Tujuan Pembelajaran Piano Proses Pembelajaran Piano

4.3.2 Tujuan Pembelajaran Piano

Berdasarkan hasil wawancara dengan Bapak Handoko, tujuan pembelajaran piano di Maestro Music School yaitu untuk membantu perkembangan kepekaan musikal, membangun dasar-dasar kemampuan bermusik, menumbuhkan kemampuan dasar berekspresi dan melatih keterampilan bermain alat musik khususnya piano. Dengan tujuan tersebut diharapkan siswa mampu memainkan instrumen piano dengan baik dan benar serta memiliki prestasi dalam bermusik. Tidak hanya itu, pembelajaran piano di Maestro Music School juga melatih mental siswa agar berani tampil di depan umum yaitu dengan diadakannya konser siswa setiap bulan juli dan desember.

4.3.3 Proses Pembelajaran Piano

Pembelajaran alat musik piano di Maestro Music School dengan sasaran pembelajarannya adalah anak usia dini, merupakan pembelajaran alat musik piano yang mendasar, ini dilakukan dengan melihat sasaran anak usia dini yang dimaksud adalah anak usia 4 sampai 5 tahun. Pembelajaran ini dikelompokan dalam kursus musik Preparatory Grade, berkenaan dengan sistem pembelajaran dan kurikulum yang berasal dari Maestro Music School, sebagai sumber pembelajaran yang dirancang sedemikian rupa dengan menyesuaikan perkembangan zaman. Pembelajaran alat musik piano ini dilakukan dengan menggunakan metode ceramah, tanya jawab, demonstrasi dan latihan. Juga digunakan metode solfegio, dimana metode ini menggunakan teknik untuk melatih rangsangan, atau melatih kepekaan musikal seorang anak. Gambar 4.3 Aktivitas guru memandu siswa membaca notasi tanpa garis paranada Foto Dean A. Winata, Oktober 2014 Strategi pembelajaran merupakan suatu cara yang digunakan oleh guru dalam menyampaikan materi untuk mencapai tujuan pembelajaran. Dalam proses pembelajaran strategi sangatlah penting agar suasana pembelajaran juga menyenangkan. Menurut Bapak Handoko 45 tahun selaku pengajar piano Maestro Music School Semarang, beliau menggunakan strategi dalam pembelajarannya yaitu membuat suasana kelas menjadi menyenangkan yaitu dengan mengajak siswa bernyanyi bersama, dan beliau menyiapkan stiker agar anak mendapat motivasi. Jadi jika anak belajar dengan baik akan diberi stiker. Strategi tersebut yang digunakan oleh beliau dalam mengajar piano. Ketika anak sudah merasa senang di harapkan anak menjadi tertarik untuk belajar. Dengan ini sekaligus melatih kepekaan pada anak dengan nada yang dimainkannya. Dalam pembelajaran piano pada anak anak usia dini di Maestro Music School, guru menerapkan strategi tersebut melalui beberapa tahapan yaitu tahapan persiapan pembelajaran, tahapan pelaksanaan pembelajaran, dan tahapan pemberian tugas. Sesuai hasil penelitian, guru menyiapkan buku dan lagu-lagu terlebih dahulu kemudian siswa mendengarkan lagu yang dimainkan oleh guru menggunakan piano. Proses pelaksanaan pada pembelajaran piano, beliau mengajak siswa untuk bernyanyi terlebih dahulu dan beliau memainkan lagu-lagu anak bertujuan supaya siswa merasa senang dan tertarik mengikuti pembelajaran sekaligus melatih kepekaan siswa terhadap nada yang dimainkan. Guru mengulas materi lagu yang akan dimainkan yaitu “Merrily We Roll Along”. Setelah selesai mengulas materi lagu “Merrily We Roll Along”, guru melanjutkan dengan memulai pada kegiatan inti yaitu dimulai dengan kegiatan mendengarkan ear training hearing. Dalam kegiatan dengan mengasah kepekaan indera pendengaran ini, guru mengarahkan siswa dengan menggunakan pengenalan Music Appreciation, atau dengan contoh model musik yang dimainkan oleh guru atau menggunakan CD dengan bentuk lagu, namun dalam pertemuan kali ini, guru menggunakan lagu dari CD yang diputar melalui DVD player yang tersedia di dalam kelas. Guru memutarkan beberapa lagu yang telah disiapkan, kemudian menginstruksikan siswa untuk memperhatikan lagu yang diputarkan melalui