Sumber Dana Pengolahan Dana

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id 60 Seperti yang telah di ungkapkan sebelumnya bahwa suatu usaha dan pembinaan yang di laksanakan oleh pondok pesantren Al- Hamdaniyah Siwalanpanji meskipun sampai saat ini telah mampu menyelenggarakan sistem pendidikan dan kelembagaan secara baik, namun tentu saja tidak lepas dari adanya hambatan-hambatan sebagai suatu hal yang mengurangi kelancaran, kelangsungan maupun keberhasilan suatu pesantren. 11 Hambatan-hambatan itu tak lain di sebabkan melubernya jumlah santri yang belajar di pondok pesantren Al-Hamdaniyah Siwalanpanji yang sudah tentu membutuhkan fasilitas yang mencukupi, serta kebutuhan-kebutuhan lain yang menyangkut pada keperluan pengembangan pondok pesantren. Sejauh pengamatan peneliti dalam mengkaji tentang perkembangan pondok pesantren Al-Hamdaniyah, maka hambatan- hambatan yang dihadapi oleh KH.Khamdani maupun perangkat pengasuh lainnya dalam kelangsungan pengembangan dari pendidikan adalah sebagai berikut: 1. Faktor Dana Dana sebagai penunjang utama berlangsungnya pengembangan pendidikan sangat penting dalam lembaga pesantren Al-Hamdaniyah. Karena potensi dana adalah sangat penting artinya bagi pondok 11 Abdul. Manan Farkhan, Wawancara, Siwalanpanji, 22 Desember 2015. digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id 61 pesantren, sebab setiap tahun jumlah santri semakin naik, otomatis pembangunan sarana dan fasilitaspun juga harus ditingkatkan. Dengan kurangnya dana ini, pembangunan sarana dan prasarana sering tersendat. Ini terbukti masih ada gedung-gedung darurat yang di gunakan sebagai lokasi pendidikan Formal, misalnya Madrasah Tsanawiyah sebagian di masukkan pagi dan sebagian di masukkan siang. 2. Kurangnya Tenaga pengajar Pendidikan yang baik di antaranya yaitu tergantung dari fasilitas dan sarana yang ada, juga tenaga pengajar atau pendidik yang kurang terbatas. Adapun kekurangan tenaga pendidik ini berakibat kurangnya faktor penunjang dan kedisiplinan, hingga tiap pengajar berbeda-beda. Ada tenaga pengajar serabutan yaitu tenaga pengajar yang tidak memiliki disiplin ilmu tertentu, tetapi semua disiplin ilmu tercakup, hingga validitas nilai kurang dapat di pertanggung jawabkan. Faktor ini pula yang kemudian menjadi melemahnya santri terhadap materi yang diberikan, bahkan tidak jarang para santri membuat gaduh atau suasana kurang menyenangkan terhadap tenaga pendidik yang bukan profesinya dalam materi yang diberikan. 12 12 Ibid. digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan

Uraian dari beberapa bab penelitian diatas dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1. KH.Khamdani Lahir di Pasuruan pada tahun 1720 M beliau adalah putra Murrodani bin Suffyan bin Khassan Sanusi bin Sa’dulloh bin Sakoruddin bin Mbah sholeh Semendi pasuruan dan wafat pada tahun 1790 M di Pasuruan,. beliau mempunyai dua putra Yaitu KH.Abdurrohim dan KH.Ya’qub. setelah dirasa dua orang putra beliau cukup mampu untuk melanjutkan perjuangan dan mengembangkan pendidikan, beliau KH.Khamdani kembali ke Pasuruan dan wafat disana. Beliau dimakamkan tak jauh dari makam Mbah Slagah Pasuruan. Dan pada tanggal 4 Juni 2012 makam Kiai Khamdani di pindahkan dari Pasuruan ke Makam Ulama’ Siwalanpanji Buduran Sidoarjo, Karena makam di Pasuruan sudah tidak kondusif lagi, karena tiba-tiba menjadi rumah penduduk. 2. Pondok Pesantren Al-Hamdaniyah Pertama kali didirikan oleh KH.Khamdani pada tahun 1787 M. perkembangan pondok Pesantren Al-Hamdaniyah melalui beberapa periode mulai peiode awal yaitu KH.Khamdani pada tahun 1787-1792 M, kemudian pada periode ke dua oleh kedua Putranya yaitu KH.Abdurrohim dan KH.Ya’qub