Persentase keberhasilan unit pendorong mangga Arumanis pada mutu I, II, dan reject adalah 100 dan mutu III adalah 90 sedangkan mangga
Gedong untuk mutu I, II, dan reject adalah 100. Prathama 2002 menyatakan bahwa kegagalan sortasi walaupun hanya 10 4 dari 38 buah
mangga disebabkan karena masalah teknis unit pendorong yang tidak kuat mendorong mangga Arumanis. Unit pemisah rancangan Prathama 2002 tidak
dapat mendorong mangga pada mutu III dengan berat mangga sebesar: 291.86gr, 268.12gr, 332.18gr, dan 262.10gr. Selain itu sentakan unit
pendorong terlalu mendadak sehingga dapat menyebabkan kerusakan pada mangga. Masalah lainnya adalah arah dorongan yang tidak lurus sehingga
buah mangga tidak tepat jatuh ke dalam penampung. Dalam penelitian ini akan dikembangkan unit pendorong modifikasi
untuk mesin sortasi mangga tersebut. Unit pendorong dimodifikasi dengan merubah arah gerak lengan pendorong menjadi tegak lurus dengan arah
gerakan konveyor agar mangga jatuh pada unit penampung yang sesuai dan tidak membentur dinding penampung ketika didorong sehingga dapat
mengurangi kememaran pada buah mangga ketika didorong.
B. TUJUAN PENELITIAN
Tujuan dari penelitian ini adalah : 1.
Memodifikasi bentuk dan mekanisme kerja unit pemisah pada mesin sortasi mangga berdasarkan pengolahan citra hasil rancangan Prathama
2002. 2.
Mengetahui kinerja unit pemisah melalui uji teknis dan membandingkan efektivitas kerja unit pemisah terhadap hasil rancangan Prathama 2002.
14
II TINJAUAN PUSTAKA
A. MANGGA
1. Botani Mangga Mangga merupakan salah satu buah-buahan yang telah banyak
dikenal di Indonesia, dari Ujung Barat sampai Timur, dari Utara sampai Selatan kita jumpai tanaman mangga dari jenis yang bermutu rendah sampai
bermutu tinggi. Tanaman mangga berasal dari luar negeri, yakni India. Istilah mangga sendiri asalnya dari baahasa Tamil di India yaitu man-kay
atau man-gas, kemudian dalam bahasa botaninya disebut Mangifera indica L. yang artinya tanaman mangga yang asalnya dari India Pracaya, 1885.
Pada umumnya tanaman mangga menghasilkan buah paling banyak pada waktu umurnya sekitar 20-40 tahun, dan dapat menghasilkan 1000-
3000 buah sudah dianggap baik. Tahun-tahun yang dianggap subur dapat menghasilkan buah yaitu pada waktu umur 10-40 tahun, sesudah umur lebih
dari 40 tahun hasil pemanenan akan mulai menurun Pracaya, 2002. Tanaman mangga hidup baik di dataran rendah sampai ketinggian
300 m dari permukaan laut. Tipe iklimnya kering, curah hujan 1000-2000 mm per tahun dengan 4-7 musim kering. Tanaman mangga tumbuh baik
pada tanah lempung berpasir. Tanaman tahan terhadap kekeringan. Tanah yang cocok mempunyai pH tanah 5.5-5.6. Suhu udara yang optimum 25-27º
C. Suhu udara yang rendah dapat merangsang berbunga tapi kurang baik untuk perkembangan buahnya. Bunga umumnya terdapat dalam tandan atau
rangkaian tandan umumnya jantan Sunarjono, 1998. Musim berbuah mangga bersamaan dengan musim kemarau.
Tanaman mangga 1.5-2 bulan setelah kemarau dan buah matang 3-4 bulan kemudian. Bila musim kemaraunya lebih kering, hasil produksinya akan
lebih baik. Dengan demikian, daerah-daerah dengan musim kering yang panjang baik digunakan untuk kebun mangga Satuhu, 1997.