DVD player, siswa mendengarkan lagu-lagu yang diputarkan lalu guru mulai mencontohkan gerakan pada setiap lagu. Setelah guru mencontohkan gerakan-gerakan pada lagu yang yang diperdengarkan, kemudian siswa mulai mengikuti untuk menyesuaikan lagu yang diputarkan guru dan gerakan yang guru contohkan di depan mereka. Pada tahap ini siswa akan di asah kemampuan musikalnya dalam ear training, dengan mengasah kemampuan musikal melalui indera pendengaran siswa, siswa akan dilatih dalam kepekaan pada indra pendengaran mereka. Lebih spesifik pada tahap ini, siswa dilatih dengan merasakandan mengamati tempo pada lagu yang diputar, dengan menggunakan gerakan-gerakan tangan yang dicontohkan oleh guru, seperti menggunakan ketukan. Menurut Benward yang dikutip oleh Sumaryanto 2005:5, kemampuan pendengaran merupakan gabungan dari faktor kebiasaan dan pembawaan. Faktor kebiasaan dapat dikembangkan melalui latihan teratur, sedangkan faktor pembawaan murni berasal dari kemampuan diri yang berupa bakat musikalitas. Dalam proses mempelajari sebuah lagu perlu ditanamkan pengertian tentang rasa iramaritme, agar siswa dapat menyanyikan sebuah lagu dengan irama yang sesuai. Selain itu perlu ditanamkan juga pengertian tentang bayangan memori nada, interval, dan melodi sehingga tidak mengalami kesulitan dalam menyanyikan sebuah lagu dengan benar. Dari penjelasan di atas dengan proses pembelajaran secara real di lapangan bisa dikatakan sesuai, karena dalam hal ear training dengan menggunakan lagu atau dengan mempelajari sebuah lagu, guru menanamkan tentang rasa irama dan ritme, dengan menggunakan gerakan- gerakan yang sesuai dengan irama dan tempo lagu, sehingga siswa dilatih agar bisa menyanyikan lagu dengan irama yang sesuai. Setelah melatih kepekaan indera pendengaran siswa ear training, guru melanjutkan ke materi selanjutnya. Pada tahap ini siswa masih tetap dilatih kepekaan pada indera pendengaran mereka, namun dalam hal ini ear training dikombinasikan bersama sight singing atau bernyanyi. Jadi, ear training dilakukan bersama-sama dengan sight singing. Lalu guru memainkan akor dan melodi lagu “Merrily We Roll Along” dan siswa menyanyikan melodinya dengan artikulasi La-la-la. Setelah mengasah kemampuan indra pendengaran ear training kemudian di lanjutkan kombinasi dengan bernyanyi sight singing, selanjutnya guru melanjutkan dengan bermain playing. Bermain playing disini adalah memainkan alat musik piano. Proses guru dalam menerangkan harus rinci dan sedetail mungkin, agar siswa benar-benar paham dengan apa yang disampaikan guru. Dengan membuat suasana yang menyenangkan, guru juga mengarahkan siwa dalam mempraktikan penjarian, dan membaca dengan ikut menyanyikan notasinya, sehingga selain siswa melatih motorik pada jari-jarinnya, tapi siswa juga dilatih untuk sight reading, dan ear training dengan suasana yang menyenangkan dalam bermain alat musik piano playing. Langkah awal memulai pembelajaran piano, anak diajarkan tentang penomoran jari tangan kanan dan tangan kiri, LH yaitu Left Hand tangan kiri dan RH yaitu Right Hand tangan kanan. Setelah siswa memahami tentang penomoran jari, selanjutnya guru akan menyebutkan masing-masing nomor jari pada kedua tangan dan siswa menunjukkannya. Selanjutnya guru menunjukkan keyboard panel dan mencontohkan cara menekan tuts dalam piano. Sebebelum menekan tuts guru mengajarkan bentuk tangan saat berada diatas tuts yaitu seperti tangan saat menggenggam bola. Guru menunjukkan tuts yang akan ditekan dengan menggunakan nomor jari seperti yang tampak pada keyboard panel. Guru menerangkan nada-nada yang ada pada piano, bagian kiri paling rendah hingga bagian kanan yang paling tinggi. Siswa diberi arahan oleh guru untuk duduk di posisi tengah dekat dengan Middle C. Pada keyboard panel terdapat tuts yang berwarna hitam dan putih, disini siswa belum memainkann