3.2. Kerangka Pemikiran Konseptual
Indonesia yang dikenal dengan nama negeri nyiur melambai merupakan negara yang memiliki areal lahan perkebunan kelapa terluas di dunia. Akibat dari
luasnya lahan perkebunan tersebut menyebabkan produksi kelapa di Indonesia menjadi terbesar di dunia. Namun walaupun produksi kelapa Indonesia terbesar di
dunia, tetapi ekspor kelapa Indonesia terutama serat sabut kelapa lebih rendah dari negara lain. Padahal apabila dilihat dari permintaan dunia terhadap sabut kelapa ini
cukup tinggi Lampiran 1. Berdasarkan hal tersebut maka perlu dilakukan identifikasi faktor-faktor yang
menyebabkan ekspor mengalami penurunan. Selain itu, perlu dilakukan pula analisis terhadap faktor yang dominan terhadap penawaran ekspor dan elastisitas
penawaran. Untuk lebih jelasnya gambaran mengenai alur kerangka pemikiran dari penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 3.
Gambar 3. Alur Kerangka Pemikiran Konseptual 1. Luas areal perkebunan
kelapa besar 2. Produksi kelapa tinggi
Permintaan sabut kelapa di dunia tinggi
Ekspor Rendah
1. Identifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi penawaran ekspor serat sabut kelapa Indonesia
2. Elastisitas penawaran ekspor serat sabut kelapa Indonesia
R E K OME NDAS I
3.3. Hipotesis
Hipotesis adalah pernyataan yang diterima secara sementara sebagai suatu kebenaran sebagaimana adanya pada saat fenomena dikenal dan merupakan
dasar kerja serta panduan dalam verifikasi Nazir, 1999. Oleh karena itu maka hipotesis yang berlaku pada penelitian ini adalah :
1. Harga ekspor serat sabut kelapa diharapkan memiliki hubungan positif dengan jumlah penawaran ekspor serat sabut kelapa Indonesia. Hal ini
berarti bahwa semakin tinggi harga ekspor maka jumlah penawaran ekspor akan semakin meningkat pula.
2. Nilai tukar riil rupiah diharapkan memiliki hubungan negatif dengan jumlah penawaran ekspor serat sabut kelapa Indonesia. Hal ini berarti bahwa
meningkatnya nilai tukar riil rupiah akan menurunkan jumlah penawaran ekspor serat sabut kelapa Indonesia.
3. Produk Domestik Bruto PDB diharapkan memiliki hubungan positif dengan jumlah penawaran ekspor serat sabut kelapa Indonesia. Hal ini berarti
bahwa semakin tinggi nilai PDB maka jumlah penawaran ekspor akan semakin meningkat pula. Penyebabnya adalah karena PDB terkait dengan
pengeluaran total yang diasumsikan sebagai investasi. 4. Produksi sabut kelapa diharapkan memiliki hubungan positif dengan jumlah
penawaran ekspor serat sabut kelapa Indonesia. Hal ini berarti bahwa semakin tinggi produksi sabut kelapa maka jumlah penawaran ekspor akan
semakin meningkat pula. 5. Jumlah ekspor serat sabut kelapa tahun sebelumnya lag diharapkan
memiliki hubungan positif dengan jumlah penawaran ekspor serat sabut kelapa Indonesia. Hal ini berarti bahwa semakin tinggi lag maka jumlah
penawaran ekspor akan semakin meningkat pula.
6. Luas areal perkebunan diharapkan memiliki hubungan positif dengan jumlah penawaran ekspor serat sabut kelapa Indonesia. Hal ini berarti bahwa
semakin tinggi luas areal perkebunan maka jumlah penawaran ekspor akan semakin meningkat pula.
BAB IV METODE PENELITIAN
4.1. Jenis dan Sumber Data
Data yang digunakan pada penelitian ini adalah data sekunder dalam bentuk time series deret waktu. Kurun waktu data yang digunakan pada penelitian ini
adalah data triwulan yang diambil dari tahun 1996 – 2004. Jumlah rentang tahun tersebut didasarkan kepada ketersediaan data ekspor serat sabut kelapa di
Indonesia. Data tersebut diperoleh dari Asian and Pacific Coconut Community APCC,
Badan Pusat Statistik BPS, Departemen Perindustrian dan Perdagangan, Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Perkebunan, Dirjen Bina Produksi
Perkebunan dan instansi – instansi lain yang relevan. Selain dari instansi tersebut, data sekunder juga diperoleh dari literatur – literatur yang relevan, seperti hasil
penelitian terdahulu dan yang lainnya. Perincian jenis data yang digunakan dalam penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 6.
Tabel 6. Jenis Data yang Digunakan Beserta Sumbernya No.
Uraian Satuan
Sumber
1 Luas areal perkebunan ha
Departemen PertanianBPS 2 Produksi kelapa
Ton Departemen PertanianAPCC
3 Volume ekspor sabut kelapa Ton
DepperindagBPS 4 Harga sabut kelapa di dunia
Rp BPS
5 Produksi Domestik Bruto Rp
BPS 6 Kurs
Rp BPS
4.2. Pengolahan dan Analisis Data
Sebelum diolah data yang diperoleh dikelompokkan terlebih dahulu, kemudian setelah itu dibuat dalam bentuk tabulasi guna mengidentifikasikannya.