Menurut Pracaya 1985, buah mangga relatif besar, bentuknya bulat sampai panjang, bijinya besar gepeng, diliputi oleh daging yang tebal dan
lunak serta enak dimakan. Bijinya berkulit tebal dan liat. Umumnya mangga
15
berbunga pada bulan Juli-Agustus dan buah matang dapat dipanen pada bulan September-Desember. Salah satu varietas yang mutunya tinggi adalah
mangga Arumanis. 2. Karakteristik Mangga
Tanda buah mangga yang sudah dapat dipanen adalah pada waktu sudah ada satu atau dua buah mangga yang masak telah jatuh dari
pohonnya. Tanda buah masak adalah apabila dipegang terasa lebih lunak, telah ada perubahan warna, yaitu menjadi kuning atau kemerahan
tergantung varietasnya. Mangga Arumanis jika telah tua warna menjadi hijau tua dengan banyak tertutup lapisan lilin, sehingga warna buah menjadi
hijau kelabu, sedang yang telah masak pangkal buah hijau kekeringan, bentuk bulat panjang, paruh dan lekukan kelihatan Pracaya, 1985.
Menurut Aak 1991, mangga Arumanis memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
− Berat buah rata-rata 385 gr per buah, panjang 13 cm, lebar 8 cm dan tebal 7.5 cm.
− Bentuk buah agak panjang, melengkung sedikit, bahunya agak lebar, ujung agak bundar.
− Kulit tipis, warna hijau tua sampai kebiru-biruan, bertotol-totol coklat keputihan. Buah yang siap dipetik, diselimuti lapisan lilin halus pada
pangkal buah berwarna hijau kecoklat-coklatan. − Daging buah kuning belerang, serat halus, berair dan berbau harum
menyengat. Satuhu 1997, menyatakan buah mangga mulai dapat dipanen
setelah sekitar 70-115 hari setelah bunga pertama mekar, bunga pertama mekar, bunga mekar penuh atau sejak terbentuknya pentil. Umur panen
mangga tidak sama tergantung varietas dan lokasi tempat tumbuhnya. Budaraga 1998, menyatakan mangga Arumanis yang tua penuh
adalah mangga dengan umur petik 97 hari dengan ciri antara lain bagian ujung buah penuh, warna kulit hijau kekuning-kuningan, warna daging
buah merah kekuning-kuningan, kekerasan seperti gabus, keasaman seperti asam lemon dan kemanisan seperti gula sukrosa.
16
Pracaya 1985, menyatakan susunan buah mangga yang utama terdiri dari air, karbohidrat, bermacam-macam asam, protein, lemak,
mineral, zat warna, tannin, vitamin-vitamin dari zat-zat yang mudah menguap yang dapat memberikan bau yang harum. Komposisi kimia dan
nilai makanan buah mangga dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1. Komposisi kimia dan nilai makanan buah mangga
Nilai rata-rata buah mangga Komponen Kimia
Masih mentah Sudah masak
Air persen 90.0
86.1 Protein persen
0.7 0.6
Lipid lemak persen 0.1
0.1 Gula-gula total persen
8.8 1.1
Serat persen -
- Bahan mineral persen
0.4 0.3
Kapur persen 0.01
0.01 Fosfor persen
0.02 0.02
Besi 4.5 mggram
0.3 mggram Vitamin :
Vitamin A 150 U.I.
4800 U.I. Riboflavin vitamin B2
0.03 mg100g 0.05 mg100g
Thiamin vitamin B1 -
0.04 mg100g Vitamin C
3mg100g 13 mg100g
Asam nicotinat 0.3 mg100g
Nilai kalori setiap 100 g 39
50-60
Sumber : Cit. de Laroussilhe, LE MANGUIER, 1980 dalam Pracaya ,1985
Menurut Broto 1994, tingkat ketuaan atau kemasakan buah mangga merupakan faktor yang menentukan mutu buah mangga. Tingkat
ketuaan atau kematangan buah mangga dapat ditentukan berdasarkan umur buah, bentuk buah, tangkai buah, lapisan lilin dan lenti sel pada kulit buah.
