dipertahankan karena masih berlakunya hukum perdata positip yang beraneka ragam dalam masyarakat.
Perhatikan antara lain Pasal 66 Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan Jo. Pasal 47 PP Nomor 9 Tahun
1975 yang tidak mencabut seluruh ketentuan-ketentuan mengenai hukum perkawinan dalam KUHPerdata BW Ordinasi Perkawinan
Indonesia Kristen S.1933-74, Peraturan Perkawinan Campuran S.1898-198, melainkan hanya sejauh diatur dalam Undang-Undang
ini.
4.1.5.1.2 Peraturan Hukum a.
Staatblad 1898 Nomor 158 tentang Perkawinan Campuran
Perkawinan Campuran dalam Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan ialah perkawinan antara dua orang
yang di Indonesia tunduk pada hukum yang berlainan, karena perbedaan
kewarganegaraan dan
salah satu
pihak berkewarganegaraan Indonesia.
b. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia 1945
Amandemen ke IV
Dalam Pasal 29 ayat 1 Undang-Undang Dasar Negara republik Indonesia 1945 menyebutkan bahwaNegara berdasarkan
Ketuhanan Yang Maha esa. Pasal 29 ayat 2 Undang-Undang Dasar Republik Indonesia 1945 bahwa Negara menjamin
kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk agama dan
kepercayaannya masing-masing dan untuk beribadat menurut agama dan kepercayaannya itu.
Ditegaskan dalam Pasal 29 ayat 2 Undang-Undang Dasar Republik Indonesia adalah kebebasan untuk memeluk agama
masing-masing tanpa menghalangi dari peraturan yang juga berlaku di Indonesia saat ini terutama Undang-Undang Perkawinan
Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan
c. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan
Pada Perkawinan Beda Agama yang dilakukan di Indonesia, mengacu pada Pasal 66 Undang-Undang Nomor 1
Tahun 1974 tentang Perkawinan yang bunyinya Untuk perkawinan dan segala sesuatu yang berhubungan
dengan perkawinan berdasarkan atas Undang-Undang ini, maka dengan berlakunya Undang-Undang ini ketentuan-ketentuan yang
diatur dalam KUHPerdata Burgelijke Wetboek, Ordonansi Perkawinan Indonesia Kristen Huwelijks Ordinantie Christen
Indonesia S. 1933 Nomor 74. Peraturan Perkawinan Campuran Regeling op de gemengde Huwelijken S. 1898 Nomor 158, dan
peraturan-peraturan lain yang mengatur tentang perkawinan sejauh telah diatur dalam Undang-Undang ini, dinyatakan tidak berlaku.
Pasal ini tidak serta merta menghapus Undang-Undang Perkawinan sebelumnya secara keseluruhan, melainkan kecuali telah diatur
dalam Undang-Undang Perkawinan Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan.
d. Undang-Undang Nomor 23 tahun 2006 tentang Administrasi
Kependudukan
Di dalam Pasal 35 Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2006 tentang Administrasi Kependudukan menyebutkan bahwa yang
dimaksud dengan perkawinan yang ditetapkan oleh Pengadilan adalah Perkawinan yang dilakukan antar umat yang berbeda
agama.
e. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan