yang bisa diterapkan di beberapa daerah rawan bencana, kita bisa langsung menerapkannya langsung pada daerah Jember. Dimana saat ini daerah Jember sudah termasuk pada kategori daerah rawan bencana. Dimana setiap tahunnya dimulai dari tahun 2007, terdapat sekitar 41 bencana setiap tahunnya dan 80 persen diantaranya merupakan bencana siklus.

Lepas dari rekamedik bencana, pada tahun 2006 kabupaten Jember mengalami bencana nasional. Bencana banjir dan longsor ini menimpa 11 wilayah kecamatan dan diantaranya terdapat satu kecamatan dengan keadaan paling parah, yaitu kaecamatan Panti. Bencana tersebut memakan korban jiwa sebanyak 73 orang dan meyebabkan kerugian sekitar 59.005 miliar rupiah10.

Bencana panti menurut para analisis mempunyai siklus 8 tahunan, sehingga dimungkinkan nantinya pada tahun 2014 bencana serupa akan terjadi lagi. Penangaan-penanganan khusus telah dilakukan oleh badan-badan penanggulangan bencana seperti Satlak PB. Berikut akan dijelaskan tentang beberapa hal yang menjadi pedoman dalam rangka penanggulangan bencana di Jember

3.4.1. Upaya Penanggulangan Bencana di Kabupaten Jember

Setiap bencana memiliki bentuk penanggulangan sendiri. Di kabupaten Jember sendiri terdapat beberapa bentuk penanggulan yang di lakukan oleh Satlak PB, diantaranya adalah :

1. Pra bencana

- Pendataan dan penyusunan peta bencana

- Penyususnan Perda, Protap, Juklak sekrta Juknis terkait penanggulangan bencana beserta penganggaran biayanya dalam APBD

- Pengadaan peralatan operasional

- Pembangunan pos pengamanan, menara intai, dan sarana pengamanan bencana yang lain serta pemasangan rambu-rambu

- Pembentukan Satgas Penanggulangan Bencana disertai dengan pelatihan serta penyuluhan kepada masyarakat

2. Tanggap bencana

10


(2)

17

- Mengkoordinir Tim Reaksi Cepat PB, Satgas PB, serta sukarelawan - Pengumpulan dan penyaluran bantuan dari donator

- Pengamanan lokasi bencana

- Mendirikan sarana dan prasarana sementara 3. Pasca bencana

- Mewaspadai kemungkinan terjadinya bencana susulan

- Melaksanakan pencatatan atau inventrisasi korban dan kerugian harta benda - Melaksanakan kegiatan rehabilitasi mental dan fisik

- Menyusun program pembangunan kembali sarana dan prasarana jalan, pemukiman, fasilitas social, dan fasilitas umum

- Membuat laporan terjadinya bencana dan upaya yang dilaksanakan

Pada Banjir Panti, penanggulanga bencana, khususnya untuk rehabilitasi fisik, Satlak PB melakukan kegiatan sebagai berikut.

a. Bidang ke-PU-an

- Pembuatan jembatan - Peningkatan jalan - Pembangunan drainase

- Pemukiman

- pasar

b. Bidang Pengairan

- Pembuatan dam

- Perbaikan tangkis / plengseran - Normalisasi saluran

- Pengerukan lumpur / pencetakan sawah baru c. Bidang Pertanian

- Rehabilitasi jalan usaha tani (padat karya) - Rehabilitasi jaringan irigasi desa

- Rehabilitasi jaringan irigasi tingkat usaha tani d. Bidang Kehutanan dan Perkebunan

- Pembangunan huta rakyat - Terasering

- DAM penahan


(3)