lagu menggunakan tuts putih tetapi menggunakan tuts hitam dengan menggunakan posisi jari 2 3 untuk tangan kanan dan tangan kiri secara bergantian untuk melatih kelenturan jari siswa. Selanjutnya siswa mulai dikenalkan dengan irama atau ketukan. Nada yang pertama dikenalkan yaitu quarter note atau not seperempat dengan panjang 1 hitungan lalu menggunakan posisi jari 2 3 4 untuk tangan kanan dan kiri dan masih menggunakan tuts hitam. Pada posisi ini, siswa mulai dikenalkan dengan half note atau not setengah dengan panjang 2 hitungan. Lagu yang dimainkan adalah “Merrily We Roll Along”. Menyesuaikan tahap playing, siswa juga diajarkan membaca sight reading notasi pada repertoire yang ada dihadapan mereka, dengan membaca maka anak akan terbiasa dengan notasi untuk melatih sight reading mereka, selain itu anak akan mendapatkan pengalaman mengenali notasi balok yang memiliki bunyi ketika dimainkan di alat musik piano. Bentuk notasi yang diajarkan berupa not setengah dan not seperempat dengan penomoran jari 2 3 4 namun belum memakai garis paranada, Karena siswa masih belajar tentang ritme atau ketukan. Jadi siswa akan diajarkan nama not dan penomoran jari 1 2 3 4 5 pada tahap selanjutnya. Dengan adanya ear training untuk mengasah pendengaran, sight singing, sight reading, untuk mengasah kepekaan solfege siswa, ditambah dan dikemas dengan playing, agar motorik siswa juga terlatih, ini yang menunjang kepekaan musikal siswa menjadi semakin baik. Selanjutnya, tahap pemberian tugas bertujuan untuk lebih memantapkan penguasaan siswa terhadap bahan materi yang telah dipelajari. Untuk mencapai hasil yang diinginkan membutuhkan kemauan yang kuat untuk berlatih. Tahap pemberian tugas juga penting dalam menunjang agar siswa mampu memahami materi dari guru. Menurut hasil penelitian pemberian tugas dilakukan dengan cara mengulang materi yang sudah pernah diajarkan secara berulang-ulang dan akan dibahas pada pertemuan berikutnya. Tugas yang diberikan yaitu memberikan nama mutlak not pada lagu yang akan dimainkan seperti nada C, D, E, F, G. Maestro Music School menggunakan metode pembelajaran yang ada pada umumnya yaitu metode ceramah, metode tanya jawab, metode demonstrasi, dan metode latihan. Di dalam metode tersebut terdapat metode solfegio dan imitation. Selain metode tersebut Maestro Music School juga menerapkan metode membaca not sight reading tanpa menggunakan garis paranada. Metode ini diterapakan pada siswa tingkat dasar atau anak-anak untuk mengenalkan ritmik atau nilai nada pada not seperempat dan not setengah yang bernilai 1 ketuk dan 2 ketuk dengan penjarian 2 3 4 pada tuts hitam yaitu nada F G A menggunakan tangan kanan dan kiri. Setelah siswa mengetahui nilai not dan penajriannya, siswa mulai dikenalkan dengan nama mutlak. Metode ceramah digunakan untuk memberikan keterangan secara lisan, berkomunikasi dan menyampaikan materi oleh guru. Karena pada pembelajaran piano tidak hanya praktek yang diajarkan tetapi ada juga teori musiknya. Guru menerangkan materi dan siswa mendengarkan secara teliti kemudian lansung dipraktekkan. Dari hasil penelitian metode ceramah ini dilakukan tidak hanya dalam penyampaian materi saja tetapi digunakan sebagai alat untuk memberikan motivasi pada siswa agar siswa semangat dalam belajar dan dapat menumbuhkan rasa percaya diri dan juga membangun komunikasi antara guru dan murid seperti yang dilakukan Bapak Handoko di Maestro Music School sehingga murid merasa nyaman jika diajar oleh beliau. Metode tanya jawab digunakan seorang guru untuk memperjelas materi- materi yang belum dipahami oleh siswa selama pembelajaran. Metode tanya jawab hampir sama dengan metode ceramah, karena penyampaiannya menggunakan lisan, hanya saja pada metode ini siswa juga ikut serta berfikir agar penjelasan dari guru dapat dipahami siswa. Metode ini digunakan agar