TRAKTOR RODA-4 DAN TIGA TITIK GANDENG DISAIN PERANCANGAN

semakin tinggi kerapatan isinya, yang berarti semakin sulit meneruskan air atau ditembus oleh akar tanaman Hardjowigeno, 1987. 4. Struktur Tanah Menurut Hardjowigeno 1995, struktur tanah merupakan gumpalan kecil dari butiran-butiran tanah. Gumpalan-gumpalan kecil ini mempunyai bentuk, ukuran dan kemampuan ketahanan yang berbeda-beda. Faktor- faktor yang mempengaruhi struktur tanah di antaranya adalah bentuk, ukuran, dan komposisi mineral dari butiran tanah serta sifat fisik dan komposisi air tanah Das, 1993. Tanah yang berstruktur baik granular atau remah mempunyai tata udara yang baik, unsur-unsur hara lebih mudah tersedia dan mudah diolah Hardjowigeno, 1987. 5. Tahanan Penetrasi Tanah Kekuatan tanah adalah kemampuan dari suatu tanah untuk melawan gaya yang bekerja, atau dikatakan juga sebagai kemampuan suatu tanah untuk mempertahankan diri dari deformasi atau regangan Mandang dan Nishimura, 1991. Tahanan penetrasi dapat dijadikan ukuran untuk menggambarkan besarnya kemampuan tanah yang diperlukan oleh peralatan pertanian untuk bekerja atau akar tanaman untuk menembus tanah. Nilai tahanan penetrasi diukur dengan menggunakan penetrometer dengan parameter cone index indeks kerucut, yaitu suatu indeks untuk menyatakan kemampuan tanah melawan atau menahan gaya penetrasi dari suatu kerucut. Indeks kerucut tanah menunjukkan tingkat kekerasan tanah dan untuk mengetahui ada tidaknya lapisan kedap pada kedalaman tertentu. Faktor yang mempengaruhi nilai cone index adalah kerapatan isi, kadar air dan jenis tanah. Devies et al. 1993 menyatakan bahwa tahanan penetrasi tanah sangat tergantung pada kadar air tanah dan biasanya digunakan sebagai pembanding antara tempat-tempat yang berbeda pada areal lahan yang sama pada hari yang sama.

E. TRAKTOR RODA-4 DAN TIGA TITIK GANDENG

Traktor roda-4 merupakan penarik, penggerak dan penyaluran daya bagi alat pengolahan tanah atau implemen. Daywin et al. 1999 menyatakan bahwa, traktor dikelompokkan menjadi 3 jenis, yaitu traktor kecil mini dengan daya lebih kecil dari 15 kW, traktor sedang daya 22 kW sampai 34 kW, traktor besar dengan pembagian 50 kW sampai 60kW, 60 kW sampai dengan 90 kW dan dengan daya lebih besar dari 90 kW serta khusus untuk traktor roda rantai. Allock 1986, menyatakan bahwa load transfer maksimum yang dapat diberikan pada implement terbatas Gambar 7 dan dapat dihitung dengan persamaan : 6 5 1 x x L W  …………………………...1 di mana : W 1 : berat implement N x 5 : jarak ujung sambungan ke titik gandeng sebenarnya m x 6 : jarak beban ke titik gandeng sebenarnya m L : gaya angkat hidrolik N Gambar 7. Implemen pada three-point linkage Allock, 1986. Traktor mempunyai standar ukuran-ukuran pada rodanya. Sebagai contoh traktor Case 1594 daya 89.5 hp memiliki ukuran-ukuran roda sebagai berikut: thread width rear jarak antar roda belakang 1594 mm – 2159 mm, thread width front jarak antar roda depan 1524 mm – 2235 mm dan wheel base 2540 mm Liljedahl, 1989. Tiga titik gandeng memiliki ukuran ukuran standar menurut American Standards Agricultural Engineering ASAE. Bagian-bagian yang menjadi standar tiga titik gandeng disajikan pada Gambar 8. Gambar 8. Bagian-bagian standar tiga titik gandeng ASAE, 1998. ASAE 1998 membagi traktor berdasarkan daya yang dimiliki menjadi tiga kategori. Dari ketiga kategori tersebut berbeda pada ukuran-ukuran standar tiga titik gandeng. Ukuran dari bagian-bagian tersebut disajikan pada Tabel 1. Tabel 1. Ukuran standar bagian-bagian tiga titik gandeng Sumber: ASAE, 1998.

F. DISAIN PERANCANGAN

Menurut Ullman 1992 membangun suatu produk yang dapat dirakit dari suatu kebutuhan awal bukanlah pekerjaan mudah. Prosesnya berbeda dari produk ke produk dan dari industri ke industri. Ada tiga fase penting selama proses disain suatu produk yaitu: perencanaan spesifikasi, disain konsep dan disain produk. Menurut Harsokoesoemo 1999 perancangan adalah kegiatan awal dari usaha merealisasikan suatu produk yang keberadaannya dibutuhkan oleh masyarakat untuk meringankan hidupnya. Perancangan itu sendiri terdiri dari serangkaian kegiatan yang berurutan, oleh karena itu perancangan kemudian disebut sebagai proses perancangan yang mencakup seluruh kegiatan yang terdapat dalam proses perancangan tersebut. Kegiatan-kegiatan dalam proses perancangan disebut fase. Salah satu deskripsi proses perancangan adalah deskripsi yang menyebutkan bahwa proses perancangan terdiri dari fase-fase seperti terlihat pada Gambar 9. Gambar 9. Diagram alir proses perancangan Harsokoesoemo, 1999. Kebutuhan Analisis masalah, spesifikasi produk dan perancangan proyek Perancangan konsep produk Evaluasi produk hasil rancangan Perancangan produk Dokumen untuk pembuatan produk

III. METODE PENELITIAN A. WAKTU DAN TEMPAT PENELITIAN