Pengakuan sebagai Pemimpin Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Hakim Debora (Studi Pustaka Mengenai Peran Hakim Debora dalam Kehidupan Patriarkhi Bangsa Israel) T1 712008007 BAB IV

kestabilan sosial bangsanya sehingga ia harus melepaskan bangsanya dari cengkraman penindas. Permintaan Barak agar Debora turut maju bersamanya dalam perang melawan Kanaan membuktikan pengakuan akan peran Debora sebagai pemimpin bangsa Israel sangat dibutuhkan dalam perlawanan bangsa. Keputusannya sebagai pemimpin tidak diperlukan hanya sekedar teori di belakang layar saja melainkan juga tindakan dalam memimpin bangsanya untuk kestabilan nasional.

4.3. Pengakuan sebagai Pemimpin

Debora sama sekali tidak berpengalaman dalam memimpin suatu pertempuran. Peran Debora sebagai pemimpin tidak lepas dari tugasnya yang lain sebagai seorang nabiah dan hakim. Jabatan sebagai nabiah, hakim dan pemimpin militer bahkan disebut sebagai ibu di Israel. Debora bangkit menjadi pemimpin bangsa ketika bangsa Israel tidak berdaya lagi menghadapi musuh mereka bangsa Kanaan yang menindas mereka selama duapuluh tahun Hakim-hakim 4:3. Debora membuat suatu terobosan di zamannya. Debora menunjukkan bahwa perempuan juga makhluk publik sesuai dengan De Beauvoir yang menyatakan bahwa pada hakekatnya perempuan tidak diciptakan sebagai makhluk inferior tetapi ia menjadi inferior karena struktur kekuasaan dalam masyarakat berada di tangan laki-laki. 12 Ia merupakan contoh nyata bahwa meskipun hidup dalam budaya patriarkhi yang menjunjung laki-laki sehingga perempuan dihormati karena ayahsuamisaudaranya, Debora diakui kemampuan dan dihormati sebagai pemimpin bukan karena semua itu. Debora adalah Debora, perempuan yang diakui keberadaannya 12 Eka Warisma Wardani, Belenggu-Belenggu Patriarki: Sebuah Pemikiran Feminisme Psikoanalisis Toni Morrison dalam The Bluest Eye, Semarang: FIB UNDIP, 2009, 36 di tengah bangsa patriarkhalnya sebagai pemimpin mereka tanpa didukung nama ayahsuamisaudaranya. Debora menjadi pemimpin ketika laki-laki dalam bangsa Israel merasa putus asa dengan nasib yang dialami dan tidak ada keberanian untuk melawan para penindas. Debora menjadi pemimpin ketika para laki-laki kehilangan semangat untuk melakukan sesuatu demi melepaskan diri dari penderitaan dan ketika seakan tidak ada jalan keluar bagi permasalahan bangsa. Debora menjadi seorang pemimpin bukan karena ia mengangkat dirinya menjadi pemimpin. Debora sadar atas budaya bangsanya yang patriarkhal. Ia tidak mencoba mendapatkan pengakuan dari bangsanya untuk menobatkan dirinya sebagai pemimpin. Debora menjadi pemimpin karena kharisma yang ada di dalam dirinya. Debora menjadi pemimpin tanpa melupakan statusnya sebagai perempuan dalam tatanan masyarakat yang patriarkhal. Debora menyadari bahwa pengakuan laki-laki atas keberadaan perempuan dalam masyarakat secara publik masih sangat rendah dan minoritas. Sebagai yang minoritas ini, Debora diam-diam menunjukkan bahwa perempuan dan laki-laki mempunyai peluang yang sama dan kesamaderajatan di mata Pencipta. Kesamaderajatan itu terbukti dengan adanya nabi dan nabiah, manusia yang dipakai sebagai media perantara untuk memberitahukan kehendakNya kepada umatNya. Hal ini mendukung komentar Martin Noth seperti yang dikutip Evans mengenai Bilangan 11:12 yang merupakan fakta dukungan hierarki terhadap hubungan satu sama lain antara laki-laki dan perempuan. 13 Kesamaderajatan yang telah ada sejak semula itu telah terkikis oleh budaya dunia yang lebih mementingkan laki-laki. Debora mendapat pengakuan atas kepemimpinannya atas bangsa Israel. Debora yang bertindak sebagai nabiah dan hakim bersama dengan Barak sebagai pemimpin pasukan bekerjasama membangun relasi yang baik untuk kemenangan pasukan Israel. Keduanya memimpin bangsa Israel dengan baik sehingga dapat mengalahkan pasukan Sisera. Debora yang memberikan arahan, dukungan dan kehendak Allah kepada pasukan Israel bersama Barak yang bertindak sebagai pemimpin militer bangsa Israel. Kerjasama yang dilakukan Debora ini mungkin yang memberikan ide kepada Friedan yang mendorong laki-laki dan perempuan untuk bekerja menuju masa depan yang androgini, yang di dalamnya semua manusia akan mengkombinasikan di dalam dirinya sifat mental dan perilaku yang maskulin dan feminin. 14 Debora menunjukkan bahwa ia memang perempuan yang hidup dalam budaya patriarkhi. Budaya yang mengharuskan perempuan untuk berperan dalam sektor domestik sehingga ia memiliki keterampilan dalam mengatur rumah dan mengasuh anak. Keterampilan yang ia terapkan kepada bangsa yang dipimpinnya sehingga ia dapat mengorganisir dengan baik serta mengetahui bagaimana cara untuk merangkul suku-suku Israel menjadi satu. Debora memang layak mendapat sebutan sebagai ibu di Israel Hakim-hakim 5:7. Kaitannya dengan sebutan yang diberikan kepada Debora sebagai ibu di Israel, dapat penulis lihat dari perjuangannya menjadi pemimpin yang dapat 13 Mary J. Evans, Woman in The Bible, Illinois: Intervarsity Press Downers Grove, 1983, 22 14 Rosemarie Putnam Tong, Feminis Thought, Yogyakarta Bandung: Jalasutra, 2006, 46 merangkul suku-suku bangsa Israel untuk bersatu melawan penindas mereka. Sebutan yang pantas diberikan kepada Debora mengingat keikutsertaannya dalam perang melawan Kanaan membangkitkan semangat suku-suku Israel untuk bersatu melawan Kanaan. Beberapa suku bergabung menjadi satu bagai anak-anak yang berkumpul atas panggilan ibunya untuk melawan musuh mereka. Debora bisa saja menolak untuk tidak maju bersama Barak dengan alasan bahwa dirinya adalah seorang perempuan yang lemah. Alasan yang bisa diterima kala itu, tetapi kewajiban sebagai hakim yang memerintah Israel lebih unggul. Debora turut maju karena permintaan Barak agar Debora ikut serta menuju medan perang menunjukkan bahwa meskipun sebagai perempuan, kehadiran Debora dalam pasukan Israel memberikan suatu keberanian dan semangat bagi pasukan bangsa Israel untuk bertempur melawan pasukan Kanaan yang berkereta perang dan memang tidak sia-sia, keputusan Debora untuk turut maju membawa kemenangan yang gemilang bagi bangsa Israel. Kemenangan yang membuktikan bahwa kepemimpinan patrnership yang terjalin antara Debora dan Barak sukses terjalin. Kemitraan antara Debora dan Barak membawa Israel kepada kemenangan. Debora dengan petunjuk akan strategi perang dan Barak yang mengerahkan pasukan Israel ke titik perlawanan. Dengan demikian, Debora dan Barak membuktikan bahwa laki-laki dan perempuan dapat berpartner dalam masyarakat untuk kemajuan bangsa. Kesempatan sebagai pemimpin secara utuh yang diberikan kepada Debora dan diterimanya pada kenyataannya tidak mengecewakan meskipun Debora adalah seorang perempuan yang tidak berpengalaman dalam perang. Dengan keikutsertaannya dalam perang dengan Kanaan menunjukkan kepemimpinannya yang patut diakui. Debora bukan sekedar pemimpin di belakang layar yang hanya memberi perintah namun turut maju memimpin secara langsung para anggotanya. Pengakuan akan peran Debora sebagai pemimpin memberikan suatu sumbangan keteladanan dalam kepemimpinan perempuan. Sumbangan Debora sebagai perempuan dalam kepemimpinan di tengah-tengah budaya patriarkhi yang patut diteladani ialah bahwa perempuan dapat menjadi pemimpin dengan tetap menunjukkan kekhasannya sebagai perempuan yang mempunyai sikap melakukan segala sesuatu dengan hati, disamping karakter-karakter lain yang harus dimiliki seperti rendah hati, bertanggungjawab, berani mencoba, percaya diri dan menghormati orang lain. Di samping itu, yang tidak kalah pentingnya, perempuan harus bisa menjalin relasi yang baik dengan laki-laki sebagai partner dalam menjalani kepemimpinan yang baik.

