Pendekatan Penelitian METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

A. Pendekatan Penelitian

Penelitian dalam ilmu hukum dapat dibedakan kedalam dua cabang spesialisasi. Pertama, ilmu hukum dapat dipelajari dan diteliti sebagai suatu “skin in system” studi mengenai law in book. Kedua, ilmu hukum dapat dipelajari dan diteliti sebagai “skin out system” studi mengenai law in action. Penelitian terhadap ilmu hukum sebagai “skin in system” atau sering juga disebut sebagai penelitian doktrinal, terdiri dari: 1. Penelitian yang berupa usaha inventarisasi hukum positif. 2. Penelitian yang berupa usaha penemuan asas-asas dan falsafah dogma atau doktrin hukum positif. 3. Penelitian yang berupa usaha penemuan hukum in concreto yang banyak diterapkan untuk menyelesaikan suatu perkara hukum tertentu. Sunggono, 2003: 43. Sedangkan penelitian terhadap ilmu hukum sebagai “skin out system” atau sering juga disebut penelitian non doktrinal adalah penelitian yang berupa studi-studi empiris untuk menemukan teori-teori mengenai proses terjadinya dan mengenai proses bekerjanya hukum didalam masyarakat. Penelitian ini juga menyangkut permasalahan interelasi antara hukum dengan lembaga- lembaga sosial lainnya. 32 Dalam penelitian hukum non doktrinal dibagi lagi dalam dua pendekatan yang masing-masing mempunyai tujuan yang berbeda, yakni pendekatan struktural-fungsional dan makro dan pendekatan simbolik- interaksional dan mikro. Dalam pendekatan struktural-fungsional dan makro, hukum tidak lagi dikonsepkan secara filosofik-moral sebagai norma ius constituendum atau “law as what ought to be” dan tidak pula secara positivis sebagai norma ius constitutum atau ” law as what it is in the book”, melainkan secara empiris sebagai “law as what it is functioning in society”. Dikonsepkan sebagai gejala empiris, hukum tidak lagi dimaknakan sebagai kaidah-kaidah normatif yang keberadaannya ekslusif di dalam suatu sistem legitimasi yang formal. Oleh karenanya, konsep hukum dari perspektif ini kini tampak sebagai fakta alami yang dapat diamati, dan melalui proses induksi, pertalian-pertalian kausalnya dengan gejala-gejala lain non hukum di dalam masyarakat akan dapat disimpulkan. Teori-teori yang dikembangkan dalam pendekatan ini mempunyai ruang lingkup yang luas, makro dan pada umumnya amat kuantitatif untuk mengelola data itu sangat masal. Sunggono, 2003: 76. Penelitian empiris atas hukum akan menghasilkan teori-teori tentang eksistensi dan fungsi hukum dalam masyarakat, berikut perubahan-perubahan yang terjadi di dalam proses-proses perubahan sosial. Penelitian-penelitian empirisnya lazim disebut “sosio legal research” yang hakekatnya merupakan bagian dari penelitian sosial atau sosiologis. Sedangkan dalam pendekatan simbolik-interaksoinal dan mikro bertujuan untuk mengungkapkan makna aksi-aksi individu dan interaksi- interaksi antar-individu dalam kehidupan bermasyarakat. Oleh karena hendak mengkaji aksi-aksi individu dengan makna simbolik yang direfleksikannya, maka metode yang digunakan akan bersifat kualitatif. Penulisan skripsi ini menggunakan pendekatan yang kedua yakni pendekatan simbolik-interaksional dan mikro, maka dalam penelitian ini digunakan metode penelitian kualitatif yang pada hakekatnya mengamati orang dalam lingkungan hidupnya, berinteraksi dengan mereka, dan memahami bahasa serta tafsiran mereka tentang dunia sekitarnya.

B. Lokasi Penelitian