Umur buah ditentukan dan dihitung mulai bunga mekar ataupun dari stadia pentil. Buah mangga yang telah siap dipanen terlihat berisi, sebagian besar
buah dan pangkal buahnya semakin membulat, merata atau tidak berlekuk, tangkai buah mengering, tertutupi lapisan lilin berwarna putih diseluruh
permukaan kulitnya, lenti selnya terlihat jelas dan lebih besar.
17
Selama proses pematangan, mangga mengalami perubahan karakterisitk fisik dan kimiawi seperti tertera pada Tabel 2.
Tabel 2. Karakteristik fisik dan kimiawi mangga Arumanis Varietas Ketuaan
TPT ºBrix
Total Asam
Total gula
mg100g Zat
pati g
pH Kekerasan
N Arumanis
Arumanis Arumanis
Arumanis Arumanis
Arumanis Mentah
Mentah Mentah
Matang Matang
Matang 7.00
5.60 10.40
14.50 12.80
17.70 0.90
0.90 0.60
0.20 0.30
0.10 3.50
4.80 -
8.50 11.40
- 9.10
9.10 -
6.80 7.40
- 3.3
- 3.7
4.6 -
6.7 -
- 8.50
- -
1.9
Sumber : Soedibjo 1987
3. Persyaratan Mutu Mangga Dalam pemasarannya untuk setiap komoditas, sering menghadapi
kendala dalam memenuhi atau memanfaatkan peluang pasar pada masing- masing segmen pasar. Untuk menjaga kepercayaan konsumen, segmen
pasar melakukan pengelompokan produk-produknya dalam beberapa kelas mutu yang diharapkan akan berpengaruh terhadap harga. Disamping itu
mereka memperketat dalam sortasi produk yang diterima dari petanikelompok tani sehingga tidak semua produk yang dihasilkan
petanikelompok tani dapat diterima oleh segmen pasar. Hal ini merupakan faktor pembatas antara segmen pasar dengan petanikelompok tani dalam
rantai pemasaran untuk setiap komoditas. Secara umum persyaratan mutu buah mangga aromanis meliputi
bentuk fisik normal, tidak cacat, tidak ada bekas luka, kulit bersih dari kotoran dan bebas hama penyakit. Disamping itu rasa buahnya harus manis,
kulit buah bebas dari bintik-bintik hitam. a. Syarat Mutu SNI Mangga Arumanis
Berdasarkan SNI 01-3164-1992 mutu buah mangga dikelompokan dalam dua jenis yaitu Mutu I dan Mutu II seperti uraian
Tabel 3.
18
Tabel 3. SyaratSNI Mangga Aromanis
Syarat Karateristik
Kriteria Mutu I Kriteria Mutu II
Keseragaman varietas seragam
Seragam Tingkat ketuaan
tua, tapi tidak matang
tua, tapi tidak matang
Kekerasan keras
cukup keras Keseragaman ukuran
Mangga cacat jumlah jumlah maks.
0 0 Kadar kotoran
bebas bebas
Mangga busuk jumlah jumlah maks.
0 0 Panjang tangkai mangga, maks.
1 1
Sumber: http:www.deptan.go.idpsadocbaku_standar_mangga_jogja.htm
, 2006
Syarat mutu yang ditetapkan oleh segmen pasar berdasarkan sortasipemilihan yang dilakukan oleh konsumen langsung, sehingga
segmen pasar dalam hal ini melakukan sortasi buah mangga sebelum dijual. Sortasi ini akan menghasilkan mutu buah mangga arumanis yang
seragam dan terjamin mutunya. Persyaratan segmen pasar mangga Arumanis dikelompokan dalam 4 kelas mutu yaitu: Kelas Mutu I, II, III
dan IV. Persyaratan ini sudah mencakup persyaratan SNI sebagai persyaratan dasar. Syarat mutu mangga Arumanis sesuai dengan
permintaan pasar dapat dilihat pada Tabel 4.
B. MESIN SORTASI