siswa berperan aktif dalam pembelajaran piano di Maestro Music School. Pada pembelajaran piano di Maestro Music School Semarang guru selalu mendemonstrasikan cara menekan tuts pada piano yang benar, yang pada awalnya siswa menekan tuts memakai tiga jari setelah bisa sedikit demi sedikit siswa diajarkan menekan tuts menggunakan sepuluh jari. Selain itu guru juga mendemonstrasikan penjarian dengan menggunakan tangan kanan terlebih dahulu diikuti dengan tangan kiri sebagai pemanasan agar jari tidak kaku. Metode imitation digunakan pada metode demonstrasi, yaitu siswa menirukan apa yang guru mainkan. Metode latihan sangat diperlukan dalam pembelajaran musik apalagi praktek. Pembelajaran piano di Maestro Music School Semarang biasanya dilakukan 4x pertemuan dalam sebulan, atau satu kali dalam seminggu. Menurut bapak Handoko pembelajaran piano dalam sekali seminggu dirasa kurang efektif apalagi daya tangkap siswa berbeda-beda, ada yang kuat dan ada yang lemah jadi siswapun akan mudah lupa dengan materi yang sudah diberikan, jika tidak dilatih kembali di rumah. Di Maestro Music School, materi yang diberikan kepada siswa berdasarkan kurikulum yaitu dengan menyesuaikan usia dan tingkatan atau grade siswa. Pada pembelajaran piano ada 7 grade. Grade yang paling dasar yaitu Preparatory Preliminary Grade selajutnya Grade 1, Grade 2, Grade 3, Grade 4, Grade 5 dan Grade 6. Ada beberapa buku piano yang digunakan di Maestro Music School yaitu : 1Alfred, 2Hanon, 3Czerny, 4John Thompson, 5Beyer, 6 Bach dan 7ABRSM Royal Sesuai penelitian, dengan mengambil subjek penelitian pada siswa tingkat dasar atau preparatory grade, buku yang digunakan yaitu buku Alfred Lesson Book Level 1 A. Menurut kurikulum Maestro Music School buku Alfred ini adalah buku yang paling sesuai untuk diajarkan kepada siswa tingkat dasar atau anak- anak usia 4 sampai 5 tahun. Di dalam buku tersebut siswa diajarkan tentang bentuk dan jenis piano, cara duduk dalam bermain alat musik piano, cara memainkan piano, bentuk jari saat menekan tuts, penjarian 2 3, 2 3 4, penjarian 1 2 3 4 5, penomoran jari dan cara membaca not pada garis paranada. Langkah awal memulai pembelajaran piano, anak dijelaskan tentang bentuk dan jenis piano. Ada beberapa jenis piano yang dicontohkan di dalam buku yaitu Digital Piano, Spinet Piano, Upright Piano dan Grand Piano. Jenis piano tersebut adalah piano yang sering dijumpai pada sekolah musik, di gereja atau pada acara-acara musik klasik. Seperti yang terdapat di Maestro Music School ada Digital Piano dan Upright Piano. Gambar 4.4 Sikap duduk dan macam bentuk piano Alfred’s Basic Piano Setelah siswa dijelaskan tentang bentuk dan jenis piano, selanjutnya siswa diajarkan tentang posisi duduk dan posisi tangan yang benar saat bermain piano seperti yang dijelaskan pada gambar di atas. Berlanjut pada penomoran jari tangan kanan dan tangan kiri, LH yaitu Left Hand tangan kiri dan RH yaitu Right Hand tangan kanan. Penomoran jari pada tangan kanan dan kiri dimulai dari ibu jari yang bernomor 1, jari telunjuk nomor 2, jari tengah nomor 3, jari manis nomor 4 dan jari kelingking nomor 5. Gambar 4.5 Penomoran jari tangan kanan dan kiri Alfred’s Basic Piano Tahap setelah penjarian siswa diajarkan tentang cara menekan tuts pada piano yaitu berbentuk seperti tangan saat menggenggam bola. Guru menunjukkan tuts yang akan ditekan dengan menggunakan nomor jari seperti yang tampak pada keyboard panel. Guru menerangkan nada-nada yang ada pada piano, bagian kiri paling rendah hingga bagian kanan yang paling tinggi. Siswa diberi arahan oleh guru untuk duduk di posisi tengah dekat dengan Middle C. Gambar 4.6 Papan Keyboard atau Keyboard Panel Alfred’s Basic Piano Pada keyboard panel terdapat tuts yang berwarna hitam dan putih, disini siswa belum memainkann lagu menggunakan tuts putih tetapi menggunakan tuts hitam dengan menggunakan posisi jari 2 3 untuk tangan kanan dan tangan kiri secara bergantian untuk melatih kelenturan jari siswa. Selanjutnya siswa mulai dikenalkan dengan irama atau ketukan. Nada yang pertama dikenalkan yaitu quarter note atau not seperempat dengan panjang 1 hitungan lalu menggunakan posisi jari 2 3 4 untuk tangan kanan dan kiri dan masih menggunakan tuts hitam. Pada posisi ini, siswa mulai dikenalkan dengan half note atau not setengah dengan panjang 2 hitungan. Lagu yang dimainkan adalah “Merrily We Roll Along”. Pada lagu ini terdiri dari dua bagian, bagian pertama menggunakan penjarian 2 3 4 tangan kiri LH dan pada bagian kedua menggunakan penjarian 2 3 4 tangan kanan RH. Bagian terakhir dari lagu ini siswa dikenalkan dengan Whole Note atau not utuh yang memiliki nilai 4 ketukan. Menyesuaikan tahap playing, siswa juga diajarkan membaca sight reading notasi pada repertoire yang ada dihadapan mereka, dengan membaca maka anak akan terbiasa dengan notasi untuk melatih sight reading mereka, selain itu anak akan mendapatkan pengalaman mengenali notasi balok yang memiliki bunyi ketika dimainkan di alat musik piano. Bentuk notasi yang diajarkan berupa not setengah dan not seperempat dengan penomoran jari 2 3 4 namun belum memakai garis paranada, Karena siswa masih belajar tentang ritme atau ketukan. Jadi siswa akan diajarkan nama not dan penomoran jari 1 2 3 4 5 pada tahap selanjutnya. Pada tahap awal pembelajaran, Di dalam buku Alfred dibagi dua, pada bagian pertama siswa diajarkan membaca not tanpa menggunakan garis paranada dan pada bagian kedua siswa mulai diajarkan membaca not pada garis paranada dan mulai diajarkan bermain dengan dua tangan. Lagu-lagu yang dimainkan yaitu lagu dengan notasi yang sederhana dengan jangkauan lima jari. Berikut adalah foto lagu berjudul “Merilly We Roll Along” dengan menggunakan penjarian 2 3 4. Gambar 4.7 Part 1 Lagu “Merrily We Roll Along” Alfred’s Basic Piano Gambar 4.8 Part 2 Lagu “Merrily We Roll Along” Alfred’s Basic Piano Media merupakan alat yang menjadi peranan penting untuk menunjang proses belajar mengajar dan tanpa adanya media proses belajar mengajar tidak akan berjalan dengan lancar. Untuk memperlancar pembelajaran pembelajaran piano di Maestro Music School menggunakan tempat belajar yang nyaman dan menggunakan alat belajar yang bagus. Dimana tempat ini yang nantinya dipergunakan untuk menyampaikan materi dan sebagai tempat terjadinya proses belajar mengajar. Maestro Music School memiliki dua ruang piano, yang terletak di lantai 1 setelah ruang gitar akustik. Proses kegiatan mengajar, Pak Handoko menggunakan Digital Piano dan Upright Piano Yamaha. Alat musik ini cukup menunjang untuk pembelajaran piano pada siswa tingkat dasar. Gambar 4.9 Upright PianoYamaha, sebagai penunjang pembelajaran piano. Foto Dean A. Winata, Oktober 2014 Gambar 4.10 Digital Piano Yamaha Arius, sebagai penunjang pembelajaran. Foto Dean A. Winata, Oktober 2014 Maestro Music School membuka kelas piano setiap hari senin sampai sabtu pukul 13.00 hingga pukul 20.00. Pembelajaran berlangsung sebanyak 4x dalam sebulan. Alokasi waktu yang disediakan adalah 45 menit ini cukup efektif untuk pembelajaran piano. Sarana penunjang pembelajaran merupakan alat penunjang yang digunakan dalam proses belajar mengajar seperti: kaset CD, speaker, VCD player, alat praktik, dan ruang belajar. Dalam pembelajaran piano di Maestro Music School sarana pembelajaran yang ada sudah cukup memadahi. Sarana penunjang yang digunakan saat pembelajaran piano yaitu ruang belajar yang baik. Dalam ruang belajar terdapat Piano Digital dan Upright Piano Yamaha, seperangkat speaker Simbadda, dan DVD Player GMC. Foto 4.11 DVD Player GMC digunakan sebagai media Foto Dean A. Winata, Oktober 2014

4.4 Evaluasi Pembelajaran Piano Untuk Siswa Tingkat Dasar di Maestro