48
4.  Uji Autokorelasi Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi
linier  ada  korelasi  antara  kesalahan  pengganggu  pada  periode  t  dengan kesalahan  pengganggu  pada  periode  t-1  sebelumnya.  Jika  terjadi  korelasi,
maka  dinamakan  ada  problem  autukorelasi.  Autokorelasi  muncul  karena observasi  yang  berurutan  sepanjang  waktu  berkaitan  satu  sama  lainnya
Ghozali,2005:95.  Pengujian  dilakukan  dengan  membandingkan  nilai Durbin-Watson  DW  dalam  tabel  Durbin-Watson  d.    Pada  uji  ini  disebut
tidak  terjadi  autokorelasi  jika  hasil  uji  Durbin  Watson  DW  disekitar  angka 1,55
– 2,46 Wijaya,2009:123. Hasil pengujian tersebut adalah Lampiran 8, Durbin Watson :
Tabel 4.9 Hasil Uji Autokorelasi
Model  Summary
b
1,688 Model
1 Durbin-
Wat son Dependent  Variable: Return Saham
b.
Sumber : Data Sekunder yang diolah
Hasil  pengujian  autokorelasi  diperoleh  nilai  DW  =  1,688  karena  nilai 1,688 diantara nilai 1,55
– 2,46 , maka tidak terjadi autokorelasi
4.3. Hasil Analisis Regresi Berganda
Analisis regresi  berganda digunakan untuk mengetahui pengaruh  variabel bebas  terhadap  variabel  tidak  bebas  terikat  atas  perubahan  dari  setiap
peningkatan  atau  penurunan  variabel  bebas  yang  akan  mempengaruhi  variabel
49
terikat.  Hasil perhitungan regresi dengan menggunakan program SPSS 13  dapat dilihat pada tabel  berikut  ini Lampiran 8, tabel  coefficients, kolom  standardized
coefficients, Beta : Tabel 4.10
Hasil Regresi
Coeffi cients
a
-,208 ,223
-,862 1,140
-,131 ,435
,193 ,391
Constant Insider Ownership
Kebijakan Hutang Model
1 B
St d.  Error Unstandardized
Coef f icients Beta
St andardized Coef f icients
Dependent  Variable: Return Saham a.
Sumber : Data Sekunder yang diolah Dari  tabel  4.10  dari  persamaan  regresi,  maka  dapat  dianalisa  sebagai
berikut: Y =
– 0,208 – 0,862 X
1
+ 0,435 X
2
1.  Konstanta = – 0,208 menunjukkan angka negatif yang artinya, bila tidak ada
variabel  Insider  Ownership  dan  Kebijakan  Hutang,  maka  Return  Saham sebesar
– 0,208 atau – 20,8. 2.  Koefisien b
1
= – 0,862 menunjukkan angka negatif yang artinya bahwa setiap
peningkatan Insider Ownership 1 lembar saham oleh orang dalam, maka akan diikuti oleh penurunan Return Saham sebesar
– 0,862 atau  – 86,2. 3.  Koefisien  b
2
=    0,435  menunjukkan  angka  positif  yang  artinya  bahwa  setiap peningkatan Kebijakan Hutang  Rp. 1 oleh manajemen perusahaan, maka akan
diikuti oleh peningkatan Return Saham sebesar  sebesar  0,435 atau 43,5.
50
4.4. Uji
–  t  Uji Parsial
Uji –  t  digunakan  untuk  mengetahui  pengaruh  variabel  bebas  terhadap
variabel  tidak  bebas  secara  satu  per  satu.  Hasil  pengujian  tersebut  adalah Lampiran 8, tabel coefficients, kolom t dan sig. :
Tabel 4.11 Hasil Uji
– t
Coeffici ents
a
-,933 ,358
-,756 ,455
2,254 ,032
Constant Insider Ownership
Kebijakan Hut ang Model
1 t
Sig.
Dependent  Variable:  Ret urn Saham a.
Sumber : Data Sekunder yang diolah
1.  Hasil pengujian hipotesis H
1
melalui uji – t diperoleh angka – 0,756 dengan
nilai  signifikansi  sebesar  0,455.  Karena  tingkat  signifikansi   0,05,  maka
hipotesis  yang  menyatakan  Insider  Ownership  berpengaruh  terhadap  Return Saham ditolak.
2.  Hasil  pengujian  hipotesis  H
2
melalui  uji – t diperoleh angka  2,254 dengan
nilai  signifikansi  sebesar  0,032.  Karena  tingkat  signifikansi   0,05,  maka
hipotesis  yang  menyatakan  Kebijakan  Hutang  berpengaruh  terhadap  Return Saham diterima.
4.5. Uji
–  F  Uji Simultan
Uji –  F  digunakan  untuk  mengetahui  pengaruh  variabel  bebas  terhadap
variabel  tidak  bebas  secara  simultan  bersama-sama.  Hasil  pengujian  tersebut adalah Lampiran 8, tabel anova, kolom F dan sig. :
51
Tabel 4.12 Hasil Uji
– F
ANOVA
b
2,773 2
1,386 2,570
,093
a
16,186 30
,540 18,959
32 Regression
Residual Total
Model 1
Sum  of Squares
df Mean Square
F Sig.
Predictors:  Const ant, Kebijakan Hutang, Insider Ownership a.
Dependent  Variable: Return Saham b.
Sumber : Data Sekunder yang diolah
Hasil  pengujian  hipotesis  H
3
melalui  uji –  F  diperoleh  angka    2,570
dengan  nilai  signifikansi  sebesar  0,093.  Karena  tingkat  signifikansi   0,05,
maka  hipotesis  yang  menyatakan  ada  pengaruh  signifikan  antara  Insider Ownership dan Kebijakan Hutang terhadap Return Saham secara simultan ditolak.
4.6. Koefisien Determinasi