18

e. Bidang Pendidikan

- Relokasi SD Kemiri 04

- Pembangunan Ponpes Al-Hasan f. Bidang Kesehatan

- Perbaikan gedung polindes g. Bidang Energi

- Penyambungan aliran listrik ke rumah

3.4.2. Contoh Program Diversifikasi Pekerjaan

Dari bentuk penanggulangan diatas, terdapat program padat karya untuk para petani. Namun ternyata program tersebut masih tetap membuat mereka terpaku pada satu pekerjaan saja. Sedangkan yang kita tahu, setelah bencana berakhir, pemulihan perekonomian para petani dan pekerja perkebunan yang lahannya terkena imbas bencana sangat sulit sekali. Mereka hanya menggantungkan nasib mereka dari bantuan pemerintah dan perusahaan perkebunan yang memiliki kuasa atas perkebunan disana. Mereka menjadi pengangguran sementara selama proses pemulihan lahan dan menunggu turunnya batuan atas rehabilitasi lahan mereka. Disinilah seharusnya poin diversifikasi ini dimasukkan. Agar nantinya bencana siklus yang diperkirakan terjadi pada tahun 2014 bisa meminimalkan dampak pada segi perekonomian penduduk. Penduduk tidak lagi merasakan kehilangan pekerjaan sehingga mereka bisa memulihkan keadaan perekonomian mereka kembali.

Diversifikasi pekerjaan yang bisa dilakukan, terutama di kecamatan panti adalah pada sector UMKM kerajinan, pariwisata, pertanian, perkebunan, dan agrobisnis. UMKM tersebut sesuai dengan kondisi lingkungan alam di daerah Panti, dimana didaerah tersebut berupa pegunungan yang dijadikan sebagai wilayah perkebunan. Disana juga terdapat air terjun yang masih alami sehingga bisa dijadikan perkembangan pariwisata.

1. UMKM Kerajinan

Pada sector kerajinan, penduduk bisa dijadikan sebagai kelompok-kelompok tertentu dimana jenis kerajinan yang nanti akan dibuat sesuai dengan sumber daya yang ada. Sector kerajinan ini nantinya bisa dijadikan sebagai sumber tambahan pendapatan bagi warga. Sector kerajina ini juga bisa dijadikan salah satu ikon yang nantinya bisa mencitrakan daerah panti.


(4)

19

Keadaan alam pada daerah Panti sangat mendukung pada sector ini. Pada dusun Delima terdapat perkebunan yang bisa dijadikan sebagai tempat pariwisata bagi warga luar daerah. Hal ini juga didukung dengan adanya air terjun yang masih alami yang biasaya banyak dijadikan sebagai obyek pariwisata oleh masyarakat. Usaha ini nantinya bisa diupayakan sebagai lahan mata pencaharian penduduk di sela-sela pekerjaan utama mereka yang rata-rata seorang petani dan pekerja perkebunan. sehingga masyarakat bisa menaikkan tingkat pendapatan mereka. Sehingga ketika nantinya bencana mereka menghancurkan lahan pertanian dan sebagian besar perkebunan, maka mereka masih mempunyai tingkat saving yang tinggi agar mereka bisa memulihkan kembali usaha mereka.

3. UMKM Peternakan

Sebenarnya pengembangan usaha ternak oleh pemerintah sudah dicoba sebagai pemulihan keadaan ekonomi masyarakat pada daerah Panti, terutama dusun Delima yang mendapatkan akibat paling besar. Namun karena tidak ada usaha control dari pemerintah atau aparat daerah setempat, usaha ini terasa sia-sia. Hanya beberapa kepala keluarga saja yang masih membudidayakan ternak mereka sehingga bisa dijadikan sebagai penghasilan tambahan mereka. Usaha pada sector peternakan merupakan usaha yang sebetulnya menjanjikan. Apalagi jika usaha ini dikelola dengan skala besar oleh warga sekitar, yang natinya bisa dijadikan sebagai usaha lain ketika lahan pencaharian utama mereka terkena imbas bencana.

4. UMKM Agrobisnis

Agrobisnis sudah mulai dikembangkan di daerah perkebunan di dusun Delima. Terbukti terdapat beberapa keluarga yang sudah mulai membudayakan tanaman buah-buahan seperti arbei dan buah naga di daerah tersebut. Hal ini nantinya bisa menarik minat wisatawan sehingga akan menghasilkan pendapatan lain.


