Berdasarkan pada keempat sumber-sumber nilai di atas maka dapat diidentifikasikan beberapa nilai yang digunakan untuk menanamkan
budaya dan karakter bangsa, yaitu 1 nilai religius, 2 nilai jujur, 3 nilai toleransi, 4 nilai disiplin, 5 nilai kerja keras, 6 nilai kreatif, 7 nilai
mandiri, 8 nilai demokratis, 9 nilai rasa ingin tahu, 10 nilai semangat kebangsaan, 11 nilai cinta tanah air, 12 nilai menghargai prestasi, 13
nilai bersahabatkomunikatif, 14 nilai cinta damai, 15 nilai gemar membaca, 16 nilai peduli lingkungan, 17 nilai peduli sosial dan 18
nilai tanggungjawab Balitbang Puskur, 2010: 9-10. Pendidikan karakter di Indonesia didasarkan pada sembilan pilar
karakter dasar. Sembilan pilar karakter dasar tersebut antara lain: a.
Cinta Tuhan dan alam semesta beserta isinya, b.
Tanggungjawab, disiplin dan mandiri, c.
Jujur, d.
Hormat dan santun, e.
Kasih sayang, peduli dan kerjasama, f.
Percaya diri, kreatif, kerja keras dan pantang menyerah g.
Keadilan dan kepemimpinan, h.
Baik dan rendah hati, serta i.
Toleransi, cinta damai dan persatuan Arismantoro, 2008:29.
3. Tujuan dan Fungsi Pendidikan Karakter
Pendidikan karakter
bertujuan untuk
meningkatkan mutu
penyelenggaraan dan hasil pendidikan di sekolah yang mengarah pada pencapaian pembentukan karakter atau akhlak mulia peserta didik secara
utuh, terpadu dan seimbang sesuai standar kompetensi kelulusan Direktorat Pembinaan SMP, 2010:8. Tujuan pendidikan karakter secara
umum adalah untuk membangun dan mengembangkan karakter peserta
didik pada setiap jalur, jenis, dan jenjang pendidikan agar dapat menghayati dan mengamalkan nilai-nilai luhur dari setiap butir sila dari
Pancasila. Tujuan
pendidikan karakter
secara khusus
adalah mengembangkan potensi anak didik agar berhati baik, berpikiran baik,
berkelakuan baik, memiliki sikap percaya diri, bangga pada bangsa dan negara serta mencintai sesama umat manusia Maswardi, 2011:37. Dari
penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa tujuan utama dari pendidikan karakter adalah untuk membangun dan mengembangkan karakter serta
potensi-potensi yang dimiliki peserta didik agar berlandaskan pada nilai- nilai luhur bangsa Indonesia, dengan cara meningkatkan mutu proses dan
hasil pendidikan yang mengarah pada pembentukan karakter dan akhlak mulia peserta didik secara utuh, terpadu dan seimbang.
Fungsi pendidikan
karakter adalah
menumbuhkembangkan kemampuan dasar peserta didik agar berpikir cerdas, berperilaku yang
berakhlak, bermoral dan berbuat sesuatu yang baik, yang bermanfaat bagi diri sendiri, keluarga dan masyarakat, membangun kehidupan bangsa yang
multikultur, membangun peradaban bangsa yang cerdas dan berbudaya luhur, berkontribusi terhadap pengembangan hidup umat manusia,
membangun sikap warga negara yang cinta damai, kreatif, mandiri, maupun hidup berdampingan dengan bangsa lain Maswardi, 2011:37.
Dalam pendidikan karakter terdapat 4 koridor yang perlu dilakukan yaitu:
Pertama, menanamkan tata nilai. Di sini membantu siswa supaya dapat tumbuh menjadi seseorang yang berkepribadian yang baik dan
berkarakter, dimana mereka harus ditanamkan nilai-nilai tanggungjawab sejak dini baik melalui interaksi orangtua dan anak maupun antara guru
dengan siswa. Kedua, menanamkan mana yang boleh dan mana yang tidak boleh
the does and the don’t. Dalam pendekatan ini dapat dilakukan dengan membuat suatu aturan atau tata tertib sekolah yang didalamnya berisikan
mana yang boleh dilakukan dan mana yang tidak boleh dilakukan oleh siswa beserta sanksinya.
Ketiga, menanamkan kebiasaan. Penanaman nilai tanggungjawab lebih banyak dilakukan melalui pembiasaan-pembiasaan tingkah laku
dalam proses pembelajaran. Keempat, memberi tauladan yang baik. Seorang pendidik sebisa
mungkin dapat memberikan teladan atau contoh perilaku atau sikap yang baik terhadap peserta didiknya. Berawal dari sanalah siswa dapat
mencontoh, meniru dan mempraktekkannya dalam kehidupan sehari-hari Arismantoro, 2008:125.
4. Penanaman Nilai Karakter