32 e.
Potensi Guru SMA N 1 Pleret memiliki 52 orang tenaga pengajar, yang 39
diantara adalah PNS. Selain sebagai pengajar, guru juga memberikan bimbingan kepada para siswa agar prestasinya selalu meningkat.
f. Kurikulum
Kurikulum yang digunakan di SMA N Pleret adalah kurikulum tingkat satuan pendidikan atau KTSP. Pembelajaran pendidikan jasmani
disesuaikan dengan sarana dan prasarana yang ada disekolah, minat, dan juga kondisi masyarakat yang ada disekitar. Kurikulum ini di
evaluasi setiap tahun oleh pihak sekolah dengan melihat kondisi siswa, sarana dan prasarana, maupun perkembangan yang terjadi dalam
masyarakat sekitar. Pembelajaran pendidikan jasmani di SMA N Pleret berlandaskan kurikulum ini yang disusun dalam bentuk kumpulan
materi yang ada dalam silabus, RPP, dan dokumentasi yang lain sebagai bahan untuk pembelajaran pendidikan jasmani.
9. Penelitian yang Relevan
a. Penelitian yang dilakukan oleh Sulistya 2005 dengan judul “Identifikasi
Faktor Penghambat Proses Pembelajaran Pendidikan jasmani SMA Negeri Yogyakarta Menggunakan kurikulum Berbasis Kompetensi Tahun
Ajaran 20042005”. Hasil penelitian menunjuka bahwa faktor penghambat terbesar berasal dari faktor alokasi waktu sebesar 41,4 ,
kemudian dari faktor penilaian sebesar 41,3, kemudian dari faktor alat dan fasilitas sebesar 37,9 , dan faktor materi sebesar 34,4.
33 Sehingga dapat disimpulkan bahwa faktor-faktor yang menghambat
proses pembelajaran pendidikan jasmani menggunakan Kurikulum Berbasis Kompetensi KBK tahun ajaran 20042005 yaitu faktor alokasi
waktu, materi, penilaian, alat dan fasilitas dan guru pendidikan jasmani di SMA Negeri kota Yogyakarta.
b. Penelitian yang dilakukan oleh Andi Kurniawan 2010 dengan judul
“Proses Pembelajaran Pendidikan Jasmani di SMA Negeri 1 Magelang”. Hasil penelitian menunjukan proses pembelajaran pendidikan jasmani
yang dilaksanakan guru SMA Negeri 2 Magelang masuk dalam katagori baik. Skor yang didapat untuk Guru Pendidikan Jasmani I adalah 70
sedangkan untuk guru pendidikan jasmani II adalah 72. Selain itu hasil penelitian juga menunjukan bahwa faktor guru atau dalam hal ini proses
pembelajaran pendidikan jasmani yang dilakukan guru, kemungkinan kecil untuk menjadi penyebab utama ketidakantusiasnya siswa dalam
mengikuti pelajaran. Hal ini karena uji kompetensi guru berdasarkan APKG II ternyata memperlihatkan hasil baik.
B. Kerangka Berpikir
Peneliti telah melakukan survei di SMA N 1 Pleret dan menemukan masalah seperti siswa kurang bersemangat dalam pembelajaran, sarana dan
prasarana yang kurang optimal digunakan, data kesegaran jasmani siswa belum diketahui, dan keterlaksanaan pendidikan jasmani kurang optimal.
Terkait dengan kompetensi dan tanggung jawab guru atas apa yang diajarkan kepada siswa, kebutuhan siswa dan hak akan pembelajaran yang berkualitas.