(5)

20

BAB IV

PENUTUP

4.1.Kesimpulan

Mengembalikan kondisi perekonomian masyarakat seperti sedia kala memanglah bukan pekerjaan yang mudah untuk dilakukan. Namun setiap usaha patut untuk dicoba, sekecil apapun dan sesepele apapun, ketika ide tersebut masih masuk akal dan bisa dinalar secara logika atau matematis. Begitu juga dengan diversifikasi pekerjaan. Mungkin sebelum mengetahui istilah diversifikasi, sudah ada beberpa orang yang mencoba mengembangkan dunia usahanya sebagai tambahan pengasilan agar keadaan ekonomi mereka lebih baik lagi. Namun tidak ada salahnya jika program sederhana ini disebarluaskan, sehingga nantinya jika bencana tersebut benar-benar datang, kita sudah mempunyai cara untuk meminimalisir dampaknya. Entah itu pada lingkungan atau perekonomian yang sangat mempengaruhi kehidupan masa depan.

Diversifikasi pekerjaan secara keseluruhan bisa bersifat luwes atau menyesuaikan dengan kondis social dan lingkungan. tergantung bagaimana menerapkannya agar tujuan utamanya bisa tercapai.

4.2.Saran

Penanggulangan bencana memanglah bukan hal yang mudah untuk dilakukan. Banyak kendala yang harus dihadapi. Disinilah peran pemerintah untuk ikut bercampur tangan. Mereka bisa menjadi seorang fasilitator namun tidak membuat masyarakat seperti anak kecil yang dimanjakan. Mengajarkan kemandirian dengan program-program pealatihan yang bertindak lanjut sehingga nantinya daya kreatifitas masyarakat bisa terasah.

Bantuan langsung memang sangat dibutuhkan selama proses pengembangan kemandirian. Namun alangkah baiknya jika bantuan tersebut dikontrol secara berkala sehingga bantuan tersebut memang benar-benar bisa memenuhi tugasnya.


(6)

21

DAFTAR PUSTAKA

_____. 1997. Kearifan Traadisional Dalam upaya Pemeliharaan Lingkungan Hidup di Daerah Timor Timur. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Propinsi Timor Timur.

_____. 1985. Pertumbuhan Pemukiman Masyarakat di Lingkungan Perairan Daerah

Sumatra Utara. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Marsuki, SE., DEA., Dr. 2006. Pemikiran dan Strategi Memberdayakan Sektor UMKM di Indonesia. Jakarta : Mitra Wacana Media.

http://100jutasebulan.com/definisi/10416-Definisi-Mitigasi.html

http://cendikiawa.wordpress.com/2012/03/27/bencana-apa-itu-sebenarnya-bencana/ http://kauje.net/Arsip/bencana-alam-dan-kemiskinan.html

http://kuliahitukeren.blogspot.com/2011/07/pengertian-pengangguran-dan-jenis.html http://muhsholeh.blogspot.com/2011/01/definisi-bencana-alam.html

http://piba.tdmrc.org

http://pirba.hrdp-network.com/e5781/e5795/e5809/e14422/eventReport14449/pengantarBencanaFILEmi nimizer.ppt

http://sirrma.bppt.go.id/home/rapid-assessment/longsor-dan-banjir-bandang-di-jember http://sofian.staff.ugm.ac.id/artikel/Rekonstruksi-Daerah-Bencana-Tsunami.pdf

http://www.beritaindonesia.co.id/berita-utama/tsj-megapolitan-solusi-atasi-banjir/page-4 http://www.depsos.go.id/unduh/BAHAN%20DAMPAK%20SOSIAL%20PAPARAN.pdf http://www.mpbi.org/files/ruupb/Bab%20II%20KAJIAN.pdf

http://www.penataanruang.net/taru/nspm/pedoman%20pemanfaatan%20ruang/longsor-nov/PDF/Lampiran%28L1%29.pdf

http://www.scribd.com/doc/59720958/15/Definisi-Diversifikasi http://www.scribd.com/wmuk/d/52427686/2-Pengertian-UMKM