4.4. Refleksi Teologis

Dokumen yang terkait

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Hakim Debora (Studi Pustaka Mengenai Peran Hakim Debora dalam Kehidupan Patriarkhi Bangsa Israel) T1 712008007 BAB I

0 0 6

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Hakim Debora (Studi Pustaka Mengenai Peran Hakim Debora dalam Kehidupan Patriarkhi Bangsa Israel) T1 712008007 BAB II

0 0 26

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Hakim Debora (Studi Pustaka Mengenai Peran Hakim Debora dalam Kehidupan Patriarkhi Bangsa Israel) T1 712008007 BAB V

0 0 4

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Hakim Debora (Studi Pustaka Mengenai Peran Hakim Debora dalam Kehidupan Patriarkhi Bangsa Israel)

0 0 12

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peran Rekomendasi Balai Pemasyarakatan dalam Pertimbangan Hakim dalam Putusan Perkara Pidana Peradilan Anak T1 312008039 BAB IV

0 0 1

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peran Public Relations dalam Komunikasi Pemasaran Terpadu T1 362006801 BAB IV

6 73 22

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengaturan Mengenai Ganti Rugi dalam Pengadaan Tanah T1 312004029 BAB IV

0 0 4

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Konsep Identitas Dalam Ulangan 12:1-26:15 Bagi Kehidupan Bangsa Israel

0 1 8

T1__BAB IV Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peran Mas dan Mbak Duta Wisata dalam Mempromosikan Kota Salatiga T1 BAB IV

0 2 37

Studi Tokoh Debora dalam Kitab Hakim-Hakim 4-5: Menjawab Isu Kontemporer Kepemimpinan Wanita dalam Organisasi Kristen

0 0 15