Latar Belakang PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM POSING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VA SD NEGERI 1 SIDODADI
Mata pelajaran matematika dalam kurikulum 2006 Depdiknas, 2011: 22 memiliki tujuan untuk jenjang pendidikan sekolah dasar agar peserta didik
memiliki kemampuan sebagai berikut. 1.
Memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antar konsep dan mengaplikasikan konsep atau algoritma, secara luwes, akurat,
efisien, dan tepat dalam pemecahan masalah. 2.
Menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi matematika, dalam membuat generalisasi, menyusun bukti, atau
menjelaskan gagasan dan pernyataan matematika. 3.
Memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah, merancang model matematika, menyelesaikan model dan menafsirkan
solusi yang diperoleh. 4.
Mengomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram, atau media lain untuk memperjelas keadaan masalah.
5. Memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan
yaitu memiliki rasa ingin tahu, perhatian dan minat dalam pemecahan masalah.
Berdasarkan uraian di atas, peneliti menyimpulkan bahwa matematika memiliki peran dalam mengembangkan potensi siswa agar menjadi orang yang
berilmu, kreatif, dan mandiri serta dapat menerapkan kegunaan matematika dalam kehidupan sehari-hari. Adanya perubahan perilaku siswa yang berkaitan
dengan matematika, maka dapat dikatakan bahwa siswa mampu memahami pembelajaran matematika.
Berdasarkan hasil observasi, wawancara, dan penelusuran dokumentasi peneliti dengan wali kelas di kelas VA SD Negeri 1 Sidodadi Kecamatan
Pekalongan Kabupaten Lampung Timur tanggal 19 November 2015 didapatkan hasil bahwa dalam proses pembelajaran matematika, pelaksanaan pembelajaran
masih terfokus pada guru teacher centered, dimana dalam kegiatan pembelajaran siswa hanya mendengarkan penjelasan guru, kemudian mencatat
lalu dilanjutkan dengan mengerjakan soal-soal yang ada di buku sesuai perintah guru. Serta dalam pembelajaran penyampaian materi masih terpaku
pada buku pelajaran yang digunakan. Siswa kurang berperan aktif dalam kegiatan pembelajaran, siswa juga terlihat takut atau ragu-ragu untuk
mengajukan pertanyaan tentang materi yang belum dipahami. Selain itu belum diterapkannya model pembelajaran yang bervariasi dalam melaksanakan
pembelajaran matematika agar siswa tertarik dan tidak cepat merasa bosan dalam mengikuti kegiatan belajar.
Selaras dengan hal di atas, berdasarkan wawancara yang telah peneliti lakukan dengan wali kelas serta penelusuran dokumen hasil belajar matematika
diketahui terdapat beberapa permasalahan saat pembelajaran salah satunya adalah diperoleh keterangan bahwa hasil belajar matematika siswa masih
tergolong rendah. Untuk lebih jelasnya data disajikan sebagai berikut. Tabel 1.1 Data nilai hasil belajar matematika mid semester ganjil siswa kelas V
SD Negeri 1 Sidodadi
Kelas KKM
Rata- rata
kelas Jumlah
siswa orang
Siswa tuntas
orang Siswa
belum tuntas
orang Tuntas
Belum tuntas
VA 60
49,80 30
7 23
23,33 76,67
VB 50,06
30 9
21 30,00
70,00
Sumber: Dokumentasi wali kelas V SD Negeri 1 Sidodadi Berdasarkan tabel 1.1 di atas, nampak sebanyak 23 orang dari 30 orang
siswa atau 76,67 belum tuntas, dan hanya 7 orang atau 23,33 sudah mencapai ketuntasan dalam belajar. Hal ini menunjukkan bahwa hasil belajar
siswa pada mata pelajaran matematika di kelas VA dikatakan belum berhasil. Mulyasa 2013: 131 mengemukakan dari segi hasil, proses pembentukan
kompetensi dan karakter dikatakan berhasil apabila terjadi perubahan perilaku
yang positif pada diri siswa seluruhnya atau setidak-tidaknya sebagian besar 75.
Berdasarkan uraian di atas perlu diadakan perbaikan dan perubahan dalam proses pembelajaran agar hasil belajar siswa dapat ditingkatkan dan
mencapai hasil yang maksimal. Untuk mengatasi permasalahan tersebut, hendaknya guru dapat menerapkan model pembelajaran yang sesuai sehingga
memungkinkan siswa lebih aktif dalam pembelajaran, dan mampu mencapai hasil belajar yang lebih baik.
Banyak model pembelajaran yang dapat dipilih dan digunakan oleh guru dalam pembelajaran matematika, salah satunya problem posing. Menurut
Silver dalam Maulana 2014: 141 model pembelajaran problem posing dikembangkan dengan memberikan suatu masalah yang belum terpecahkan dan
meminta siswa untuk menyelesaikannya. Selanjutnya Maulana 2014: 146 mengemukakan dalam penerapan model pembelajaran problem posing dituntut
adanya keterlibatan siswa. Siswa tidak hanya menerima saja materi dari guru, melainkan siswa juga berusaha menggali dan mengembangkan sendiri. Hasil
belajar tidak hanya menghasilkan peningkatan pengetahuan tetapi juga meningkatkan keterampilan berpikir. Kemudian Huda 2014: 276 menyatakan
problem posing merujuk pada strategi pembelajaran yang menekankan pemikiran kritis demi tujuan pembebasan.
Berdasarkan uraian di atas, perlu dilakukan perbaikan proses pembelajaran melalui penelitian tindakan kelas untuk meningkatkan hasil
belajar siswa kelas VA SD Negeri 1 Sidodadi melalui penggunaan model problem posing.