Hakikat Berbicara Tes Kemampuan Berbicara

2.2.4.1 Hakikat Berbicara

Berbicara dapat dikatakan sebagai bentuk kegiatan komunikasi lisan. Bentuk komunikasi lisan tersebut dapat dilihat dari berbagai hal. Menurut Tarigan 2008:15, berbicara dikatakan sebagai suatu keterampilan bahasa yang dapat ditunjukkan ketika mengucapkan bunyi-bunyi artikulasi atau kata-kata. Tujuannya tidak lain agar dapat mengungkapkan pikiran, pendapat, gagasan, dan perasaan secara lisan. Selain berbicara merupakan bentuk komunikasi lisan untuk menyampaikan pesan, berbicara merupakan suatu keterampilan berbahasa yang aktif dan produktif. Kaitan antara pesan dan bahasa lisan sebagai media penyampaian yang sangat erat. Pesan yang diterima oleh pendengar tidaklah dalam wujud asli, tetapi dalam bentuk bunyi bahasa Tarigan dkk. 1997:34. Melalui bunyi bahasa tersebut pembicara atau penutur ingin menyampaikan suatu pesan kepada mitra tutur atau lawan bicaranya. Menurut Nurgiyantoro 2003:274, berbicara adalah aktivitas berbahasa kedua yang dilakukan manusia dalam kehidupan berbahasa, yaitu setelah aktivitas mendengarkan. Berdasarkan bunyi-bunyi bahasa yang didengarnya itulah kemudian manusia belajar mengucapkan dan akhirnya mampu untuk berbicara. Sejalan dengan Tarigan dan Nurgiyantoro, Djiwandono 2008:120 menjelaskan bahwa berbicara merupakan bagian dari kemampuan berbahasa yang aktif produktif. Dengan berbicara seseorang berusaha untuk mengungkapkan pikiran dan perasaannya kepada orang lain secara lisan. Tanpa usaha untuk mengungkapkan dirinya, orang lain tidak akan mengetahui apa yang sebenarnya dipikirkan dan dirasakannya. Tanpa berbicara, seseorang akan mengucilkan diri sendiri, dan akan terkucilkan dari orang yang di sekitarnya. Berbicara merupakan kegiatan berbahasa yang aktif dari seorang pemakai bahasa, yang menuntut prakarsa nyata dalam penggunaan bahasa untuk mengungkapkan diri secara lisan. Dari beberapa pendapat yang telah dipaparkan, berbicara menuntut penguasaan terhadap aspek dan kaidah penggunaan bahasa. Secara kebahasaan, dapat dikatakan sebagai keterampilan mengucapkan bunyi-bunyi artikulasi atau kata-kata. Tujuannya untuk mengekspresikan, menyatakan, menyampaikan, pikiran, gagasan, dan perasaan secara lisan kepada orang lain. Tentu saja, di dalamnya terkandung maksud dan makna tertentu yang ingin diutarakan oleh pembicara. Kata-kata itu dirangkai dalam susunan tertentu menurut kaidah tatabahasa, dan dilafalkan sesuai dengan kaidah pelafalan yang sesuai pula. Selain aspek kebahasaan itu, unsur isi dari pesan merupakan bagian yang penting pula. Tanpa isi yang diidentifikasi secara jelas, pesan yang ingin disampaikan melalui kegiatan berbicara tidak akan tersampaikan secara jelas.

2.2.4.2 Bentuk-bentuk Evaluasi Kemampuan Berbicara